Apa yang dimaksud dengan Total Economic Value dalam ekonomi lingkungan?

Apa yang dimaksud dengan Total Economic Value dalam ekonomi lingkungan?

2 Likes

Salah satu cabang ilmu ekonomi yang membahas mengenai sumberdaya alam adalah ekonomi lingkungan. Ekonomi lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari kegiatan individu dalam memanfaatkan sumber daya lingkungan sehingga dalam jangka panjang, peran dan fungsi lingkungan dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan penggunaannya (Suparmoko, 2000).

Nilai ekonomi lingkungan tidak dapat dihitung dengan harga pasar layaknya harga barang atau jasa yang diproduksi, yang memiliki nilai nominal. Maka dari itu perlu adanya metode tersendiri dalam mengukur sumberdaya alam dalam konteks ekonomi lingkungan. Salah satu metode yang paling banyak digunakan adalah total economic value atau nilai ekonomi total, yaitu konsep untuk memperhitungkan manfaat dari peningkatan kualitas barang publik, misalnya peningkatan kualitas udara suatu wilayah dari upaya perlindungan). Selain itu, TEV juga dapat digunakan untuk mengukur manfaat sebagai nilai total dari sisa aset pada sumberdaya alam dan lingkungan suatu wilayah.

Dalam pembagian manfaat ekonomi, terdapat dua kategori nilai yang biasa digunakan dalam perhitungan nilai ekonomi total, yakni nilai langsung (direct value) dan nilai tidak langsung (indirect value). Manfaat ekonomi dari suatu aktivitas yang menghasilkan barang atau jasa diartikan sebagai nilai ekonomi dari pemanfaatan sumber daya sehingga nilai ekonomi industri pariwisatanya adalah nilai guna langsung (direct use value: DUV). Sementara itu, nilai tidak langsung dikaitan dengan fungsi jasa-jasa lingkungan sehingga nilai ekologi dikategorikan sebagai nilai guna tidak langsung (indirect use value: IUV).

Referensi

Suparmoko dan Maria. 2000. Ekonomika Lingkungan . Yogyakarta: BPFE.
Fauzi, Akhmad. 2004. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Teori dan Aplikasi . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Total economic value atau nilai ekonomi total merupakan suatu konsep untuk mengukur nilai ekonomi secara keseluruhan, baik barang/jasa yang memiliki nilai pasar maupun barang/jasa yang tidak memiliki nilai pasar. Konsep ini secara langsung bertujuan untuk mengetahui nilai ekonomi yang dihasilkan suatu kawasan serta mengetahui nilai kerusakan lingkungan akibat adanya kegiatan ekonomi yang pada umumnya tidak memperhitungkan nilai degradasi lingkungan. Berikut ini merupakan komposisi dari total economic value.

Apa yang dimaksud dengan Total Economic Value dalam ekonomi lingkungan?

Dari berbagai macam keberadaan dan penggunaan sumberdaya alam, ekonomi lingkungan senantiasa memberikan nilai dalam rupiah (mata uang) sehingga semua aset alam dan dampak perubahannya akan dapat dievaluasi secara lebih pasti dan jelas jika ada kegiatan ataupun bencana alam (Suparmoko, 2009). Oleh karena itu, dalam menentukan nilai lingkungan secara keseluruhan atau nilai ekonomi total, kita bisa menjumlahkan nilai guna langsung, nilai guna tidak langsung, nilai pilihan, nilai warisan, dan nilai keberadaan. Nilai-nilai tersebut nantinya berperan untuk menentukan kebijakan pengelolaannya secara efektif dan bisa mewujudkan konsep ekonomi yang berkelanjutan.

Suparmoko (2009) dalam bukunya yang berjudul Panduan dan Analisis Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan memaparkan beberapa metode valuasi terhadap dampak lingkungan, berikut ini merupakan penjelasannya.
a. Pendekatan harga pasar

  • Pendekatan harga pasar yang sebenarnya
    Pendekatan ini umum digunakan untuk menganalisis biaya dan manfaat suatu proyek dengan pertimbangan dimensi lingkungan. Sebagai contoh, proyek bangun desa di DIY, peningkatan produksi hasil pertanian dapat dinilai dengan harga pasar. Disamping itu, tentunya tidak semua biaya dan manfaat proyek bangun desa tersebut dapat dinilai dengan harga pasar, seperti nilai pemandangan air terjun dan sekitarnya yang indah, serta lingkungan yang bersih. Oleh karena itu, sumberdaya yang tidak dapat dinilai tersebut bisa didekati dengan metode survei mengenai kesediaan membayar (willingness to pay) atau kesediaan menerima ganti rugi (willingness to accept).
  • Pendekatan modal manusia atau pendekatan penghasilan
    Pendekatan ini melihat penilaian biaya dan manfaat proyek dengan harga pasar dan tingkat upah. Pendekatan ini diterapkan untuk menilai sumber daya manusia jika terjadi kematian, cacat, dan lain sebagainya sebagai akibat adanya proyek tertentu. Apabila proyek yang menggunakan pendekatan modal manusia diukur dengan cost of illness (COI) atau biaya kehidupan, maka pendekatan penghasilan diukur dengan opportunity cost, yakni cara yang dipakai untuk mengetahui berapa pendapatan yang hilang akibat adanya suatu proyek.

b. Pendekatan nilai barang pengganti atau barang pelengkap

  • Pendekatan nilai kekayaan
    Pendekatan nilai kekayaan (hedonic property prices) adalah salah satu pendekatan untuk mengetahui nilai perubahan lingkungan dengan pendekatan nilai barang pengganti maupun barang pelengkap. Langkah untuk mengukurnya yakni dengan berusaha menemukan pasar bagi barang atau jasa yang terpengaruh oleh kualitas lingkungan yang tidak dipasarkan. Oleh karena itu, kualitas lingkungan bisa memengaruhi keputusan ekonomi konsumen mapun produsen. Contoh riil dari pendekatan ini adalah keputusan konsumen untuk membeli rumah yang dipengaruhi kualitas lingkungan yang ditawarkan suatu daerah. Nilai kesenangan yang diberikan lingkungan, seperti udara yang sejuk dan pemandangan yang indah akan menjadi faktor konsumen tersebut membeli rumah.
  • Pendekatan tingkat upah
    Pendekatan yang menggunakan tingkat upah pada jenis pekerjaan yang sama tapi lokasinya berbeda bertujuan untuk mengetahui nilai kualitas lignkungan kerja pada masing-masing lokasi tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah bahwa upah yang dibayarkan lebih tinggi pada lokasi yang lebih tercemar atau lokasi yang rentan mengancam kesehatan pekerja.
  • Pendekatan biaya perjalanan
    Pendekatan atas dasar biaya perjalanan (travel cost) berguna untuk mengukur nilai lingkungan pada objek-objek wisata. Nilai biaya perjalanan serta waktu yang dikorbankan pengunjung untuk menuju lokasi wisata dianggap sebagai nilai lingkungan yang mana pengunjung tersebut bersedia untuk membayar. Biaya perjalanan biasanya meliputi harga tiket masuk objek wisata, pengeluaran untuk penginapan, waktu untuk tinggal di kawasan wisata, dan waktu perjalanan menuju objek wisata.

c. Teknik survei

  • Lelang dan survei langsung
    Teknik survei ini dilakukan dengan cara mewawancari langsung responden mengenai kesediaan untuk membayar atau menerima ganti rugi. Pendekatan lelang dan survei langsung juga banyak dipakai untuk mengetahui nilai WTP dan nilai WTA atas proyek yang berkaitan dengan lingkungan atau dengan kata lain pendekatan ini bisa mengetahui preferensi responden akan nilai barang dan jasa lingkungan.
  • Pendekatan Delphi
    Pendekatan Delphi mendasarkan pada pendapat para ahli dalam hal penentuan nilai lingkungan. Pengalaman dan latar belakang ahli yang diwawancara menjadi hal penting untuk menentukan narasumber.
Referensi

Fauzi, Akhmad. 2004. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Teori dan Aplikasi . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Suparmoko. 2009. Panduan dan Analisis Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan . Yogyakarta: BPFE UGM.