Apa yang Dimaksud Dialektologi?

image
Hidup di tempat yang berdekatan bukan berarti akan memiliki bahasa yang sama persis. Perbedaan dalam megucapkan kata sering ditemukan dalam masayarakat dengan bahasa Ibu yang sama, namun karena suatu hal yang menyebabkan perbedaan dalam pengucapan ataupun berbeda dalam penamaan sebuh benda. Pada ilmu linguistik, kasus seperti ini biasanya diberi nama perbedaan dialek.

Apa itu dialektologi?

Dialektologi merupakan cabang ilmu terapan linguistik yang mempelajari tentang dialek. Hal yang dipelajari tersebut merupakan variasi bahasa di antara dan di dalam komunitas tertentu. Dalam hal ini, variasi bahasa penting dipelajari karena Indonesia memiliki banyak sekali bahasa daerah. Hal ini tentu saja dapat menandakan bahwa banyak pula variasi bahasa yang terdapat di Indonesia. Variasi bahasa tersebut dapat timbul disebabkan jarak wilayah yang jauh dari pusat bahasa aslinya sehingga dapat dikatakan bahasa yang digunakan sama, tetapi bisa saja ada kosakata ataupun intonasi yang berbeda. Selain itu, variasi bahasa juga dapat terjadi karena terdapat wilayah yang terisolasi faktor alam.

Hal ini dapat menyebabkan bahasa antara satu daerah dengan daerah lainnya berbeda walaupun jarak wilayah tidak terlalu jauh. Faktor alam yang menyebabkan daerah terisolasi adalah adanya jurang, gunung, sungai, dan lain sebagainya. Bahkan, bisa juga variasi bahasa muncul karena adanya kontak sosial antara komunitas tertentu di suatu daerah dengan komunitas lainnya di daerah yang berbeda. Biasanya, kontak sosial ini dapat melahirkan variasi bahasa yang terbentuk dari asimilasi dua atau lebih bahasa.

Dalam dialektologi, variasi bahasa tersebut tidak hanya ditampilkan melalui penjabaran terkait aspek kebahasaan saja. Akan tetapi, variasi bahasa tersebut akan juga dijabarkan dengan menggunakan peta bahasa. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah melihat kondisi kebahasaan di suatu daerah. Variasi bahasa tersebut dalam peta bahasa dipisahkan oleh yang namanya garis isoglos. Berkas isoglos tersebut akan menjadi pembeda antara bahasa di suatu daerah dengan daerah lain di sekitarnya. Secara tidak langsung, dengan hanya melihat peta bahasa, kondisi kebahasaan di suatu daerah akan tampak jelas dan mudah untuk ditafsirkan lebih mendalam. Namun, sebelum data variasi bahasa di

J.K. Chambers dan Peter Trudgill (2004: 14-15) mengungkapkan bahwa hingga pertengahan abad ke-19, karakteristik dialek masih mengandalkan pola intuitif yang sederhana. Hal tersebut dirasa kurang cukup untuk menandingi kemajuan dalam ilmu bahasa lainnya yang menjadi penggerak disiplin ilmu linguistik modern. Usaha awal sistem observasi perbedaan dialek adalah dengan cara sistem menjawab langsung. Dalam hal ini, lembaga yang mempelajari bahasa daerah dengan mencari perbedaan dialek adalah Neogrammarian. Neogrammarian adalah sekolah linguistik Jerman yang kemudian menjadi Universitas Leipzig.
image
Berdasarkan hipotesis Neogrammarian, ditemukan hubungan timbal balik dari
banyak bahasa daerah dan modern yang mulai diteliti untuk mencari prinsip umum perubahan bahasa. Salah satu dasar dari penelitan Neogrammarian adalah menjelaskan Verner’s Law . Hukum Verner atau Verner’s Law adalah pernyataan kondisi fonologi yang menentukan kelas kata bahasa Jerman. Selain itu, ada pula Grimm’s Law yang menemukan pernyataan bahwa perubahan secara fonologis berasal dari Proto-Indo-Eropa ke dialek Jerman. Penemuan hipotesis tersebut membuat semua perubahan bunyi diatur oleh kaidah. Prinsip dari Neogrammarian menyatakan bahwa perubahan bunyi tidak dapat terhindarkan. Dengan adanya hipotesis tersebut, bukti dialek akan menjadi relevan atau saling berhubungan satu dengan yang lain.

Kumpulan dari metode untuk mengumpulkan bukti sistem perbedaan dialek berkembang menjadi dialek geografi atau sekarang biasa disebut dialektologi. Dalam hal ini, dialektologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang variasi bahasa dengan berbagai metodologi. Hasil awal dialektologis tampak pada pengungkapan banyak pernyataan mengenai tidak terhindarkannya perubahan bunyi sejak terungkapnya hal yang tidak sejenis dan tidak dapat

dibayangkan sebelumnya. Kemudian, hal yang tidak sejenis tersebut terlihat hampir secara acak pada daerah sekitarnya di beberapa kasus yang memberikan ketidakkonsistenan jawaban dari beberapa pertanyaan. Tidak hanya itu, terkadang wujud ketidakkonsistenan jawaban responden terjadi dari hari ke hari. Perubahan seperti itu membuat hal tersebut menjadi fokus dari teori linguistik.

Reaksi awal dari orang yang menggeluti geografi dialek terlihat dari adanya kecurigaan yang besar terhadap teori linguistik. Kecurigaan tersebut muncul karena teori umum linguistik kurang memberikan penjelasan terkait perubahan bahasa yang dialektologis temui pada saat penelitian lapangan. Di banyak kasus, geografi dialek jarang melibatkan persoalan linguistik umum.

Kemudian, dialektologi dan linguistik pada akhirnya menghasilkan sedikit kontak antara yang satu dengan yang lainnya. Usaha penggabungan penelitian dialektologi dengan menggunakan struktur dan generatif linguistik memancing sesuatu hal yang baru. Hal tersebut terbukti dari adanya pengenalan bahwa ilmu yang mempelajari variasi bahasa dapat dibentuk bersamaan dengan mempelajari dialek sebagai sumber variasi data. Pengenalan tersebut membuat dialektologi termasuk ke dalam salah satu cabang linguistik, khususnya mengenai ilmu yang mempelajari variasi bahasa.