Vaginitis merupakan peradangan pada vagina yang menyebabkan keluarnya cairan vagina, gatal, dan nyeri. Penyebabnya biasanya perubahan pada keseimbangan bakteri normal pada vagina atau adanya infeksi. Vaginitis juga dapat terjadi akibat penurunan kadar estrogen setelah menopause.
Vaginitis adalah peradangan pada vagina ya:ng ditandai dengan adanya pruritus, keputihan, dispareunia, dan disuria. Penyebab vaginitis:
Vaginosis bakterialis (bakteri Gardnerella Vaginalis adalah bakteri anaerob yang bertanggungjawab atas terjadinya infeksi vagina yang non-spesifik, insidennya terjadi sekitar 23,6%).
Trikomonas (kasusnya berkisar antara 5,1-20%).
Kandida (vaginal kandidiasis, merupakan penyebab tersering peradangan pada vagina yang terjadi pada wanita hamil, insidennya berkisar antara 15-42%).
Gambar Vaginitis
Hasil Anamnesis(Subjective)
Keluhan
Bau adalah keluhan yang paling sering dijumpai.
Gejala klinis
Bau
Gatal (pruritus)
Keputihan
Dispareunia
Disuria
Faktor Risiko
Pemakai AKDR
Penggunaan handuk bersamaan
Imunosupresi
Diabetes melitus
Perubahan hormonal (misal : kehamilan)
Penggunaan terapi antibiotik spektrum luas
Obesitas.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya iritasi,eritema atau edema pada vulva dan vagina. Mungkin serviks juga dapat tampak eritematous.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikroskopik cairan atau sekret vagina.
Pemeriksaan pH cairan vagina.
Pemeriksaan uji whiff: Jika positif berarti mengeluarkan mengeluarkan bau seperti anyir (amis) pada waktu ditambahkan larutan KOH.
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang. Vaginitis harus dicari penyebabnya, dengan menilai perbedaan tanda dan gejala dari masing-masing penyebab, dapat pula dengan menilai secara mikroskopik cairan vagina.
Hindari pemakaian sabun untuk membersihkan daerah vagina yang dapat menggeser jumlah flora normal dan dapat merubah kondisi pH daerah kewanitaan tersebut.
Jaga berat badan ideal
Farmakologis:
Tatalaksana vaginosis bakterialis
Metronidazol 500 mg peroral 2 x sehari selama 7 hari
Metronidazol pervagina 2 x sehari selama 5 hari
Krim klindamisin 2% pervagina 1 x sehari selama 7 hari
Tatalaksana vaginosis trikomonas
Metronidazol 2 g peroral (dosis tunggal)
Pasangan seks pasien sebaiknya juga diobati
Tatalaksana vulvovaginitis kandida
Flukonazol 150 mg peroral (dosis tunggal)
Konseling dan Edukasi
Memberikan informasi kepada pasien, dan (pasangan seks) suami, mengenai faktor risiko dan penyebab dari penyakit vaginitis ini sehingga pasien dan suami dapat menghindari faktor risikonya. Dan jika seorang wanita terkena penyakit ini maka diinformasikan pula pentingnya pasangan seks (suami) untuk dilakukan juga pemeriksaan dan terapi guna pengobatan secara keseluruhan antara suami-istri dan mencegah terjadinya kondisi yang berulang.
Peralatan
Peralatan laboratorium sederhana untuk pemeriksaan cairan vagina
Kertas lakmus
Prognosis
Prognosis pada umumnya bonam.
Sumber :
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan primer
Referensi
Anastasia,D. 2006. Aspects Concerning Frequency And Ethiology Of Vaginitis In Pregnant Women. In:The Two Last Terms Of Pregnancy. Universitary Clinic of Obstetrics and Gynecology “Bega” Timisoara.p.157-159 (D, 2006)
Mochamad, A. Ali, B. Prajitno, P.R. 2011.Ilmu Kandungan. Edisi ketiga. Jakarta. PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. (Mochamad, et al., 2011)