Apa yang dimaksud dengan Virus?

Virus

Virus adalah parasit mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus akan diekspresikan menjadi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.

Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).

Virus adalah mikroorganisme, atau mikroba, atau makhluk yang sangat kecil, bahkan jauh lebih kecil dibanding bakteri. Virus ini pertama kali diidentifikasi oleh seorang ahli agrikultur (tanaman) dari Jerman bernama Adolf Mayer, yang dimuat di jurnal ilmiahnya pada tahun 1886.

Saat itu mayer menemukan banyak tanaman tembakau yang terserang penyakit, yakni timbulnya bintik-bintik pada daun. Dan anehnya, penyakit ini bisa menular ke tembakau-tembakau lain yang sehat.

Mayer hanya menyebutkan bahwa penyakit ini disebabkan oleh makhluk yang lebih kecil dari bakteri, namun ia sendiri belum tahu tentang virus. Istilah virus sendiri pertama kali diperkenalkan pada tahun 1898 oleh seorang ilmuwan asal Belanda bernama Martinus Beijerinck.

Ada perdebatan di kalangan ilmuwan tentang status virus: apakah ia tergolong makhluk hidup atau tidak. Sebab virus ini memiliki DNA yang memuat semua karakteristik virus secara lengkap, yang memungkinkan ia bisa menurunkan sifat ke keturunannya.

Namun virus tidak bisa berkembang biak secara mandiri seperti halnya bakteri, karena sebenarnya ia tidak memenuhi syarat untuk disebut sebagai sel. Berbeda dengan bakteri yang bisa membelah diri secara mandiri tanpa bantuan pihak lain.

Untuk membantu proses pembelahan diri virus, ia butuh menumpang pada sel makhluk hidup lain, seperti sel pada hewan, tumbuhan, atau manusia. Jika virus berada di luar sel hidup, atau dengan kata lain dia tidak menemukan sel makhluk hidup untuk ditinggali, maka ia akan mati.

Tentu saja masa hidup atau kemampuan bertahan hidup virus saat berada di di luar inang (inang adalah sel makhluk hidup tempat si virus bersarang dan berkembang biak) adalah sangat bervariasi tergantung jenis virus dan lingkungan.

Virus flu pada umumnya bisa bertahan hidup beberapa jam di suhu ruangan. Sedangkan virus HIV akan langsung mati seketika ia meninggalkan inang, atau saat terkena paparan sinar matahari.

Tapi ada kabar baik, bahwa tidak ada virus atau bakteri yang bisa bertahan hidup di lingkungan yang kering, atau dengan tingkat kelembaban di bawah 10 persen.

Jadi misal kita sedang naik bus, dan ada seorang penumpang yang sedang terkena flu. Kemudian ia bersin, dan menyemburkan jutaan virus flu ke udara, dan menempel di kursi, besi pegangan atau bahkan ke kulit kita.

Jika secara tidak sengaja terhirup dan masuk ke tubuh kita, maka virus flu tersebut besar kemungkinannya berkembang biak dan menjangkitkan penyakit flu kepada kita.

Virus memiliki ciri sebagai berikut:

  1. Bersifat aseluler, atau tidak memiliki sel.

  2. Virus berukuran super kecil, yakni berkisar antara 20 – 300 milimikron. Virus berukuran jauh lebih kecil dari bakteri, dan untuk melihatnya harus menggunakan mikroskop mikron dengan pembesaran minimal 50.000 kali.

  3. Virus hanya memiliki salah satu dari DNA atau RNA. Tidak pernah memiliki dua-duanya sekaligus.

  4. Pada umumnya virus berupa kristal dengan bentuk yang bermacam-macam. Kebanyakan virus berbentuk seperti kecebong dengan kepala oval dengan ekor silindris.

  5. Secara utuh, tubuh virus terdiri atas kepala, kulit atau selubung yang dinamakan kapsid, isi tubuh dan serabut ekor.

  6. Semua virus memiliki selubung, atau kulit yang terbentuk dari lapisan protein yang dinamakan kapsid.

  7. Virus hanya bisa berkembang biak jika sedang menempati sebuah sel makhluk hidup, seperti hewan, tumbuhan atau manusia.

  8. Virus tidak bisa membelah diri seperti bakteri.

Sumber:

Virus berasal dari bahasa yunani “Venom” yang berarti racun. Virus adalah parasit mikroskopik yang menginfeksiselorganisme biologis. Secara umum virus merupakan partikel tersusun atas elemen genetik (genom) yang mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar tubuh inang. Virus memiliki sifat hidup dan mati. Sifat hidup (seluler) yaitu memiliki asam nukleat namun tidak keduanya (hanya DNA atau RNA), dapat bereproduksi dengan replikasi dan hanya dapat dilakukan didalam sel inang (parasit obligat intraseluler). Sifat mati (aseluler) yaitu dapat di kristalkan dan dicairkan. Struktur berbeda dengan sel dan tidak melakukan metabolisme sel.

Partikel virus secara keseluruhan ketika berada di luar inang yang terdiri dari asam nukleat yang dikelilingi oleh protein dikenal dengan nama virion. Virion tidak melakukan aktivitas biosinteis dan reproduksi. Pada saat virion memasuki sel inang, baru kemudian akan terjadi proses reproduksi. Virus ketika memasuki sel inang akan mengambil alih aktivitas inang untuk menghasilkan komponen-komponen pembentuk virus.

Bentuk dan Ukuran Virus


Bentuk dan Ukuran virus

Bentuk virus bervariasi dari segi ukuran, bentuk dan komposisi kimiawinya. Bentuk virus ada yang berbentuk bulat, oval, memanjang, silindariis, dan ada juga yang berbentuk T. Ukuran Virus sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron, ukuran virus lebih kecil daripada bakteri. Ukurannya berkisar dari 0,02 mikrometer sampai 0,3 mikrometer (1 μm = 1/1000 mm). Unit pengukuran virus biasanya dinyatakan dalam nanometer (nm). 1 nm adalah 1/1000 mikrometer dan seperjuta milimeter. Virus cacar merupakan salah satu virus yang ukurannya terbesar yaitu berdiameter 200 nm, dan virus polio merupakan virus terkecil yang hanya berukuran 28 nm.

Susunan Tubuh Virus


Susunan Tubuh Virus

Susunan tubuh virus terdiri dari :

  1. Kabsid
    Kapsid adalah lapisan pembungkus tubuh virus yang tersusun atas protein. Kapsid terdiri dari sejumlah kapsomer yang terikar satu sama lain. Fungsi :

    • Memberi bentuk virus
    • Pelindung dari kondisi lingkungan yang merugikan
    • Mempermudah penempelan pada proses penembusan ke dalam sel
  2. Isi
    Terdapat di sebelah dalam kapsid berupa materi genetik/ molekul pembawa sifat keturunan yaitu DNA atau RNA. Virus hanya memiliki satu asam nukleat saja yaitu satu DNA/ satu RNA saja, tidak kedua-duanya. Asam nukleat sering bergabung dengan protein disebut nukleoprotein. Virus tanaman/ hewan berisi RNA/ DNA, virus fage berisi DNA.

  3. Kepala
    Kepala virus berisi DNA, RNA dan diselubungi oleh kapsid. Kapsid tersusun oleh satu unit protein yang disebut kapsomer.

  4. Ekor
    Serabut ekor adalah bagian yang berupa jarum dan berfungsi untuk menempelkan tubuh virus pada sel inang. Ekor ini melekat pada kepala kapsid. Struktur virus ada 2 macam yaitu virus telanjang dan virus terselubung (bila terdapat selubung luar (envelope) yang terdiri dari protein dan lipid). Ekor virus terdiri atas tabung bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. Khusus untuk virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak memiliki ekor.

Pengembangbiakan Virus


Virus memanfaatkan metabolisme sel penjamu untuk membantu sintesis protein virus dan virion baru; jenis sel yang dapat diinfeksi oleh virus dapat sedikit dapat banyak. Untuk tujuan diagnosti, sebagian besar virus ditumbuhkan dalam biakan sel, baik turunan sel sekunder atau kontinu; pemakaian telur embrionik dan hewan percobaan untuk membiakan virus hanya dilakukan untuk investigasi khusus. Jenis biakan sel untuk mengembangbiakan virus sering berasal dari jaringan tumor, yang dapat digunakan secara terus menerus.
Replikasi virus dalam biakan sel dapat di deteksi dengan Tahap-tahap replikasi :

  1. Peletakan/ Adsorpsi adalah tahap penempelan virus pada dinding sel inang. Virus menempelkan sisi tempel/ reseptor site ke dinding sel bakteri

  2. Penetrasi sel inang yaitu enzim dikeluarkan untuk membuka dinding sel bakteri. Molekul asam.nukleat (DNA/RNA) virus bergerak melalui pipa ekor dan masuk ke dalam sitoplasma sel melalui dinding sel yang terbuka. Pada virus telanjang, proses penyusupan ini dengan cara fagositosis virion (viropexis), pada virus terselubung dengan cara fusi yang diikuti masuknya nukleokapsid ke sitoplasma.

  3. Eklipase : asam nukleat virus menggunakan asam nukleat bakteri untuk membentuk bagian-bagian tubuh virus

4.Pembentukan virus (bakteriofage) baru : bagian-bagian tubuh virus yang terbentuk digabungkan untuk menjadi virus baru. 1 sel bakteri menghasilkan 100 – 300 virus baru

5.Pemecahan sel inang : pecahnya sel bakteri. Dengan terbentuknya enzim lisoenzim yang melarutkan dinding sel bakteri sehingga pecah dan keluarlah virus-virus baru yang mencari sel bakteri lain

Klasifikasi Virus


Nama famili ditandai dengan akhiran viridae. Nama subfamili diberi akhiran virinae Nama akhiran genus diberi akhiran virus. Lwoff, Horne & Tournier adl ahli dlm taksonomi virus, berdasarkan kriteria

  1. Jenis asam nukleat (DNA/ RNA) berantai ganda/ tunggal
  2. Ukuran & morfologi termasuk tipe simetri kapsid
  3. Adanya enzim spesifik, terutama polimerase RNA & DNA yang penting bagi replikasi genom
  4. Kepekaan terhadap zat kimia & keadaan fisik
  5. Cara penyebaran alamiah
  6. Gejala-gejala yang timbul
  7. Ada tidaknya selubung
  8. Banyaknya kapsomer untuk virus ikosohedarial/ diameter nukleokapsid untuk virus helikoidal

Saat ini telah lebih dari 61 famili virus diidentifikasi, 21 diantaranya mempunyai anggota yang mampu menyerang manusia & binatang.

Menurut RNA, famili virus dibagi menjadi :

1. Picontohrnaviridae 8. Rhabdoviridae
2. Caliciviridae 9. Filoviridae
3. Togaviridae 10. Paramyxoviridae
4. Flaviviridae 11. Orthomyxoviridae
5. Bunyaviridae 12. Reoviridae
6. Arenaviridae 13. Retroviridae
7. Contohronaviridae

Menurut DNA, famili virus dibagi menjadi :

1. Adenoviridae 4. Papovaviridae
2. Herpesviridae 5. Parvoviridae
3. Hepadnaviridae 6. Poxviridae

Selain itu terdapat kelompok virus yang belum dapat diklasifikasikan (unclassified virus) karena banyak sifat biologiknya belum diketahui.

Peran Virus


Didalam kehidupan, virus memiliki 2 peran, yaitu peran virus sebagai mikroorganisme yang menguntungkan, maupun yang merugikan.

  • Virus yang menguntungkan: Virus berperan penting dalam bidang rekayasa genetika karena dapat digunakan untuk cloning gen (reproduksi DNA yang secara genetis identik). Sebagai contoh adalah virus yang membawa gen untuk mengendalikan pertumbuhan serangga. Virus juga digunakan untuk terapi gen manusia sehingga diharapkan penyakit genetis, seperti diabetes dan kanker dapat disembuhkan.

  • Virus yang merugikan :Virus yang dapat merugikan karena menyebabkan berbagai jenis penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan

Virus berasal dari bahasa Yunani venom yang berarti racun. Virus merupakan suatu partikel yang masih diperdebatkan statusnya apakah ia termasuk makhluk hidup atau benda mati. Virus dianggap benda mati karena ia dapat dikristalkan, sedangkan virus dikatakan benda hidup, karena virus dapat memperbanyak diri (replikasi) dalam tubuh inang. Para ahli biologi terus mengungkap hakikat virus ini sehingga akhirnya partikel tersebut dikelompokkan sebagai makhluk hidup dalam dunia tersendiri yaitu virus. Virus merupakan organisme non-seluler, karena ia tidak memilki kelengkapan seperti sitoplasma, organel sel, dan tidak bisa membelah diri sendiri.

Secara umum virus merupakan partikel tersusun atas elemen genetik yang mengandung salah satu asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inang dan ekstrseluler diluar tubuh inang. Partikel virus secara keseluruhan ketika berada di luar inang yang terdiri dari asam nukleat yang dikelilingi oleh protein dikenal dengan nama virion . Virion tidak melakukan aktivitas biosinteis dan reproduksi. Pada saat virion memasuki sel inang, baru kemudian akan terjadi proses reproduksi. Virus ketika memasuki sel inang akan mengambil alih aktivitas inang untuk menghasilkan komponen-komponen pembentuk virus.

Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen. Berdasarkan sifat hidupnya maka virus dimasukan sebagai parasit obligat, karena keberlangsungan hidupnya sangat tergandung pada materi genetic inang.

Ciri-ciri dan sifat Virus


Ukuran Virus

Ukuran virus lebih kecil dibandingkan dengan sel bakteri. Ukurannya berkisar dari 0,02 mikrometer sampai 0,3 mikrometer (1 µm = 1/1000 mm). Unit pengukuran virus biasanya dinyatakan dalam nanometer (nm). 1 nm adalah 1/1000 mikrometer dan seperjuta milimeter. Virus cacar merupakan salah satu virus yang ukurannya terbesar yaitu berdiameter 200 nm, dan virus polio merupakan virus terkecil yang hanya berukuran 28 nm.

Struktur Virus


Partikel virus bervariasi dari segi ukuran, bentuk maupun komposisi kimiawinya. Bentuk- bentuk virus yang sudah diketahui ada yang serupa bola, berbentuk kotak, berbentuk batang, dan ada yang seperti hurut T. Struktur utama virus adalah asam nukleat yang dapat berupa RNA (Ribonucleic acid) atau DNA (Deoxyribonucleic acid) dan tak pernah keduanya. Asam nukleat ini dikelilingi oleh subunit protein yang disebut kapsomer. Susunan kapsomer-kapsomer tersebut membentuk mantel dinamakan kapsid. Kapid dan asam nukleat Virus dinamakan nukleokapsid. Beberapa virus memiliki struktur yang lebih kompleks seperti adanya pembungkus khusus berupa membran. Membran yang menyusun virus ini merupakan membran lipid bilayer dan protein, biasanya glikoprotein.

Beberapa virus memiliki struktur yang lebih kompleks lagi. Virus yang strukturnya paling rumit adalah virus bakteriofage. Misalnya bakteriofage T4 yang menyerang bakteri Escherichia coli , memiliki ekor yang merupakan struktur kompleks. Ekor T4 disusun oleh lebihd dari 20 macam protein dan kepalanya disusun oleh beberapa protein lainnya.

Klasifikasi virus


Para ahli virus mengelompokkan virus berdasarkan aspek-aspek tertentu, yaitu:

Berdasarkan jenis inang yang diinfeksi, seperti

  • virus tanaman contoh: Tobacco mozaic virus (TMV) sejenis virus yang menyerang daun tembakau, Potato Yellow dwarf virus (virus kentang kuning)

  • virus hewan, contoh : Rhabdovirus yang menyebabkan rabies pada anjing, NCD ( New Castle Disease ) yang menyebabkan penyakit tetelo pada unggas

  • virus manusia, seperti, polio, influenza, hepatitis, AIDS , SARS dan flu burung.

  • virus bakteri: bakteriofage T4

Berdasarkan jenis asam nukleat yang dikandung oleh virus:

  • virus RNA, contoh:virus influenza, virus HIV, corona virus (virus SARS), virus H5N1 (penyebab flu burung) dsb.

  • Virus DNA, seperti poxvirus, herpesvirus, adenovirus dsb.

Reproduksi Virus


Virus dapat memperbanyak diri bila partikel virus menginfeksi inang untuk mensintesa semua komponen yang diperlukan dan membentuk lebih banyak partikel virus. Komponen-komponen tersebut kemudian dirakit menjadi bentuk struktur virus dan partikel virus yang baru dibentuk itu harus keluar dari sel inang untuk dapat menginfeksi kembali sel-sel lain. Berdsarkan tahap akhir setelah asam partikel virus berada dalam sel inang akan terjadi dua kemungkinan ada yang mengalami siklus litik (sel inang pecah dan partikel virus keluar) dan ada yang permanen tetap dalam DNA sel inang berupa siklus lisogenik.

Tahapan reproduksi virus secara umum dilakukan dalam tujuh langkah, yaitu:

  1. Adsorpsi (penempelan) dari partikel virus (virion) pada sel inang yang sesuai.

  2. Penetrasi (injeksi)dari virion atau asam nukelat virus ke dalam sel inang.

  3. Tahap awal replikasi (Eklipse) dari asam nukleat virus, dalam peristiwa ini mesin bioseintesa sel inang diambil alih untuk memulai sintesa asam nukleat virus, enzim-enzim spesifik virus mulai dihasilkan dalam tahap ini.

  4. Replikasi dari asam nukleat virus

  5. Sintesa dari protein sub unit dari mantel virus

  6. Perakitan dari asam nukleat dan protein sub unit (dan komponen membran pada virus bermembran) kedalam partikel virus.

  7. Pelapasan partikel virus yang matang dari sel (lisis).

Mengembangbiakan virus


Virus sebagaio makhluk hidup dapat dikembangbiakan di sautu laboratorium dengan teknik tertentu, seperti:

  • Kultur sel atau jaringan

    Kultur sel diperoleh dengan cara menumbuhkan sel yang diambil secara aseptik dari organ tubuh hewan percobaan. Sel dari organ tersebut kemudian dipisah-pisahkan dengan menggunakan enzim yang kemudian ditumbuhkan pada permukaan cawan petri. Sel-sel tersebut kemudian menghasilkan substrat semacam glikoprotein yang berfungsi untuk menempelkan sel pada permukaan meida setelah diinkubasi pada temperatur ruangan. Media yang digunakan untuk kultur sel terdiri dari asam amino, vitamin, garam, gula dan buffer bikarbonat. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, maka ke dalam medium ditambahkan serum dalam jumlah yang sedikit

  • Embrio ayam

    Virus dapat dikembangbiakan pada telur ayam yang sudah berisi embrio dengan cara menyuntikkan biakan virus tersebut dengan alat khusus dan kemudian diinkubasikan, sehingga terbentuklah virus-virus baru.

Virus berbeda dengan sel. Virus adalah benda mati, sedangkan sel adalah makhluk hidup. Semua sel mengandung genom untai-ganda DNA, sebaliknya virus mengandung genom DNA atau RNA yang dapat beruntai tunggal atau ganda. Elemen genetik virus ini tidak dapat bereplikasi tanpa sel inangnya. Genom virus jauh lebih sederhana dibandingkan genom sel prokariot. Virus bukan merupakan sel karena pada virus tidak dapat terjadi reaksi metabolism. Oleh sebab itu, virus bukan makhluk hidup. Virus jauh lebih sederhana dibandingkan sel. Virus pada dasarnya adalah “kumpulan molekul besar” yang statis dan stabil. Virus tidak dapat merubah atau menggantikan bagian komponennya sendiri. Ketika virus menginfeksi sebuah sel, virus membutuhkan atribut kunci dari sistem kehidupan sel yang diinfeksinya yaitu ‘replikasi’. Tidak seperti sel, virus tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan metabolisme. Meskipun virus memiliki genom, virus tidak mempunyai ribosom. Oleh sebab itu, untuk mensintesa protein virus tergantung pada mesin biosintesa sel yang diinfeksinya.

Virus bervariasi ukuran dan bentuknya. Ukuran diameter terkecil virus hanya sekitar 10 nm. Kebanyakan virus jauh lebih kecil dibandingkan sel prokariot yaitu sekitar 20 sampai 300 nm. Smallpox adalah virus terbesar yang berdiameter sekitar 200 nm (sekitar seukuran sel bakteri yang paling kecil). Poliovirus adalah salah satu virus yang terkecil yang hanya berdiameter 28 nm (sekitar seukuran ribosom). Oleh karena itu, virus tidak dapat dikarakterisasi dengan baik sampai ditemukan mikroskop elektron tahun 1930-an.

Bagaimanapun juga infeksi virus dapat mempunyai banyak pengaruh pada sel termasuk perubahan genetik yang dapat mempengaruhi kemampuan sel. Kebanyakan virus menyebabkan penyakit pada organisme yang diinfeksinya. Virus dikenal sebagai penyebab penyakit. Oleh sebab itu, virus adalah patogen bagi bakteri, tumbuhan, dan binatang. Beberapa virus mematikan seperti virus Ebola, human immunodeficiency virus (HIV) yang menyebabkan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS). Virus lainya adalah rhinovirus yang menyebabkan kedinginan. Virus selalu sulit untuk diklasifikasikan secara taksonomi normal. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa virus tidak dikelompokkan sebagai makhluk hidup karena virus tidak mempunyai perlengkapan metabolik untuk reproduksi. Virus tidak dapat bereproduksi secara bebas. Virus tidak dapat membuat protein, atau menghasilkan energi secara bebas. Dengan demikian, pada virus tidak ditemukan semua kebutuhan hidupnya.

Struktur Virus


Pada prinsipnya virus adalah kumpulan makromolekul. Virus didefinisikan secara paling sederhana sebagai material genetik yang dilingkupi protein coat ‘lapisan protein’. Ukuran material genetik (genom) virus jauh lebih kecil dibandingkan kebanyakan ukuran genom sel. Kebanyakan ukuran genom bakteri berkisar antara 1000-500 kilo base pairs ‘kbp’ dengan ukuran genom bakteri terkecil sekitar 500 kbp. Genom virus terbesar yang dikenal adalah mimivirus yang berukuran 1180 kbp dari untai-ganda DNA. Virus ini menginfeksi protest seperti amuba. Beberapa virus mempunyai ukuran genom yang sangat kecil yang mengandung kurang dari lima gen. Material genetik virus ini mengkode terutama protein yang berhubungan dengan fungsi virus.

Material genetik virus dapat berupa DNA atau RNA. Semua sel mengandung genom DNA untai-ganda. Sebaliknya, virus mempunyai satu tipe material genetik yaitu genom DNA atau genom RNA. Genom virus (DNA atau RNA) dapat berupa untai tunggal (single-stranded) atau untai ganda (double-stranded). Genom virus dapat diklasifikasikan menurut apakah asam nukleat dalam virion tersebut DNA atau RNA, selanjutnya dibagi lagi menjadi apakah untai asam nukleat tunggal atau ganda, linier atau sirkuler


Pada ‘dogma sentral’, informasi genetik berasal dari DNA bukan RNA. Pada beberapa virus terdapat pengecualian dari ‘dogma sentral’. Pada beberapa virus, informasi genetik dapat berasal dari RNA. Dengan kata lain, beberapa RNA virus dapat mengalami replikasi RNA atau transkripsi balik yaitu pembentukan DNA dari RNA, tetapi RNA virus tidak dapat mengalami translasi. Semua virus menggunakan ‘mesin translasi’ sel inangnya untuk mempuat protein komponen virus. Dengan demikian, mRNA virus harus dihasilkan dan ditanslasi pada ribosom sel inang.

Virus merupakan partikel sangat kecil yang tersusun dari asam nukleat dan protein. Keseluruhan partikel virus dinamakan virion. Pada inti virion terdapat asam nukleat yang dikelilingi capsid. capsid merupakan lapisan protein. Pada sebagian kecil virus, protein pada kapsid hanya satu jenis, tetapi pada kebanyakan virus mempunyai beberapa jenis protein yang bergabung dengan cara spesifik membentuk ‘rakitan’ yang dinamakan capsomeres. Capsomer adalah unit morfologi terkecil dari capsid yang dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Dengan demikian, lapisan protein pada capsid disusun dari sejumlah protein yang ditata dalam pola berulang mengelilingi asam nukleat.

Kombinasi asam nukleat dan capsid dinamakan nucleo capsid. Nukleokapsid ditata sangat simetris. Ketika struktur simetri nukleokapsid dirotasikan mengelilingi sumbu, bentuk yang sama terlihat pada sejumlah derajat rotasi. Dua jenis simetri dikenal pada virus yang berhubungan dengan dua bentuk utama virus yaitu berbentuk batang (rod) dan berbentuk bola (spherical).

Pada kebanyakan virus termasuk HIV mempunyai pelapis membran (membrane envelope) yang mengelilingi nukleokapsid. Pelapis membran ini terdiri dari lipid bilayer dengan protein biasanya glikoprotein yang tertanam di dalam membrane. Lipid membran virus berasal dari membran sel inang, sedangkan protein pada pelapis membran virus dikode oleh gen virus.

Kompleks lengkap asam nukleat dan protein dikemas dalam virion yang disebut nucleo capsid virus. Di dalam virion sering terdapat satu atau lebih enzim spesifik. Enzim tersebut memainkan peranan selama proses infeksi dan replikasi virus. Sebagai contoh beberapa bacteriophages mengandung enzim lysozyme yang digunakan untuk membuat lubang kecil pada dinding sel bakteri. Hal ini memungkinkan virus untuk menginjeksikan asam nukleatnya masuk ke dalam sitoplasma sel inang. Lysozyme juga dihasilkan dalam jumlah besar pada tahap akhir infeksi yang menyebabkan dinding sel bakteri lisis dan melepaskan virion baru.

Virus dapat dibedakan berdasarkan pada ada atau tidak adanya pelapis membran yang melapisi nukleokapsid. Beberapa nukleokapsid virus tidak dilapisi oleh pelapis membran. Virus demikian dinamakan naked virus. Beberapa virus lainnya memiliki pelapis membran yang mengelilingi nukleokapsidnya. Pelapis ini dikenal sebagai envelope ‘selubung’. Virus yang mempunyai envelope dinamakan enveloped virus.

Retrovirus adalah contoh dari enveloped virus. Pelapis membran pada virus merupakan komponen virion yang membuat kontak awal dengan host sel. Kespesifikan dari infeksi virus dan beberapa aspek penetrasi dikontrol oleh karakteristik dari pelapis membran virus ini. Protein pada pelapis membran yang spesifik penting untuk penempelan virion dengan sel inang selama infeksi atau untuk melepaskan virion dari sel inang setelah replikasi. Protein ini khas untuk setiap virus. Pada beberapa virus, terdapat protein transmembran yang menyatu dengan protein permukaan pada membran virus ini. Protein ini dinamakan juga protein spikes ‘paku protein’ yang membantu virus menempel pada permukaan sel inangnya.

Virus bervariasi ukuran, bentuk dan komposisi kimianya. Bentuk klasik virus yang paling sering dilihat di literatur adalah mempunyai capsid hexagonal dengan tonjolan berbentuk batang yang berfungsi untuk menempel pada sel inangnya. Virus diibaratkan seperti sebuah alat penyuntik (syringe). Alat penyuntik ini berfungsi untuk menginjeksikan asam nukleatnya ke sel inang. Bentuk, ukuran relatif dan tipe virus yang menginfeksi sel binatang terlihat pada gambar di bawah.

Tipe virus tersebut dikelompokkan berdasarkan ada tidak adanya selubung dan berdasarkan tipe material genetiknya. Virus yang tidak mempunyai selubung (nonenveloped) misalnya Parvovirus, Papovavirus, Adenovirus, dan Iridovirus, Picomavirus, Reovirus. Virus yang mempunyai selubung misalnya Hepadnavirus, Poxvirus, Herpesvirus, Herpeadalah, Togavirus, Rhabdovirus, Bunyavirus, Coronavirus, Orthomyxovirus, Arenavirus, Retrovirus, dan Paramyxovirus.

Asam nukleat virus dapat mengandung sedikitnya tiga gen atau beberapa ratus gen. Virus bukan merupakan sel karena pada virus tidak dapat terjadi reaksi metabolisme. Untuk membentuk virus baru, virus menginfeksi sel inangnya. Oleh sebab itu, virus bukan makhluk hidup. Virus yang menginfeksi sel prokariot biasanya dinamakan bacteriophages atau phages. Apa yang kita ketahui tentang biokimia, kebanyakan berasal dari studi virus dan bacteriophages dan interaksinya dengan sel yang diinfeksinya. Sebagai contoh, intron pertama kali ditemukan pada adenovirus manusia. Virus sering dinamakan sebagai parasit tingkat genetik Walaupun virus selama ini telah dianggap sebagai parasit tingkat genetik, tetapi sekarang virus dimodifikasi untuk digunakan sebagai terapi gen.

Klasifikasi Virus Menurut ICTV


Bentuk keseluruhan virus bermacam-macam. Banyak karakteristik yang membedakan antara satu virus dengan virus lainnya. Salah satu karakteristiknya adalah apakah virus mempunyai DNA atau RNA, apakah DNA atau RNAnya beruntai tunggal atau ganda. Pada tahun 2012 telah dikenal 2.618 spesies virus. Menurut International Commitee Taxonomy of Viruses (ICTV), virus dikelompokkan menjadi 7 grup yaitu :

DNA Virus

Group I virus yang memiliki double-stranded DNA
Group II virus yang memiliki single-stranded DNA

RNA Virus

Group III virus yang memiliki double-stranded RNA
Group IV virus yang memiliki positive-sense single-stranded RNA
Group V virus yang memiliki negative-sense single-stranded RNA
Group VI virus yang memiliki single-stranded RNA dan replikasi menggunakan riverse transcriptase
Group VII virus yang memiliki double-stranded RNA dan replikasi menggunakan reverse transcriptase