Apa yang dimaksud Koherensi?

Apa yang dimaksud Koherensi ?

Apa yang dimaksud Koherensi ?

Pengertian koherensi tidak terlepas pada bahasa, keutuhan wacana lebih banyak ditentukan oleh kesatuan maknanya, sedangkan kesatuan makna hanya terjadi bila dalam wacana tersebut terdapat sarana-sarana koherensi yang mampu mempertalikan kalimat-kalimat dalam wacana. Pentingnya isi suatu wacana merupakan sarana yang ampuh dalam pencapaian koherensi di dalam wacana berarti pertalian pengertian yang lain (Henry Guntur Tarigan, 1993).

Sarana koherensi wacana dapat berupa referensi dan inferensi yang berfungsi memperjelaskan dan mempertalikan makna kalimat dalam wacana. Referensi merupakan ungkapan kebahasaan yang dipakai seorang pembicara untuk mengacu kalimat-kalimat yang dibicarakan itu. Inferensi merupakan proses yang dilakukan oleh pembicara atau pendengar untuk memahami makna yang secara harafiah tidak terdapat dalam wacana yang diungkapkan (Moeliono, 1988).

Penanda koherensi diwujudkan dalam bentuk kata yang muncul dalam sebuah wacana. Penanda tersebut menggabungkan antara dua klausa atau lebih unsur bahasa dalam sebuah wacana yang menimbulkan makna sebab akibat. Penanda-penanda koherensi itu antara lain :

  • Penanda koherensi yang bermakna sebab-akibat

  • Penanda koherensi yang bersifat penekanan

  • Penanda koherensi yang bermakna lokasi/ kala

  • Penanda koherensi yang bermakna penambahan

  • Penanda koherensi yang bermakna penyimpulan

  • Penanda koherensi yang bermakna contoh atau misal

  • Penanda koherensi yang bermakna pertentangan

Contoh yang menunjukkan penanda koherensi adalah sebagai berikut :

Kang mangka njatane Karmanto mbage kawegatene marang Sukati lan Prihati. Deweke tansah mbudidaya murih bisa gawe senenge Prihati lan uga Sukati mulane uga bandjur dadi tjewet. (h. 20) ‘Yang pada kenyataannya Karmanto membagi segala perhatiannyanya kepada Sukati dan Prihati. dia ingin membinanya supaya bisa membuat senang Prihati dan juga Sukati yang kemudian menjadi benci’

Contoh di atas terdapat kekoherensifan yaitu adanya hubungan penambahan lan, ‘dan’ uga ‘juga’ adanya penghubung kata ganti dheweke ‘dia’, dan adanya penghubung koherensi yang bersifat seri/ rentetan yakni uga bandjur ‘juga kemudian’.

Trask (1999) memberikan definisi mengenai koherensi yaitu “Coherence is the degree to which a piece of discourse „makes sense‟.” Setiap kalimat dalam suatu wacana harus saling berkaitan, logis, dan memiliki makna.

Menurut Tanskanen (2006) bahwa " Coherence can be perceived and communication is more likely to be successful if the receiver’s background knowledge is sufficient for making an interpretation". Jadi koherensi dapat dirasakan dan komunikasi lebih mungkin berhasil jika latar belakang pengetahuan penerima cukup untuk membuat interpretasi.

Hal serupa diungkapkan oleh Collins-COBUILD English Dictonary (1995) bahwa " Coherence is a state or situation in which all the part or ideas fit together well so that they form a united whole." Penjelasan tersebut menyubutkan bahwa koherensi adalah keadaan atau situasi di mana semua bagian atau ide sesuai dengan baik sehingga mereka membentuk suatu kesatuan yang bersatu.

Menurut Halliday dan Hasan (1976) bahwa “Coherence is the coherence of text with its context of situation.” Jadi koherensi adalah koherensi teks dengan konteksnya situasi. Menurut Schmidt antara kohesi dan koherensi saling berkaitan erat. Pendapat mengenai pengertian koherensi menurut Trask sejalan dengan pengertian menurut Schmidt bahwa koherensi menunjukkan adanya kelogisan dalam susunan kalimat.

Schmidt (1995) menjelaskan mengenai koherensi adalah “Coherence is a synonym for cohesion, but it relates more to the order and consistency of ideas and statements and it means that all parts of a piece of writing are clearly related to one another in a logical sequence.” Koherensi merupakan serangkaian tulisan dengan urutan yang jelas, logis, dan sistematis antar setiap kalimatnya dan semua bagian dalam wacana tersebut saling berkaitan dengan makna saling mengikat dan memiliki kepaduan.

Dari empat definisi yang dikemukaan di atas teridentifikasi bahwa ada empat syarat koherensi yaitu:

  1. memberikan kualitas makna dalam suatu wacana,
  2. memberikan pemahaman dalam komunikasi,
  3. adanya unsur yang saling menguatkan membentuk satu kesatuan, dan
  4. kosistensi gagasan yang saling berkaitan membentuk urutan yang logis.