Apa yang dimaksud dengan Teori Media Dependency dalam Ilmu Komunikasi?

Komunikasi

Teori dependensi dalam komunikasi massa dikenal juga dengan sebutan teori dependensi media atau teori ketergantungan sistem media (media system dependency theory).

Teori dependensi media dibangun berdasarkan gagasan bahwa semakin orang tergantung pada media massa untuk memenuhi kebutuhannya maka peran media massa dalam hidup seseorang dipandang menjadi sangat penting dan karena itu media massa akan memiliki pengaruh yang besar terhadap orang tersebut.

Teori Ketergantungan Media (Dependency Theory) adalah teori tentang komunikasi massa yang menyatakan bahwa semakin seseorang tergantung pada suatu media untuk memenuhi kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin penting untuk orang itu [1].

Teori ini diperkenalkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin DeFleur. Mereka memperkenalkan model yang menunjukan hubungan integral tak terpisahkan antara pemirsa, media dan sistem sosial yang besar.

Konsisten dengan teori-teori yang menekankan pada pemirsa sebagai penentu media, model ini memperlihatkan bahwa individu bergantung pada media untuk pemenuhan kebutuhan atau untuk mencapai tujuannya, tetapi mereka tidak bergantung pada banyak media dengan porsi yang sama besar.

Besarnya ketergantungan seseorang pada media ditentukan dari dua hal.

  • Pertama, individu akan condong menggunakan media yang menyediakan kebutuhannya lebih banyak dibandingkan dengan media lain yang hanya sedikit.

    Sebagai contoh, bila anda menyukai gosip, anda akan membeli tabloid gosip dibandingkan membeli koran Kompas, dimana porsi gosip tentang artis hanya disediakan pada dua kolom di halaman belakang, tetapi orang yang tidak menyukai gosip mungkin tidak tahu bahwa tabloid gosip kesukaan anda, katakanlah acara Cek dan ricek, itu ada, ia pikir cek dan ricek itu hanya acara di televisi, dan orang ini kemungkinan sama sekali tidak peduli berita tentang artis di dua kolom halaman belakang Kompas.

  • Kedua, persentase ketergantungan juga ditentukan oleh stabilitas sosial saat itu.

    Sebagai contoh, bila negara dalam keadaan tidak stabil, anda akan lebih bergantung/ percaya pada koran untuk mengetahui informasi jumlah korban bentrok fisik antara pihak keamanan dan pengunjuk rasa, sedangkan bila keadaan negara stabil, ketergantungan seseorang akan media bisa turun dan individu akan lebih bergantung pada institusi - institusi negara atau masyarakat untuk informasi. Sebagai contoh di Malaysia dan Singapura dimana penguasa memiliki pengaruh besar atas pendapat rakyatnya, pemberitaan media membosankan karena segala sesuatu tidak bebas untuk digali, dibahas, atau dibesar-besarkan, sehingga masyarakat lebih mempercayai pemerintah sebagai sumber informasi mereka.