Apa yang dimaksud dengan Teori Kognisi Kontemporer (Cognitive Contemporary Theory)?

Teori Kognisi Kontemporer dikembangkan oleh Markus dan Zajonc (1985); Morgan dan Schwalbe (1990); Fiske dan Taylor (1991) yang menitikberatkan bahwa manusia memproses informasi dengan cara-cara tertentu melalui struktur kognitif yang disebut dengan schema. Struktur ini berperan sebagai kerangka yang dapat mengintepretasikan pengalaman-pengalaman sosial yang dimiliki oleh individu.

Sebagai contoh, tingkah laku kita akan berbeda ketika makan di restoran padang dan McD karena dituntun oleh schema yang dimiliki berdasarkan pengalaman. Ketika hendak makan di restoran padang, schema yang ada dalam kognisi kita akan menuntun kita untuk menempati kursi dan meja yang disediakan, serta menunggu makanan dihidangkan. Sementara itu, ketika makan di restoran McD, schema yang ada dalam kognisi kita akan menuntun kita untuk mengantri dan memesan makanan di kasir.

Istilah ”kognisi” digunakan untuk menunjukan adanya proses mental dalam diri seseorang sebelum melakukan tindakan.

Teori kognisi kontemporer memandang manusia sebagai agen yang secara aktif menerima, menggunakan, memanipulasi, dan mengalihkan informasi. Kita secara aktif berpikir, membuat rencana, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Manusia memproses informasi dengan cara tertentu melalui struktur kognitif yang diberi istilah ”schema”. (Markus dan Zajonc, 1985 ; Morgan dan Schwalbe, 1990; Fiske and Taylor, 1991).

Struktur tersebut berperan sebagai kerangka yang dapat menginterpretasikan pengalaman-pengalaman sosial yang kita miliki. Jadi struktur kognisi bisa membantu kita mencapai keterpaduan dengan lingkungan, dan membantu kita untuk menyusun realitas sosial.

Sistem ingatan yang kita miliki diasumsikan terdiri atas struktur pengetahuan yang tak terhitung jumlahnya. Intinya, teori-teori kognitif memusatkan pada bagaiamana kita memproses informasi yang datangnya dari lingkungan ke dalam struktur mental kita.

Teori-teori kognitif percaya bahwa kita tidak bisa memahami perilaku sosial tanpa memperoleh informasi tentang proses mental yang bisa dipercaya, karena informasi tentang hal yang obyektif, lingkungan eksternal belum mencukupi.