Apa yang dimaksud dengan teori kepemimpinan ?

Kepemimpinan adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.

Apa dan bagaimana tentang teori-teori kepemimpinan?

Teori kepemimpinan membicarakan bagaimana seorang menjadi pemimpin, atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin. Beberapa teori kepemimpinan diantaranya sebagai berikut:

  1. Teori Sifat
    Teori ini penekanannya lebih pada sifat-sifat umum yang dimiliki pemimpin, yaitu sifat-sifat yang dibawa sejak lahir. Menurut teori sifat, hanya individu yang memiliki sifat-sifat tertentulah yang bisa menjadi pemimpin. Teori ini menegaskan ide bahwa beberapa individu dilahirkan memiliki sifat-sifat tertentu yang secara alamiah menjadikan mereka seorang pemimpin.

    Menurut Stogdill dalam Sutikno (2014:26), sifat-sifat tertentu efektif di dalam situasi tertentu, dan ada pula sifat-sifat tertentu yang berkembang akibat pengaruh situasi organisasi. Sebagai contoh, sifat kreativitas akan berkembang jika seorang pemimpin berada di dalam organisasi yang flexible dan mendorong kebebasan berekspresi, dibandingkan di dalam organisasi yang birokratis.

    Menurut Darf dalam Sutikno (2014:26), menjelaskan tiga sifat penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu kepercayaan diri, kejujuran, dan integritas, serta motivasi.

  2. Teori Perilaku
    Teori ini lebih terfokus pada tindakan – tindakan yang dilakukan pemimpin daripada memperhatikan atribut yang melekat pada diri seorang pemimpin. Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seseorang ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok kearah pencapaian tujuan.

  3. Teori Situasional
    Teori ini mengatakan bahwa pembawaan yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah berbeda – beda, tergantung dari situasi yang sedang dihadapi. Hersey dan Blanchard dalam Sutikno (2014:27), terfokus pada karakterisitik kematangan bawahan sebagai kunci pokok situasi yang menentukan keefektifan perilaku seorang pemimpin. Menurut mereka, bawahan memiliki tingkat kesiapan dan kematangan yang berbeda – beda sehingga pemimpin harus mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya, agar sesuai dengan situasi kesiapan dan kematangan bawahan.

    Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu adalah:

    • Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas
    • Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan
    • Norma yang dianut kelompok
    • Ancaman dari luar organisasi
    • Tingkat stress
    • Iklim yang terdapat dalam organisasi

    Menurut Fread Fiedler dalam Sutikno (2014:27), “Kepemimpinan yang berhasil bergantung kepada penerapan gaya kepemimpinan terhadap situasi tertentu. Sehingga suatu gaya kepemimpinan akan efektif apabila gaya kepemimpinan tersebut digunakan dalam situasi yang tepat.”

  4. Teori Jalan-Tujuan
    Menurut teori ini, nilai strategis dan keefektifan seorang pemimpin didasarkan pada kemampuannya dalam menimbulkan kepuasan dan motivasi anggotanya dengan penerapan hadiah. Tugas pemimpin menurut teori ini adalah bagaimana bawahan bisa mendapatkan hadiah atas kinerjanya, dan bagaimana seorang pemimpin menjelaskan dan mempermudah jalan menuju hadiah tersebut.

    Pemimpin berusaha memperjelas jalur menuju tujuan yang diinginkan oleh organisasi sehingga bawahan tahu ke mana harus mengerahkan tenaganya untuk mencapai tujuan organisasi. Selain itu, pemimpin juga memberikan hadiah yang jelas bagi prestasi bawahan yang telah memenuhi tujuan organisasi sehinggan bawahan termotivasi.

  5. Teori Kelebihan
    Teori ini beranggapan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki kelebihan dari para pengikutnya.

    Pada dasarnya kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin mencakup 3 hal yaitu:

    • “Kelebihan rasio, ialah kelebihan menggunakan pikiran, kelebihan dalam pengetahuan tentang hakikat tujuan dari organisasi, dan kelebihan dalam memiliki pengetahuan tentang cara – cara menggerakkan organisasi, dan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.

    • Kelebihan Rohaniah, artinya seorang pemimpin harus mampu menunjukkan keluhuran budi pekertinya kepada bawahannya. Seorang pemimpin harus mempunyai moral yang tinggi karena pada dasarnya pemimpin merupakan panutan para pengikutnya. Segala tindakan, perbuatan, sikap dan ucapan hendaknya menjadi suri teladan bagi para pengikutnya.

    • Kelebihan Badaniah, seorang pemimpin hendaknya memiliki kesehatan badaniah yang lebih dari para pengikutnya sehingga memungkinkannya untuk bertindak dengan cepat.” (Wursanto dalam Sutikno 2014).

  6. Teori Kharismatik
    Menyatakan bahwa, “Seseorang menjadi pemimpin karena mempunyai charisma (pengaruh) yang sangat besar. Kharisma diperoleh dari kekuatan yang luar biasa. Pemimpin yang bertipe kharismatik biasanya memiliki daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar.

    Pengaruh yang luar biasa ini dapat dilihat dari pengorbanan yang diberikan oleh para pengikut untuk pribadi sang pemimpin, sampai-sampai mereka rela untuk menebus nyawanya untuk sang pemimpin. Konsep kepemimpinan yang kharismatik ini banyak bersumber dari ajaran agama dan sejara Yunani Kuno.” Namun secara konseptual kepemimpinan kharismatik ini dalam pandangan ilmiah dipelopori oleh Robert House, yang meneliti pemimpin politik dan religius di dunia (Sutikno, 2014:29)

George R. Terry dalam bukunya “Principles of management mengemukakan 8 (delapan) buah teori kepemimpinan sebagai berikut:

  • Teori Otokratis (The Autocratic theory)

    Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah-perintah, pemaksaan dan tindakan yang agak arbiter dalam hubungan diantara pemimpin dengan pihak bawahan.Biasanya diperkuat oleh adanya sanksi- sanksi diantara mana, disiplin adalah factor yang terpenting.

  • Teori Psikologis (The Psychology Theory)

    Pendekatan ini menyatakan bahwa fungsi seorang pemimpin adalah mengembangkan sisitem motivasi terbaik.Pemimpin merangsang bawahannya untuk kearah pencapaian sasaran-sasaran organisatoris maupun untuk memenuhi tujuan-tujuan peribadi mereka.

  • Teori Sosiologis (The Sosiologic Theory)

    Kepemimpinan terdiri dari usaha-usaha yang melancarkan aktivitas para pemimpin yang berusaha untuk menyelesaikan setiap konflik organisatoris antara para pengikut.

  • Teori Supportif (The Supportive Theory)

    Pihak pemimpin beranggapan bahwa pengikutnya ingin berusaha sebaik-baiknya dan bahwa ia dapat memimpin dengan sebaik-baiknya melalui tindakan membantu usaha-usaha mereka. Adakalanya teori supportif dinyatakan sebagai “teori” partisipatif (participative theory). Ada juga yang menamakannya “ democratic theory of leadership”.

  • Teori Laisses Faire (The Laisses Faire)

    Berdasarkan teori ini, seorang pemimpin memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada para pengikutnya dalam hal menetukan aktivitas mereka.

  • Teori Prilaku Pribadi (The Personal-behavior theory)

    Seorang teori tidak berkelakuan sama ataupun melakukan tindakan tindakan identik dalam setiap situasi yang dihadapi olehnya. Pemimpin seperti ini memberikan banyak kebebesan kepada pihak bawahannya. Seorang pemimpin otokratis yang bijaksana (the autocratic leader who is benevolent) .

  • Teori Sifat (The Trait Theory)

    Ia menekankan apa yang mungkin dimilki oleh seorang pemimpin berupa kepribadiannya dan bukanlah apa yang dilakukan sebagai seorang kepemimpinan. Diantara sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah :

    • Intelegensi
    • Inisiatif
    • Energi atau rangsangan
    • Kedewasaan emosional
    • Persuasif
    • Skill komunikatif
    • Kepercayaan pada diri sendiri
    • Perseptif
    • Kreativitas
    • Partisipasi sosial
  • Teori Situasi (The Situational Theory)

    Pendekatan ini menerangkan kepemimpinan menyatakan bahwa harus terdapat cukup banyak fleksibilitas dalam kepemimpinan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai macam situasi.

kepemimpinan

Selain itu, terdapat beberapa teori mengenai munculnya seorang pemimpin, yaitu :

  • Teori bawahan (heredity theory)

    Teori ini berasumsi bahwa sifat sifat kepemimpinan seseorang adalah factor bawaan sejak lahir, dimana menjadi pemimpin atau tidaknya seorang karena tidak takdir semata.

  • Teori psikologis (psychological theory)

    Teori ini berasumsi bahwa sifat kepemimpinan seseorang dapat dibentuk sesuai dengan jwanya.

  • Teori situasi (situational theory)

    Ajaran teori ini, bahwa kepemimpinan seseorang muncul sejalan dengan situasi atau lingkungan hidup yang mengelilinginya.

  • Teori Genetis

    Menyatakan bahwa pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakat- bakat alami yang luar biasa sejak lahir. Dia ditakdirkan menjadi pemimipin.

  • Teori Sosial

    Menyatakan bahwa pemimpin itu harus disiapkan, dididik dan dibentuk, tidak dilahirkan begitu saja. Setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan dan pendidikan.

  • Teoroi Ekologis atau Sintesis

    Menyatakan bahwa seorang akan suskses menjadi pemimpin bila sejak lahir dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan, juga sesuai dengan tuntutan lingkungannya.