Apa yang dimaksud dengan Tes Rorschach atau Rorschach Experiments?

Tes Rorschach memiliki dasar pemikiran bahwa pemikiran seseorang terhadap bercak tinta merupakan contoh tingkah laku orang tersebut bila dihadapkan pada problem yang serupa. Aspek-aspek kepribadian yang dapat diungkap dalam tes Rorschach antara lain: aspek kognitif atau intelektual, aspek efektif atau emosi, yang antara lain terdiri dari: general emotion tone, perasaan terhadap diri sendiri, responsiyitas terhadap lingkungan atau orang lain: kemampuan melakukan hubungan sosial, perasaan nyaman/tidaknya bila berada pada situasi sosial. reaksi terhadap tekanan emosi, serta pengendalian terhadap dorongan emosional dan aspek fungsi ego, yang antara lain terdiri dari: ego strength yaitu bagaimana menghadapi realitas, bagaimana penilaian terhadap diri sendiri, kemampuan menghadapi konflik, mekanisme pertahanan diri.

Tes Rorschach (dikenal dengan tes bercak tinta Rorschach, teknik Rorschach, atau tes bercak tinta) adalah tes psikologi yang meminta subjek untuk menulis atau menyebutkan gambar-gambar berupa bercak tinta (inkblot), dan kemudian dianalisis dengan menggunakan interpretasi psikologis, algoritma kompleks, atau keduanya. Beberapa psikolog menggunakan tes ini untuk mengetahui karakter dan emosional seseorang.

Tes Rorschach telah digunakan untuk mendeteksi masalah-masalah psikologis seperti gangguan pikiran, terutama dalam kasus ketika pasien enggan menyatakan proses berpikir mereka secara terbuka.[3] Tes ini dinamakan sesuai dengan nama penciptanya, psikolog Swiss Hermann Rorschach.

Pada tahun 1960an, tes Rorschach adalah tes psikologi yang paling umum digunakan.[4] Di Amerika Serikat, tes Rorschach adalah tes ke-8 yang paling sering digunakan pada pasien di fasilitas kesehatan mental.[5] Tes ini juga menjadi tes yang paling sering digunakan oleh Society for Personality Assessment, dan digunakan oleh psikiater dalam 25% kasus penilaian forensik,[5] biasanya dengan penilaian MMPI-2 dan MCMI-III.[6] Menurut survey, tes Rorschach digunakan oleh sekitar 20% psikolog koreksional, dan 80% psikolog klinis.[7][8]

Tes ini juga menimbulkan perdebatan di kalangan psikolog, termasuk objektivitas penguji, reliabilitas antar penilai, pemastian, validitas pengujian, bias skala patologi tes terhadap besarnya jumlah respon, dan terbatasnya jumlah kondisi psikologi untuk dianalisa. Di pengadilan, penggunaan tes ini sendiri butuh evaluasi.[9][10]

Pola tinta

Berikut adalah sepuluh kartu bercak tinta (inkblot) dari tes Rorschach yang terdapat dalam buku Rorschach Test – Psychodiagnostic Plates,[11] disertai dengan respon yang paling sering diutarakan oleh subjek menurut berbagai penulis.

Respon populer

Beck: Kelelawar, kupu-kupu, ngengat
Piotrowski: kelelawar (53%), kupu-kupu (29%)
Dana (Perancis): kupu-kupu (39%)

Komentar

Saat melihat kartu ini, subjek seringkali bertanya bagaimana atau apa yang harus mereka lakukan dengan kartu ini (misalnya membaliknya), yang mana hal ini sangat tidak signifikan. Kartu ini digunakan untuk mengetahui bagaimana subjek mengatasi tugas baru dan stres.


image

Respon populer

Beck: dua manusia
Piotrowski: binatang berkaki empat (34%, bagian abu-abu)
Dana (Perancis): animal: anjing, gajah, beruang (50%, abu-abu)

Komentar

Bercak merah pada kartu II seringkali dilihat sebagai darah, dan kartu ini adalah kartu yang paling khas. Respon subjek terhadap kartu ini digunakan untuk mengukur bagaimana mereka menangani perasaan marah atau luka batin. Bisa juga menghasilkan respon seksual.


Respon populer

Beck: dua manusia (abu-abu)
Piotrowski: figur manusia (72%, abu-abu)
Dana (Perancis): manusia (76%, abu-abu)

Komentar

Kartu III berupa dua manusia yang saling berinteraksi, dan digunakan untuk mengetahui bagaimana subjek berhubungan dengan orang lain.


Respon populer

Beck: kulit hewan, kulit, karpet
Piotrowski: kulit hewan, karpet (41%)
Dana (Perancis): kulit hewan (46%)

Komentar

Kartu IV didominasi oleh warna gelap, digunakan untuk mengetahui bagaimana subjek mengatasi stres dan depresi.


Respon populer

Beck: kelelawar, kupu-kupu, ngengat
Piotrowski: kupu-kupu (48%), kelelawar (40%)
Dana (Perancis): kupu-kupu (48%), kelelawar (46%)


Respon populer

Beck: kulit hewan, kulit, karpet
Piotrowski: kulit hewan, karpet kulit (41%)
Dana (Perancis): kulit hewan (46%)

Komentar

Digunakan untuk mengukur kedekatan antar individu, termasuk persepsi seksual.


Respon populer

Beck: kepala manusia atau wajah (atas)
Piotrowski: kepala perempuan atau anak-anak (27%, atas)
Dana (Perancis): kepala manusia (46%, atas)

Komentar

Digunakan untuk mengukur feminitas , termasuk hubungan dengan wanita dalam kehidupan subjek.


image

Respon populer

Beck: hewan: bukan kucing atau anjing (merah muda)
Piotrowski: hewan berkaki empat (94%, merah muda)
Dana (Perancis): hewan berkaki empat (93%, merah muda)

Komentar

Kartu ini lebih kompleks dan berwarna. Terkait dengan “perubahan kecepatan” subjek dalam mengerjakan sesuatu, tingkat rangsangan emosional dan situasional subjek.


image

Respon populer

Beck: manusia (jingga)
Piotrowski: tidak ada
Dana (Perancis): tidak ada

Komentar

Karakteristik kartu IX adalah bentuknya tidak jelas dan menyebar, sehingga menciptakan ketidakjelasan. Jika subjek kesulitan menjawab kartu ini, maka itu mungkin menunjukkan bahwa subjek juga kesulitan jika berurusan dengan data-data tidak terstruktur.


Respon populer

Beck: kepiting, lobster, laba-laba (biru)
Piotrowski: kepiting, laba-laba (37%, biru),
kepala kelinci (31%, hijau muda),
ulat, cacing, ular (28%, hijau tua)
Dana (Perancis): tidak ada

Komentar

Secara struktural mirip dengan kartu VIII, namun lebih kompleks. Mencerminkan bagaimana upaya subjek untuk keluar dari situasi tertentu dan rasa keingintahuan subjek.

Referensi :

[1] Santo Di Nuovo, Maurizio Cuffaro (2004). Il Rorschach in pratica : strumenti per la psicologia clinica e l’ambito giuridico. Milano: F. Angeli. p. 147. ISBN 978-88-464-5475-1.
[2] Fátima Miralles Sangro (1996). Rorschach : tablas de localización y calidad formal en una muestra española de 470 sujetos. Madrid: Universidad Pontifícia Comillas. p. 71. ISBN 978-84-87840-92-0.
[3] Gacano & Meloy 1994[halaman dibutuhkan]
[4] Chapman, Loren J.; Chapman, Jean (1982). “Test results are what you think they are”. Di Kahneman, Daniel; Slovic, Paul; Tversky, Amos. Judgment under Uncertainty: Heuristics and Biases. Cambridge, UK: Cambridge University Press. pp. 238–248. ISBN 0-521-28414-7
[5] Gacano & Meloy 1994, hlm. 4
[6] Carl B. Gacono, F. Barton Evans, Lynne A. Gacono, Nancy Kaser-Boyd., ed. (2007). The handbook of forensic Rorschach psychology. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum. p. 80. ISBN 978-0-8058-5823-5.
[7] Raynor, Peter; McIvor, Gill (2008). Developments in Social Work Offenders (Research Highlights in Social Work). London: Jessica Kingsley Publishers. p. 138. ISBN 1-84310-538-1.
[8] Weiner & Greene 2007, hlm. 402
[9] Scott O. Lilienfeld, James M- Wood and Howard N. Garb: What’s wrong with this picture? Scientific American, May 2001
[10] Exner, John E. (2002). The Rorschach: Basic Foundations and Principles of Interpretation: Volume 1. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons. ISBN 0-471-38672-3.[halaman dibutuhkan]
[11] Rorschach, Hermann (1927). Rorschach Test – Psychodiagnostic Plates. Hogrefe. ISBN 3-456-82605-2.
[12] Alvin G. Burstein, Sandra Loucks (1989). Rorschach’s test: scoring and interpretation. New York: Hemisphere Pub. Corp. p. 72. ISBN 978-0-89116-780-8.
[13] Piotrowski, Z. A. (1987). Perceptanalysis: The Rorschach Method Fundamentally Reworked, Expanded and Systematized. Psychology Press. p. 107. ISBN 978-0-8058-0102-6.

Asumsi dasar yang digunakan dalam test Rorschach adalah adanya hubungan antara persepsi seseorang dengan kepribadiannya. Seseorang cenderung menginterpretasi berdasarkan apa yang ada dalam dirinya, terhadap benda yang tidak tentu bentuknya. Melalui persepsi itu, seseorang akan memproyeksikan kebutuhan, pengalaman, atau kebiasaan, yang sering tidak disadari. bentuk bercak tinta, ada yang memiliki arti (ambiguous) dan tidak berstruktur (unstructured) bentuk- bentuk tersebut memungkinkan subyek untuk mempersepsi secara personal. Cara bagaimana seseorang mengorganisir atau menyusun bercak- bercak tinta tersebut menggambarkan bagaimana fungsi aspek psikologisnya yang mendasar.

Klopfer (1962) mengemukakan bahwa jika seseorang dalam kehidupan sehari- hari menolak mengadakan hubungan dengan orang lain, maka kemungkinan ia tidak akan melihat gambar manusia pada bercak tes Rorschach, melainkan lebih banyak tentang mesin, gambar botani, gunung atau awan. Selain itu, seseorang yang dalam kehidupan sehari- hari tidak mau terlibat dalam suatu persoalan dan lebih suka menjadi penonton saja, maka ia akan cenderung memberikan perhatian pada bagian pinggir dari bercak tinta itu.

Dalam tes Rorschach terdiri dari 10 kartu yang sudah terstandarisasi. Kartu- kartu tersebut dapat digunakan sebagai alat assessment kepribadian seseorang. Bercak tinta ini dicetak diatas kertas tebal berwarna putih sebagai dasarnya, dengan panjang 9,5 x 5,5 inci, kartu-kartu tersebut dikelompokan menjadi:

  • Kartu Akromatik, kelompok kartu ini hanya mempunyai warna hitam, putih dan abu-abu.

  • Kartu kromatik, kelompok kartu ini memiliki aneka warna, seperti merah, hijau, kuning, dan biru.

Kartu-kartu memiliki karakteristik masing-masing, yang sering disebut sebagai individual properties. Tugas tester dalam tes ini yaitu mencatat respon verbal dari subjek, waktu reaksi, lama respon, posisi kartu yang menunjukan respon subjek, catatan spontan subjek, ungkapan emosional dan perilaku subjek selama tes.

Kartu I

Kartu I termasuk kartu akromatik, terdapat bercak besar yang berwarna hitam keabu-abuan dengan empat lubang putih yang menyolok di tengah. Reaksi pertama testee biasanya akan menggunakan keseluruhan bercak itu dan melihatnya sebagai mahkluk bersayap. Testee yang imajinasinya baik, kadang-kadang dapat melihat gerakan manusia. Jarang sekali testee mengamati bagian yang kecil atau menggunakan bagian yang putih secara terpisah. Pada umumnya bagian yang putih ini digunakan sebagai bagian dari keseluruhan bercak.

Di samping mahkluk bersayap, bercak ini memungkinkan dipersepsi sebagai manusia, khususnya wanita, yaitu pada bagian tengah. Orang-orang yang terlalu menaruh perhatian pada tubuhnya biasanya akan melihat keseluruhan bercak itu sebagai tulang pinggul. Kadang-kadang testee menggunakan bagian kecil di tengah sebelah atas untuk jawaban ‘tangan’. Wajah orang kadang juga dilihat pada bagian sisi dari bercak. Subjek yang tidak mampu memberikan jawaban secara keseluruhan untuk kartu I ini, indikasi kemampuan penyesuaian diri terhadap situasi yang baru kurang.

Kartu II

Kartu II tes Rorschach

Kartu II adalah kartu pertama yang mempunyai warna, meskipun hanya warna merah saja. Biasanya testee memberi jawaban dengan menggunakan bagian-bagian bercak itu secara terpisah. Hanya testee yang mempunyai perhatian dan kemampuan mengorganisir yang baik, yang menggunakan bercak secara keseluruhan. Bagian hitam sering direspon sebagai manusia atau binatang yang sedang bergerak (aktif). Sedangkan bagian putih di tengah maupun di atasnya biasanya menarik perhatian testee untuk meberi jawaban sebagai ‘pesawat’. Kupu-kupu sering muncul pada bagian bercak yang berwarna merah di bawah, sedangkan bagian atas dan bagian bawah sering menimbulkan kesan organ sex.

Kartu III

Kartu III terdiri dari dua bagian berwarna hitam keabu-abuan yang terpisah dan dihubungkan oleh warna abu-abu muda. Di antara kedua bagian itu terdapat bercak merah yang cukup jelas. Dibandingkan dengan kartu I dan II, kartu III ini tampak terpisah-pisah secara jelas dan lebih sugestif, sehingga lebih mudah untuk memberikan respon. Oleh karena itu kartu ini sering disebut sebagai “kartu penolong” (recovery card). Terutama untuk subjek yang mengalami kesulitan dengan kartu I.

Pada kartu III ini testee jarang menggunakan bercak tinta secara keseluruhan untuk memberikan jawaban. Dalam memberikan respon, kebanyakan orang akan menggunakan bagian yang hitam untuk melihat manusia yang sedang bergerak. Bagian merah di tengah sering dilihat sebagai dasi, pita rambut atau kupu-kupu. Bagian abu-abu di tengah sering dijawab seperti kepiting atau sesuatu yang diperebutkan dua orang di kiri dan kanannya.

Kartu IV

Bercak tinta pada kartu ini menimbulkan kesan besar, berat, utuh, massive. Berwarna hitam dengan shading yang kuat dan jelas bentuknya, sehingga sering membingungkan subjek. Respon yang sering muncul adalah monster, raksasa, gorilla yang sedang duduk atau berjalan mendekat. Kadang pula direspon sebagai hutan yang lebat dengan gunung dan danau-danau. Karena bentuknya yang berkesan besar dan kuat, kadang-kadang juga menakutkan dan ada unsur berkuasa, namun ada juga unsur sebagai tempat bergantung, maka kartu ini disebut sebagai father card. Kartu ini cenderung dijawab secara keseluruhan. Pada bagian atas dan bawah sering muncul jawaban yang berhubungan dengan sex. Bila shading tidak mengganggu, maka dapat menimbulkan kesan lembut dan halus seperti misalnya selimut atau mantel bulu.

Kartu V

Bentuk bercak dalam kartu ini sangat jelas dan hampir semua berwarna hitam pekat, shading tidak kuat, warnanya hitam rata. Kebanyakan testee akan mudah sekali memberikan respon, terutama bagi yang mengalami kesulitan memberikan respon pada kartu sebelumnya. Oleh karena itu kartu ini juga disebut sebagai “kartu penolong” (recovery card) seperti kartu III.

Bagi testee yang mengalami kesulitan memberikan jawaban, kemungkinan dia terganggu dengan warna hitam yang pekat itu; keadaan ini disebut sebagai black shock. Jawaban yang sering muncul adalah mahkluk bersayap, kelelawar, atau kupu-kupu yang sedang bergerak. Bagian kecil di bawah kadang direspon sebagai kepala binatang atau kaki manusia.

Kartu VI

Kartu ini disebut sebagai sex card, karena bagian atas sering dipersepsi sebagai alat kelamin pria dan di bagian bawah seperti alat kelamin wanita, juga bagian-bagian lain yang sangat memungkinkan menimbulkan kesan hal-hal yang berhubungan dengan sex, dengan kata lain banyak fasilitas sexual dalam kartu ini. Mungkin organ sex atau aktivitas atau hal-hal lain yang berhubungan dengan sexual.

Kualitas shading kartu ini sangat jelas, sehingga jawaban yang mengandung shading banyak muncul. Misalnya keseluruhan bercak sering direspon sebagai selimut berbulu yang lembut atau hangat, kulit kambing yang dikeringkan dengan penjelasan mengenai bulunya. Bagi testee yang mempunyai masalah sexual, kemungkinan kartu ini sangat mengganggu sehingga menolak memberi jawaban.

Kartu VII

Bercak tinta pada kartu VII ini mempunyai kesan ringan dan lembut. Warnanya abu-abu muda dengan sedikit bagian agak gelap di bagian tengah bawah. Kartu ini memungkinkan testee memberikan respon secara keseluruhan berupa awan dan asap. Respon yang sering muncul adalah figure manusia, terutama wanita, yang sedang bergerak atau binatang yang mempunyai bulu lembut. Bagian tengah bawah yang agak gelap kadang direspon sebagai organ sex wanita. Karena banyak berkaitan dengan kewanitaan (feminitas) dan kelembutan (sosok manusia sering terlihat di dalamnya yang digambarkan seperti wanita atau anak-anak), maka kartu ini disebut sebagai mother card.


Kartu VIII tes Rorschach

Kartu VIII ini adalah kartu pertama yang seluruhnya berwarna, warnanya tidak hanya merah saja seperti pada kartu II dan III, tetapi juga ada warna-warna yang lain. Bentuknya agak kecil dan menyatu dengan beberapa bagian yang jelas dan terpisah : bagian atas berwarna abu-abu kehijau-hijauan, bagian tengah berwarna biru, bagian bawah berwarna merah muda dan orange dan bagian samping kiri dan kanan berwarna merah muda.

Bagian samping berwarna merah muda sering direspon sebagai bentuk binatang berkaki emmpat yang sedang bergerak (misalnya harimau, musang, tikus, dan hewan sejenis ; bukan buaya, cecak atau ikan). Bagian-bagian lain dapat dijadikan sebagai jawaban jika tidak digunakan secara bersama-sama. Memang agak sulit untuk memberikan jawaban secara keseluruhan pada kartu ini, karena bercak-bercaknya yang terpisah.

Kartu IX

Kartu IX tes Rorschach

Bercak tinta pada kartu ini menimbulkan kesan besar dibandingkan dengan bercak pada kartu VIII maupun kartu-kartu yang lain, tetapi bentuk atau strukturnya tidak jelas, sehingga sulit untuk dibedakan bagian-bagiannya. Warna-warnanya saling bertumpang tindih atau tercampur dan struktur bercak yang tidak jelas membuat beberapa testee mengalami kesulitan untuk memberikan jawaban secara keseluruhan atau memilih bagian-bagian tertentu. Hanya orang yang mempunyai tingkat intelektual yang cukup tinggi atau di atas rata-rata saja yang mampu memberikan jawaban dengan baik (jawaban berkualitas baik). Oleh karena itu kartu ini disebut intelectual blocking card.

Respon pada kartu ini sangat bervariasi, bahkan dibanding kartu yang lain, variasi jawabannya paling besar. sehingga jawaban dari kartu ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menginterpretasi keadaan testee secara cepat, terutama interpretasi keadaan intelectualnya.

Kartu X

Pada kartu ini warna-warna tersebar secara terpisah, sehingga sulit bagi testee untuk melihat bercak sebagai suatu yang utuh. Kalau tetee mempunyai kemampuan mengorganisasikan bercak dengan baik, respon yang sering muncul adalah palet seorang pelukis atau pemandangan di bawah laut. Tetapi pada umumnya testee memberikan jawaban secara terpisah-pisah. Jawaban “ulat/ular yang berwarna hijau” sering muncul pada bagian tengah yang berwarna hijau dan bentuknya memanjang, sedangkan bagian kecil dari bercak hijau ini yang berwarna lebih muda sering dijawab sebagai hewan bertelinga panjang. Bagian luar yang berwarna biru sering direspon sebagai hewan berkaki banyak misalnya “kepiting”. Bagian-bagian lain juga banyak yang memberikan kesan sebagai binatang. Respon manusia jarang dilihat, kecuali pada bagain besar di tengah yang berwarna merah muda.

Sasaran dan Tujuan Tes Rorschach


Tujuan dari teknik Rorschach yaitu untuk memberikan suatu deskripsi tentang keseluruhan kepribadian seseorang yang memiliki arti klinis, bukan sebagai pemrediksi bagian- bagian dari perilaku seseorang. Hasil dari tes Rorschach dapat digunakan untuk membantu terapis dalam menangani klien, karna tes ini memberikan gambaran tentang struktur dasar kepribadian yang mempengaruhi tingkah laku seseorang. Meskipun tes Rorschach memberikan gambaran mengenai kepribadian seseorang namun bukan berarti tes ini mampu mengungkap seluruh aspek kepribadian seseorang.

Menurut Klopfer (1962) tes Rorschach dapat mengungkap 3 aspek pokok kepribadian seseorang, yaitu:

  1. Aspek kognitif atau intelektual. Aspek ini menyangkut:

    • Status dan fungsi intelektual.
    • Pendekatan terhadap masalah
    • Kekuatan observasi ( power of observation)
    • Pemikiran orisinal
    • Produktivitas ide
    • Luas interest
  2. Aspek afektif atau emosional. Aspek yang diungkap:

    • Suasana emosi secara umum
    • Perasaan terhadap diri sendiri
    • Responsifitas terhadap orang lain
    • Reaksi terhadap tekanan social
    • Control terhadap dorongan emosional
  3. Aspek fungsi ego. Yang termasuk dalam aspek ini yaitu:

    • Kekuatan ego
    • Daerah konflik

Persiapan Tes Rorschach


1. Kesiapan tester dan testi

Untuk melaksanakan tes Rorschach, sebaiknya tester dan testi sama-sama siap dan bersedia untuk melaksanakan tes. Khususnya tester harus sehat secara fisik maupun psikologis, tidak sedang sakit atau mengalami gangguan, misalnya tidak sedang marah, sedih, ataupun terlalu gembira, dan berminat melakukan tes, tidak sedang malas.

2. Suasana lingkungan

Suasana tes ini sangat bervariasi, tergantung dari testi, tester, maupun situasi pada waktu tes dilaksanakan. Suasana ts ini sangat penting karena akan berpengaruh juga pada respon yang akan diberikan.

3. Pengaturan tempat duduk

Tempat duduk diatur dalam berbagai posisi, antara lain :

  • Tester dan testi duduk bedampingan, mengahadap ke arah yang sama, tetapi tester duduk agak sedikit dibelakang testi. Cara ini dianjurkan oleh Klopfer (1962). Tetapi tampaknya hal ini agak sulit diklakukan di Indonesia karena faktor kultural, terutama jika tester dan testi berbeda jenis kelamin.

  • Tester dan testi duduk berhadap-hadapan. Posisi ini tampaknya banyak digunakan di Indonesia. Namun duduk dengan cara seperti ini terlalu formal, menimbulkan kesan sedang diinterogasi, sehingga hubungan menjadi kaku. Keadaan ini kurang cocok untuk tes Rorschach. Tester duduk disamping testi membentuk sudut siku. Untuk tester oang Indonesia yang tidak kidal, testi duduk disebelah kiri tester. Posisi ini memudahkan tester untuk mengamati gerak-gerik testi maupun perubahan wajahnya secara tidak langsung, hubungan tidak formal dan kaku. Tester juga dapat melihat posisi kartu yang dipegang testi, dan tester lebih enak menulis jawaban testi ke lembar jawaban.

  • Persiapan alat-alat tes Rorschach
    Alat-alat yang harus dipersiapakan untuk penyajian tes Rorschach adalah:

    • Sepuluh kartu Rorschach yang sudah diatur sesuai dnegan urutannya kartu I paling atas dengan keadaan dibalik sehingga gambar/bercak tinta menghadap kebawah.

    • Lembar jawaban. Ada dua macam yaitu, lembar jawaban yang dgunakan untutk mencatat semua respon/jawaban yang digunakantesti yang diberikan waktu perfomance proper dan lembar lokasi yang digunakan untuk mencatata jawaban testi pada waktu inquiry.

    • Alat pengukuran stopwatch yang akan digunakan untuk mengetahui waktu reaksi dan waktu respon testi.

    • Alat tulis.

Tahap-tahap Pelaksanaan Tes Rorschach

Sebelum melaksanakan tahap-tahap penyajian tes Rorschach, terlebih dahulu tester harus memberikan instruksi. Instruksi dalam tes Rorschach ini memang tidak ada formulasi yang baku seperti pada tes obyekyif, misalnya tes ingtelegensi dan tes bakat. Hal ini sangat tergantung pada kondisi dari testi , misalnya latar belakang pendidikan, sosial budaya, usia, dan keadaan khusus lainnya.

Meskipun demikian ada kriteria yang harus dipenuhi untuk memberikan instruksi, yaitu yang utama adalah menggunakan kata-kata netral dan tidak sugestif, serta mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

  1. Penjelasan cara membuat bercak tinta, dan menanyakan apakah testi sudah tahu tentang bercak tinta.

  2. Memberitahukan pada testi bahwa nanti akan ditunjukkan 10 kartu bercak tinta seperti tersebut diatas.

  3. Memberi tahukan bahwa tugas testi adalah mengatakan apa yang dilihat pada kartu tersebut.

  4. Motivasi diberikan dengan mengatakan bahwa semua jawaban adalah benar, tidak ada jawaban yang jorok, tabu, atau memalukan; jawaban setiap orang tidak sama; apapun dapat ter lihat di kartu tersebut.

  5. Memberitahukan bahwa jawaban testi akan dicatat dan waktunya akan dihitung, tetapi testi tidak perlu merasa terganggu. Oleh karena itu sebaiknya testi memberi tahukan apabila testi telah selesai memberikan jawaban pada setiap waktu.

Seperti disebutkan di atas, bahwa instruksi dapat diberikan dengan formulasi dari tester sendiri, tetapi yang perlu diingat adalah tester tidak boleh memberikan pernyataan-pernyataan maupun pertanyaan yang sugestif. Misalnya dengan mengatakan: “Anda boleh melihat setiap kartu sesuka anda dan mengatakan kepada saya semua apa yang anda lihat”.

Setelah selesai memberikan instruksi, tester perlu mengecek apakah testi sudah betul-betul memahami apa yang harus dilakukan. Misalnya dengan menanyakan: “Apakah anda sudah tahu apa yang harus anda lakukan?”.

Testi diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Ada kalanya testi meminta penjelasan sekali lagi, tetapi ada juga testi yang ingin tahu tentang tujuan dari tes ini. Jika tidak diberi tahukan kemungkinan testi akan menunjukkan sikap yang tidak kooperitis. Akan cukup riskan juka tester secara eksplisit mengatakan bahwa tes ini adalah tes kepribadian, terutama pada tes yang belum dikenal. Oleh karena jawaban yang paling aman adalah mengatakan bahwa tes ini ada hubungannya dengan imajinasi dan fantasi.
Sebaliknya ada testi yang sangat antusias dan berusaha sebaik mungkin karena sedang melakukan tes kepribadian, jadi dalam hal ini tester yag harus peka dan mengetahui apa kebutuhan subjek atau testi dalam memberi penjelasan.

Penguji tes Rorschach dibagi dalam empat tahapan, yaitu:

1. Tahap Performance Proper (PP)

Pada tahap ini tester menyajikan atau menunjukkan 10 kartu bercak tinta kepada testi secara berurutan satu persatu. Kartu-kartu tersebut ditunjukkan pada testi dalam posisi tegak. Testi diberi kesempatan untuk merespon atau menjawab secara spontan tanpa bimbingan atau tekanan, tester sebaiknya tidak memberikan intervesi terhadap jawaban yang diberikan testi. Pada tahap PP ini testi diberi kesempatan dan kebebasan yang seluas-luasnya untuk memberi jawaban.

Tugas tester dalah mamcatat jawaban yang diucapkan testi. Cara mencatat sudah ditentukann dengan aturan-aturan tertentu untuk memudahkan komunikasi antar pengguna tes Rorschach. Hal-hal yang perlu dicatat adalah sebagai berikut:

  • Respon atau jawaban testi : Seluruh respon testi harus dicatat selengkapnya kata demi persis seperti yag diucapkan. Pencatatan ini dapat dilakukan pada lembar jawaban yang telah disediakan ataupun pada kertas lain. Respon yang diberikan subjek ini perlu diberi nomor dengan menggunakan angka. Nomor kartu dituis dengan angka romawi.

  • Waktu : Ada tiga jenis waktu yang dicatat:

    • Waktu reaksi, yaitu waktu antara pertama kali kartu ditunjukkan pada testi sampai testi memberikan jawaban yang pertama untuk setiap kartu.

    • Waktu respon setiap kartu, yaitu: waktu yang digunakan testi untuk memberikan semua respon pada setiap kartu. Termasuk disini adalah waktu reaksi. Tetapi jika tester ingin mendapatkan catatan yang lebih teliti, maka waktu respon setiap kartu yang itu ditunjukkan dalam stop watch dikurangi dengan waktu reaksi.

    • Waktu respon total, yaitu waktu yang digunakan testi unruk memberikan respon pada 10 kartu dalam tahap PP. Waktu respon ini akan dihitung pada waktu skoring dengan menjumlahkan seluruh waktu respon setiap kartu, jadi jika termasuk waktu pergantian antara kartu satu ke kartu yang lain atau kalau ada time out.

    • Posisi Kartu: Posisi yang dicatat disini adalah posisi kartu yang dipegang testi pada saat memberikan respon. Simbol yang digunakan adalah metode yang disarankan oleh Loosli-Usteri. Ujung panah menunjukkan bagian atas dari kartu. Kalau kartu diputar secara penuh, baik sekali maupun beberapa kali tanda yang digunakan adalah lingkaran dan disertai dengan tanda panah pada posisi terakhir yang digunakan. Pencatatan posisi ini berguna untuk pelaksanaan tahap inquiry yaitu untuk mengingatkan pada testi dalam posisi mana dia melihat konsepnya pada waktu tahap PP tadi.

    • Posisi Kartu: Posisi yang dicatat disini adalah posisi kartu yang dipegang testi pada saat memberikan respon. Simbol yang digunakan adalah metode yang disarankan oleh Loosli-Usteri. Ujung panah menunjukkan bagian atas dari kartu. Kalau kartu diputar secara penuh, baik sekali maupun beberapa kali tanda yang digunakan adalah lingkaran dan disertai dengan tanda panah pada posisi terakhir yang digunakan. Pencatatan posisi ini berguna untuk pelaksanaan tahap inquiry yaitu untuk mengingatkan pada testi dalam posisi mana dia melihat konsepnya pada waktu tahap PP tadi.

    • Posisi Kartu: Posisi yang dicatat disini adalah posisi kartu yang dipegang testi pada saat memberikan respon. Simbol yang digunakan adalah metode yang disarankan oleh Loosli-Usteri. Ujung panah menunjukkan bagian atas dari kartu. Kalau kartu diputar secara penuh, baik sekali maupun beberapa kali tanda yang digunakan adalah lingkaran dan disertai dengan tanda panah pada posisi terakhir yang digunakan. Pencatatan posisi ini berguna untuk pelaksanaan tahap inquiry yaitu untuk mengingatkan pada testi dalam posisi mana dia melihat konsepnya pada waktu tahap PP tadi.

2. Tahap Inquiry

Tahap kedua ini dilakukan sesudah performance proper, dirancang untuk mengungkap bagaimana testi sampai pada respon yang diberikan, sehingga dapat diberikan skor dengan tepat. Disini terter memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat klasifikasi, tetapi tidak boleh mempengaruhi jawaban testi. Semua pertanyaan yang diajukan kepada testi harus bersifat netral.

Tujuan utama dari inquiry adalah untuk menjelaskan jawaban agar dapat diberikan skor dengan tepat, yang dapat dilakukan dengan:

  • Memperoleh berbagai keterangan dari testi tentang bagaimana cara melihat bercak, sehingga sampai pada konsep jawabannya. Tester harus memperoleh penjelasan mengenai berbagai aspek dari jawaban testi, yaitu yang menyangkut; lokasi dari bercak yang digunakan berbagai landasan memberikan jawaban, determinan yang digunakan, isi atau content jawaban tersebut. Informasi-informasi ini sanngat penting sebagai landasan untuk memberikan skor.

  • Memberikan kesempatan kepada testi untuk melengkapi jawabanya maupun menampah respon-respon baru. Terutama bagi testi yang tidak memberikan jawaban pada satu kartu (kartu kosong atau sing out). Atau jika pada suatu kartu testi hanya memberikan satu jawaban saja, maka pada tahap ini diberi kesempatan untuk memberikan jawaban atau menambahkannya dengan jalan menyajikan kartu itu sekali lagi dan meminta testi melihatnya. Tetapi tester tidak boleh secara jelas menyuruh testi memberikan jawaban, melainkan hanya memberikan kesempatan saja.

Dalam melaksanakan inquiry tester perlu bersikap hati-hati agar testi tidak merasa bahwa jawaban-jawabannya ditantang dan juga jangan sampai testi mengerti tentang apa yang ingin diketahui oleh tester.

  • Inquiry untuk lokasi
    Inquiry pertama yang dilakukan adalah untuk lokasi, yaitu bagian bercak yang dijadikan sebagai landasan bagi testi untuk memberikan konsep jawabanya. Untuk menanyakan lokasi tester dapat mengajukan pertanyaan sebagai berikut;

    ”Tunjukkan pada saya,bagian mana dari bercak yang anda sebut sebagai kelelawar?”, apabila misalnya subjek menjawab kelelawar. Atau “pada bagian mana dari bercak ini yang anda lihat sebagai dua orang wanita?”, misalnya jawaban subjek dua orang wanita).

    Berbagai cara dapat dilakukan untuk meminta testi menunjukkan lokasi dari jawaban yang dimaksud, antara lain :

    • Testi diminta untuk menunjukkan atau melingkari lokasi yang digunakan dengan jari tangannya pada kartu. Ini adalah cara yang paling banyak digunakan.

    • Testi diminta melingkari lokasi yang dimaksud pada location chart (lembar lokasi) dengan pensil.

    • Testi diminta untuk menjiplak gambar yang dilihat pada kartu itu di atas kertas tembus.

    • Testi diminta untuk menjabarkan jawabannya secara bebas dengan berdasarkan pada kertas lain.

  • Inquiry untuk Determinan
    Yang akan diungkapkan dengan inquiry untuk determinan adalah bagaimana cara testi melihat bercak, sehingga testi sampai pada konsepnya. Apakah dia menggunakan bentuk bercak saja, atau mungkin juga menggunakan bentuk bercak saja, atau mungkin juga menggunakan warna dan shading atau mungkin dia melihat bercak itu sebagai sesuatu yang bergerak. Jadi yang tercakup didalam aspek determinan adalah penggunaan bentuk (form), gerakkan (Movement), perbedaan gelap dan terang dari bercak (shading), dan warna (color).

    Dibanding dengan lokasi, inquiry untuk determinan lebih kompleks karena tester tidak diperkenankan untuk mengajukan pertanyaan secara langsung tentang apa yang ingin ditanyakan tester, supaya testi tidak terpengaruh, jadi testi tetap diharapkan menjawab dengan spontan sesuai idenya sendiri. Misalnya tester tidak diperkenankan untuk mempergunakan kata “warna”, atau “gerakan” sebelum testi sendiri mengatakannya. Kalau pada waktu PP tester belum mengetahui determinan apa yang digunakan oleh testi, maka sebaiknya pertanyaan yang diajukan bersifat umum. Misalnya; “apa yang membuat anda berkesan bercak ini sebagai kelelawar?”.

    Seandainya testi sudah memberikan isyarat bahwa dia menggunakan suatu determinan, maka tester sebaiknya menggunakan tanda itu untuk melakukan inquiry. Misalnya pada kari III testi mengatakan; “ini adalah kupu-kupu yang indah”, maka tester dapat bertanya; “apa yang membuat anda berkesan bercak ini sebagai kupu-kupu?” kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan;”apa yang anda maksud dengan indah?”.

    Dalam melaksanakan inquiry untuk determinan ini tidak dipisah-pisahkan apakah terter akan mengungkap penggunaan bentuk, penggunaan warna, shading atau pun gerakkan. Pada umumnya dengan memberikan pertanyaan secara umum saja testi sudah terstimulasi untuk menceritakan penggunaan beberapa aspek dari determinan sekaigus. Meskipun demikian tester perlu mengetahui bagaimana cara mengungkap masing-masing determinan tersebut.

  • Inquiery Untuk Isi (content)
    Inquiry untuk content biasanya tidak diperlukan lagi karena pada umumnya konsep apa yang dilihat oleh testi itu sudah cukup jelas. Hanya kalau tster masih ragu-ragu, hal ini boleh ditanyakan. Misalnya, pada kartu IV testi menjawab: “Apa yang anda maksud dengan makhluk?”. Pertanyaan ini sebenarnya ingin menggunakan makhluk tersebut sebangsa bintang atau manusia.

Hal-hal yang Perlu Dicatat dalam Inquiry

Dalam tahap inquiry ini yang tester perlu perlu mengetahui apa saja yang dicatat pada protokol. Secara umum, semua jawaban testi harus dicatat secara teliti. Pertanyaan umum yang diajukan untuk mengungkap lokasi dan determinan tidak pernah ditulis.

Misalnya pada kartu I testi memberikan jawaban pata tahap performance proper: “ini seekor kelelawar”. Kemudian pda tahap tester bertanya: “Apa yang mengesankan ini seperti kelelawar?”. Pertanyaan seperti ini tidak perlu dicatat pada protokol. Tetapi kalau tester mengajukan pertanyaan diluar pertanyaan yang umum atau biasa, maka pertanyaan itu perlu dicatat.

Misalnya, pada kartu VII testi menjawab: “Ini adalah sesuatu yang halus“ maka tester menanyakan: “Apakah yang anda maksud dengan sesuatu itu?”. Pertanyaan yang meminta kejelasan tentang isi jawaban semacam ini perlu dicatat pada protokol. Demikian juga untuk pengguanaan determinan.

Misalnya, testi menjawab pada kartu VIII: “Dua ekor beruang kutub yang berwarna jambon sedang berjalan diatas es”. Pada waktu inquiry tester menanyakan: “Apa yang mengesankan seperti beruang kutub”. Pertanyaan tersebut tidak perlu dicatat. Demikian juga permintaan tester untuk meminta penjelasan lebih lanjut, seperti: “Coba jelaskan lebih lanjut”. Tetapi kalau tester menanyakan tentang konsep warna, misalnya: “Anda berpikir beruang ini merah jambon?”. Pertanyaan ini perlu dicatat dalam protokol.

Selain mencatat jawaban testi atau pertanyaan yang diajukan, tester juga perlu mencatat atau menggambar lokasi yang digunakan testi untuk membuat jawaban. Jika jawaban testi lebih dari satu sebaiknya digunakan spidol yang warnanya berbeda-beda untuk setiap jawaban-jawaban. Ini untuk memudahkan tester dalam memberikan scoring lokasi.

Dalam tahap inquiry dimungkinkan testi menambah jawaban baru, yang disebut sebagai jawaban tambahan (additional). Jawaban ini harus diberi tanda yang berbeda dengan jawaban yang muncul pada tahap PP. misalnya kalau jawaban yang muncul pada waktu PP diberi nomor dengan angka, maka jawaban yang munvul pad tahap inquiry diberi nomor dengan huruf.

Hal-hal lain yang Mungkin Muncul dalam Inquiry

Sering juga terjadi jawaban yang muncul pada waktu PP dikolerasi pada waktu inquiry. Jika hal ini terjadi, maka yang digunakan adalah jawaban yang telah dikoreksi. Jika jawaban yang muncul pada tahap umumnya ternyata tidak disetujui atau ditolak oleh testi sendiri setelah ia melihat kartu lagi, maka jawaban tersebut perlu dibri tanda dengan anak panah.

Jika pada waktu PP dijumpai kasus “kartu kosong”, maka pada waktu nquiry kartu tersebut tetap diberikan lagi pada testi. Selanjutnya tester boleh memberikan instruksi supaya testi melihat kartu dan memberikan jawaban jika dia dapat melihat sesuatu dari kartu tersebut. Jika setelah melihat kartu kembali seorang testi data memberikan memberikan jawaban, maka jawaban tersebut masuk dalam kategori jawaban tambahan (assitional). Tetapi jika testi tidak data memberikan tanggung jawab, maka tester harus melakukan tahap berikutnya, yaitu tahap analogy.

3. Tahap Analogy

Tahap ini bersifat opsional, artinya boleh dilakukan tetapi juga boleh dilaksanakan, tergantung pada kondisi tes atau jawaban yang diberikan. Dengan berbagai tanda yang mungkin telah ada pada jawaban testi tahap sebelumnya, tester bertanya apakah suatu determinan yang digunakan pada jawaban suatu kartu juga digunakan pada jawaban kartu lain.

Tahap analogy ini diberikan apabila tester menjumpai dua situasi dalam tes:

  • Ada “kartu kosong” atau ditolak testi.
  • Determinan atau lokasi tertentu muncul sangat sedikit atau hanya satu, padahal bercak mempunyai fasilitas tersebut.

Pada kasus tersebut, tester belum yakin apakah testi menggunakan suatu determinan pada situasi bercak. Maka tester harus mendapatkan keterangan yang jelas dengan mengadakan follow-up terhadap jawaban yang diberikan pada inquiry tersebut.

Pertanyaan yang diajukan pada tahap analogy ini sifatnya adalah membandingkan atau menganalogikan dengan jawaban testi sendiri yang sudah ada (bukan jawaban orang lain). Misalnya pada kartu III testi mengatakan: “Dua orang manusia yang sudah mengangkat suatu barang”. Disini konsep gerakanjelas digunakan. Kemungkinan pada kartu VII testi menjawab: “Dua orang anak yang mengenakan pakaian seperti kelinci. Pakaian itu tampak berbulu halus dan bentuk telinganya panjang seperti kelinci”. Disini masih belum jelas apakah testi menggunakan gerakkan atau tidak. Oleh karena itu tester boleh bertantya:”Disini (kartu III) anda mengatakan sebagai manusia yang sedang mengangkat sesuatu. Bagaimana dengan dua anak manusia disini (kartu VII)?”.

Contoh lain adalah pada kartu testi menjawab; “Ini adalah bunga yang indah dan berwarna-warni. Ada yang berwarna merah, hijau dan kuning”. Jawaban ini jelas menggunakan warna. Tetapi pada kartu III testi mengatakan: “Ini seekor kupu-kupu yang sedang terbang.” Tester ingin tahu, apakah pada kartu III ini testi yang menggunaknan warna atau tidak, maka dia boleh bertanya: “Disini (kartu IX)anda mengatakan bunga yang warnanya bermacam-macam, nah bagaimana dengan kupu-kupu disini”.

Pertanyaan yang sifatnya analogy ini juga diberikan kalau ada kartu yang tidak ada jawabannya sama sekalli. Misalnya testi tidak memberikan jawabannya pada kartu V karena terganggu dengan warna hitam kelam (black-shock). Tetapi pada kartu I (yang mempunyai fasilitas yang sama dengan kartu V) dia memberikan jawaban; “Seekor kelelawar yang sedang terbang”. Maka jawaban pada kartu I tersebut padat digunakan tester untuk merangsang supaya testi memberikan jawaban pada kartu V dengan bertanya: “Disini (kartu I) anda mengatakan seperti seekor kelelawar, bagaimana dengan disini? (kartu V).

Perlu diingat bahwa pada tahap analogy ini pertanyaan-pertanyaan yang bersifat langsung dan sugestif masih tidak diperkenankan. Ini disebabkan jawaban yang diberikan testi pada tahap analogy ini masih tetap diskor secara kuantitatif sebagai jawaban tambahan.

Tahap analogy ini dapat dilakukan apabila diantara jawaban-jawaban yang diberikan testi dari 10 kartu itu ada satu determinan yang muncul, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar menganalogi. Tetapi jika tidak ada jawaban yang dapat digunakan untuk menganalogikan sama sekali, misalnya tak ada gerakkan, tak ada warna atau shading, maka tester langsung melaksanakan tahap terakir, yaitu testing the limits.

4. Tahap Testing The Limit

Tahap ini dilaksanakan apabila pada tahap-tahap sebelumnya testi tidak mampu memberikan jawaban-jawaban tertentu, yaitu:

  • Tidak ada lokasi keseluruhan (W) atau sebagaian besar (D).

  • Tidak ada konsep manusia atau hewan sedangkan bergerak, skor M atau FM.

  • Tidak ada jawaban yang mengkombinasikan antara bentuk dan warna atau skor FC.
    d. Tidak ada jawaban yang menggunakan shading atau skor mengandung c,K,k.

  • Tidak ada jawaban populer.

  • Tidak ada jawaban pada satu kartu atau lebih (menolak untuk menjawab).

Dalam melaksanakan testing the limits ini tester sudah boleh memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya langsung dan sugestif. Meskipun demikian sebaiknya dimulai dengan pertanyaan terlebih dahulul, jika tidak dapat baru pertanyaan yang langsung atau spesifik.

Didalam testing the limits inu tampak bahwa testi sudah banyak diberikan pertanyaan yang bersifat langsung dan sugestif, oleh karena itu hasil yang diperoleh pada tahap ini tidak dapat dimasukkan dalam skoring yag kuantitatif, tetaoi merupakan suatu bahan untuk interpretasi kualitatif. Tujuannya hanyalah ingin tahu apakah testi merupakan potensi untuk melihat konsep-konsep yang spesifik tersebut atau tidak.

Prosedur Khusus

Prosedur diatas adalah prosedur yang digunakan pada orang dewasa yang normal. Menurut Kopler (1962) prosedur administrasi agak sedikit berbeda bila subjek tertentu, misalnya anak-anak, orang tua, atau untuk orang yang mengalami gangguan jiwa. Ada beberapa prosedur khusus yang disarankan oleh beberapa ahli yang dapat digunakan dalam situasi tertentu. Prosedur ini setaraf dengan testing the limit.

  • Prosedur asosiasi bebas (Free Association Procedure). Prosedur ini lebih digunakan dalam situasi klinis. Terutama apabila testi memberi jawaban yang isinya (content) berulang-ulang muncul pada banyak kartu.

  • Teknik pembentukan konsep (concept formation technique). Pada prosedur ini tester memberikan seluruh kartu pada testi. Selanjutnya testi diminta untuk menggolongkan seluruh kartu tersebut. Kemungkinan testi akan menggolongkannya berdasarkan isi (content) jawaban, dapat juga menggolongkan berdasarkan bentuknya atau determinan lainnya. Teknik ini dapat digunakan sebagai salah satu teknik pada tahap testing the limits.

  • Prosedur menggambar bebas (Graphic procedure). Teknik ini banyak digunakan, subjek diminta menggambar objek yang dilihat pada kartu dikertas lainnya secara bebas.

  • Prosedur suka atau tidak suka (Like-dislike procedure). Pada prosedur ini testi juga diberikan seluruh kartu, kemudian testi diminta untuk memilih satu kartu yang paling disukai dan satu kartu yang paling tidak disukai. Selanjutnya testi diminta untuk memberikan penjelasan alasan testi menyukai dan tidak menyukai kartu tersebut. Cara ini juga dapat menambah interpretasi kualitatif.

Penilaian Tes Rorschach (Skoring)


Lokasi

Skoring lokasi tergantung pada bagian gambar yang mana yang dipergunakan.
Terdapat lima kategori utama:

Skor Penjelasan
W – Whole Skor ini diberikan bila subjek menggunakan seluruh bercak sebagai dasar untuk memberikan jawabannya.
DW atau dW (Confabulatory whole): Skor DW diberikan apabila subjek mengguanakn suatu detail kemudian digeneralisasikan pada seluruh bercak.
D ( Large Usual Detail) Skor D diberikan apabila subjek menggunakan bagian yang besar dari bercak yang sudah biasa digunakan oleh orang lain. Bagian mudah dibedakan dengan bagian yang lain karena color, shading atau space. Untuk mengetahui mana bagian yang diskor D atau diskor yang lain, dilaksanakan dengan melihat pada tabel lokasi yang sudah ada pada lampiran.
Skor d – (Small Usual Detail) Skor ‘d’ diberikan pada penggunaan bercak yang relatif kecil, tetapi mudah dilihat dengan adanya color, shading atau space. Untuk menentukan skor ini juga perlu melihat tabel lokasi.
Skor Dd (Un-usual Detail) Jawaban un-usual detail adalah jawaban yang tidak merupakan jawaban whole(W), tidak ada dalam daftar jawaban large atau small usual detail (D atau d), serta bukan jawaban space (S). Jawaban ‘un-usual detail’ diberi simbol dengan ‘Dd’, tetapi simbol ini tidak digunakan dalam skoring melainkan menunjukkan semua un-usual detail yang terdiri dari : dd (Tiny Detail): diberikan pada jawaban yang menggunakan lokasi yang kecil sekali, tetapi masih bisa dibedakan dengan adanya color, shading atau space. Skor ini juga telah ditujukkan pada daftar tabel lokasi. de(Edge Detail ): Skor ‘de’ digunakan untuk jawaban yang menggunakan lokasi bagian sisi luar dari bercak. di(Inner Detail): Skor ‘di’ diberikan untuk lokasi didalam bercak yang sulit untuk dipisahkan dari bagian lain oleh color, shading atau space. dr(Rare detail): diberikan pada jawaban yang lokasinya tidak biasa digunakan oleh orang lain. Lokasi ini tidak dapat digolongkan dalam dd, de, atau di dan juga tidak dapat digolongkan dalam d, D, atau W. Lokasi untuk skor dr tidak selalu bagian bercak yang kecil. Kadang-kadang bercaknya juga besar.
S ( White Space ) Jawaban diberi skor ‘S’ apabila subjek membalik penggunaan ‘figure’ dan ‘ground’, sehingga bagian putih justru dijadikan sebagai landasan untuk memberikan jawaban. Kadang-kadang bagian putih itu dijadikan sebagai jawaban utamanya, tetapi kadang hanya sebagai tambahan saja. Dalam hal ini skor S diberikan sebagai tambahan (additional score).

Skor Lokasi Jamak (Multiple Location Score)

Dalam skoring lokasi ini ada kemungkinan subjek menggunakan lebih dari satu lokasi dalam memberikan jawaban, atau mungkin dia menggunakan beberapa lokasi kemudian digabungkan dalam satu jawaban. Dalam hal ini dilaksanakan skor lokasi jamak (multiple location score).

Determinan

Pada skoring untuk determinan, maka tiap jawaban diklasifikasikan menurut kualitas percikan tinta yang menentukan jawaban subjek. Jawaban atas pertanyaan ‘hal apa dari blot ini yang menimbulkan kesan pada saudara sebagai….’, biasanya merupakan petunjuk yang dapat digunakan untuk skoring determinan. Pada Determinan, ada 4 penggolongan besar dalam menentukan skoring yaitu, Bentuk, Gerakan, Shading, dan Warna. Kualitas dari bentuk yang direspon testee juga dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:

  • Definite: respon yang dihasilkan memiliki bentuk yang jelas
  • Semi-definite: respon yang dihasilkan memiliki bentuk yang tidak jelas (semi-definite)
  • In-definite: respon yang dihasilkan tidak memiliki bentuk atau konsep abstrak
Aspek Golongan Definite Semi-Definite In-Definite Penjelasan
Bentuk F Respon yang dihasilkan berdasarkan bentuk dari tinta.
Gerakan Manusia M Respon yang dihasilkan melibatkan unsur gerakan manusia.
Binatang FM Respon yang dihasilkan melibatkan unsur gerakan binatang.
Benda Fm mF m Respon yang dihasilkan melibatkan unsur gerakan suatu benda.
Shading Tekstur Fc cF C Respon yang dihasilkan melibatkan unsur tekstur atau derajat halus-kasar dari gelap terangnya tinta.
Vista/ Kedalaman FK KF K Respon yang dihasilkan melibatkan unsur tekstur atau derajat kedalaman dari gelap terangnya tinta.
Objek 3D Fk kF K Respon yang dihasilkan menjelaskan objek 3D atau Peta dari gelap terangnya tinta.
Warna Kromatik FC CF C Respon yang dihasilkan melibatkan unsur warna.
F <-> C Warna yang dipaksakan
F/C Warna digunakan hanya sebagai penanda suatu area/bagian.
Akromatik FC’ C’F C’ Respon yang dihasilkan melibatkan warna dengan derajat hitam – putih.

Content/ isi

Ada begitu banyak klasifikasi content dari respon terhadap blot Rorschach dimana skoring untuk content bisa menjadi sangat kompleks. Kategori content antara lain:

Skor Penjelasan
H (Human Figures) Respon menjelaskan sebagai manusia untuk seluruh gambar atau hampir seluruh gambar.
(H) Bentuk manusia dalam lukisan, patung, karikatur dan sebagainya. Atau bentuk-bentuk mitologis seperti hantu, monster. Simbol (H) digunakan untuk mengindikasikan bahwa bentuk manusia di sini tidak terlalu erat dengan realitas; jauh dari realitas.
Hd Bagian anggota tubuh dari manusia, sepreti tangan, kaki, kepala, dan lainnya.
(Hd) Bagian dari manusia dalam lukisan, patung, karikatur dan sebagainya; atau bagian dari bentuk-bentuk mitologis manusia.
AH Bentuk-bentuk dimana sebagian berupa manusia dan sebagian berupa hewan.
Hobj Objek-objek yang sangat erat hubungannya dengan manusia, misalnya gigi palsu.
At Konsep-konsep yang berhubungan dengan anatomi manusia, kecuali organ-organ seks.
Seks Organ-organ seksual atau aktivitas seksual, konsep-konsep anatomi (seperti panggul atau bagian bawah tubuh) yang berhubungan dengan fungsi seksual.
A (animal figure) Respon adalah binatang untuk seluruh gambar atau hampir seluruh gambar
Ad Bagian-bagian tubuh hewan.
(A) Hewan-hewan mitologis, monster dengan sifat-sifat hewan, bentuk-bentuk hewan dalam karikatur, lukisan, dll. Simbol (A) umumnya digunakan jika animal figur jauh dari realitas atau dimanusiakan.
Ad Bagian dari hewan yang jauh dari realitas atau yang dimanusiakan.
Aobj Objek-objek yang didapat dari, atau yang berhubungan dengan tubuh hewan. Objek-objek ini mempunyai fungsi dekoratif ataupun praktis, atau dalam tahap persiapan untuk dapat berfungsi demikian.
Food Bagian-bagian hewan, buah-buahan atau sayuran yang dimakan (digolongkan sebagai food, bukan sebagai Aobj atau Plants/Pl).
Nat (Nature concept) Termasuk pemandangan alam, sungai, danau, matahari terbenam, jika semua ini merupakan bagian dari pemandangan.
Geo (geo. concept) Termasuk peta dan konsep-konsep seperti pulau, danau dan sungai. Tidak terlihat dalam vista atau bagian dari pemandangan.
Pl (Plants) Macam-macam tanaman, atau bagian-bagian dari tanaman
Bot (Botany) Tanaman atau bagian-bagian dari tanaman yang dilihat sebagai contoh-contoh botani, misalnya sebagai botanical display atau botanical chart.
Obj (object) : semua objek yang dibuat manusia kecuali patung manusia yang diskor (H) atau patung hewan (A).
Arch konsep arsitektural.
Art konsep-konsep seperti desain lukisan, gambar-gambar, dimana yang dilukis tidak mempunyai isi khusus
Abs konsep-konsep abstrak yang tidak mempunyai isi khusus.

Populer – Original

Selain dari lokasi, determinan dan isi, jawaban yang diberikan subjek dapat pula kita nilai berdasarkan: popular atau tidaknya jawaban, serta originalitas jawaban yang diberikan.

Populer

Suatu jawaban diklasifikasikan sebagai popular jika jawaban tersebut sering diberikan untuk suatu daerah blot tertentu. Tetapi sampai sekarang ini belum ada kesesuaian paham para ahli mengenai berapa seringnya suatu respon harus muncul untuk dapat dikatakan sebagai popular. Rorschach sendiri menganjurkan dan paling sedikit satu di antara tiga protocol jawaban yang bersangkutan muncul.

Ahli-ahli lain berpendapat dalam paling sedikit satu di antara enam protocol jawaban yang bersangkutan harus muncul. Klopfer dan Kelley setelah menentukan syarat-syarat tertentu membuat daftar jawaban populer untuk masing-masing kartu.

Menurut Klopfer (1960) dalam system scoring ini hanya ada 10 respon yang diskor sebagai populer. Berikut merupakan daftar dari skor popular dari tiap kartu:

Kartu Penjelasan
Kartu I Pada keseluruhan/W atau cut off Whole: Makhluk apapun dengan tubuh berada di bagian tengan D dan sayap di sampingnya. Konsep kelelawar atau kupu-kupu biasa digunakan untuk lokasi ini.
Kartu II Pada area hitam yang bukan keseluruhan, dengan atau tanpa bagian tengah atas d, atau D4): Bagian hewan apa saja dari jenis anjing, kelinci, beruang, banteng atau badak.
Kartu III Keseluruhan area hitam kartu. Dua figur manusia dalam posisi membungkuk. Bagian warna merah ditengah (D1). Dasi kupu, pita, atau kupu-kupu
Kartu V Keseluruhan area warna hitam kartu (W, W cut off): Segala makhluk dengan badan ditengah dan sayap disampingnya. Konsep yang sama dalam posisi kartu terbalik.
Kartu VI Dengan atau tanpa area atas (D) Kulit binatang. Penggunaan shading untuk kelembutan bulu atau sebagai tanda sebagai kulit binatang penting untuk muncul sebagai respon.
Kartu VIII Area samping D. Binatang berkaki empat dalam berbagai macam gerakan. Apabila respon muncul secara tidak akurat seperti burung atau ikan, skor akan diberikan apabila ada kecenderungan yang mengarah ke P.
Kartu X Bagian luar biru (D): apapun terkait dengan binatang berkaki banyak. Bagian bawah hijau-gelap (D2): apapun yang terkait dengan binatang bertubuh panjang berwarna hijau. Bagian hijau-terang (D7): kepala binatang yang bertelinga panjang.

Original

Suatu jawaban yang diklasifikasikan sebagai original jika jawaban yang bersangkutan jarang diasosiasikan dengan suatu daerah blot tertentu. jika di antara 100 protokol tidak terdapat lebih dari satu jawaban tertentu untuk suatu daerah blot tertentu, dapat dikatakan bahwa jawaban tersebut original. Sukar menentukan original atau tidaknya suatu jawaban. Tetapi sebagai acuan, dapat dilihat dari hal-hal berikut.

  • 1 diantara 100 protokol yang diperiksa, tidak lebih dari 1x jawaban yang bersangkutan muncul.

  • Tidak pernah ditemukan dalam literatur yang pernah dibaca.

Skor O ini tidak hanya diberikan pada konsep-konsep yang unik saja, tetapi juga jika dasar konsep subjek adalah populer atau sering diberikan, tetapi diberi tambahan atau elaborasi sedemikian rupa sehingga menjadi unik.
Sejalan dengan sifat originalitas, maka kita dapat memberikan skor O+ atau O- terhadap suatu konsep. Skor O- kita berikan jika konsep tersebut merupakan hasil dari cara melihat realitas dengan aneh, atau mengalami distorsi.

SKORING FLR (FORM LEVEL RATING)

Dasar penyekoran FLR, yaitu:

  • Ketepatan (akurasi)
  • Kekhususan (spesifikasi)
  • Pengorganisasian (organisasi)

Basal Rating dalam FLR

  • Basal rating +1,0 : didahului F / dan populer
  • Basal rating +1,5 : lebih akurat dan definite

Figure manusia
Profil manusia : dahi, hidung, mulut dan dagu

Binatang spesifik : ayam ras Bali

  • Basal rating +0,5 : F – nya di belakang
  • Basal rating 0,0 : tanpa F
  • Basal rating -1,0 : tidak akurat
  • Basal rating -1,5 : konfabulasi (menggeneralisasikan detail sebagai keseluruhan)
  • Basal rating -2,0 : perseverasi (seenaknya saja, tidak lepas dari konsep pertama) & kontaminasi