Apa yang dimaksud dengan Teori Manajemen atau Organisasi Modern ?

Teori manajemen modern

Teori manajemen modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah suatu sistem terbuka yang harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya.

Apa yang dimaksud dengan Teori Manajemen Modern (Modern Management) ?

Teori organsisasi modern muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan dua teori sebelumnya yaitu klasik dan neoklasik. Teori Modern sering disebut dengan teori “Analiasa Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memadukan antara teori klasik dan neokalsi. Teori Organisasi Modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka yang berkaitan dengan lingkungan dan apabila ingin survive atau dapat bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.

Pendekatan-pendekatan dalam pemikiran manajemen atau organisasi modern, antara lain :

Pedekatan Proses


Dalam pendekatan proses tokohnya adalah Harold Koontz (1909-1984) dalam artikelnya “Management Jungle Theory

Pendekatan Sistem


Pendekatan ini memandang organisasi sebagai satu kesatuan yang saling berinteraksi yang tak terpisahkan. Organisasi merupakan bagian dari lingkungan eksternal dalam pengertian luas. Sebagai suatu pendekatan sistem, manajemen meliputi sistem umum dan sistem khusus serta analisis tertutup maupun terbuka.

  • Pendekatan sistem umum meliputi konsep-konsep organisasi formal dan teknis, filosofis dan sosiopsikologis.

  • Pendekatan sistem manajemen khusus meliputi struktur organisasi, desain pekerjaan, akuntansi, sistem informasi dan mekanisme perencanaan serta pengawasan.

    Dalam pendekatan sistem manajemen khusus, membagi suatu sistem manjadi dua yaitu :

    • Pertama sistem tertutup dimana system tidak dipengaruhi dengan adanya interaksi lingkungan eksternalnya , kemudian
    • Kedua, sistem terbuka dimana berinteraksi dengan lingkungan ekternalnya.

Tokoh dalam pendekatan sistem antara lain :

  1. Chester Barnard (tahun 1930)
    Chester Barnard mengatakan bahawa suatu organisasi adalah sebuah sisitem terbuka dan berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya

  2. Von Bertalanffy (tahun 1960)
    Von Bertalanffy mengatakan bahwa sebuah sisitem terdiri dari subsistem yang saling berkaitan dan berinteraksi melalui sinergi membentuk sebuah system.

Pendekatan Kontingensi


Pendekatan kontingensi digunakan untuk menjembatani celah antara teori dan praktek nyatanya. Biasanya terdapat perbedaan antara teori dengan praktek, oleh karena itu harus memperhatikan lingkungan sekitarnya.

Kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen yang berbeda. Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan dari Operation Research dan Management Science.

Pada aliran ini berkumpul para sarjana matematika, fisika, dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalah-masalah yang lebih kompleks. Tim sarjana ini dikenal dengan sebutan "Tim Operation Research” dan setelah perang dimanfaatkan dalam bidang industri.

Masalah-masalah komples yang memerlukan Operation Research ini antara lain di bidang transportasi dan komunikasi. Dengan adanya kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur Operation Research lebih diformasikan menjadi aliran IImu Manajemen Modern.

Dengan adanya bantuan komputer, maka dapat memberi pemecahan masalah yang lebih rasional kepada para manajer dalam membuat putusan-putusannya. Teknik-teknik ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan penting, seperti dalam hal penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya.

Tokoh dalam pendekatan kontingensi adalah Lawrence dan Lorsch dalam bukunya berjudul “ Developing Organizations : Diasgnosis and action” tahun 1969 menitikberatkan pada kebutuhan akan pengkajian dan analisis yang menyeluruh terhadap lingkungan organisasi.

Pendekatan Manajemen Strategis


Pendekatan Manajemen Strategis meng-konsentrasi-kan pada proses pengambilan keputusan dan kajian serta analisis aktifitas terkait kinerja jangka panjang organisasi.

Tokoh dalam pendekatan ini antara lain :

1.Peter Drucer (1954)
Peter Drucer menerbitkan sebuah buku yang berjudul ”Practice of Management”, menerapkan tentang bagaimana memformulasikan strategi berdasarkan situasi yang ada dan kemungkinan perubahan yang terjadi.

  1. A.D. Chandler (1962) dan Ansoff(1965)
    Mereka memprkenalkan berbagai alternatif strategi perusahaan berdasarkan penelitian yang dilakukan pada empat perusahaan besar di Amerika Serikat . Kemudian Ansoff mengemukakan pendekatan yang lebih rasional dalam katyanya yang berjudul “Corporate Strategy”. Menurutnya strategi adalah acuan dasar dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan factor-faktor seperti produk, pasar, pertumbuhan , competitive advantage dan sinergi.

  2. Hofer dan Schendel (1970-1980)
    Dalam bukunya yang berjudul “ Strategy Formulation : Analytical Concepts

  3. Mintzberg (1979)
    Dalam bukunyayang berjudul “Structuring of organization” mendefinisikan strategi sebagai sebuah kekuatan mediasi antara organisasi dengan lingkungan

Pendekatan gaya manajemen Jepang


Tokohnya antara lain :

  1. Deming (tahun 1950) dan Juran Deming
    Mereka memperkenalkan sebuah model ssstem manajemen komprehensif yang didasarkan pada gaya manajemen perusahaan jepang, yang dikenal sebagai model Total Quality Management (TQM).

    Model ini menggunakan pendekatan statistik untuk menganalisis variabilitas proses produksi dalam upaya meningkatkan kualitas produksi secra berkesinambungan. Juran menyebutkan bahwa perusahaan saat ini belum banyak yang mampu dan mengerti bagaimana mengelola kualitas.

    Ada tiga langkah yang disarankan oleh Juran dalam Quality Management yaitu : Sructured annual improvement, major training programme, and upper management leadership.

  2. Crosby
    Crosby mengemukakan konsepnya yang disebut sebagai Zero Defect. Dalam konsep Zero Defect menyatakan bahwa kualitas adalah sesuatu yang tidak bisa dikopromikan. Oleh karen itu Crosby memperkenalkan istilah baru yang disebut quality cost atau biaya kualitas,

    Dalam pendekatan tersebut disebutkan bahwa dalam menerapkan manajemen kualitas sebuah perusahaan harus berupaya mencapai zero defect atau kualitas maksimal.

  3. William Ouchi (1981)
    William Ouchi, dalam bukunya “Theory Z -How America Business Can Meet The Japanese Challenge (1981)", memperkenalkan teori Z untuk menggambarkan adaptasi Amerika atas perilaku Organisasi Jepang.

Teori Z perusahaan diantaranya adalah : hubungan perusahaan dengan karyawan yang dekat, sistem penggajian dan serikat pekerja yang unik serta perekrutan karyawan baru yang biasanya mempunyai hubungan jangka panjang.

Tipe pengambilan keputusan pada teori ini biasanya bersifat kolektif dengan melibatkan karyawan pada setiap prosesnya. Teori beliau didasarkan pada perbandingan manajemen dalam organisasi.

Pendekatan Excellence Management


Pendekatan utama dari excellence management adalah mengarahkan semua sumber daya perusahaan unuk mencapai sesuatu yang excellence.

Tokohnya adalah Peter dan Waterman (tahun 1980) melalui buku yang berjudul “In Search of Excellence”. Menurut mereka sebuah perusahaan tidak cukup hanya menjadi sebuah perusahaan yang effective organizations namun juga harus bisa mencapai excellence organization melalui perbaikan yang terus menerus pada setiap aspek kualitas organisasi.

Menurut David Kolzow terdapat beberapa komponen kunci untuk bisa menjadi organisasi yang excellence. Hal tersebut dikenal dengan istilah The Twelve “C”S” of Excellence Management , yaitu :

  1. Competencies
    Menjelaskan tentang bagaimana kekuatan ,kelemahan, dan kompetensi dari suatu organisasi

  2. Culture
    Pembentukan atau berdirinya organisasi untuk menjadi excellence (mencapai kinerja yang baik)

  3. Customer –Driven
    Memberikan pengembangan pelayanan terhadap para pelanggan dan prosedurnya

  4. Continous performance improvement
    Memberikan dan melaksanakan pelatihan dan mewujudkan tujuan manajemen yang efektif

  5. Change management
    Membuat perubahan kerja untuk suatu organisasi yang lebih baik

  6. Collaboration
    Pembentukan team dalam organisasi untuk mencapai organisasi excellence

  7. Communication
    Suatu organisasi akan mencapai yang lebih baik apabila melaksanakan peningkatan dalam komunikasi

  8. Creative solution
    Menggunakan pendekatan problem solving untuk mengatasi isu-isu dalam organisasi

  9. Choices
    Memilih pengembangan rencana strategis dari organisasi

  10. Checking Up
    Membuat standar kinerja dan penetapan keluaran, tanggung jawab dan system evaluasi untuk memastikan pencapaian kinerja sesuai tujuan organisasi

  11. Capitalizing on performance management
    Menggunakan suatu pendekatan balanced scorecard untuk mengintegrasikan penerapan fungsifungsi manajemen dalam organisasi

  12. Cheering on
    Membuat sistem untuk penghargaan dan recognition sistem.

Teori Organisasi Modern dipandang sebagai pendekatan yang mampu menyatukan pandangan klasik dan neoklasik didalam analisis organisasi. Pandangan ini munculnya diawali oleh suatu penelitian yang dilakukan oleh Joan Woodward pada tahun 1950-an terhadap 100 perusahaan manufaktur di daerah South Essex - Inggris. Penelitian Woodward ini mencoba mempelajari penggunaan prinsip-prinsip manajemen klasik (seperti rentang kendali, dan rasio karyawan langsung terhadap karyawan tidak langsung dan penggunaannya pada berbagai perusahaan, untuk menemukan karakteristik organisasi dari perusahaan yang sukses.

Penelitian ini pada mulanya tidak berhasil menemukan ciri-ciri organisasi yang sukses tersebut. Tetapi, setelah Woodward mengelompokkan seluruh perusahaan menurut jenis teknologinya, barulah terlihat bahwa perusahaan yang sukses pada setiap kelompok teknologi, mempunyai karakteristik organisasi tertentu, yang berbeda dari perusahaan yang tidak sukses di kelompoknya maupun terhadap karakteristik organisasi perusahaan yang sukses dari kelompok teknologi yang lainnya.

Dengan demikian, penelitian ini memperlihatkan bahwa jenis teknologi mempunyai pengaruh terhadap bentuk organisasi perusahaan, yang juga berarti bahwa untuk setiap jenis teknologi terdapat suatu bentuk organisasi tertentu yang sesuai.

Penelitian Woodward segera diikuti oleh beberapa penelitian sejenis, yang keseluruhannya akhirnya menunjukkan bahwa selain jenis teknologi, terdapat juga berbagai aspek lainnya yang berpengaruh terhadap karakteristik organisasi, yaitu faktor-faktor lain yang terdapat dalam lingkungan organisasi9. Hal ini berarti bahwa organisasi dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya, dan hanya organisasi yang bisa menyesuaikan diri (beradaptasi) secara tepat terhadap tuntutan lingkungan, yang akan dapat mencapai keberhasilannya. Oleh karena itu, bentuk dan cara pengelolaan organisasi haruslah disesuaikan dengan atau “tergantung” pada kondisi lingkungannya. Ketergantungan ini menyebabkan Pendekatan Modern kadang-kadang disebut juga sebagai pendekatan “ketergantungan” (contingency).

Penyesuaian ini bisa menuntut perubahan anatomi organisasi ataupun perubahan perilaku anggota organisasi sehingga seakan-akan mengintegrasikan Pendekatan Klasik dan Pendekatan Neoklasik.

Pendekatan Modern mempunyai beberapa perbedaan yang mendasar jika dibandingkan dengan pendekatan klasik dan neoklasi, yaitu :

  1. Pendekatan Modern memandang organisasi sebagai suatu sistem terbuka, yang berarti bahwa organisasi merupakan bagian (subsistem) dari lingkungannya. Pendekatan-pendekatan sebelumnya selalu memandang organisasi sebagai suatu system tertutup yang tidak dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya.

  2. Keterbukaan dan ketergantungan organisasi terhadap lingkungannya menyebabkan bentuk organisasi perlu disesuaikan dengan kondisi lingkungan, dimana organisasi berada, yang berarti bahwa tidak ada bentuk organisasi ideal yang berlaku secara umum (universal) di sebarang tempat/kondisi.

Pendekatan lainnya (Klasik dan Neoklasik) karena tidak melihat keterbukaan organisasi, beranggapan bahwa bentuk organisasi yang ideal bisa berlaku secara umum, tanpa memperhatikan lingkungan, dimana organisasi itu berada.

Pendekatan didalam Teori Organisasi Modern


Dalam perkembanganya pemikiran manajemen modern terdapat beberapa pendekatan yang terkait dengan upaya untuk menentukan beberapa prediksi hubungan antara tindakan, hasil dan situasi, antara lain :

Pendekatan kontingensi (The Contingncy approach) atau situation approach.

Pendekatan kontingensi ( contingency approach ) dikembangkan oleh para manajer, konsultan dan peneliti yang mencoba untuk menerapkan konsepkonsep dari berbagai aliran manajemen dalam situasi kehidupan nyata. Menurut pendekatan ini tugas manajer adalah mengidentifikasikan teknik mana, pada situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu, dan pada waktu tertentu, akan membantu pencapaian tujuan manajemen.

Pendekatan ini bermaksud untuk menjembatani gap yang ada antara teori dan praktek.

Ada tiga bagian utama dalam kerangka konseptual menyeluruh untuk pendekatan kontingensi yaitu : lingkungan**, konsep-konsep dan teknikteknik manajemen, dan hubungan kontingensi antara keduanya.

Pemahaman terhadap hubungan-hubungan kontingensi memberikan berbagai pedoman bagi praktek menajemen yang efektif.

System approach (pendekatan system)

Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Sebagai suatu prinsip fundamental, pendekatan sistem adalah sangat mendasar. Ini secara sederhana berarti bahwa segala sesuatu adalah saling berhubungan dan saling tergantung.

Dalam penggunaannya, pendekatan sistem dibedakan menjadi dua, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka. Pendekatan sistem tertutup biasanya digunakan oleh para teoritisi klasik, mereka memusatkan pada hubunganhubungan dan kosistensi internal, yang dicerminkan oleh prinsip-prinsip seperti kesatuan perintah, rentang kendali, serta persamaan wewenang dan tanggung jawab.

Dynamic Engagement Approach

Dynamic Engagement Approach menekankan pada hubungan organisasi modern yang intensif dan memiliki intensitas waktu yang menekankan pada hubungan antar karyawan dalam organisasi.

Menurut Altons mengemukakan bahwa dynamic engagement approach terdiri dari beberapa proses, yaitu :

  • Interactive process
  • Perceptual experience
  • Perceptual system
  • Perceptual discrimination
  • Organic physicality of actual perceptual system
  • Development experience
  • The justificatory force of religious experience

Dalam dynamic engagement approach Terdapat 6 (enam) tema yang berbeda dalam teori manajemen, yaitu :

  1. New organizational environment ;

    • Lingkungan organisasi yang tidak tetap dan merupakan proses impersonal
    • Kondisi sangat kompleks
    • Orang-orang dalam organisasi saling berinteraksi satu sama lain
    • Manajer harus bisa berinteraksi dengan para manajer lain untuk menciptakan kerja sama dalam menghadapi suatu kondisi yang terjadi dibawah kendali organisasi
  2. Ethics and social responsibility ;

    • Fokus perhatian pada nilai-nilai yang dimiliki oleh orang-orang dalam organisasi.
    • Budaya organisasi terdiri dari nilainilai dan nilai-nilai tersebut tercipta dari orang-orang yanag adadi luar organisasi
    • Nilai termasuk sebuah excellence maka nilai ini merupakan konsep dan ethics
  3. Globalization and management ;

    • Adanya perubahan dan semua hal adalah berubah
    • Perubahan tersebut akan membawa ke arah yang lebih baik menuju excellence management
    • Adanya globalisasi memulai tahun 1990-an
  4. Inventing and reinventing organization ;

    • Berusaha untuk mencari kreativitas yang potensial untuk para pekerja dan juga untuk manajer sendiri
    • Menurut Peter yang menyampaikan suatu konsep “liberation management” yang merupakan suatu tantangan yang ditemui dalam organisasi untuk menjadi orang-orang yang kreatif
    • Michael Hammer dan James mengemukakan konsep tentang Reengeneering dalam organisasi untuk menjadi lebih baik
  5. Culture and multiculturalism ;

    • Menunjukkan bahwa bermacam-macam prespective dan nilai-nilai yang berbeda dari setiap orang dilihat dari latar belakang budayanya
    • Charles Taylor menyebutnya sebagai gerakan “communitarian”, yang menyebutkan bahwa prespective dari orang-orang adalah unik dan authentic
  6. Quality ;

  • Manajer harus melakukan Total Quality Management (TQM)
  • Bagaimana manajer dalam organisasi harus bisa menciptakan produk dan servis yang maksimal
  • Merupakan tanggung jawab bersama dan yang diharapkan oleh pelanggan dan pemberian pelayanan yang kompetitif
  • TQM merupakan dimensi yang dinamis dari manajemen karena kualitas yang selalu menjadi target atau tujuan dari organisasi

Di bawah ini adalah beberapa ciri dari pemahaman teori organisasi modernis, yaitu :

  1. Teori organisasi modernis mengklaim sebagai teori yang bersifta global; teori ini bisa diterjemahkan ke dalam budaya apa pun.

  2. Sekelompok besar teori organisasi modernis merupakan penolakan terhadap teori organisasi klasik: teori organisasi modern mewakili cara baru dalam memahami organisasi.

  3. Teori modernis dapat memberikan dukungan untuk pengembangan bentuk organisasi yang adil dan setara dalam arti bahwa organisasi modernis memiliki garis wewenang dan tatanan yang jelas yang didasarkan pada logika dan akal

  4. Profesionalisasi organisasi dan manajemen merupakan salah satu hal yang tertanam didalam pemikiran organisasi modern.

Terdapat banyak cara untuk memahami teori organisasi modernis. Salah satu pendekatan yang sangat berguna untuk memahaminya dengan cara melihatnya dari perspektif yang saling terkait. Cara ini disarankan oleh salah satu ahli teori organisasi terkemuka di Inggris, yang bernama Michael Reed (1993). Berikut adalah gambaran besar cara memahami teori organisasi modern menurut Michael Reed,

Tiga aspek dari modernisme
Gambar Tiga aspek dari modernisme (Sumber gambar : John McAuley, Organization theory : Challenges and prespecive

Seorang psikolog organisasi, Edgar Schein (1998) menyarankan bahwa asumsi dasar didalam organisasi modern adalah berdasarkan ide bahwa manusia adalah makhluk “rational economic”. Maksudnya adalah :

  • Individu ada untuk berusaha mencapai penghargaan materi dan ekonomi pribadi tetapi tetap berada didalam kerangka rasional. Orang dihargai karena memenuhi tujuan organisasi; individu tidak memiliki kewajiban kepada orang lain selain memungkinkan mereka untuk mencapai keuntungan materi. Model ekonomi rasional menekankan cara individu bertanggung jawab untuk membentuk takdirnya, tetapi tidak dengan mengorbankan orang lain, karena organisasi bergantung pada orang yang mampu bekerja sama.

  • Dalam bisnis dan industri swasta, perspektif rasional-ekonomi menekankan nilai pemegang saham. Di organisasi sektor publik, penekanannya adalah pada efisiensi dan efektivitas layanan.

  • Pada tingkat sosial, menekankan pada pasar bebas, usaha kapitalis, dan budaya perusahaan. Dalam masyarakat komunis, model ekonomi rasional sangat penting, tetapi dalam masyarakat-masyarakat itu, ia diarahkan pada pertumbuhan dan perkembangan ‘pekerja’ dan negara berperan sebagai mesin pertumbuhan ekonomi yang rasional.