Apa yang dimaksud dengan Teori Persepsi Diri atau self-perception theory?

Persepsi diri adalah upaya Anda mengamati diri Anda sendiri; baik sifat, motivasi, perasaan dan emosi, atau lainnya. Anda sadar perasaan yang Anda alami. Anda tahu niat Anda dalam melakukan sesuatu. Anda paham sikap Anda terhadap sesuatu. Anda tahu alasan mengapa Anda berbuat sesuatu.

Apa yang dimaksud dengan Teori Persepsi Diri atau self-perception theory?

Persepsi diri adalah individu mengamati dunia luarnya dengan menggunakan alat indranya atau proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui reseptornya.

Persepsi Diri menurut Ahli

Menurut Jalaluddin Rahmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi, “Persepsi adalah suatu pengalaman tentang objek peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan mengumpulkan informasi dan menafsirkan pesan”.

Sedangkan menurut Sarlito Wirawan Sarwono dalam bukunya Pengantar Umum Psikologi “persepsi adalah kemampuan untuk membeda- bedakan, mengelompokkan, memfokuskan dan sebagainya”.

Menurut Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, ” Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak.

Melalui persepsi inilah manusia terus- menerus mengadakan hubungan dengan lingkungan, hubungan ini dilakukan lewat indranya yaitu indra penglihatan, pendengaran, peraba, perasa dan penciuman.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses penyampaian informasi yang relevan yang tertangkap oleh panca indra dari lingkungan yang kemudian mengorganisasikannya dalam pikirannya, menafsirkan, mengalami, dan mengolah segala sesuatu yang terjadi dilingkungan tersebut. Bagaimanapun segala sesuatu tersebut mempengaruhi persepsi, karena persepsi dapat dikatakan sebagai kejadian pertama dalam rangkaian proses menuju perubahan stimulus menjadi tindakan atau sebagai sensasi yang berarti atau bermakna.

Jenis-jenis Persepsi


Menurut Irwanto, setelah individu melakukan interaksi dengan obyek-obyek yang di persepsikan maka hasil persepsi dapat dibagi menjadi dua yaitu:

  • Persepsi positif. Persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan (tahu tidaknya atau kenal tidaknya) dan tanggapan yang di teruskan dengan upaya pemanfaatannya. Hal itu akan di teruskan dengan keaktifan atau menerima dan mendukung terhadap obyek yang di persepsikan.

  • Persepsi negatif. Persepsi yang menggambarkan segala pengetahuan (tahu tidaknya atau kenal tidaknya) dan tanggapan yang tidak selaras dengan obyek yang di persepsi. Hal itu akan di teruskan dengan kepasifan atau menolak dan menentang terhadap obyek yang di persepsikan.

Dengan demikian dapat di katakan bahwa persepsi itu baik yang positif maupun yang negatif akan selalu mempengaruhi diri seseorang dalam melakukan suatu tindakan. Dan munculnya suatu persepsi positif ataupun persepsi negatif semua itu tergantung pada bagaimana cara individu menggambarkan segala pengetahuannya tentang suatu obyek yang dipersepsi.

Prinsip-Prinsip Persepsi


Organisasi dalam persepsi, mengikuti beberapa prinsip. Hal ini dikemukakan oleh Ahmad Fauzi, sebagai berikut:

  1. Wujud dan latar
    Objek-objek yang kita amati disekitar kita selalu muncul sebagai wujud sedangkan hal-hal lainnya sebagai latar.

  2. Pola pengelompokkan
    Hal-hal tertentu cenderung kita kelompok-kelompokkan dalam persepsi kita, bagaimana cara kita mengelompokkan dapat menentukan bagaimana kita mengamati hal tersebut.

Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manusia menggunakan indranya untuk mengenal dunia luar. Dengan menggunakan indranya manusia dapat mengenal dirinya dan keadaan sekitarnya yang merupakan konsep dari persepsi.

Proses Persepsi


Dalam mempersepsi sesuatu ada beberapa komponen, dimana antara yang satu dengan lainnya saling kait mengait, saling menunjang, atau merupakan suatu sistem, agar seseorang menyadari dapat mengadakan persepsi. Untuk itu ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

  1. Adanya objek yang dipersepsi, objek yang menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra atau reseptornya.

  2. Alat indra atau reseptor, objek merupakan alat untuk menerima stimulus, disamping itu harus ada pada syaraf sensoris yang merupakan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan saraf yaitu sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf sensoris.

  3. Adanya pengertian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan akan mengadakan persepsi tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi.

Faktor-Faktor Terjadinya Persepsi


Persepsi merupakan salah satu faktor kejiwaan yang perlu mendapat perhatian dan mendalami persepsi seseorang merupakan tugas yang amat berat karena persepsi seseorang berbeda-beda. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, persepsi terjadi oleh beberapa sebab antara lain:

  • Perhatian: Biasanya kita tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada disekitar kita sekaligus, tetapi kita memfokuskan perhatian kita pada satu atau dua objek saja. Perbedaan fokus antara satu dengan orang lainnya, menyebabkan perbedaan persepsi antara mereka.

  • Set: Set adalah harapan seseorang akan rangsangan yang timbul.

  • Kebutuhan: Kebutuhan-kebutuhan sesaat atau yang menetap pada diri seseorang akan mempengaruhi persepsi orang tersebut.

  • Sistem Nilai: Sistem nilai yang berlaku di suatu masyarakat berpengaruh juga terhadap persepsi.

  • Ciri Kepribadian: Ciri kepribadian juga akan mempengaruhi persepsi seseorang.

  • Gangguan Kejiwaan: Gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut halusinasi.

Menurut Bimo Walgito dalam bukunya “Pengantar Psikologi Umum” mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya persepsi, yaitu:

  1. Objek yang dipersepsi
    Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian besar stimulus datang dari luar individu.

  2. Alat indra, syaraf, dan pusat susunan syaraf
    Alat indra atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor kepusat susunan syaraf, yaitu sebagai pusat kesadaran, sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.

  3. Perhatian
    Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekelompok objek. 9

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Udai Percek, persepsi seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Faktor ekstren

  1. Intensitas: pada umunya, rangsangan yang intensif mendapat lebih banyak tanggapan daripada rangsangan yang kurang intensif.
  2. Ukuran : pada umumnya benda-benda yang lebih besar yang menarik perhatian, barang yang kontras cepat dilihat.
  3. Kontras: biasanya kita lihat akan cepatnya menarik hati.
  4. Ulangan: biasanya hal-hal yang berulang-ulang, menarik perhatian.
  5. Keakraban: yang dikenal lebih menarik perhatian.
  6. Sesuatu yang baru, hal-hal yang baru menarik perhatian.

b. Faktor Intern

  1. Latar belakang: latar belakang yang mempengaruhi hal-hal yang dipilih dalam persepsi.
  2. Pengalaman: pengalaman mempersiapkan seseorang untuk mencari orang, hal-hal dan gejala yang serupa pengalamannya.
  3. Kepribadian: kepribadian mempengaruhi juga kepada persepsi seseorang.
  4. Penerimaan diri: penerimaan diri merupakan sifat penting yang mempengaruhi persepsi.

Teori persepsi diri (Self perception theory) dikemukan pertama kali oleh Daryl Benn (1972). Teori persepsi diri ini merupakan turunan dari teori konsep diri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Daryl Benn menyatakan persepsi diri secara sederhana berarti bahwa seseorang membuat kesimpulan diri sendiri sesuai cara berfikir dan pengalaman dengan mengamati perilaku orang lain (Richard W, 2008 : 148).

Teori persepsi diri ialah teori yang menguji hubungan antara tindakan dan pemahaman kita terhadap sikap dan tujuan kita. Menurut Daryl Benn, ketika kita menilai pendapat sendiri maka kita akan mengambil perilaku kita sebagai petunjuk, daripada menganalisis diri kita secara mendalam. Dengan persepsi, seorang individu dapat menyadari dan dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada disekitarnya dan juga tentang keadaan diri individu yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar diri individu, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan. Karena dalam persepsi itu merupakan aktivitas yang integrated, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti pengalaman, kemampuan berfikir, dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam persepsi tersebut. (Richard W,2008:150).

Proses self-perception melibatkan pembelajaran tentang diri sendiri mengenai sebuah fenomena dan menempatkan diri pada hal yang sama ketika kita mencoba memahami orang lain. Bila yang dipersepsi dirinya sendiri sebagai objek persepsi inilah yang disebut persepsi diri (self perception)

Jadi persepsi diri merupakan pandangan atau penilaian terhadap diri sendiri yang diperoleh dari hasil belajar dan pengalaman yang memotivasi individu tersebut untuk berinteraksi atau berperilaku dengan sekitarnya dengan harapan dapat bermanfaat bagi lingkungannya. Hal dilakukan dengan sadar, tahu niat dalam melakukan sesuatu, dan paham dengan sikap terhadap sesuatu. pendek kata, anda tahu diri anda sendiri.

Proses Terbentuknya Persepsi


Robbins (2004: 164-167) mengemukakan bahwa proses terbentuknya persepsi berasal dari beberapa faktor eksternal dan internal:

  1. Pemilihan
    Pada saat memperhatikan sesuatu berarti individu tidak memperhatikan yang
    lainnya. Mengapa dan apa yang disaring biasanya berasal dari beberapa faktor eksternal dan internal.

    Faktor eksternal terdiri dari:

    • Ukuran, sesuatu yang besar maka akan lebih mudah menarik perhatian
    • Kontras, sesuatu keadaan yang berlatar belakang kontras biasanya sangat menonjol.
    • Intensitas kuatnya suatu rangsangan, contohnya suara keras di dalam ruangan yang sepi.
    • Gerakan, perhatian seseorang akan lebih tertarik kepada obyek yang bergerak untuk dilihat daripada obyek sama tapi diam.
    • Sesuatu yang baru. Obyek baru yang berada di lingkungan yang dikenal akan lebih menarik perhatian.

    Sedangkan faktor-faktor internal yang mempengaruhi terbentuknya persepsi sebagai berikut:

    • Faktor fisiologis, seseorang yang distimulus oleh apa yang terjadi di luar dirinya melalui penginderaan seperti mata, kulit, lidah, telinga,dan hidung tidak semua memiliki kekuatan penginderaan yang sama.

    • Faktor psikologis, meliputi motivasi dan pengalaman belajar masa lalu.

  2. Pengorganisasian
    Pengelolaan stimulus atau informasi melibatkan proses kognisi, dimana individu memahami dan memaknai stimulus yang ada. Individu yang memiliki tingkat kognisi yang baik cenderung akan memiliki persepsi yang baik terhadap obyek yang dipersepsikan.

  3. Interpretasi
    Dalam interpretasi individu biasanya melihat konteks dari suatu obyek. Selain itu, interpretasi juga terjadi apa yang disebut dengan proses mengalami lingkungan, yaitu mengecek persepsi. Apakah orang lain juga melihat sama seperti yang dilihat individu melalui konsensus validitas dan perbandingan.

Referensi :

  • Robbins SP. 2004. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
  • Richard W. 2008. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.