Apa yang dimaksud dengan Yaum Al-Jaza’ atau Hari Pembalasan ?

Hari Pembalasan

Yaum al-Jaza (hari pembalasan) merupakan hari di mana semua manusia akan mendapatkan balasan atas perbuatan yang sudah dilakukan di dunia. Apa yang dimaksud dengan Yaum Al-Jaza’ atau Hari Pembalasan ?

Sebagaimana jamak diketahui, bahwa segala perbuatan baik dan buruk yang dilakukan manusia di dunia akan diberi ganjaran atau balasan dari Allah swt. Setelah manusia meninggal, kemudian dibangkitkan di hari akhir atau hari kiamat, manusia akan diperlihatkan amal baik dan buruknya, untuk setelah itu diberikan balasan atau ganjaran atasnya. Oleh karena itu, hari kiamat juga sering disebut dengan yaum al-jazâ’ (hari pembalasan).

Dalam al-Quran, Allah swt., berfirman dalam QS. al-Mu’min [40]: 17:

“Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah swt., amat cepat hisabnya.”

Ayat di atas menunjukkan bahwa pada hari pembalasan nanti, manusia akan diberi balasan dengan adil, tidak dirugikan sama sekali. Tidak ada yang terlewat atau ditambah-tambahkan, apakah itu perbuatan baik atau perbuatan buruk.

Wahbah al-Zuẖaylî dalam kitab tafsirnya, al-Tafsîr al-Wasîṭ, memberikan gambaran tentang jenis-jenis balasan (nau’ al-jazâ’) pada hari pembalasan nanti, yaitu meliputi balasan baik dan balasan buruk. Hal ini juga berkaitan dengan firman Allah swt. dalam QS. al-Zalzalah [99]: 7-8:

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.”

Dalam tafsir singkat Kementerian Agama RI, ayat di atas ditafsiri dengan penjelasan berikut. Disebutkan bahwa Allah merincikan balasan amal masing- masing. Siapa saja yang berlaku atau beramal baik, walaupun hanya seberat atom niscaya akan diterima balasannya, demikian pula yang beramal jahat, meskipun hanya seberat atom akan merasakan balasannya.

Referensi :

  • Abī Ṭāhir Muḥammad ibn Ya‘qūb al-Fayrūz Abādī, Tanwîr al-Miqbas min Tafsîr ibn ‘Abbâs, cet. ke-1, (Beirut: Dâral-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1992)
  • Wahbah al-Zuẖailî, al-Tafsîr al-Wasîṯ, cet. ke-1, (Damaskus: Dâr al-Fikr, 2007).