Menurut Degeling asumsi dasar manajemen klasik adalah:
organisasi eksis untuk mewujudkan tujuan tertentu,
struktur harus disesuaikan dengan tujuan organisasi,
organisasi dapat berjalan efektif apabila kepentingan individu menjadi subordinasi dari kepentingan organisasi,
pelaksanaan kontrol yang ketat adalah esensial demi pencapaian tujuan organisasi,
problema organisasi termasuk konflik muncul karena kesalahan yang terjadi pada setiap langkah manajemen baik Perencanaan, Penggerakan, Pengawasan dan Penilaian.
Teori manajemen ilmiah, yang juga disebut teori manajemen klasik, memasuki arus utama pada awal 1900-an, dengan penekanan pada peningkatan produktivitas pekerja. Dikembangkan oleh Frederick Taylor, teori manajemen klasik menganjurkan sebuah studi ilmiah tentang tugas dan pekerja yang bertanggung jawab untuk mereka. Meskipun tujuannya adalah memberi para pekerja alat yang diperlukan untuk memaksimalkan efisiensi dan keluaran mereka, namun juga dikritik karena menciptakan atmosfir “perakitan”, di mana karyawan hanya melakukan pekerjaan kasar. Karena alasan ini, hal itu tidak disukai oleh banyak perusahaan dan aliran pemikiran, namun tetap bisa menjadi alat yang berharga bagi organisasi Anda, asalkan Anda memeriksa semua asasnya secara hati-hati. Misalnya, teori manajemen ilmiah dianggap lebih sesuai untuk bisnis berdasarkan tugas berulang, seperti pabrik.
Untuk memahami apakah itu yang terbaik untuk organisasi Anda, Anda perlu mengetahui dasar teori manajemen klasik. Teori manajemen klasik dan ilmiah didasarkan pada empat prinsip utama:
Kepemimpinan perusahaan harus mengembangkan metode standar untuk melakukan setiap pekerjaan dengan menggunakan manajemen ilmiah.
Pekerja harus dipilih untuk pekerjaan berdasarkan kemampuan dan kemampuan mereka.
Pekerjaan harus direncanakan untuk menghilangkan interupsi.
Insentif upah harus ditawarkan untuk mendorong peningkatan output
