Apa yang dimaksud dengan Teori Kognitif Sosial ?

Teori Kognitif Sosial

Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory) merupakan penamaan baru dari Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) yang dikembangkan oleh Albert Bandura. Penamaan baru dengan nama Teori Kognitif Sosial ini dilakukan pada tahun 1970-an dan 1980-an. Ide pokok dari pemikiran Bandura merupakan pengembangan dari ide Miller dan Dollard tentang belajar meniru (imitative learning).

Apa yang dimaksud dengan Teori Kognitif Sosial ?

Teori Kognitif Sosial atau Social Cognitive Theory yang dikemukakan oleh Albert Bandura, yang biasa dikenal dengan Social Learning Theory. Teori kognitif sosial menurut Bandura menyoroti pertemuan yang kebetulan (chance encounters) dan kejadian tak terduga (fortuitous events) meskipun pertemuan dan peristiwa tersebut tidak serta merta mengubah jalan hidup manusia. Cara manusia bereaksi terhadap pertemuan atau kejadian itulah yang biasanya berperan lebih kuat dibanding peristiwa itu sendiri (Feist & Feist, 2008).

Beberapa asumsi awal dan mendasar dari teori kognitif sosial Bandura adalah Learning Theory (teori pembelajaran) yang berasumsi bahwa manusia cukup fleksibel dan sanggup mempelajari beragam kecakapan bersikap maupun berperilaku, dan bahwa titik pembelajaran terbaik dari itu semua adalah adanya pengalaman-pengalaman tak terduga (vicarious experiences).

Teori kognitif sosial Bandura juga mengambil sudut pandang manusia sebagai ‘agen’ terhadap dirinya sendiri, artinya bahwa manusia memiliki kapasitas untuk melatih kendali atas hidupnya (Feist & Feist, 2008).

Bandura (2001) yakin bahwa manusia (human agency) adalah makhluk yang sanggup mengatur dirinya, proaktif, reflektif dan mengorganisasikan dirinya. Selain itu, mereka juga memiliki kekuatan untuk mempengaruhi tindakan mereka sendiri demi menghasilkan konsekuensi yang diinginkan (dalam Feist & Feist, 2008).

Dalam publikasi Social Foundations of Thought and Action: A Social Cognitive Theory, Bandura mengembangkan pandangan human functioning. Dia menyerasikan peran sentra kognitif, seolah mengalami sendiri (vicarious), pengaturan diri, dan proses reflektif diri dalam adaptasi dan perubahan manusia.

Orang dipandang sebagai sosok sistem pengorganisasi diri, proaktif, reflektif diri, dan penga turan diri daripada sebagai organisme reaktif yang dibentuk dan dilindungi oleh kekuatan lingkungan atau didorong oleh impuls-impuls paling dalam yang tersembunyi.

Dalam perspektif kognitif sosial, individu dipandang berkemampuan proaktif dan mengatur diri daripada sebatas mampu berperilaku reaktif dan dikontrol oleh kekuatan biologis atau lingkungan. Selain itu, individu juga dipahami memiliki self-beliefs yang memungkinkan mereka berlatih mengukur pengendalian atas pikiran, perasaan, dan tindakan mereka.

Bandura (1977) memperlihatkan bahwa individu membuat dan mengembang kan persepsi diri atas kemampuan yang menjadi instrumen pada tujuan yang mereka kejar dan pada kontrol yang mereka latih atas lingkungannya.

Adapun fondasi persepsi Bandura terhadap reciprocal determinism, memandang bahwa: faktor personal dalam bentuk kognisi, afektif, dan peristiwa biologis, tingkah laku, pengaruh lingkungan membuat interaksi yang menjadi hasil dalam triadic reciprocality. Sifat timbal balik penentu pada fungsi manusia ini dalam teori kognitif sosial memung-kinkan untuk menjadi terapi dan usaha konseling yang diarahkan pada personal, lingkungan, dan faktor perilaku.

Teori kognitif sosial berakar pada pandangan tentang human agency bahwa individu merupakan agen yang secara proaktif mengikutsertakan dalam lingkungan mereka sendiri dan dapat membuat sesuatu terjadi dengan tindakan mereka.

Adapun kunci pengertian agency adalah kenyataan bahwa di antara faktor personal yang lain, individu memiliki self-beliefs yang memungkinkan mereka melatih mengontrol atas pikiran, perasaan, dan tindakan mereka, bahwa “apa yang dipikirkan, dipercaya, dan dirasakan orang mem pengaruhi bagaimana mereka bertindak”.

Teori sosial kognitif ( social cognitive theory = teori kognitif sosial) adalah salah satu teori belajar yang menjelaskan pola-pola perilaku. Teori yang dikembangkan oleh Albert Bandura sejak tahun 1960an ini menitikberatkan pada bagaimana dan mengapa orang cenderung untuk meniru atau meneladani apa yang mereka lihat melalui media atau orang lain. Teori sosial kognitif merupakan pengembangan dari teori belajar sosial yang menyediakan kerangka kerja untuk memahami, memprediksi, dan merubah perilaku manusia.

Teori sosial kognitif menekankan pada kapasitas kita untuk belajar tanpa melalui pengalaman langsung. Teori sosial kognitif yang disebut juga dengan teori belajar observasional bergantung pada sejumlah hal termasuk kemampuan subyek untuk memahami dan mengingat apa yang ia lihat, melakukan identifikasi dengan cara memediasi karakter, dan keadaan atau situasi yang mempengaruhi peniruan perilaku.

Sebagai salah satu teori belajar, teori sosial kognitif kerapkali digunakan untuk mempelajari media dan komunikasi massa, komunikasi kesehatan, dan komunikasi antar pribadi atau komunikasi interpersonal. Tujuan teori sosial kognitif adalah untuk menjelaskan bagaimana orang mengatur perilakunya melalui kontrol dan peneguhan atau penguatan untuk mencapai perilaku yang diarahkan pada tujuan yang dapat dipertahankan sepanjang waktu.