Apa yang anda ketahui tentang Teori Inoculation dalam Ilmu Komunikasi?

Teori Inoculation

Teori Inoculation atau Teori inokulasi adalah salah satu pendekatan dalam persuasi yang bertujuan agar orang-orang resisten terhadap argumen persuasif yang dilakukan oleh orang lain. Teori inokulasi pertama kali dikembangkan oleh William J. McGuire di awal tahun 1960an berdasarkan temuan kelompok Yale mengenai pesan persuasi yang menghadirkan dua sisi argumen ketika menyangkal sisi yang berlawanan. Teori ini merupakan model untuk membangun resistensi terhadap persuasi dengan cara menerpa orang-orang dengan argumen yang melawan keyakinan mereka dan memberikan mereka argumen untuk menangkal serangan.

Teori Inokulasi McGuire (1964) (dalam Bohner & Wanke, 2012) yang mengutarakan cara penolakan terhadap persuasi. Caranya adalah dengan memberikan kilasan argumen yang berlawanan dengan keyakinan individu, sehingga saat individu dipaparkan argumen lengkap yang berlawanan, individu akan lebih cenderung tidak mengubah sikapnya.

Hal ini disebabkan persiapan dan antisipasi individu terhadap argumen berlawanan tersebut. Tetapi teori ini juga dapat digunakan sebagai strategi mendukung pengubahan sikap individu. Caranya adalah dengan menyajikan argumen positif dan negatif bersama-sama (Bohner & Wanke, 2012).

Teori Inokulasi atau teori suntikan yang pada mulanya ditampilkan oleh McGuire ini mengambil analogi dari peristiwa medis. Orang yang secara fisik tidak siap untuk menahan penyakit infeksi, seperti cacar dan folio, memerlukan inokulasi (suntikan) vaksin untuk merangsang mekanisme daya tahan tubuhnya supaya dapat melawan penyakit tersebut. (Syaiful Rohim, 2009)

Dengan kata lain, orang yang tidak memiliki informasi untuk mengetahui suatu hal, maka ia akan lebih mudah untuk dipersuasif atau dibujuk. Dalam hal ini cara yang diperoleh untuk membuatnya agar tidak mudah kena pengaruh adalah menyuntiknya dengan argumentasi balasan. (Syaiful Rohim, 2009)

Menurut Lumsdaine dan Janis, teori inokulasi merupakan salah stau teori persuasi yang dapat mendukung sebuah intansi atau perusahaan dalam melakukan promosi kepada khalayak luas, melalui psikologi tiap individu dengan pendekatan persuasif.

Lumsdaine dan Janis (1953) mengatakan bahwa penerima pesan dua-sisi menjadi “kebal” (berinokulasi). Ini adalah sebuah analogi medis yang kemudian digambarkan oleh William McGuire dan Demetrios Papageorgis (1961) dalam teori inokulasi mereka. McGuire dan Papageorgis menyebutkan bahwa sebagian besar orang memiliki banyak keyakinan yang tidak tertantang dan bahwa keyakinan-keyakinan ini sering dapat dengan mudah goyah ketika diserang karena orang-orang tersebut tidak terbiasa mempertahankannya. Situasi itu hampir sama dengan keadaan di bidang medis ketika seseorang dibesarkan di lingkungan yang bebas kuman dan tiba-tiba dihadapkan dengan pada lingkungan penuh kuman. Tubuh orang itu rentan akan infeksi karena ia belum membentuk kekebalan sama sekali.

Agar dapat memahami konsep teori inokulasi, McGuire menggunakan analogi konsep suntikan atau vaksinasi. Menurut McGuire dalam vaksinasi yang normal, virus yang telah dilemahkan kemudian disuntikkan kepada individu dalam rangka untuk membangun resistensi terhadap penyakit. Mekanisme yang sama dapat digunakan untuk menginokulasi individu dari serangan terhadap keyakinan yang dimliki.

Berdasarkan teori inokulasi, argumen berlawanan dengan dosis yang lebih kecil atau argumen yang lebih lemah disebut dengan pesan inokulasi yang diberikan kepada setiap individu. Masing-masing individu yang telah terpapar oleh argumen yang lebih lemah kemudian membangun sistem pertahanan yang membantu mereka mempertahankan keyakinannya dan tidak mengubah sikap mereka ketika mereka dikonfrontir dengan argumen yang jauh lebih kuat.

ELEMEN


Penelitian yang dilakukan oleh McGuire di tahun 1960an membuktikan keberhasilan inokulasi dengan sangat meyakinkan. Penelitian terkait indikasi keberhasilan inokulasi juga dilakukan oleh Michael W. Pfau. Menurut Michael Pfau, teori inokulasi terdiri dari dua elemen dasar, yaitu threat dan refutational preemption.

  • Threat
    Threat dalam teori inokulasi mengacu pada peringatan akan kemungkinan serangan terhadap sikap dan kepercayaan seseorang. Orang tersebut sadar akan kerentanannya terhadap serangan persuasif. Persepsi bahwa ada ancaman yang akan terjadi secara psikologis memotivasi seseorang untuk mempertahankan keyakinan dan sikapnya.

  • Refutational preemption
    Target potensial untuk serangan persuasi seharusnya tidak hanya diperingatkan tapi pesan inokulasi juga harus mendahului tindakan balasan yang mungkin terjadi. Sambil meyiapkan pesan inokulasi, argumen yang akan diajukan pihak lain harus diantisipasi dan cara melawannya juga harus dipersiapkan.