Virus berbeda dengan sel. Virus adalah benda mati, sedangkan sel adalah makhluk hidup. Semua sel mengandung genom untai-ganda DNA, sebaliknya virus mengandung genom DNA atau RNA yang dapat beruntai tunggal atau ganda. Elemen genetik virus ini tidak dapat bereplikasi tanpa sel inangnya. Genom virus jauh lebih sederhana dibandingkan genom sel prokariot. Virus bukan merupakan sel karena pada virus tidak dapat terjadi reaksi metabolism. Oleh sebab itu, virus bukan makhluk hidup. Virus jauh lebih sederhana dibandingkan sel. Virus pada dasarnya adalah “kumpulan molekul besar” yang statis dan stabil. Virus tidak dapat merubah atau menggantikan bagian komponennya sendiri. Ketika virus menginfeksi sebuah sel, virus membutuhkan atribut kunci dari sistem kehidupan sel yang diinfeksinya yaitu ‘replikasi’. Tidak seperti sel, virus tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan metabolisme. Meskipun virus memiliki genom, virus tidak mempunyai ribosom. Oleh sebab itu, untuk mensintesa protein virus tergantung pada mesin biosintesa sel yang diinfeksinya.
Virus bervariasi ukuran dan bentuknya. Ukuran diameter terkecil virus hanya sekitar 10 nm. Kebanyakan virus jauh lebih kecil dibandingkan sel prokariot yaitu sekitar 20 sampai 300 nm. Smallpox adalah virus terbesar yang berdiameter sekitar 200 nm (sekitar seukuran sel bakteri yang paling kecil). Poliovirus adalah salah satu virus yang terkecil yang hanya berdiameter 28 nm (sekitar seukuran ribosom). Oleh karena itu, virus tidak dapat dikarakterisasi dengan baik sampai ditemukan mikroskop elektron tahun 1930-an.
Bagaimanapun juga infeksi virus dapat mempunyai banyak pengaruh pada sel termasuk perubahan genetik yang dapat mempengaruhi kemampuan sel. Kebanyakan virus menyebabkan penyakit pada organisme yang diinfeksinya. Virus dikenal sebagai penyebab penyakit. Oleh sebab itu, virus adalah patogen bagi bakteri, tumbuhan, dan binatang. Beberapa virus mematikan seperti virus Ebola, human immunodeficiency virus (HIV) yang menyebabkan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS). Virus lainya adalah rhinovirus yang menyebabkan kedinginan. Virus selalu sulit untuk diklasifikasikan secara taksonomi normal. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa virus tidak dikelompokkan sebagai makhluk hidup karena virus tidak mempunyai perlengkapan metabolik untuk reproduksi. Virus tidak dapat bereproduksi secara bebas. Virus tidak dapat membuat protein, atau menghasilkan energi secara bebas. Dengan demikian, pada virus tidak ditemukan semua kebutuhan hidupnya.
Struktur Virus
Pada prinsipnya virus adalah kumpulan makromolekul. Virus didefinisikan secara paling sederhana sebagai material genetik yang dilingkupi protein coat ‘lapisan protein’. Ukuran material genetik (genom) virus jauh lebih kecil dibandingkan kebanyakan ukuran genom sel. Kebanyakan ukuran genom bakteri berkisar antara 1000-500 kilo base pairs ‘kbp’ dengan ukuran genom bakteri terkecil sekitar 500 kbp. Genom virus terbesar yang dikenal adalah mimivirus yang berukuran 1180 kbp dari untai-ganda DNA. Virus ini menginfeksi protest seperti amuba. Beberapa virus mempunyai ukuran genom yang sangat kecil yang mengandung kurang dari lima gen. Material genetik virus ini mengkode terutama protein yang berhubungan dengan fungsi virus.
Material genetik virus dapat berupa DNA atau RNA. Semua sel mengandung genom DNA untai-ganda. Sebaliknya, virus mempunyai satu tipe material genetik yaitu genom DNA atau genom RNA. Genom virus (DNA atau RNA) dapat berupa untai tunggal (single-stranded) atau untai ganda (double-stranded). Genom virus dapat diklasifikasikan menurut apakah asam nukleat dalam virion tersebut DNA atau RNA, selanjutnya dibagi lagi menjadi apakah untai asam nukleat tunggal atau ganda, linier atau sirkuler
Pada ‘dogma sentral’, informasi genetik berasal dari DNA bukan RNA. Pada beberapa virus terdapat pengecualian dari ‘dogma sentral’. Pada beberapa virus, informasi genetik dapat berasal dari RNA. Dengan kata lain, beberapa RNA virus dapat mengalami replikasi RNA atau transkripsi balik yaitu pembentukan DNA dari RNA, tetapi RNA virus tidak dapat mengalami translasi. Semua virus menggunakan ‘mesin translasi’ sel inangnya untuk mempuat protein komponen virus. Dengan demikian, mRNA virus harus dihasilkan dan ditanslasi pada ribosom sel inang.
Virus merupakan partikel sangat kecil yang tersusun dari asam nukleat dan protein. Keseluruhan partikel virus dinamakan virion. Pada inti virion terdapat asam nukleat yang dikelilingi capsid. capsid merupakan lapisan protein. Pada sebagian kecil virus, protein pada kapsid hanya satu jenis, tetapi pada kebanyakan virus mempunyai beberapa jenis protein yang bergabung dengan cara spesifik membentuk ‘rakitan’ yang dinamakan capsomeres. Capsomer adalah unit morfologi terkecil dari capsid yang dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Dengan demikian, lapisan protein pada capsid disusun dari sejumlah protein yang ditata dalam pola berulang mengelilingi asam nukleat.
Kombinasi asam nukleat dan capsid dinamakan nucleo capsid. Nukleokapsid ditata sangat simetris. Ketika struktur simetri nukleokapsid dirotasikan mengelilingi sumbu, bentuk yang sama terlihat pada sejumlah derajat rotasi. Dua jenis simetri dikenal pada virus yang berhubungan dengan dua bentuk utama virus yaitu berbentuk batang (rod) dan berbentuk bola (spherical).
Pada kebanyakan virus termasuk HIV mempunyai pelapis membran (membrane envelope) yang mengelilingi nukleokapsid. Pelapis membran ini terdiri dari lipid bilayer dengan protein biasanya glikoprotein yang tertanam di dalam membrane. Lipid membran virus berasal dari membran sel inang, sedangkan protein pada pelapis membran virus dikode oleh gen virus.
Kompleks lengkap asam nukleat dan protein dikemas dalam virion yang disebut nucleo capsid virus. Di dalam virion sering terdapat satu atau lebih enzim spesifik. Enzim tersebut memainkan peranan selama proses infeksi dan replikasi virus. Sebagai contoh beberapa bacteriophages mengandung enzim lysozyme yang digunakan untuk membuat lubang kecil pada dinding sel bakteri. Hal ini memungkinkan virus untuk menginjeksikan asam nukleatnya masuk ke dalam sitoplasma sel inang. Lysozyme juga dihasilkan dalam jumlah besar pada tahap akhir infeksi yang menyebabkan dinding sel bakteri lisis dan melepaskan virion baru.
Virus dapat dibedakan berdasarkan pada ada atau tidak adanya pelapis membran yang melapisi nukleokapsid. Beberapa nukleokapsid virus tidak dilapisi oleh pelapis membran. Virus demikian dinamakan naked virus. Beberapa virus lainnya memiliki pelapis membran yang mengelilingi nukleokapsidnya. Pelapis ini dikenal sebagai envelope ‘selubung’. Virus yang mempunyai envelope dinamakan enveloped virus.
Retrovirus adalah contoh dari enveloped virus. Pelapis membran pada virus merupakan komponen virion yang membuat kontak awal dengan host sel. Kespesifikan dari infeksi virus dan beberapa aspek penetrasi dikontrol oleh karakteristik dari pelapis membran virus ini. Protein pada pelapis membran yang spesifik penting untuk penempelan virion dengan sel inang selama infeksi atau untuk melepaskan virion dari sel inang setelah replikasi. Protein ini khas untuk setiap virus. Pada beberapa virus, terdapat protein transmembran yang menyatu dengan protein permukaan pada membran virus ini. Protein ini dinamakan juga protein spikes ‘paku protein’ yang membantu virus menempel pada permukaan sel inangnya.
Virus bervariasi ukuran, bentuk dan komposisi kimianya. Bentuk klasik virus yang paling sering dilihat di literatur adalah mempunyai capsid hexagonal dengan tonjolan berbentuk batang yang berfungsi untuk menempel pada sel inangnya. Virus diibaratkan seperti sebuah alat penyuntik (syringe). Alat penyuntik ini berfungsi untuk menginjeksikan asam nukleatnya ke sel inang. Bentuk, ukuran relatif dan tipe virus yang menginfeksi sel binatang terlihat pada gambar di bawah.
Tipe virus tersebut dikelompokkan berdasarkan ada tidak adanya selubung dan berdasarkan tipe material genetiknya. Virus yang tidak mempunyai selubung (nonenveloped) misalnya Parvovirus, Papovavirus, Adenovirus, dan Iridovirus, Picomavirus, Reovirus. Virus yang mempunyai selubung misalnya Hepadnavirus, Poxvirus, Herpesvirus, Herpeadalah, Togavirus, Rhabdovirus, Bunyavirus, Coronavirus, Orthomyxovirus, Arenavirus, Retrovirus, dan Paramyxovirus.
Asam nukleat virus dapat mengandung sedikitnya tiga gen atau beberapa ratus gen. Virus bukan merupakan sel karena pada virus tidak dapat terjadi reaksi metabolisme. Untuk membentuk virus baru, virus menginfeksi sel inangnya. Oleh sebab itu, virus bukan makhluk hidup. Virus yang menginfeksi sel prokariot biasanya dinamakan bacteriophages atau phages. Apa yang kita ketahui tentang biokimia, kebanyakan berasal dari studi virus dan bacteriophages dan interaksinya dengan sel yang diinfeksinya. Sebagai contoh, intron pertama kali ditemukan pada adenovirus manusia. Virus sering dinamakan sebagai parasit tingkat genetik Walaupun virus selama ini telah dianggap sebagai parasit tingkat genetik, tetapi sekarang virus dimodifikasi untuk digunakan sebagai terapi gen.
Klasifikasi Virus Menurut ICTV
Bentuk keseluruhan virus bermacam-macam. Banyak karakteristik yang membedakan antara satu virus dengan virus lainnya. Salah satu karakteristiknya adalah apakah virus mempunyai DNA atau RNA, apakah DNA atau RNAnya beruntai tunggal atau ganda. Pada tahun 2012 telah dikenal 2.618 spesies virus. Menurut International Commitee Taxonomy of Viruses (ICTV), virus dikelompokkan menjadi 7 grup yaitu :
DNA Virus
|
|
Group I |
virus yang memiliki double-stranded DNA |
Group II |
virus yang memiliki single-stranded DNA |
RNA Virus
|
|
Group III |
virus yang memiliki double-stranded RNA |
Group IV |
virus yang memiliki positive-sense single-stranded RNA |
Group V |
virus yang memiliki negative-sense single-stranded RNA |
Group VI |
virus yang memiliki single-stranded RNA dan replikasi menggunakan riverse transcriptase
|
Group VII |
virus yang memiliki double-stranded RNA dan replikasi menggunakan reverse transcriptase
|