Teori Organisasi Modern dipandang sebagai pendekatan yang mampu menyatukan pandangan klasik dan neoklasik didalam analisis organisasi. Pandangan ini munculnya diawali oleh suatu penelitian yang dilakukan oleh Joan Woodward pada tahun 1950-an terhadap 100 perusahaan manufaktur di daerah South Essex - Inggris. Penelitian Woodward ini mencoba mempelajari penggunaan prinsip-prinsip manajemen klasik (seperti rentang kendali, dan rasio karyawan langsung terhadap karyawan tidak langsung dan penggunaannya pada berbagai perusahaan, untuk menemukan karakteristik organisasi dari perusahaan yang sukses.
Penelitian ini pada mulanya tidak berhasil menemukan ciri-ciri organisasi yang sukses tersebut. Tetapi, setelah Woodward mengelompokkan seluruh perusahaan menurut jenis teknologinya, barulah terlihat bahwa perusahaan yang sukses pada setiap kelompok teknologi, mempunyai karakteristik organisasi tertentu, yang berbeda dari perusahaan yang tidak sukses di kelompoknya maupun terhadap karakteristik organisasi perusahaan yang sukses dari kelompok teknologi yang lainnya.
Dengan demikian, penelitian ini memperlihatkan bahwa jenis teknologi mempunyai pengaruh terhadap bentuk organisasi perusahaan, yang juga berarti bahwa untuk setiap jenis teknologi terdapat suatu bentuk organisasi tertentu yang sesuai.
Penelitian Woodward segera diikuti oleh beberapa penelitian sejenis, yang keseluruhannya akhirnya menunjukkan bahwa selain jenis teknologi, terdapat juga berbagai aspek lainnya yang berpengaruh terhadap karakteristik organisasi, yaitu faktor-faktor lain yang terdapat dalam lingkungan organisasi9. Hal ini berarti bahwa organisasi dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya, dan hanya organisasi yang bisa menyesuaikan diri (beradaptasi) secara tepat terhadap tuntutan lingkungan, yang akan dapat mencapai keberhasilannya. Oleh karena itu, bentuk dan cara pengelolaan organisasi haruslah disesuaikan dengan atau “tergantung” pada kondisi lingkungannya. Ketergantungan ini menyebabkan Pendekatan Modern kadang-kadang disebut juga sebagai pendekatan “ketergantungan” (contingency).
Penyesuaian ini bisa menuntut perubahan anatomi organisasi ataupun perubahan perilaku anggota organisasi sehingga seakan-akan mengintegrasikan Pendekatan Klasik dan Pendekatan Neoklasik.
Pendekatan Modern mempunyai beberapa perbedaan yang mendasar jika dibandingkan dengan pendekatan klasik dan neoklasi, yaitu :
-
Pendekatan Modern memandang organisasi sebagai suatu sistem terbuka, yang berarti bahwa organisasi merupakan bagian (subsistem) dari lingkungannya. Pendekatan-pendekatan sebelumnya selalu memandang organisasi sebagai suatu system tertutup yang tidak dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya.
-
Keterbukaan dan ketergantungan organisasi terhadap lingkungannya menyebabkan bentuk organisasi perlu disesuaikan dengan kondisi lingkungan, dimana organisasi berada, yang berarti bahwa tidak ada bentuk organisasi ideal yang berlaku secara umum (universal) di sebarang tempat/kondisi.
Pendekatan lainnya (Klasik dan Neoklasik) karena tidak melihat keterbukaan organisasi, beranggapan bahwa bentuk organisasi yang ideal bisa berlaku secara umum, tanpa memperhatikan lingkungan, dimana organisasi itu berada.
Pendekatan didalam Teori Organisasi Modern
Dalam perkembanganya pemikiran manajemen modern terdapat beberapa pendekatan yang terkait dengan upaya untuk menentukan beberapa prediksi hubungan antara tindakan, hasil dan situasi, antara lain :
Pendekatan kontingensi (The Contingncy approach) atau situation approach.
Pendekatan kontingensi ( contingency approach ) dikembangkan oleh para manajer, konsultan dan peneliti yang mencoba untuk menerapkan konsepkonsep dari berbagai aliran manajemen dalam situasi kehidupan nyata. Menurut pendekatan ini tugas manajer adalah mengidentifikasikan teknik mana, pada situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu, dan pada waktu tertentu, akan membantu pencapaian tujuan manajemen.
Pendekatan ini bermaksud untuk menjembatani gap yang ada antara teori dan praktek.
Ada tiga bagian utama dalam kerangka konseptual menyeluruh untuk pendekatan kontingensi yaitu : lingkungan**, konsep-konsep dan teknikteknik manajemen, dan hubungan kontingensi antara keduanya.
Pemahaman terhadap hubungan-hubungan kontingensi memberikan berbagai pedoman bagi praktek menajemen yang efektif.
System approach (pendekatan system)
Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Sebagai suatu prinsip fundamental, pendekatan sistem adalah sangat mendasar. Ini secara sederhana berarti bahwa segala sesuatu adalah saling berhubungan dan saling tergantung.
Dalam penggunaannya, pendekatan sistem dibedakan menjadi dua, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka. Pendekatan sistem tertutup biasanya digunakan oleh para teoritisi klasik, mereka memusatkan pada hubunganhubungan dan kosistensi internal, yang dicerminkan oleh prinsip-prinsip seperti kesatuan perintah, rentang kendali, serta persamaan wewenang dan tanggung jawab.
Dynamic Engagement Approach
Dynamic Engagement Approach menekankan pada hubungan organisasi modern yang intensif dan memiliki intensitas waktu yang menekankan pada hubungan antar karyawan dalam organisasi.
Menurut Altons mengemukakan bahwa dynamic engagement approach terdiri dari beberapa proses, yaitu :
- Interactive process
- Perceptual experience
- Perceptual system
- Perceptual discrimination
- Organic physicality of actual perceptual system
- Development experience
- The justificatory force of religious experience
Dalam dynamic engagement approach Terdapat 6 (enam) tema yang berbeda dalam teori manajemen, yaitu :
-
New organizational environment ;
- Lingkungan organisasi yang tidak tetap dan merupakan proses impersonal
- Kondisi sangat kompleks
- Orang-orang dalam organisasi saling berinteraksi satu sama lain
- Manajer harus bisa berinteraksi dengan para manajer lain untuk menciptakan kerja sama dalam menghadapi suatu kondisi yang terjadi dibawah kendali organisasi
-
Ethics and social responsibility ;
- Fokus perhatian pada nilai-nilai yang dimiliki oleh orang-orang dalam organisasi.
- Budaya organisasi terdiri dari nilainilai dan nilai-nilai tersebut tercipta dari orang-orang yanag adadi luar organisasi
- Nilai termasuk sebuah excellence maka nilai ini merupakan konsep dan ethics
-
Globalization and management ;
- Adanya perubahan dan semua hal adalah berubah
- Perubahan tersebut akan membawa ke arah yang lebih baik menuju excellence management
- Adanya globalisasi memulai tahun 1990-an
-
Inventing and reinventing organization ;
- Berusaha untuk mencari kreativitas yang potensial untuk para pekerja dan juga untuk manajer sendiri
- Menurut Peter yang menyampaikan suatu konsep “liberation management” yang merupakan suatu tantangan yang ditemui dalam organisasi untuk menjadi orang-orang yang kreatif
- Michael Hammer dan James mengemukakan konsep tentang Reengeneering dalam organisasi untuk menjadi lebih baik
-
Culture and multiculturalism ;
- Menunjukkan bahwa bermacam-macam prespective dan nilai-nilai yang berbeda dari setiap orang dilihat dari latar belakang budayanya
- Charles Taylor menyebutnya sebagai gerakan “communitarian”, yang menyebutkan bahwa prespective dari orang-orang adalah unik dan authentic
-
Quality ;
- Manajer harus melakukan Total Quality Management (TQM)
- Bagaimana manajer dalam organisasi harus bisa menciptakan produk dan servis yang maksimal
- Merupakan tanggung jawab bersama dan yang diharapkan oleh pelanggan dan pemberian pelayanan yang kompetitif
- TQM merupakan dimensi yang dinamis dari manajemen karena kualitas yang selalu menjadi target atau tujuan dari organisasi