Apa yang dimaksud dengan validation board?

Sepengetahuan saya dalam proses validasi suatu masalah dalam customer research dapat menggunakan tool validation board. Namun sebenarnya apa yang dimaksud dengan tool tersebut?

Validation Board merupakan suatu alat untuk menguji asumsi ide, produk atau layanan yang akan dibuat. Validation board hanya berfungsi dengan baik jika kita menguji ide atau konsep dengan asumsi yang tepat. Menemukan seorang pelanggan dan hipotesis masalah yang sesuai dengan visi kita seringkali tidak terlalu sulit. Namun jika hal ini tidak divalidasi, akan membuat ide tersebut tidak mungkin untuk dijual atau bahkan diluncurkan.

Validation Board menyediakan ruang untuk segmen pelanggan, masalah dan solusi, tetapi secara umum sehingga kita dapat dengan mudah mengulanginya. Setelah menciptakan segmen pelanggan awal dan masalah maka selanjutnya menentukan beberapa asumsi dan menandai yang benar-benar berisiko.

Berikut ini contoh validation board.

Referensi

https://www.boardofinnovation.com/blog/2013/03/06/the-validation-board-business-prototyping-review/

Salah satu cara terbaik dalam mendapatkan ide bisnis adalah dengan menggunakan validation board, yang digagas oleh team dari leanstartupmachine [1].

Apa itu validation board ?

Validation board terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1) Track Pivots, dimana berisi kolom-kolom terkait hipotesa anda tentang calon pelanggan, hipotesa tentang permasalahan dan hipotesa tentang solusi. Disini nantinya kita dapat memperbaiki hipotesa awal kita dengan melakukan pivoting.

Tujuan besarnya adalah mengurangi waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk setiap pivots yang dilakukan.

Setiap produk pasti melakukan pivoting, misalnya, Youtube awalnya dibuat untuk situs online dating [2].

Idenya adalah orang-orang dapat membuat video tentang dirinya dan menceritakan pasangan seperti apa yang mereka cari, menurut Steve Chen, co-founder Youtube.

Tetapi selama 5 hari semenjak youtube diluncurkan, tidak ada satupun orang yang mengupload video di youtube, sehingga Steve Chen dan co-founder lainnya, Chad Hurley dan Jawed Karim, harus memikirkan ulang ide awal bahwa youtube dibuat untuk situs online dating.

“Okay, lupakan aspek kencan (dating), Kita buka saja untuk semua video” Kata Chen

Itulah pivoting yang dilakukan oleh Youtube. Dan pivoting yang dilakukan oleh Youtube membuahkan hasil, sehingga sampai sekarang youtube merupakan situs video sharing terbesar dan mempunyai berbagai macam jenis video didalamnya.

Begitu juga Instagram, pada awalnya Instagram dibuat untuk aplikasi social network berbasis lokasi [3].

2) Design Experiments, dimana kita mendifiniskan ulang bahwa produk yang kita buat adalah sebuah percobaan.

Tujuannya besarnya adalah kita belajar secara detail tentang pelanggan kita.

3) Invalidated/validated, yang berada pada bagian bawah kanan, digunakan untuk membantu kita dalam mengukur progress kita dengan cara mempelajari apa saja yang sudah kita pelajari sebelumnya.

Didalam startup, hal yang paling penting adalah bagaimana anda mempelajari produk anda.

Bagaimana menggunakan Validation Board ?

1) Langkah pertama : Menentukan hipotesa.

Ada 3 tipe hipotesa yang anda buat, yaitu Customer Hypothesis, Problem Hyphothesis, Solution Hyphothesis

  • Customer Hypothesis

Tentukan calon pelanggan anda atau calon pengguna jasa anda. Buat lebih spesifik, tidak hanya berdasarkan demografi yang ada. Misalnya jenis kelamin, umur dan lain sebagainya.

Berdasarkan Business Model Canvas[4], ada beberapa Customer segments, antara lain :

a. Pasar yang luas.
Didalam model ini biasanya terdapat beberapa segmentasi didalam target customer kita. Walaupun segmentasinya luas, tetapi customers harus mempunyai kesamaan kebutuhan dan kesamaan masalah.

Kesamaan kebutuhan dan kesamaan masalah-lah yang menjadi benang merah antar segmentasi yang berbeda.

b. Pasar yang spesifik.
Didalam model ini biasanya mempunyai segmentasinya tidak terlalu jelas, tetapi kebutuhan dan masalahnya sangat spesifik. Misalnya penggemar mobil antik bermerek BMW.

c. Pasar dengan segmentasi yang jelas.
Didalam model ini, segementasi pasarnya sudah sangat jelas. Misalnya pasar dengan segmentasi orang yang mempunyai penghasilan lebih dari 10 juta perbulan, Orang dengan penghasilan 5 juta - 10 juta perbulan dan lain sebagainya. Walaupun antara segementasi tersebut biasanya mempunyai kebutuhan dan masalah yang mirip, tetapi pasti ada perbedaan diantara segmentasi tersebut.

d. Pasar dengan diversifikasi segmentasi.
Didalam model ini, biasanya target customer kita mempunyai lebih dari 1 segmentasi yang berbeda, yang tidak ada hubungannya sama sekali.
Biasanya hal ini terjadi ketika kita melakukan diversifikasi usaha, sehingga segmentasi pasarpun juga terdiversifikasi.

e. Pasar dengan multi-sided markets.
Multi-side markets disini berarti bahwa pasar yang ada berada pada posisi yang berbeda. Misalnya perusahaan credit card, selain membidik pembeli, mereka juga membidik penjual untuk menggunakan produk credit card.

  • Problem Hypothesis

Didalam menentukan masalah, yang perlu digaris bawahi adalah masalah tersebut harus spesifik terhadap segmentasi pelanggan.

“Masyarakat kita tidak mendaur ulang sampah mereka” Permasalahan ini masih terlalu umum, ini adalah contoh penggambaran masalah yang tidak tepat.

**“Masyarakat kita tidak memahami bagaimana mendaur ulang sampah” i**ni adalah contoh penggambaran masalah yang tepat. Permasalahn ini sudah menjadi lebih spesifik dibandikan dengan sebelumnya, walaupun kita bisa melakukan identifikasi masalah lebih lanjut terkait masalah tersebut.

  • Solution Hypothesis

Jangan pernah menentukan solution hypothesis sebelum anda memastikan bahwa masalah yang kita pikirkan telah divalidasi dengan baik.

Mengapa ? Karena setiap masalah pasti memiliki beberapa solusi. Bisa saja anda melewatkan solusi yang terbaik dengan memilih solusi yang biasa-biasa saja.

2) Langkah kedua : Rencanakan Experiment anda.

Pertanyaan terpenting yang harus dijawab adalah, Hal-hal apa saja yang harus saya pelajari ?

Buatlah beberapa asumsi yang menjadi inti dari bisnis anda. Hal tersebut bisa anda lakukan dengan melakukan analisa SWOT terhadap permasalahan atau solusi yang ada.

Tentukan asumsi yang mempunyai resiko paling besar, dan mulailah dari sana.

Selanjutnya adalah tentukan metode atau cara bagaimana anda mengevaluasi asumsi tersebut.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi asumsi tersebut antara lain :

  • Exploration atau eksplorasi (menjelajah) berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena ada atau tidak.
  • Pitch atau business pitch adalah anda melakukan presentasi terhadap asumsi anda dengan harapan mendapatkan feedback dari team.
  • Concierge adalah men-deliver kebutuhan-kebutuhan customer yang anda dapatkan ketika anda melakukan pitch sebelumnya secepat mungkin.

Setelah anda menentukan metode dan melakukannya, maka pertanyaan berikutnya yang perlu anda jawab adalah bagaimana mengukur hasilnya. Tujuan dari pertanyaan tersebut adalah untuk mengukur seberapa jauh percobaan yang kita lakukan berhasil dengan baik.

Hal tersebut disebut Minimum Success Criterion.

3) Langkah ketiga : Get out your building

Pada fase ini, anda diminta untuk keluar dari kantor anda dan mengumpulkan data dari real customer produk anda. Analisa data yang ada dan buatlah sebuah kesimpulan apakah asumsi yang anda buat sudah memenuhi minimum success criterion.

Jika tidak memenuhi, letakkan asumsi anda ke kolom invalidated, dan lakukan pivoting.

Jika memenuhi, maka lakan langkah-langkah yang tadi untuk Asumsi-asumsi yang lainnya.
(Catatan : jika anda memvalidasi dengan customer yang salah, maka hal tersebut dianggap belum tervalidasi)

Berikut video lengkap terkait Validation Board dari leanstartupmachine[5],

Sumber :
[1] https://www.leanstartupmachine.com/validationboard
[2] YouTube started as an online dating site - CNET
[3] TechCrunch is part of the Yahoo family of brands
[4] Business Model Generation A Handbook for Visionaries, Game Changers, and Challengers, Written by Alexander Osterwalder and Yves Pigneur
[5] https://youtu.be/HhoducyStMw

2 Likes