Apa yang dimaksud dengan teori Etika Bisnis?

Teori Etika Bisnis

Teori Etika Bisnis menekankan bahwa manajer dan perusahaan bertanggung jawab untuk melaksanakan prinsip-prinsip etika organisasi mereka, dan menggunakan penalaran moral pada keputusan mereka dalam perumusan kebijakan dan strategi, dan arah umum perusahaan mereka, Buchholz (1998).

Dalam konteks CSR, manajer tampil sebagai aktor moral dan wajib menerapkan kebijaksanaan manajerial yang ada (Wood, 1991; Kolk, 2000). CSR menyiratkan bahwa tindakan korporasi tidak hanya dibuat atas nama kepentingan diri sendiri yang diusulkan oleh stakeholder sebagai kewajiban sosial, tetapi juga dalam mendukung nilai-nilai etika seperti kesetaraan, kebebasan, dan keadilan (Maignan dan Ferrell, 2004 )

Etika bisnis berarti seperangkat prinsip dan norma dimana para pelaku bisnis harus komit padanya dalam bertransaksi, berperilaku, dan berelasi guna mencapai ‘daratan’ atau tujuan-tujuan bisnisnya dengan selama. Definisi dari etika bisnis adalah seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar, dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsipprinsip moralitas. Dalam arti lain etika bisnis juga dikatakan sebagai seperangkat prinsip dan norma dimana para pelaku bisnis harus mempunyai komitmen dalam melakukan sebuah transaksi, berperilaku, dan juga berelasi guna mencapai tujuan bisnisnya dengan semangat keilmuan ,kesadaran, serta kondisi yang berdasarkan pada nilai-nilai moralitas.

Etika tidak akan bisa dipahami jika seseorang mengesampingkan nilai-nilai moral. Teori etika bisnis juga memiliki latar belakang nilai-nilai moral. Berikut ini akan membahas teori etika bisnis dari berbagai bentuk teori:

  1. Teori Etika Deontologis
    Deontologi berasal dari bahasa Yunani, deon (kewajiban atau deuty). Menurut etika deontologi, suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan akibat atau tujuan baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada dirinya sendiri. Kewajiban yang dilakukan oleh seseorang, dimana kewajiban tersebut layak dilakukan sebagai bentuk tanggungjawab yang telah diperintakan kepadanya. Dalam dunia bisnis jika kewajiban yang dibebankan pada seseorang maka yang bersangkutan layak untuk mengerjakannya, terutama jika ia tidak ingin mengecewakan pihak konsumen.

    Misalnya; memberikan pelayanan yang baik pada semua konsumen, menawarkan barang
    dan jasa dengan mutu yang sebanding dengan harganya, dsb. Seorang konsumen selalu menginginkan kepuasan pada saat ia berhubungan dengan suatu produk.

  2. Teori Etika Teleologis
    Teologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu telos, artinya tujuan. etika teology mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Suatu tindakan dinilai baik, kalau bertujuan mencapai sesuatu yang baik, atau kalau akibat yang ditimbulkannya baik dan berguna.

    Dari teori teologis berkembang pembahasan pada munculnya dua kajian yaitu;

    1. Egoism
      Teori ini memandang bahwa perilaku moral dianggapbaik manakala lebih menguntungkan dibandingkan dengan merugikan bagi individu yg melakukan tindakan moral, meskipun tidak selalu harus mengabaikan kesejahteraan orang lain.

    2. Utiliatiarisme
      Teori turunan dari teori teologi (teori konsekuensialis), dimana suatu kegiatan bisnis adalah baik dilakukan jika bisa memberikan manfaat kepada sebagian besar masyarakat atau konsumen dalam konteks bisnis. Bisa dikatakan pula bahwa “Perbuatan yang baik adalah yang bermanfaat bagi banyak orang” (Jeremy Bentham)

  3. Teori Etika dan Hak Asasi
    Pendekatan dari teori ini adalah bahwa tuntutan-tuntutan moral seseorang yaitu haknya ditanggapi dengan serius. Dalam teori hak dibahas tentang segala sesuatu yang menjadi hak seseorang, dan bagaimana hak tersebut harus dihargai.

    Secara realita disebutkan bahwa setiap manusia yang lahir di atas muka bumi ini memiliki hak. Dan hak tersebut layak untuk diperoleh dan diperjuangkan. Diantara hak yang harus diperjuangkan adalah hak untuk mendapatkan penghidupan yang layak (seperti; memperoleh pendidikan, kesejahtera an, pelayanan kesehatan, dll) sama di mata hukum. Ketika seseorang diperlakukan secara tidak wajar oleh sebuah perusahaan atau dirugikan maka ia layak untuk menuntut haknya.

  4. Teori Keutamaan
    Pada teori ini konsep kepuasan menjadi dominan untuk dibahas, karena setiap orang merasa ingin diutamakan dalam memenuhi kepentingan yang diinginkan. Usaha untuk memenuhi kepentingan seseorang sering menimbulkan atau tumbuhnya sikap egoism pada individu yang bersangkutan.

  5. Teori Relatif
    Teori ini berpendapat bahwa etika itu bersifat relatif. Masalah yang timbul dalam praktiknya adalah self- centered (egois), fokus pada diri manusia individu mengabaikan interaksi dengan pihak luar sistem dan pembuat keputusan tidak berfikir panjang, semua tergantung kreterianya sendiri. Dalam teori relatif ini jelaskan jika pandangan dan pendapat seseorang bersifat sangat subjektif, artinya jika si A berfikir ini yang terbaik belum tentu si B memiliki pandangan yang sama, dan begitu seterusnya. Ini dikarenakan pandangan dan pemikiran setiap orang bisa berbeda-beda.

  6. Etika dan Agama
    Agama sebagai dasar pijakan bagi setiap umat dalam menjalani kehidupan. Tanpa agama tidak akan memiliki landasan dalam berfikir. Ada hubungan erat antara agama dan filsafat begitu pula sebaliknya. Sering pandangan- pandangan filsafat bersendikan pada nilai- nilai agama. Sehingga banyak karya filsuf jika ditilik secara dalam mendasarkan pendangan dari nilai-nilai agama.

Menurut Muslich (2004) etika bisnis dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan pengetrapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis.

Etika bisnis terkait dengan masalah penilaian terhadap kegiatan dan perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau kejujuran berusaha (Murti Sumarni, 1995). Chandra R (1998) menambahkan bahwa perubahan-perubahan besar dalam oraktik pengelolaan bisnis dewasa ini menyebabkan perhatian terhadap etika bisnis semakin penting.

Oleh karena itu, etika bisnis merupakan pengetahuan pedagang tentang tata cara pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas melalui penciptaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.

Prinsip-prinsip Etika Bisnis

Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang bertujuan memberikan acuan cara yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Muslich (2004) menyatakan bahwa prinsip-prinsip etika bisnis meliputi:

1. Prinsip ekonomi

Perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya dalam menetapkan kebijakan perusahaan harus diarahkan pada upaya pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran, kesejahteraan para pekerja, komunitas yang dihadapinya.

2. Prinsip kejujuran

Kejujuran menjadi nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Dalam hubungannya dengan lingkungan bisnis, kejujuran diorientasikan kepada seluruh pihak yang terkait dengan aktivitas bisnis.

3. Prinsip niat baik dan tidak berniat jahat

Prinsip ini terkait erat dengan kejujuran. Tindakan jahat tentu tidak membantu perusahaan dalam membangun kepercayaan masyarakat, justru kejahatan dalam berbisnis akan menghancurkan perusahaan itu sendiri. Niatan dari suatu tujuan terlihat cukup transparan misi, visi dan tujuan yang ingin dicapai dari suatu perusahaan.

4. Prinsip adil

Prinsip ini menganjurkan perusahaan untuk bersikap dan berperilaku adil kepada pihak-pihak bisnis yang terkait dengan sistem bisnis tersebut.

5. Prinsip hormat pada diri sendiri

Prinsip hormat pada diri sendiri adalah cermin penghargaan yang positif pada diri sendiri. Hal ini dimulai dengan penghargaan terhadap orang lain. Menjaga nama baik merupakan pengakuan atas keberadaan perusahaan tersebut.

Pentingnya Etika Bisnis

Menurut Muhammad (2004), pentingnya etika bisnis dalam kelangsungan perusahaan adalah sebagai berikut:

  1. Tugas utama etika bisnis dipusatkan pada upaya mencari cara untuk menyelaraskan kepentingan strategis sustu bisnis dengan tuntunan moralitas.

  2. Etika bisnis bertugas melakukan perubahan kesadaran masyarakat tentang bisnis dengan memberikan suatu pemahaman yaitu bisnis tidak dapat dipisahkan dari etika.