Apa yang dimaksud dengan Vitamin?

Vitamin

Vita berarti hidup, vitamin berupa penghidupan. Dengan demikian vitamin merupakan zat organik yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dan menjaga fungsi normal tubuh dan tidak dapat dibentuk di dalam tubuh. Vitamin merupakan zat gizi esensial. Vitamin berfungsi untuk mengatur proses metabolisme, dan apabila kekurangan vitamin akan menimbulkan penyakit defensiensi atau hipovitaminosis.

1 Like

Vitamin adalah suatu zat organik yang tidak dapat dibuat oleh tubuh, tetapi diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan tubuh dan pemeliharaan kesehatan. Dari sudut faat, vitamin bekerja sebagai katalisator. Beberapa vitamin turut dalam reaksi-reaksi enzim sehingga didapat suatu proses metabolisme yang normal. Vitamin dapat dikelompokkan dalam dua golongan besar, yaitu :

Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak


1. Vitamin A

Vitamin A hanya terdapat dalam tubuh hewan, seperti minyak ikan, hati, dan lain-lain. Tetapi dalam tumbuh-tumbuhan terdapat suatu zat yang menyerupai vitamin A yang biasa disebut karoten. Setelah sampai dihati karoten diubah menjadi vitamin A, karena itu karoten disebut provitamin A. Guna vitamin A bagi tubuh :

  • Sebagai bahan untuk membuat rodopsin yang diperlukan dalam proses penglihatan
  • Untuk pemeliharaan jaringan pelapis
  • Untuk membantu proses pertumbuhan tubuh.

Beberapa gangguan akibat kekurangan vitamin A adalah :

  • Gangguan penglihatan
  • Perubahan-perubahan pada jaringan epitel
  • Mengganggu pertumbuhan tubuh

Sembilan puluh lima persen dari cadangan vitamin A disimpan oleh tubuh di dalam hati.

2. Vitamin D

Dikenal 4 macam vitamin D, yaitu vitamin D2, D3, D6 dan D5. Vitamin D2 terdapat dalam tumbuhh-tumbuhan dan disebut dengan kalsiferaol, sedangkan vitamin D3 terdapat dalam tubuh hewan dan dikenal dengan ergosterol, yang bila kena matahari (sinar ultra violet)akan berubah menjadi vitamin D aktif. Vitamin D tidak begitu pentingartinya di negara yang beriklim tropis karena agak jarang ditemukan penyakit karena kekurangan vitamin ini, kecuali di beberapa tempat tertentu.

Guna vitamin D dalam tubuh adalah :

  • Mengatur metabolisme garam
  • Mendorong penyerapan garam dan fosfor
  • Mengatur pembentukan garam fosfor dalam tubuh yang digunakan untuk pengerasan tulang

Kekurangan vitamin D mengakibatkan penyakit rakhitis, tulang menjadi lunak sehingga mudah berubah bentuk.

3. Vitamin E

Vitamin E dianggap berpengaruh pada kesanggupan untuk mengadakan keturunan. Hewan coba yang kekurangan vitamin E menjadi mandul. Hewan betina yang kekurangan vitamin ini sel-sel telurnya akan terdegenerasi, sedangkan hewan-hewan jantan akan berakibat pada penghambatan pembentukan sel jantan. (sperma)

4. Vitamin K

Vitamin K penting artinya dalam proses pembekuan darah, karena vitamin ini mempengaruhi pembentukan protrombine dalam hati. Jika kekurangan vitamin ini maka protrombin dalam darah akan berkurang, akibatnya jika mengalami luka pembekuan darah akan terhambat dan luka sukar menutup. Sayuran berhijau daun dan hati banyak mengandung vitamin K.

Vitamin-vitamin yang larut dalam air


1. Vitamin C (asam askorbat)

Vitamin C dalam tubuh berguna dalam pembentukan dan pemeliharaan yang menghubungkan sel-sel dari berbagai jaringan. Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan kelemahan dinding-dinding kapiler darah sehingga mempermudah perdarahan. Selain itu juga dapat berpengaruh pada pembentukan sel-sel darah, susunan tulang, gusi dan gigi, serta pemeliharaan kadar hemoglobin darah.

Penyakit skorbut, diakibatkan oleh kekurangan vitamin C. Vitamin ini banyak terdapat dalam buah-buahan yang yang masak. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kadar vitamin C dalam makanan antara lain adalah :

  • Bahan makanan yang terlalu lama disimpan
  • Bahan makanan yang dijemur dibawah sinar matahari
  • Pemanasan yang terlalu lama

2. Vitamin B kompleks

Vitamin-vitamin yang termasuk dalam kelompok vitamin B kompleks
yaitu :

  • Vitamin B1 (tiamin)
    Guna vitamin B1 bagi tubuh ialah :

    • Ikut serta dalam metabolisme karbohidrat
    • Mengatur air dalam jaringan tubuh
    • Memperbaiki pengeluaran getah cerna

    Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan kurangnya nafsu makan, terjadi gangguan pencernaan. Kekurangan dalam jumlah yang banyak akan menyebabkan penyakit beri-beri. Vitamin B1 banyak terdapat pada beras pecah kulit, kacang hijau dan sayu-sayuran.

  • Vitamin B2
    Vitamin ini berguna untuk pernafasan antar sel. Selain itu juga berguna untuk pemeliharaan jaringan saraf, jaringan pelapis, kulit , dan kornea mata. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan gangguan pada pertumbuhan anak, gangguan jaringan tubuuh. Terjadi luka pada bibir dan sudut mulut (Seilosis). Banyak terdapat dalam buah, sayur, kacang-kacangan.

  • Asam Nikotin (niasin)
    Niasin terdapat dalam enzim yang turut dalam peristiwa oksidasi dan reduksi dalam tubuh. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan penyekit pelagra yang ditandai dengan kulit yang pecah-pecah, gangguan pencernaan, dan sistem saraf. Banyak terdapat dalam daging, sayur-sayuran, dan kacang-kacangan.

  • Vitamin B6 (piridoksin)
    Vitamin ini berguna untuk membantu metabolisme protein. Piridoksin terdapat dalam enzim yang memecah protein menjadi asam- asam amino. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan anemia, seilosis.

  • Asam pantotenat
    Asam pantotenat diperlukan untuk sintesis lemak dan sterol

  • Vitamin B12
    Vitamin B12 diperlukan untuk pembentukan darah merah.
    Vitamin ini terdapat dalam daging.

  • Koline
    Kolin digunakan untuk metabolisme dan pengangkutan lemak. Dalam tubuh kolin dapat dibuat dari metionine. Kekurangan kolin akan mempermudah penumpukan lemak. Kekurangan kolin biasanya karena
    kurang konsumsi protein hewani dan bisa juga karena sering mengkonsumsi alkohol.

  • Asam folat
    Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia.

Vitamin


Vitamin merupakan salah satu zat yang paling dibutuhkan oleh tubuh manusia, karena itu kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita serta memungkinkan fungsi-fungsi tubuh tidak berfungsi secara maksimal. Berbagai vitamin memang tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh manusia, oleh karena itu, tubuh perlu asupan dari makanan dan buah-buahan untuk mendapatkan vitamin tersebut.

Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya terdapat 2 vitamin yang larut dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin lainnya, yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat larut dalam lemak.

Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh.

Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus (Yuniastuti, Ari. 2008).

Vitamin yang larut dalam lemak:
  • Vitamin A
    Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam hari, dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh.Vitamin ini bersifat mudah rusak oleh paparan panas, cahaya matahari, dan udara.

    Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin A, antara lain susu, ikan, sayur-sayuran (terutama yang berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-buahan (terutama yang berwarna merah dan kuning, seperti cabai merah, wortel, pisang, dan pepaya).

  • Vitamin D
    Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet).
    Sumber vitamin D banyak ditemukan pada makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya, seperti keju.

  • Vitamin E
    Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami.

    Sumber vitamin E banyak ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur, kecambah, ragi, havermut dan minyak tumbuh-tumbuhan.

  • Vitamin K
    Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang baik dan penutupan luka. Selain itu, vitamin K juga berperan sebagai kofaktor enzim untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat.
    Oleh karena itu, penting untuk banyak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin K yang baik bagi pemenuhan kebutuhan di dalam tubuh. Sel darah merah, terbentuk sempurna oleh kontribusi vitamin B, C, dan E, serta asam para- aminobenzoat.Sumber vitamin K antara lain susu, kuning telur, dan sayuran segar.

    Vitamin yang larut dalam air:
    
  • Vitamin C
    Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya.

    Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit.

    Sumber vitamin C antara lain buah jeruk, tomat, nanas, arbei, kangkung, kentang, cabai hijau, selada hijau, jambu biji.

  • Vitamin B
    Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam metabolisme di dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas. Hal ini terkait dengan peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai senyawa koenzim yang dapat meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi. Beberapa jenis vitamin yang tergolong dalam kelompok vitamin B ini juga berperan dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit).
    Sumber utama vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan, dan sayur-sayuran hijau.

  • Vitamin B1
    Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu jenis vitamin yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari. Di samping itu, vitamin B1 juga membantu proses metabolisme protein dan lemak.

    Sumber vitamin B1 berasal dari jantung, hati, ginjal, beras, ragi, gandum, kedelai, susu, kacang tanah dan kacang-kacangan.

  • Vitamin B2
    Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme di tubuh manusia. Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu kompenen koenzimflavin mononukleotida (flavin mononucleotide, FMN) dan flavin adenine dinukleotida (adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi energi bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku.

    Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, dan susu.

  • Vitamin B3
    Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan penting dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar
    dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini.

    Vitamin B3 termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang manis.

  • Vitamin B6
    Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh.

    Sumber vitamin B6 banyak terdapat di dalam beras, jagung, kacang-kacangan, hati, ragi, daging, dan ikan

  • Vitamin B12
    Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya khusus diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu, vegetarian sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA, pembentukkan platelet darah.

    Sumber makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12 adalah telur, hati, dan daging.

Vitamin adalah senyawa yang diperlukan untuk kehidupan, yang tidak dapat dibentuk sendiri oleh organisme hewan walaupun diperlukan dalam jumlah kecil untuk metabolisme. Kebanyakan vitamin adalah prekursor koenzim dan pada beberapa hal juga prekursor bahan pembawa sinyal. Kebutuhan tubuh akan vitamin tergantung dari jenisnya dan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan keadaan fisiologis seperti kehamilan, menyususi, kerja berat tubuh dan cara konsumsi makanan.

Dengan cara makan yang sehat, kebutuhan vitamin setiap hari dapat terpenuhi. Sebaliknya kekurangan makan, salah makan, atau juga gangguan penyerapan yang mengakibatkan kurangnya pemasukan vitamin dapat mengakibatkan hipovitaminosis, dan yang lebih ekstrim lagi adalah keadaan avitaminosis. Juga pada penggunaan obat yang menyebabkan flora usus mati dapat diatasi dengan perbaikan makanan dan pemberian vitamin dalam bentuk obat. Pemberian vitamin yang berlebihan mengakibatkan hipervitaminosis dengan gejala keracunan dan hanya terjadi pada vitamin A dan D. Pada umumnya kelebihan vitamin A segera dikeluarkan kembali melalui urin.

Berdasarkan kelarutannya, vitamin terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

  1. Vitamin larut lemak (fat soluble vitamin)
    Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K. Vitamin yang larut dalam lipid (larut-lemak) merupakan molekul hidrofobik apolar, secara kimia vitamin-vitamin tersebut termasuk ke dalam kelompok isoprenoid. Vitamin larut lemak dpat diserap dengan efisien jika terdapat penyerapan lemak yang normal. Begitu diserap, molekul vitamin tersebut harus diangkut di dalam darah seperti halnya lipid apolar yang lain, yaitu dalam lipoprotein atau terikat dengan protein pengikat yang spesifik. Vitamin yang larut-lemak mempunyai berbagai fungsi, misalnya vitamin A: pada penglihatan, vitamin D: berperan pada metabolisme kalsium fosfat, vitamin E: sebagai sebagai antioksidan dan vitamin K: berperan dalam pembekuan darah.

  2. Vitamin larut air (water soluble vitamin)
    Diantara vitamin-vitamin yang larut dalam air, dikenali keadaan defisiensi berikut ini :

    • Penyakit beri-beri (defisiensi tiamin)
    • Keilosis, glositis,sebore, dan fotofobia (defisiensi riboflavin)
    • Pellagra (defisiensi niasin)
    • Neuritis perifer (defisiensi piridoksin)
    • Anemia megaloblastik, asiduria metilmalonat
    • dan anemia pernisiosa (defisiensi kobalamin)
    • Anemia megaloblastik (defisiensi asam folat)
    • Penyakit skorbut / skurvi (defisiensi asam askorbat)

    Vitamin yang larut di dalam air kelompok dari vitamin B kompleks merupakan kofaktor dalam berbagai reaksi enzimatik yang terdapat di dalam tubuh kita. Vitamin B yang penting bagi nutrisi manusia adalah :

    • Tiamin (vitamin B1)
    • Riboflavin (vitamin B2)
    • Niasin (asam nikotinat ,nikotinamida, vitamin B3)
    • Asam pantotenat vitamin B5)
    • Vitamin B6 (piridoksin, pridoksal, piridoksamin)
    • Biotin
    • Vitamin B12 (kobalamin)
    • Asam folat

    Karena kelarutannya dalam air, kelebihan vitamin ini akan diekskresikan ke dalam urin dan dengan demikian jarang tertimbun dalam konsentrasi yang toksik. Penyimpanan vitamin B kompleks bersifat terbatas (kecuali kobalamin) sebagai akibatnya vitamin B kompleks harus dikonsumsi secara teratur.

Referensi
  1. Setyawati, V dan Hartini, E. 2018. Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Deepublish CV. Budi Utama.
  2. Triana, Vivi. 2006. Macam-macam Vitamin dan Fungsinya dalam Tubuh Manusia. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 1 (1) : 40-47.

Menurut Budi Sutomo dan Gatot Ibrahim (2009), vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil. Di dalam tubuh, vitamin berfungsi sebagai zat pengatur dan pemelihara jaringan tubuh. Ada dua jenis vitamin. Pertama, vitamin yang larut dalam lemak, yakni vitamin A, D, E, dan K. Kedua, vitamin yang larut dalam air, yakni vitamin B1, B2, B3, B5, B6, B12, folat, biotin, dan vitamin C).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), vitamin adalah zat yang sangat penting untuk tubuh manusia dan hewan untuk perkembangan dan pertumbuhan. Ada bermacam-macam jenis dan kegunaannya, seperti vitamin A, B, C, D, dan sebagainya. Vitamin sangat dibutuhkan oleh tubuh, walaupun dalam jumlah kecil. Vitamin tidak dapat memberikan energi dan tidak dapat dihilangkan, karena sangat dibutuhkan agar fungsi tubuh tetap normal. Maka dari itu, makanan yang dikonsumsi harus mengandung vitamin.

Jenis-Jenis Vitamin

Ada 13 jenis vitamin yang bisa dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu vitamin yang larut dalam lemak, terdiri dari vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K; dan vitamin yang larut dalam air tidak tersimpan dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama yang artinya vitamin jenis ini perlu dikonsumsi secara teratur. Kebanyakan vitamin jenis ini adalah vitamin B yang berperan sebagai energi untuk metabolisme. Thiamin, Riboflavin, Niacin, Pyridoxine, Folic Acid, dan vitamin C juga termasuk jenis ini (Koes Irianto, 2009).

  1. Vitamin A

    Vitamin A ditemukan oleh E. McCollum dan M. Davis (1913). Retinol ini mempunyai fungsi yang sangat unik, yaitu dapat menghalau buta senja. Dalam sel-sel balok dari retina mata, retinol membentuk senyawa kompleks dengan opsin (protein yang tidak berwarna, dibentuk dari vitamin aldehida dengan pencahayaan pada pigmen visual), setelah sebuah enzim isomerase mengubah trans-retinol menjadi cis-retinol. E. Mc Collum dan M. Davis (1913) adalah sebagai penulis dan dikutip oleh Koes Irianto (2009).

    Telah lama dikenal beberapa persenyawaan dengan aktivitas vitamin A, misalnya vitamin A1 yang terdapat dalam jaringan mamalia dan ikan laut, vitamin A2 pada ikan air tawar. Vitamin A hanya terdapat dalam jaringan hewani dan tidak terdapat pada tumbuh-tumbuhan. Akan tetapi, banyak tumbuh-tumbuhan mengandung pigmen yang disebut karotin yang dapat diubah menjadi vitamin A dalam tubuh hewan. Berbagai macam sayuran dan buah-buahan merupakan sumber pro-vitamin A dengan konsentrasi tergantung dari macam, derajat kematangan, cara menyimpan dan faktor-faktor lain.

    Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin A diantaranya: hati, kuning telur, susu, minyak ikan, mentega, keju; sedangkan yang mengandung banyak pro-vitamin A: sayuran yang berupa daun seperti bayam dan kankung, wortel, papaya matang, tomat, ubi merah, minyak kelapa sawit, dan lain-lain (Koes Irianto, 2009).

    Kekurangan vitamin A tahap awal menyebabkan reaksi yang lambat terhadap sinar diikuti dengan buta senja, keratomalasia (luka pada kornea) dan kebutaan. Selain itu vitamin A juga penting dalam reproduksi, kesehatan kulit, kekebalan tubuh, dan pembuatan sel darah merah.

    Pemberian vitamin A yang berlebihan akan merupakan racun bagi tubuh. Gejala-gejala kelebihan vitamin A sebagai berikut:

    • Rambut menjadi kering dan rontok,
    • Kulit kering dan kasar,
    • Bibir pecah-pecah,
    • Rambut mata rontok.
  2. Vitamin B

    Vitamin B dapat dibedakan antara lain menjadi vitamin B1 yang ditemukan oleh R.J. Williams (1936), vitamin B2 (vitamin G) yang ditemukan oleh P.Gyorgy dan R. Khun (1993), vitamin B3, vitamin B6, vitamin B7, vitamin B11, dan vitamin B12 (Koes Irianto, 2009).

    • Vitamin B1 (Tiamin)
      Vitamin B1 merupakan salah satu bagian dari vitamin B yang mempunyai peranan utama dalam oksidasi lemak, karbohidrat, dan asam amino, terutama karbohidrat. Vitamin B1 juga penting untuk sel-sel saraf agar berfungsi dengan baik. Sumber utama vitamin B1 adalah padi-padian utuh atau bekatul (bagian luar dari beras yang terlebas menjadi serbuk halus pada proses penggilingan beras), hati, limpa, ragi.
      Kekurangan vitamin B1 menyebabkan penyakit beri-beri, dengan tanda-tanda bengkak di kaki dan tangan, dan kelumpuhan kaki dan lengan.

    • Vitamin B2 (Riboflavin)
      Vitamin B2 disebut juga riboflavin, merupakan salah satu bagian dari vitamin B kompleks yang mempunyai peranan utama dalam oksidasi lemak, karbohidrat, dan asam amino. Vitamin B2 terdapat dimana-mana dalam alam. Daging, hati, ragi, susu, keju, telur, kacang-kacangan, dan sayur mayur yang berupa daun merupakan sumber vitamin B2 yang baik. Susu sapi mengandung kira-kira 5 kali lebih banyak vitamin B2 dibandingkan dengan air susu ibu (Koes Irianto, 2009). Gejala klinis defisiensi vitamin B2 akan timbul bilamana:

      • Makanan sehari-hari tidak cukup mengandung vitamin B2,
      • Keperluan vitamin B2 meningkat, misalnya pada pertumbuhan yang cepat, wanita hamil atau yang sedang menyusui, suhu tubuh yang tinggi.

      Kekurangan vitamin B2 menyebabkan angular stomatitis (luka diujung bibir), sariawan, radang lidah.

    • Vitamin B3 (Niasin)
      Vitamin B3 disebut juga dengan niasin merupakan salah satu bagian dari vitamin B kompleks yang berperan untuk membantu melepas energi dalam karbohidrat, lemak, dan protein. Selain itu juga berperan dalam kesehatan kulit, membantu sistem fungsi sistem saraf. Sumber utama vitamin B3 adalah semua bahan makanan sumber protein, sereal, kopi, teh. Kekurangan vitamin B3 dapat menyebabkan penyakit pellagra. Salah satu gejala pellagra adalah keretakan kulit yang mirip dengan terbakar sinar matahari, retak, berkerak dan bersisik. Selain itu kekurangan vitamin B3 dapat menimbulkan gejala seperti luka sariwawan, depresi, diare, pening, kelelahan, sakit kepala, gangguan pencernaan, insomnia, dan nyeri anggota badan.

    • Vitamin B5 (Asam Pantotenat)
      Asam pantotenat sebagai ko-enzim merupakan factor yang penting dalam memajukan pertumbuhan ragi, tumbuhan hijau dan jasad renik (mikroorganisme). Dalam proses kimia pun banyak pengaruhnya sebagai pengankut pecahan-pecahan 2 atom karbon (gugus asentil) dalam metabolisme tubuh. Begitu juga perannya dalam perombakan karbohidrat dan dalam pembentukan asam amino tertentu bagi sintesis protein.
      Vitamin B5 merupakan komponen struktur koenzim-A yang berperan dalam proses oksidasi sel dan memilhara tingkat gula darah yang normal. Kekurangan vitamin B5 menyebabkan radang kulit, nafsu makan menurun, dan insomnia (sulit tidur). Sumber vitamin B5 adalah ragi, hati, kuning telur, daging, buah- buahan, dan sayur-sayuran. Gejala defisiensi asam pantotenat pada manusia belum dikemukakan, tetapi baru dicobakan pada tikus (Koes Irianto, 2009).

    • Vitamin B6 (Piridoksin)
      Tergolong dalam vitamin B6 adalah salah satu vitamin yang larut dalam air dan merupakan salah satu bagian dari vitamin B komplek yang berfungsi penting membantu mempertahankan fungsi saraf dan juga berperan dalam pembentukan sel darah merah. Vitamin B6 terdapat dalam berbagai bahan makanan seperti daging, telur, hati, ikan, sayuran hijau, beras, susu. Karena vitamin B6 terdapat banyak dalam bahan makanan, maka keadaan defisiensi tidak mudah terjadi. Cengeng, mudah kaget dan kejang merupakan gejala klinis defisiensi vitamin B6 (Koes Irianto, 2009).

    • Vitamin B9 (Floasin)
      Asam folat berupa kristal berwarna kuning dan dapat dilarutkan dalam air. Hati, ginjal, daging, telur, daging ayam, ragi, ikan, roti, nasi, tepung, ragi dan jamur merupakan sumber asam folat akan tetapi terdapat juga pada sayuran hijau. Kadar asam folat dalam susu kambung rendah hingga bayi yang hanya dapat susu kambing sebagai makanannya akan menderita defisiensi. Asam folat untuk sebagian akan hilang jika bahan makanan dimasak atau oleh pengaruh sinar. Tanda-tanda defisiensi asam folat dapat terjadi pada bayi yang hanya dapat susu kambing sebagai makanan tunggal, dan adakalanya pada ibu yang sedang mengandung. Bayi yang baru dilahirkan mempunyai persediaan asam folat untuk 3-6 bulan. Persediaan tersebut lambat-laun menurun karena dari susu, apalagi jika diberikan susu kambing tambahannya, tidak mencukup kebutuhan. Tanda-tanda defisiensi timbul lebih cepat pada bayi yang bertumbuh cepat, pada prematur, dan pada bayi dengan gangguan resorpsi (Koes Irianto, 2009).

    • Vitamin B12 (Sianokobalamin)
      Vitamin B12 merupakan salah satu vitamin larut dalam air yang berfungsi dalam menjaga aktivitas sistem saraf pusat, metabolisme sel dalam pelepasan energi, dan pembentukan darah. Vitamin B12 terdapat hanya dalam bahan makanan berasal hewan. Sumber vitamin B12 adalah makanan hewani seperti produk susu, daging, ikan, unggas, dan telur. Akan tetapi walaupun kacang kedelai tidak mengandungnya, pada tempe terdapat vitamin B12. Defisiensi vitamin B12 dapat timbul pada mereka yang pantang makan daging (vegetarian), karena makanannya tidak mengandung vitamin tersebut.

  3. Vitamin C
    Vitamin C ditemukan oleh A. Sient, P.Gyorgy dan G. King (1932). Vitamin C sesuai struktur kimianya disebut juga asam askorbat merupakan vitamin yang tergolong vitamin yang paling sederhana, dapat dilarutkan dalam air dan mudah dihancurkan oleh suhu tinggi, mudah teroksidasi oleh oksigen udara atau sedikit tembaga. Sayur mayur dan buah-buahan, terutama jeruk, tomat, bayam, kubis, kentang merupakan sumber vitamin C yang baik.

    Banyak ahli mengatakan, bahwa vitamin C merupakan salah satu nutrisi (proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh) yang paling aman dan efektif. Mungkin bukan untuk mengobati, tetapi dapat membantu untuk mencegah komplikasi penyakit yang serius. (Koes Irianto, 2009).

    Kegunaan vitamin C termasuk untuk perlindungan terhadap kekurangan sistem kekebalan tubuh, masalah mata dan bahkan kesehatan kulit. Seorang peneliti dari Universiry of Michigan, Mark Moyad, MD., MPH mengatakan, bahwa vitamin C mendapatkan pengakuan yang sangat tinggi dengan alasan yang sangat baik. Tingginya kadar vitamin C dalam darah, mungkin menjadi acuan untuk kesehatan yang baik secara umum (Koes Irianto, 2009).

    Untuk yang paling baik tentunya adalah meningkatkan konsumsi vitamin C yang berasal dari bahan alami, seperti buah dan sayuran. Moyad (seperti dikutip Koes Irianto, 2009) mengatakan hanya 10-20% orang dewasa yang dapat memenuhi vitamin C dari sumber alami. Tapi, seorang juru bicara American Dietetic Association menyarankan agar lebih mengusahakan vitamin C dari diet alami dengan 9 porsi buah-buahan dan sayuran, karena selain vitamin C, kita dapat menerima berbagai manfaat dari kandungan lainnya, seperti berbagai vitamin lainnya, berbagai mineral yang baik untuk pencegahan penyakit dan kesehatan secara umum.

    Berdasarkan beberapa penelitian terbaru, vitamin C dikatakan dapat memberikan beberapa keuntungan bagi kesehatan kita pada keadaan:

    • Stres.
    • Flu. Vitamin C dapat membatu menurunkan risiko terjadinya komplikasi yang lebih serius.
    • Stroke. Dalam suatu penelitian terbaru dari American Journal of Clinical Nutrion mengatakan, bahwa konsentrasi vitamin C yang lebih tinggi dalam darah dihubungkan dengan 42 persen lebih rendah berisiko terkena stroke.
    • Vitamin C dihubungkan dengan rendahnya kemungkinan kulit berkeriput, kulit kering dan penampuilan kulit yang lebih baik (Koes Irianto, 2009).

    Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan alami yang larut dalam air yang paling efektif. Vitamin C dapat bertindak sebagai antioksidan primer dan sekunder. Fungsi penting lainnya dari vitamin C adalah memperkuat dinding saluran pembuluh darah, sehingga dapat mencegah sariawan, wasir, atau varises. Vitamin C juga berperan dalam penyembuhan luka, serta daya tahan tubuh melawan infeksi dan stress.

    Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air, sehingga jika ada kelebihan tidak bisa disimpan di tubuh, tetapi akan dibuang melalui ginjal. Terlalu banyak mengkonsumsi vitamin C akan menyebabkan nyeri pada lambung dan bahkan menyababkan diare. Hal ini disebabkan karena vitamin C yang bersifat asam.

  4. Vitamin D
    Vitamin D ditemukan oleh E. McCollum (1922). Vitamin D terdapat dalam susu, ikan dan minyak ikan bersama dengan vitamin A, kuning telur, hati, ragi, dan sinar ultraviolet (Koes Irianto, 2009). Defisiensi vitamin mengakibatkan penyakit rakitis dan kadang- kadang tetani. Sangat jarang ditemukan rakitis bawaan, pertumbuhan yang cepat misalnya pada masa bayi merupakan faktor tambahan yang penting bagi terjadinya penyakit rakhitis. Penyakit tulang yang disebabkan kekurangan vitamin D. Kekurangan vitamin D akan menyebabkan tulang menjadi tidak keras. Pada penderita rakitis terlihat bagian kaki melengkung menyerupai huruf X atau huruf O (Koes Irianto, 2009).

    Sebuah studi baru menemukan, bahwa kekurangan vitamin D dapat mendorong ketidakmampuan para orang lanjut usia. Vitamin D dapat diperoleh dari makanan dan diproduksi alami dalam tubuh melalui paparan pada sinar matahari, memainkan peran penting dalam kesehatan tulang dan fungsi otot, serta membantu dalam perlindungan terhadap diabetes, kanker, flu. Kira-kira 25 persen manusia berusia di atas 60 tahun memiliki kadar rendah vitamin D, menurut laporan para peneliti dalam Journal of Gerontology: Medical Sciences edisi April 2007.

  5. Vitamin E
    Vitamin E adalah vitamin yang larut dalam lemak yang menjaga agar saraf dalam otot bekerja dengan baik. Vitamin E membantu agar bisa berjalan lurus, mengerakan bola mata, menekuk dan meluruskan jari. Vitamin E tidak hanya membantu kerja saraf, vitamin ini juga berfungsi sebagai antioksidan. Pada saat kita bernafas, vitamin E juga melindungi paru-paru dari polusi (Kristin Petrie, 2007).

    Vitamin E terdapat pada tauge, kacang-kacangan, mentega, wortel, selada, bayam, biji bunga matahari, dan biji gandum. Sedangkan telur, mentega, dan susu sapi tidak mengandung banyak vitamin E. Air susu ibu (ASI) mengandung lebih banyak vitamin E. Defisiensi vitamin E jarang sekali ditemukan, oleh sebab makanan sehari-hari biasanya mengandung cukup vitamin tersebut. Pada binatang, percobaan defisiensi vitamin E menyebabkan kemandulan, baik pada betina maupun jantan (Koes Irianto, 2009).

  6. Vitamin F (Asam Lemak Esensial)
    Pengetahuan tentang vitamin F masih sedikit dan baru di akui sebagai asam lemak esensial. Vitamin F banyak ditemukan di dalam minyak zaitun, minyak jagung, minyak bunga matahari, kedelai, wijen, kacang-kacangan dan biji-bijian (seperti kacang polong, walnut, sesame dan biji matahari). Selain itu, juga menemukan kandungan vitamin F di dalam buah, daging dan ikan (seperti salmon, dan tuna). (Koes Irianto, 2009). Ditemukan pada sebagian besar gandung dan biji-bijian, terutama biji rami. Fungsi vitamin F adalah:

    • Sangat penting untuk sistem peredaran darah karena membantu mengurangi kolesterol yang terlalu banyak.
    • Mencegah penyakit jantung.

    Bila tubuh kekurangan vitamin F, maka dapat mengakibatkan kerusakan pada fungsi kerja jantung, ginjal, hati, kerontokan rambut, timbulnya penyakit kulit, gangguan penglihatan, mudah terinfeksi, dan keringat berlebihan.

  7. Vitamin H (Biotin)
    Vitamin H yang merupakan salah satu anggota kompleks vitamin B. Defisiensi biotin yang timbul, perubahan patologis (gangguan yang menghambat) pada kulit dan lidah, berkurangnya nafsu makan, rasa mual dan terjadi anemia ringan dengan perasaan letih, lelas, dan tertekan . Fungsi biotin dalam memajukan pertumbuhan dan pernafasan sel belum lengkap, tetapi dalam metabolisme karbohidrat mempunyai peranan yang memadai bagi manusia kehadiran biotin dalam makanan adalah mutlak. Oleh karena biotin terdapat di hampir semua jaringan tumbuhan dan hewan (kombinasi dengan protein), maka terjadilah defisiensi biotin secara alamiah dalam tubuh manusia jarang ditemukan (Koes Irianto, 2009). Ditemukan pada ragi, hati, kuning telur, kacang kedelai, dan beras merah. Fungsi biotin :

    • Membantu merawat kesehatan kulit.
    • Melindungi sistem kekebalan tubuh.
    • Sangat penting untuk metabolisme karbohidrat dan lemak.
  8. Vitamin K (Filokinon)
    Vitamin K dapat dilarutkan dalam lemak dan terdapat pada tumbuhan, seperti wortel, bayam, daun jelatang, kubis hijau. Ditemukan juga pada minyak hati ikan, ikan, telur susu, yoghurt, dan daging. Vitamin K diserap oleh usus bersama-sama lemak. Pada pembentukan protombin tubuh memerlukan vitamin K, hingga vitamin tersebut besar artinya pada proses pembentukan darah. Sangat penting dalam proses pembekuan darah, sehingga menjadi faktor utama dalam pertahanan melawan luka sistem peredaran darah. Penting dalam fungsi hati dan menyediakan energi ekstra untuk sel-sel tubuh. Adapun gejalanya ialah pendarahan pada lambung dan usus. Sehingga menyebabkan muntah darah dan bercak darah. Kadang-kadang juga dengan pendarahan dari hidung. Keadaan yang berat dapat menumbulkan kematian (Koes Irianto, 2009).

Vitamin adalah suatu senyawa organik yang terdapat di dalam makanan dalam jumlah sedikit dan dibutuhkan jumlah yang besar untuk fungsi metabolisme yang normal.

Vitamin dapat larut di dalam air dan lemak. Vitamin yang larut dalam lemak adalah Vitamin A, D, E, dan K dan yang larut di dalam air adalah vitamin B dan C (Dorland, 2006).