Apa yang dimaksud dengan The Covariation Model?

Harold H. Kelley (1967, 1973) menanamkan teorinya sebagai teori model kovariasi (the covariation model) karena terdapat berbagai variabel yang berfungsi secara bersamaan sebagai penyebab suatu perilaku. Oleh karena pendapat Kelley ini sama dengan cara perhitungan statistik analisis of variance (ANOVA) maka model teori Kelley ini sering disebut sebagai ANOVA model.

Atas dasar ini, Kelley juga mempunyai pendapat yang sama dengan Heider, yakni manusia itu adalah ilmuwan naif.

Selanjutnya, Kelley berpendapat bahwa untuk menentukan atau menyimpulkan apakah penyebab perilaku individu itu faktor disposisional atau situasional diperlukan tiga informasi yang berkenaan dengan

  1. Konsistensi (consistency),
  2. Khusus (distinctiveness),
  3. Konsensus (consensus)

Ketiga informasi tersebut masing-masing bisa dibagi menjadi tinggi atau rendah, misalnya konsistensi bisa tinggi atau rendah dan demikian pula khusus dan konsensus bisa tinggi atau rendah.

Contoh teori model kovariasi dari Heider misalnya individu A yang menyukai acara lawak ekstravaganza. Persoalannya adalah apakah A yang suka tertawa melihat acara ekstravaganza itu disebabkan oleh A yang gampang tertawa (disposisional) atau karena acara ekstravaganza yang memang lucu (situasional) ?

Untuk menjawab persoalan ini, marilah kita kumpulkan ketiga informasi tersebut.

  • Konsistensi: bila A selalu tertawa pada setiap acara ekstravaganza maka konsistensi tinggi. Namun, bila A hanya kadang-kadang atau tidak setiap saat tertawa, maka konsistensinya rendah.

  • Khusus: bila A tertawa hanya pada acara ekstravaganza maka khusus A tinggi. Sedangkan bila A tertawa juga pada semua acara lawak maka khusus A rendah.

  • Konsensus: bila semua penonton tertawa menyaksikan acara ekstravaganza maka berarti konsensus tinggi. Namun, bila hanya A yang tertawa dan dari kebanyakan orang menganggap acara ini tidak lucu sehingga mereka tidak tertawa maka berarti konsensus mengenai acara ini rendah.

Seandainya konsistensi tinggi (A selalu tertawa), khusus juga tinggi (A hanya tertawa pada acara ekstravagansza), dan konsensus juga tinggi (semua orang tertawa) maka dapat ditarik simpulan bahwa acara ekstravaganza itulah yang menjadi penyebab A tertawa (situasional).

Namun, bila konsistensi tinggi (A selalu tertawa), sedangkan khusus rendah (A tertawa pada semua acara lawak), dan konsensus juga rendah (hanya A yang tertawa, dan kebanyakan orang tidak tertawa), maka kesimpulannya adalah bahwa A sendirilah sebagai penyebab A tertawa dan bukan acara ekstravaganza. Dengan kata lain, A adalah seorang yang memang mudah tertawa (disposisional).