Apa yang dimaksud dengan Terapi Kelompok Terapeutik?

Terapi kelompok terapeutik

Terapi kelompok terapeutik adalah terapi yang fokus utamanya untuk mencegah gangguan dengan mengajarkan cara yang efektif untuk mengatasi stress emosional pada suatu situasi atau krisis perkembangan (Townsend, 2009). Terapi Kelompok Terapeutik menjadikan remaja mampu belajar antar satu sama lain sesuai perkembangan mereka (Wood, 2009).

Apa yang dimaksud dengan terapi kelompok terapeutik ?

Terapi Kelompok Terapeutik merupakan salah satu upaya mental health promotion untuk meningkatkan kondisi kesehatan jiwa pada tiap tahap perkembangan menjadi semakin optimal. Pengertian kelompok dalam Terapi Kelompok Terapeutik adalah individu yang memiliki hubungan satu dengan yang lainnya, saling ketergantungan dan mempunyai norma yang sama (Stuart & Laraia, 2005). Sedangkan terapi kelompok merupakan suatu bentuk psikoterapi yang dilakukan dalam kelompok kecil dimana individu yang masuk dalam kelompok dipilih melalui seleksi yang dilakukan secara hati-hati, pertemuan kelompok dilakukan secara teratur dengan dipimpin oleh seorang terapis. (Yalom, 1995)

Terapi Kelompok Terapeutik merupakan salah satu jenis dari terapi kelompok yang memberi kesempatan kepada anggotanya untuk saling berbagi pengalaman, saling membantu satu dengan lainnya, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah dan mengantisipasi masalah yang akan dihadapi dengan mengajarkan cara yang efektif untuk mengendalikan stres. Kelompok terapeutik lebih berfokus pada hubungan di dalam kelompok, interaksi antara anggota kelompok dan mempertimbangkan isu yang selektif (Townsend, 2009).

  • Tujuan Terapi Kelompok Terapeutik

Terapi Kelompok Terapeutik membantu anggotanya mengatasi stres dalam kehidupan, berfokus pada disfungsi perasaan, pikiran dan perilaku. Terapi ini dapat dilakukan pada semua tingkat usia dengan gangguan fisik maupun psikiatri.( Bonhote, et all, 1999, dalam Stuart & Laraia, 2005).

Kelompok terapeutik membantu mengatasi stres emosi, penyakit fisik, krisis tumbuh kembang atau penyesuaian sosial, misalnya kelompok wanita hamil yang akan menjadi ibu, individu yang kehilangan dan penyakit terminal. Secara garis besar tujuan dari terapi kelompok terapeutik adalah mengantisipasi dan mangatasi masalah yang diakibatkan gangguan fisik dan psikiatri dengan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anggota kelompok itu sendiri (Keliat, 2005). Terapi Kelompok Terapeutik bertujuan untuk menawarkan dukungan kepada pasien dari seseorang terapis selama periode kekacauan, atau dekompensasi sementara, memulihkan dan memperkuat pertahanan sementara serta mengintegrasikan kapasitas yang telah terganggu (Kaplan dkk, 1996).

  • Prinsip Terapi Kelompok Terapeutik

Menurut Rockland (1989, dalam Trihadi, 2009) prinsip terapi kelompok terapeutik adalah : dengan segera menolong klien, melibatkan dukugan
keluarga dan sistem sosial, berfokus pada kondisi sekarang, menurunkan stress dengan cara memberikan dukungan, menggunakan teknik klarifikasi dan pemecahan masalah, membantu pasien untuk mengatasi krisis dimasa yang akan datang dan secepatnya mencari pertolongan bila mengalami stress.

Terapi kelompok adalah suatu proses interpersonal yang melibatkan koselor dan beberapa anggota yang mengeksplorasi diri dan situasi mereka dalam upaya mengubah sikap dan perilaku (Simanjutak, 2013). Sedangkan terapi kelompok terapeutik adalah terapi yang fokus utamanya untuk mencegah gangguan dengan mengajarkan cara yang efektif untuk mengatasi stress emosional pada suatu situasi atau krisis perkembangan (Townsend, 2009).

Menurut Townsend, (2009), menjelaskan bahwa terapi kelompok terapeutik adalah terapi yang tidak hanya membantu individu dalam meningkatkan perkembangan mereka, tetapi juga membantu memecahkan masalah mereka dan mengajarkan bagaimana mengontrol kecemasan ketika berhadapan dengan tantangan atau rintangan.

Tujuan Terapi Kelompok Terapeutik

Menurut Stuart and Laraia (2005), tujuannya membantu anggota untuk mengidentifikasi hubungan yang destruktif, merubah perilaku maladaptif dan dapat membantu kelompok memenuhi kebutuhannya secara positif, bermakna terhadap kelompok sebaya serta pembentukan identitas diri.

Komponen Kelompok Terapi Kelompok Terapeutik

Komponen kelompok kecil dalam terapi kelompok terapeutik meliputi:

  1. Struktur kelompok: Mendasari kegiatan kelompok terapeutik yang mencakup batasan-batasan, komunikasi, proses pembuatan keputusan, memberikan stabilitas dan membantu regulasi perilaku, serta pola interaksi. Misalnya, penentuan waktu, tempat kegiatan, aturan kehadiran, dan perilaku dalam kelompok (Stuart and Laraia, 2005).

  2. Ukuran kelompok: Jumlah anggota kelompok bervariasi, menurut Stuart and Laraia, (2005), ukuran kelompok yang optimal adalah 7 – 10 orang. Hal itu dikarenakan jumlah anggota kelompok harus cukup untuk memberi kesempatan anggota lain menerima, menvalidasi, dan mendengar ekspresi yang berbeda.

  3. Lama sesi: Maksimal sesi antara 20 – 40 menit untuk kelompok yang berfungsi rendah, dan 60 – 120 menit untuk kelompok yang berfungsi tinggi. Beberapa menit untuk pemanasan, selanjutnya waktu terbanyak digunakan pada fase kerja dan terakhir beberapa menit digunakan untuk kesimpulan dan memberikan tindaklanjut terhadap beberapa hal yang belum terselesaikan dalam sesi tersebut atau tugas untuk sesi berikutnya (Stuart and Laraia, 2005).

  4. Komunikasi: Salah satu tugas utama pemimpin kelompok adalah mengobservasi dan menganalisis pola komunikasi dalam kelompok. Umpan balik pemimpin membantu anggota sadar terhadap dinamika dan pola komunikasi sehingga mereka menyadari makna dari pola tersebut untuk kelompok dan dirinya.

  5. Peran: Peran dalam kelompok dapat menentukan perilaku anggota kelompok. Hal ini dipengaruhi kepribadian anggota, interaksi anggota, dan posisi anggota dalam kelompok. Meliputi pemeliharaan peran, pembagian tugas peran dan peran individu itu sendiri (Stuart and Laraia, 2005).

  6. Kekuasaan: Merupakan kemampuan untuk mempengaruhi kelompok dan anggota lainnya. Struktur kekuasaan kelompok kadang diputuskan pada tahap awal. Penetapkan kekuasaan kelompok dengan mengkaji anggota yang paling banyak memperhatikan, mendengar dan membuat keputusan dalam kelompok. Kekuasaan kelompok ditentukan berdasarkan beberapa faktor yaitu gender, usia, dan pengalaman sebelumnya (Stuart and Laraia, 2005).

  7. Norma: Merupakan standar perilaku dalam kelompok, yang berarti harapan kelompok harus bisa berperilaku kedepannya berdasarkan pengalaman yang lalu dan sekarang. Norma kelompok dapat mempengaruhi kualitas komunikasi dan perilaku dalam kelompok. Ketaatan terhadap norma berdampak pada penyesuaian perilaku anggota kelompok. Norma dapat dikomunikasikan secara eksplisit/tulisan atau implisit/lisan (Stuart and Laraia, 2005).

  8. Kohesif: adalah kekuatan anggota dalam bekerja bersama untuk mencapai tujuan. Hal ini mempengaruhi anggota kelompok untuk bertahan dalam kelompok, mempengaruhi penampilan anggota, dan kepuasan yang diperoleh dari kelompok. Kekohesifan adalah dasar dari kelompok karena berpengaruh terhadap keberlangsungan dan kesuksesan kelompok (Stuart and Laraia, 2005).