Apa yang dimaksud dengan Teori Fasilitas Sosial atau Social facilitation theory?

image

Teori Fasilitas Sosial atau Social facilitation theory adalah kecenderungan orang untuk tampil berbeda bila di hadapan orang lain daripada saat sendirian. Dibandingkan dengan penampilan mereka saat sendirian, ketika di hadapan orang lain, mereka cenderung tampil lebih baik dalam tugas sederhana atau tugas-tugas yang sudah dia latih tetapi akan tampil lebih buruk pada tugas yang kompleks dan baru.

Apa yang dimaksud dengan Teori Fasilitas Sosial atau Social facilitation theory?

Fasilitasi berasal darikata Perancis facile, artinya mudah. Kata mudah ini menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas performa karena ditonton oleh kelompok. Kelompok mempengaruhi kualitas performa sehingga terasa lebih mudah dilakukan.

Ketika Anda menguasai dengan baik, maka kehadiran orang lain dapat meningkatkan performance Anda. kondisi itu disebut dengan fasilitasi sosial (Bordens & Horowitz, 2008).

Penelitian tentang fasilitasi sosial berawal oleh Norman Triplett (1898) yang menyatakan bahwa pembalap sepeda dalam berkompetisi lebih cepat jika dilakukan dengan pembalap lain daripada sendiri. Dia mengajukan hipotesis bahwa dengan kehadiran orang lain akan memberikan stimulasi psikologis yang dapat meningkatkan performance (Forsyth & Burnette, 2010).

Untuk menguji hipotesis tersebut, Norman Triplet (1898) melakukan eksperimen psikoloho sosioal pada anak-anak di laboratorium. Anak-anak diminta untuk menggulung senar pada alat pancing secepat mungkin. Hasilnya anak-anak bekerja lebih cepat ketika bersama orang lain dibandingkan ketika mereka bekerja sendiri (dalam Myers, 2012).

Kehadiran orang lain tidak hanya berdampak positif, tetapi juga dapat berdampak negatif. Kapan itu terjadi?ketika kehadirian orang lain dapat menghambat kinerja individu, maka kondisi itu disebut dengan hambatan sosial (social inhibition).

Individu dapat tampil lebih baik dihadapan orang lain jika dengan tugas yang diberikan mudah, sementara ketika tugas yang diberikan sulit, kehadiran orang lain dapat menghambat perfomance individu.

Menurut Zajonc (dalam Forsyth dan Burnette, 2010) hambatan sosial terjadi jika individu tidak menguasai tugas, kompleks, tidak mencoba atau tidak pernah dilakukan sebelumnya.

Ada tiga hal yang dapat menjelaskan kenapa kehadiran orang lain dapat meningkatkan atau memperburuk kinerja individu.

  • Peningkatan arousal (keterbangkitan).
    Kehadiran dapat meningkatkan arousal. Peningkatan arousal akan meningkatkan usaha, yang berdampak meninggkanya performance. Hal terjadi jika individu memiliki penguasaan yang baik akan tugasnya. Jika tidak maka akan mengalami hambatan sosial (Zajonc dalam Bordens & Horowitz, 2008 ).

  • Persepsi individu akan penilaian orang lain
    Persepsi individu akan penilaian orang lain akan menimbulkan fasilitasi sosial atau hambatan sosial. Kekhawatiran penilaian tentang akan apa yang dilakukan individu disebut dengan evaluation apprehension. kehadiran orang lain akan meningkatkan evaluation apprehention. Konsekuesnsinya, individu yang memiliki orentasi negatif terhadap situasi cenderung mengalami penurunan performance, sedangkan yang memiliki orentasi positif menunjukkan performance yang baik (Uziel, 2007).

  • Proses kognitif dalam sosial fasilitas
    Proses kognitif dalam sosial fasilitas, yaitu distraction- conflict theory. Teori ini menjelaskan bahwa kehadiran orang lain akan menimbulkan dua konflik pada diri individu yaitu perhatian terhadap tugas dan perhatian terhadap penilaian audiens. Ketika tugas dilakukan mudah, maka kebingungan (distraction) dapat diatasi dengan kerja keras dan performance meningkat. Tetapi jika tugasnya sulit atau kompleks, maka perhatian akan fokus ke konflik dan terjadi penurunan performace (Baron, dalam Forsyth & Burnette, 2010).