Apa yang dimaksud dengan teori?

Teori

Teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala, (Kerlinger, 1973).

Teori, menurut Kerlinger (2004), adalah seperangkat konstruk (konsep), batasan dan proposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dengan merinci hubungan-hubungan antar variabel dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi gejala tersebut.

Batasan di atas mengandung tiga hal, yaitu :

  • Pertama, sebuah teori adalah seperangkat proposisi yang terdiri atas kontruks-konstruk yang terdefinisikan dan saling berhubungan.

  • Kedua, teori menyusun antar hubungan seperangkat variabel (konstruk) dan dengan demikian merupakan suatu pandangan sistematis mengenai fenomenafenomena yang dideskripsikan oleh variabel-variabel itu.

  • Ketiga, suatu teori menjelaskan fenomena. Penjelasan itu diajukan dengan cara menunjuk secara rinci variabel-variabel tertentu yang berkait dengan variable-variabel tertentu lainnya.

Teori adalah sebuah sistem konsep yang abstrak dan hubungan-hubungan konsep tersebut yang membantu kita untuk memahami sebuah fenomena. (West and Turner, 2008).

Sedangkan menurut Turner dalam (West and Turner, 2008), teori adalah sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi. Menurutnya, teori mempunyai tingkat generalitas, sebagai berikut:

  1. Teori dalam arti luas (grand theory); teori yang berusaha menjelaskan semua fenomena. Contoh dalam bidang komunikasi, bertujuan untuk menjelaskan mengenai semua perilaku komunikasi dengan cara yang benar secara universal.

  2. Teori dalam arti menengah (mid-range theory); teori yang berusaha untuk menjelaskan suatu aspek tertentu dari sebuah fenomena. Contoh dalam bidang komunikasi, menjelaskan perilaku dari sekelompok orang dan bukannya semua orang.

  3. Teori dalam arti sempit (narrow theory); teori yang berusaha menjelaskan suau aspek yang terbatas dari suatu fenomena. Contoh dalam bidang komunikasi, menekankan pada orang-orang tertentu pada situasi tertentu pula.

Littlejohn (1996) menyatakan,

“Any attempt to explain or represent an experience is a theory, an idea of how certain events happen… Our theories guide us in making decisions and taking actions, and they change from time to time as we observe new things acquire new perspectives. Our theories identify patterns of events in the environment so we know what to expect. They draw our attention to important aspects of everyday life. They help us decide what important and what is not. And they enable us to predict what will happen next.”

Selain seperti yang dikemukakan para ahli tersebut, teori juga lahir setelah proses pengujian di lapangan (penelitian); maka teori merupakan pernyataan yang sudah teruji. Berdasarkan hal itu dan definisi para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa teori adalah merupakan rumusan abstrak tentang relasi antar konsep yang telah teruji kebenarannya yang membantu kita memahami, memprediksi, dan mengontrol sebuah peristiwa.

Fungsi Teori


“The first function of theory is to organize and summarize knowledge. The second function is focusing. Third, theories clarify what is observed. Fourth, Theories offer an observational aid. The Fifth function of theories, to predict, is one of the most widely discussed purposes of scientific inquiry. The sixth theoretical function, the heuristic function, is also frequently discussed. Seventh theories serve an indispensable communicative function. The eighth function of theories is control. The final function of theory is the generative function. (Littlejohn.1996).

Mengacu pada Littlejohn, maka fungsi teori dapat dijelaskan sebagai berikut:

  1. Fungsi mengorganisasikan dan menyimpulkan pengetahuan tentang sesuatu hal. Artinya, dalam mengamati realitas tidak boleh melakukannya secara sepotong-sepotong. Hasilnya akan berupa teori yang dapat dipakai sebagai rujukan atau dasar bagi upaya-upaya studi berikutnya.

  2. Fungsi memfokuskan pada hal-hal atau aspek-aspek dari suatu objek yang diamati. Objek yang diamati itu harus jelas fokusnya. Teori pada dasarnya hanya menjelaskan tentang suatu hal bukan banyak hal.

  3. Fungsi menjelaskan, bahwa teori harus mampu membuat suatu penjelasan tentang hal yang diamatinya. Penjelasan ini tidak hanya berguna untuk memahami pola-pola hubungan tetapi juga untuk menginterpretasikan peristiwaperistiwa tertentu.

  4. Fungsi pengamatan, yaitu menunjukkan bahwa teori tidak saja menjelaskan tentang apa yang sebaiknya diamati, tetapi juga memberikan petunjuk bagaimana cara mengamatinya, karena itu teori yang baik adalah teori yang berisikan tentang konsep-konsep operasional.

  5. Membuat prediksi, yaitu meskipun kejadian yang diamati berlaku pada masa lalu, namun berdasarkan data dan hasil pengamatan ini harus dibuat suatu perkiraan tentang keadaan bakal sambil mengamati hal-hal yang berkaitan dengan itu. Fungsi prediksi ini terutama sekali penting bagi bidang-bidang kajian komunikasi terapan seperti persuasi dan perubahan sikap, komunikasi organisasi, dinamika kelompok kecil, periklanan, hubungan masyarakat dan media massa.

  6. Fungsi heuristik/heurisme. Aksioma umum menyebutkan bahwa teori yang baik adalah teori yang mampu merangsang penelitian dan upaya-upaya penelitian selanjutnya.

  7. Fungsi komunikasi yang menunjukkan bahwa teori seharusnya tidak menjadi monopoli pencipta teori. Teori harus dipublikasikan, didiskusikan dan terbuka terhadap kritikan-kritikan. Dengan cara ini maka modifikasi dan upaya penyempurnaan teori akan dapat dilakukan.

  8. Fungsi kontrol/mengawasi, yaitu bersifat normatif karena asumsi-asumsi teori dapat kemudian berkembang menjadi norma-norma atau nilai-nilai yang dipegang dalam kehidupan sehari-hari. Dengan perkataan, teori dapat berfungsi sebagai sarana pengendali atau pengontrol tingkah laku kehidupan manusia.

  9. Fungsi generatif; terutama sekali menonjol di kalangan pendukung tradisi/aliran pendekatan interpretatif dan teori kritis. Menurut pandangan aliran ini, teori juga berfungsi sebagai sarana perubahan sosial dan kultural, serta sarana untuk menciptakan pola dan cara kehidupan baru.

Referensi :

  • West, R., Turner, L. H. (2008). Pengantar Teori Komunikasi, Analisis dan Aplikasi (Introducing Communication Theory: Analysis and Application). Jakarta: Salemba Humanika.
  • Kerlinger, F. N. (2004). Asas-Asas Penelitian Behavioral (terjemahan). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  • Littlejohn, W. S. (1996). Theories Of Human Communication (fifth edition). USA: Wadsworth Publishing Company.