Apa yang dimaksud dengan Teori GateKeeping dalam Ilmu Komunikasi?

Gatekeeping

Gatekeeping adalah teori yang menekankan adanya peran krusial dari para penjaga gerbang ( gatekeepers ), yakni para eksekutif media, yang bisa membuka atau menutup ”gerbang” terhadap pesan-pesan yang akan disampaikan media. Merekalah yang menentukan, pesan atau isi apa yang dimuat atau ditayangkan di media, dan pesan mana pula yang tidak dimuat atau tidak ditayangkan di media diperkenalkan oleh Kurt Lewin (1947). Misalnya, apakah para produser di Divisi News Trans TV memutuskan untuk menayangkan atau tidak menayangkan berita tentang peristiwa tertentu.

komunikasi massa

Istilah gatekeeping pertama kali dipublikasikan oleh psikolog Austria Kurt Lewin(1947) untuk merujuk pada individu atau kelompok orang yang mempengaruhi “perjalanan suatu berita dalam saluran komunikasi.”

Dapat disederhanakan definisi Lewin menjelaskan seorang gatekeeper (pelaku gatekeeping) dapat menjadi produser film yang memotong sebuah adegan dari naskah asli, jaringan sensor yang dihapus dari acara prime-time karena dianggap terlalu seksual eksplisit, seorang direktur yang menentukan segmen film apa untuk digunakan dalam sebuah film dokumenter, seorang eksekutif surat kabar yang menentukan topik untuk editorial, atau individu lain dalam pengolahan atau kontrol pesan yang disebarluaskan melalui media massa kepada publik.

Kurt lewin dianggap salah satu bapak studi komunikasi dan ayah dari penelitian gatekeeping. Lewin menguraikan secara umum dalam teorinya setelah ia meninjau gatekeeping melalui contoh bagaimana makanan dari toko kelontong menuju ke meja makan.

“Situasi ini tidak hanya berlaku untuk saluran makanan tetapi juga untuk sebuah berita melalui saluran komunikasi tertentu dalam kelompok, dan gerak sosial individu dalam banyak organisasi”.

Dari definisi lewin tersebut dapat dilihat bahwa seorang gatekeeper yang menjadi seorang “penjaga pintu gerbang” melakukan pengambilan keputusan dari saluran-saluran informasi yang mengalir, dimana pengambilan keputusan tersebut dapat disesuaikan berdasarkan peraturan (kebijakan perusahaan) maupun ditentukan secara individual atau pribadi oleh gatekeeper itu sendiri.Konsep yang diambil Lewin tersebut kemudian dikembangkan oleh para pemikir tentang gatekeeping keberbagai model komunikasi massa.

Model gatekeeping oleh David White Manning

White merupakan peneliti komunikasi pertama yang menerjemahkan konsep gatekeeping yang dikemukakan oleh lewin. Dari pola lewin tersebut White berusaha untuk mengaplikasikannya kedalam sebuah model komunikasi.

Model gatekeeping David White Manning
Gambar Model gatekeeping David White Manning

Dari gambar di atas dapat diketahui N sebagai sumber berita mengirimkan berbagai macam berita (N1, N2, N3, N4) kepada gatekeeper untuk disaring atau diseleksi. Dari proses gatekeeping tersebut terpilih berita yang lolos atau berita layak tayang (N2‟ dan N3‟) sedangkan berita yang dinilai tidak layak akan dibuang (N1‟ dan N4‟). Berita yang lolos atau yang sudah terseleksi tersebut lah yang kemudian akan disampaikan kepada audience.

Model yang diperkenalkan white Model terbatas, karena tidak mengakui bahwa beberapa gatekeeper mungkin masing-masing memiliki konsepsi peran mereka sendiri atau posisi dalam pengumpulan, membentuk, dan mengirimkan berita.

Model gatekeeping oleh Bruce Westley dan Malcom McLean

Westley dan MacLean merupakan peneliti yang model komunikasinya berpengaruh dan banyak digunakan untuk mengungkapkan riset-riset komunikasi massa dengan gambaran yang spesifik. Gambaran model komunikasi dijelaskan dengan situasi gatekeeping. Model ini sangat menekankan peran gatekeeper dalam proses komunikasi massa.

Model ini dapat membantu untuk menganalisis dan memahami situasi komunikasi yang kompleks.

Model Gatekeeping Westley dan MacLean
Gambar Model Gatekeeping Westley dan MacLean

X menunjukan pada peristiwa atau sumber informasi (misalnya, kejadian atau pembicaraan yang dikirim pada audience tertentu), sedangkan A adalah komunikator dalam komunikasi massa yang diperankan oleh reporter.

Ia mendeskripsikan kejadian atau pembicaraan tersebut dalam sebuah berita. Sementara itu, C adalah gatekeeper yang diperankan oleh seorang editor yang menghapus, menekankan kembali, atau menambah laporan yang ditulis reporter berdasarkan peristiwa yang diliputnya dengan data lain. Kemudian B adalah audience yang membaca, mendengarkan, atau melihat kejadian yang sudah dilaporkan gatekeeper setelah sebelumnya ditulis oleh reporter. Pembaca bisa merespon editor (fBC) atau reporter (fBA) berkenaan dengan ketepatan atau kepentingan beritanya. Editor bisa juga menyediakan umpan balik kepada reporter (fCA).

Model yang dicetuskan oleh westley dan MacLean ini merupakan proses produksi berita media massa yang biasa dilakukan dalam ruang redaksi. Dari model tersebut dapat dilihat proses penyampaian berita kepada audience merupakan hasil kerja dari reporter sampai meja redaksi.

Semua saluran media massa mempunyai sejumlah gatekeeper. Mereka memiliki banyak peranan dari beberapa fungsi. Mereka dapat menghapus pesan atau bahkan dapat memodifikasi serta menambah pesan yang akan disebarkan. Mereka juga dapat menghentikan sebuah informasi dan tidak membuka “pintu gerbang” bagi keluarnya informasi yang lain.

Bagi Ray Eldon Hiebert, Donald F. Ungurait, dan Thomas W. Bohn (1985), gatekeeper tidak bersifat pasif-negatif, tetapi mereka merupakan suatu kekuatan kreatif. Misalnya, seorang editor dapat menambahkan pesan dengan mengombinasikan informasi dari berbagai sumber, seorang layouter bisa menambahkan sesuatu pada gambar atau setting pada media cetak agar keliahatan lebih menarik. Seorang produser film bisa mengirimkan kembali naskah, bahan pembuatan film kepada editor atau redaktur untuk ditambahkan atau dikurangi “sesuatu” pada filmnya.20

Referensi :

  • John R. Bittner. Mass Communication An Introduction 4th, (New Jersey: Prentice Hall 1986).
  • Pamela J. shoemaker and Tim p. Vos, Gatekeeping Theoy, ( NY: Routledge taylor and francis 2009).
  • Thomas M. Pasqua, Robert E. Rayled, James R. Buckalew, James W. Tankard, Mass Media In The Information Age (New Jersey: Prentice Hall 1990).
  • Nurudin,Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Rajawali Pers 2013).