Apa yang dimaksud dengan Teori Pembangunan Klasik- John Stuart Mill?

Teori Pembangunan Klasik- John Stuart Mill

Pembangunan ekonomi merupakan tujuan paling mendasar dalam kehidupan suatu negara. Dalam paradigma lama, pembangunan ekonomi dipandang sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang (Sukirno, 1985).

Apa yang dimaksud dengan Teori Pembangunan Klasik- John Stuart Mill?

Pembangunan ekonomi merupakan tujuan paling mendasar dalam kehidupan suatu negara. Dalam paradigma lama, pembangunan ekonomi dipandang sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang (Sukirno, 1985). Dengan melihat pandangan diatas maka pembangunan ekonomi mempunyai 3 sifat penting, yaitu :

  • Suatu proses, yang merupakan perubahan yang terjadi terus menerus
  • Usaha untuk menaikkan pendapatan per kapita
  • Kenaikan pendapatan perkapita itu harus berlangsung dalam jangka panjang

Asumsi yang dipakai sehingga pembangunan ekonomi perlu dipandang sebagai kenaikan pendapatan per kapita ialah karena kenaikan ini merupakan suatu pencerminan dari timbulnya perbaikan kesehjateraan masyarakat. Pandangan ini merupakan pandangan kuno, yang masih menekankan pada pentingnya kenaikan pendapatan per kapita, walau sebenarnya ukuran pendapatan per kapita masih dianggap sangat kasar untuk mengukur kesehjateraan dan pembangunan itu sendiri. Sadono Sukirno dalam bukunya menulis bahwa erat hubungannya dengan hal ini, selanjutnya ahli-ahli ekonomi dianggap sangat menekankan masalah efisiensi dan mengabaikan pentingnya mempertimbangkan faktor-faktor nonekonomi.

Paradigma pembanginan baru menekankan pada pentingnya suatu pembangunan ekonomi pada fungsi mensehjaterakan masyarakat, Todaro (2006) di dalam bukunya menyebutkan bahwa pembangunan adalah sebuah peningkatan kondisi kehidupan, peningkatan akan kebutuhan pengakuan harga diri dan kebebasan serta keadilan di masyarakat Pertanyaan yang perlu diajukan tentang pembangunan suatu negara adalah: Apa yang terjadi dengan kemiskinan di negara itu? Apa yang terjadi dengan tingkat penganggurannya? Apa yang terjadi dengan ketimpangannya? Jika ketiga hal itu telah menunjukkan penurunan maka tidak diragukan lagi bahwa pembangunan di negara itu telah menunjukkan tanda keberhasilan. Jika salah satu atau dua kondisi itu, apalagi ketiganya memburuk, maka akan sangat aneh untuk menyebutnya sebagai “pembangunan”, sekalipun pendapatan per kapita meningkat berlipat ganda (Dudley Seers dalam Todaro, 2006).

Dari sini dapat lebih terlihat jelas bahwa pembangunan ekonomi lebih dipandang sebagai proses menuju kesehjateraan yang sifatnya lebih luas dibanding dengan pandangan kuno/klasik. Penegasan ini pula bukan hanya sekedar hipotesis. Sejumlah negara berkembang menunjukkan gejala yang sama dengan peningkatan pendapatan perkapita yang tinggi, tetapi menunjukkan sedikit atau malah tidak ad perbaikan atau bahkan penurunan dalam tingkat pengangguran, dan pendapatan riil 40% bagian bawah populasi.

Di dalam bukunya Todaro dan Smith menulis bahwa pembangunan ekonomi setidaknya memiliki tiga nilai inti yaitu:

  • Kecukupan ( sustenance ), barang dan layanan dasar seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang diperlukan untuk mendukung kehidupan manusia pada tingkat yang paling minimum
  • Harga diri ( self esteern ), perasaan berharga yang dinikmati suatu masyarakat jika sistem dan lembaga sosial, politik dan ekonominya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian seperti kehormatan, martabat, integritas, dan kemandirian
  • Kebebasan ( freedom ), situasi yang menunjukkan bahwa suatu masyarakat memiliki berbagai alternatif untuk memuaskan keingginannya dan setiap orang dapat mengambil pilihan riil sesuai keingginannya.

Pembangunan ekonomi sendiri pun berbeda dengan pembangunan itu sendiri. Walau kebijaksanaan–kebijaksanaan pembangunan ekonomi selalu ditujukan untuk mempertinggi kesehjateraan dalam arti yang seluas-luasnya, kegiatan pembangunan eknomoni selalu dipandang sebagai sebagian dari keseluruhan usaha pembangunan yang dijalankan oleh suatu masyarakat. Pembangunan ekonomi hanya meliputi usaha suatu masyarakat untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan mempertinggi tingkat pendapatan masyarakatnya, sedangkan keseluruhan usaha-usaha pembangunan meliputi juga usaha-usaha pembangunan sosial, politik, dan kebudayaan (Sukirno, 1985)

John Stuart Mill sebagai ekonom klasik memiliki pandangan yang sama dengan Adam Smith dan juga David Richardo. Mill sependapat dengan pandangan Smith tentang spesialisasi mampu mempertinggi keahlian kerja, memperbaiki organisasi produk, mendorong dilakukannya inovasi sehingga mempertinggi tingkat aktivitas dan memperlancar pembangunan ekonomi. Selain itu kesamaan lain dengan Smith ialah, luasnya spesialisasi dibatasi oleh luasnya pasar. Pandangan Mill yang sama dengan Richardo ialah, penambahan penduduk terus menerus, sedangkan jumlah tanah tetap, menyebabkan berlakuka hukum pengembalian yang makin berkurang. Sumbangan terpenting dari Mill ialah, memasukkannya faktor non-ekonomi terhadap pembangunan. Faktor-faktor tersebut ialah: kepercayaan masyarakat, kebiasaan-kebiasaan berpikir, adat istiadat dan corak-corak institusi dalam masyarakat. Mill berkeyakinan faktor-faktor inilah yang akan membuat ketiadaan pembangunan di Asia dan mengundurkan permulaan pembangunan untuk beberapa generasi mendatang.

Peranan masyarakat yang kreatif ditekankan oleh Mill sebagai pencipta dari perubahan, tetapi Mill tidak terlalu menekankan pentingnya pengusaha yang inovatif walau ia sadar akan pentingnya pengusaha dalam perekonomian. Tingkat pengetahuan masyarakat menjadi faktor lain yang berpengaruh terhadap pembangunan, pengetahuan secara langsung danntidak langsung mempengaruhi industri. Mill berpendapat pembangunan ekonomi bergantung pada dua perbaikan: perbaikan dalam pengetahuan masyarakat dan perbaikan yang merupakan usaha-usaha dalam menghapus penghambat pembangunan yang diciptakan manusia. Faktor terakhir meliputi kepercayaan, adat istiadat, dan cara pikir yang tradisionil. Perbaikan dalam pendidikan, kemajuan dalam ilmu pengetahuan, perluasan spesialisasi dan perbaikan dalam organisasi produksi, merupakan faktor penting dalam memperbaiki mutu dan efisiensi faktor-faktor produksi dan akhirnya menciptakan pembangunan ekonomi. Pendidikan memainkan dua fungsi penting dalam pembangunan ekonomi: pertama, mempertinggi pengetahuan teknik masyarakat dan mempertinggi pengetahuan umum masyrakat; kedua, pendidikan dapat menciptakan pandangan-pandangan dan kebiasaan yang lebih modern, dan ini sangat besar peranannya untuk menentukan kemajuan ekonomi suatu masyarakat.