Konsep Konseling Realita
Konseling individual adalah bantuan yang diberikan oleh konselor kepada seorang siswa dengan tujuan berkembangnya potensi siswa, mampu mengatasi maslah sendiri, dan dapat menyesuaikan secara positif (Willis, 2004: 35). Adapun tujuan dari konseling inidividual adalah untuk menumbuhkan, mengembangkan, dan membantu yang membutuhkannya (Willis, 2004:2). Dengan adanya tujuan konseling maka dapat menumbuhkan, mengembangkan, dan membantu individu diharapkan individu dapat menyelesaikan semua masalah yang dihadapi.
Dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai pengertian konseling realita, karaktistik konseling realita, tujuan konseling realita, tahapan konseling realita, peran konselor dan teknik-teknik konseling realita.
Konseling realita merupakan suatu bentuk pertolongan yang praktis, relatif sederhana dan bentuk bantuan langsung kepada konseli yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing atau konselor di sekolah dalam rangka mengembangkan dan membina kepribadian/kesehatan mental konseli secara sukses, dengan cara memberi tanggung jawab kepada konseli yang bersangkutan. Terapi realitas lebih menekankan masa kini, maka dalam memberikan bantuan tidak perlu melacak sejauh mungkin pada masa lalunya, sehingga yang paling penting di sini adalah mengenai bagaimana konseli dapat memperoleh kesuksesan pada masa yang akan datang.
Konseling realita merupakan konsep konseling yang menekankan pada tanggung jawab konseli dalam menyikapi keadaannya sekarang. Pendekatan konseling realita tidak terpaku pada kejadian-kejadian di masa lalu, namun lebih mendorong konseli untuk menghadapi realitanya dengan menekankan pada pengubahan tingkah laku yang lebih bertanggungjawab dengan merencanakan dan melakukan tindakan-tindakan tersebut. Corey (2007:263) mengatakan “inti dari konseling realitas adalah penerimaan tanggung jawab pribadi yang dipersamakan dengan kesehatan mental.” Konseling realita didasarkan pada pencegahan terhadap konseli yang mengasumsikan tanggung jawab pribadi bagi kesuksesan dirinya sendiri. Glasser (dalam Gibson 2011: 222) mengatakan “terapi realitas berfokus pada masa kini dan berusaha membuat klien paham kalau pada esensinya semua tidakan adalah pilihan untuk memenuhi kebutuhan dasar.” Penerimaan tanggung jawab ini mampu membantu konseli mencapai kematangan dirinya dengan mengandalkan dukungan internal. Konseling realita menitikberatkan kepentingannya dalam membuat perencanaan agar konseli dapat terdorong memperbaiki perilakunya sendiri.
Dalam pemenuhan tanggung jawab, tidak diperkenankan untuk mengganggu hak-hak orang lain yang seharusnya dia dapatkan. Dengan kata lain, orang tersebut harus menunjukan tingkah laku yang tepat dan menghindari tingkah laku yang salah. Penerimaan seseorang terhadap tanggung jawab pribadinya harus dilakukan sesuai dengan norma-norma yang berlaku, adat-istiadat, serta nilai-nilai kehidupan. Setiap individu harus memenuhi tanggung jawabnya sesuai dengan perannya dalam kehidupan. Setiap individu memiliki peran yang berbeda-beda sehingga mereka juga memiliki tanggung jawab yang berbeda. Pemenuhan tanggung jawab akan membuat individu merasa puas dan bangga terhadap kehidupannya, untuk itu setiap individu berusaha agar tanggung jawabnya dapat terpenuhi dengan baik. Setiap individu memiliki cara-cara yang berbeda untuk memenuhi tanggung jawab mereka, baik cara yang sesuai norma maupun dengan merampas hak-hak orang lain. Namun seharusnya pemenuhan tanggung jawab pribadi dilakukan dengan tidak merampas hak-hak orang lain. Meskipun tanggung jawab pribadi dapat terpenuhi namun hal tersebut akan menyebabkan kerugian pada orang lain. Untuk itulah seharusnya dalam pemenuhan tanggung jawab harus sesuai norma yang berlaku, adat-istiadat, serta nilai-nilai kehidupan agar tidak mengganggu kehidupan orang lain.
Referensi
https://lib.unnes.ac.id/17348/1/1301406027.pdf