Apa yang dimaksud dengan Teman Sebaya?

Teman Sebaya

Sebaya merupakan ukuran yang digunakan untuk orang dengan tingkat umur dan kedewasaan yang sama.

Apa yang dimaksud dengan teman sebaya ?

Menurut Havighust, teman sebaya adalah sekelompok orang yang kurang lebih berusia sama dimana kelompok ini berfikir dan bertindak secara bersama-sama.

Dacey, Travers, & Fiore (2009) juga berpendapat bahwa teman sebaya merupakan kumpulan anak yang memiliki usia yang sama dengan rentang usia antara satu anak dengan anak lainya adalah 12 bulan.

Sementara itu, Berk (2010) berpendapat bahwa teman sebaya adalah suatu kumpulan yang menghasilkan nilai tertentu dan standar khas bagi perilaku dan struktur sosial pemimpin dan pengikut.

Lebih lanjut, Berk (2010) berpendapat bahwa penerimaan teman sebaya mengacu pada kesukaan, dimana seorang anak dianggap sebagai rekan sosial yang pantas oleh teman sebayanya.

Sementara Hurlock (1978) menjelaskan bahwa penerimaan sosial berarti seseorang dipilih sebagai teman untuk melakukan aktivitas dalam kelompok. Penerimaan sosial ini menjadi ukuran keberhasilan anak dalam menjalankan fungsi sosial serta menunjukan tingkat kesukaan orang lain terhadap diri anak.

Kategori Teman Sebaya

Hurlock mengkategorikan penerimaan teman sebaya menjadi beberapa tingkatan, mulai dari yang paling diterima oleh teman sebayanya hingga anak yang paling diabaikan oleh teman sebayanya. berikut kategori penerimaan teman sebaya menurut Hurlock (1978):

  • Star

    Star merupakan kategori anak yang paling dikagumi teman sebayanya. Hal ini dikarenakan anak kategori star dianggap memiliki sifat menonojol.

    Kekaguman ini menjadikan semua anak dalam kelompok menganggap anak kategori star sebagai sahabat karib, meskipun star tidak banyak membalas uluran persahabatan tersebut. Tidak banyak anak yang termasuk kategori star.

  • Accepted

    Anak kategori accapted cenderung disukai oleh sebagian teman sebayanya. Akan tetapi, posisi anak accepted kurang terjamin dibandingkan posisi star. Anak kategori accapted mungkin akan kehilangan statusnya apabila terus berlaku menentang kelompoknya.

  • Isolate

    Anak isolate sama sekali tidak memiliki sahabat dalam kelompoknya. Kategori isolate dibagi menjadi dua, yakni voluntery isolate dan involuntery isolate. Anak kategori voluntery isolate sengaja menarik diri dari pergaulan kelompok sebaya karena kurang memiliki minat untuk menjadi anggota atau mengikuti aktivitas kelompok. Sedangkan anak kategori involuntery isolate merupakan anak yang sengaja ditolak oleh kelompok sosialnya meskipun ia ingin menjadi bagian dari kelompok sosial tersebut. Lebih jauh, kategoi involuntery isolate dibagi menjadi dua, yakni involuntery isolate subjektif dan involuntery isolate objektif.

    Anak yang termasuk dalam involuntery isolate subjektif beranggapan tdak dibutuhkan dalam kelompok sehingga menjauh dari kelompok. Sementara involuntery isolate objektif merupakan kategori bagi anak-anak yang memang benar-benar ditolak oleh kelompoknya.

  • Fringer

    Fringer merupakan kategori perbatasan antara penerimaan dan penolakan teman sebaya. Melalui suatu tindakan atau ucapan yang dianggap menentang kelompoknya, anak kategori fringer yang awalnya diterima oleh kelompoknya akan berbalik ditolak oleh kelompok teman sebayanya.

  • Climber

    Anak kategori climber sebenarnya sudah diterima oleh teman sebayanya, namun anak kategori ini ingin diterima oleh kelompok anak yang secara sosial lebih tinggi. Posisi anak kategori climber berada diposisi genting karena apabila anak bersikap yang bertentangan dengan kelompok, maka anak akan kehilangan teman yang sudah menerimanya dan sulit diterima oleh kelompok sosial lebih tinggi yang diinginkanya.

  • Neglected

    Anak kategori neglected merupakan anak yang tidak diterima namun juga tidak ditolak oleh teman sebayanya. Anak diabaikan karena pemalu, pendiam atau dianggap tidak mampu berkontribusi pada kelompok yang mengabaikanya.

Sementara itu, Berk (2010) mengkategorikan teman penerimaan teman sebaya kedalam empat kategori umum, yaitu:

  1. Anak-anak populer (populer children)
    Anak dalam kategori pupuler merupakan anak yang banyak menerima suara positif. Artinya anak ini sangat disukai oleh teman sebayanya.

  2. Anak-anak tertolak (rejected children)
    Kebalikan dari anak popoler, anak kategori tertolak merupakan anak yang paling banyak menerima suara negatif, sehingga anak kategori tertolak merupakan anak yang tidak disukai teman sebayanya.

  3. Anak-anak kontroversial (controversial child)
    Anak-anak kontroversial mendapatkan suara positif dan suara negatif. Anak kategori ini terkadang disukai namun terkadang pula banyak disukai namun juga banyak dibenci teman sebayanya.

  4. Anak-anak terabaikan (negelected children)
    Anak terabaikan merupakan anak yang sangat jarang menerima suara positif maupun suara negatif. Anak kategoi terabaikan sangat jarang disinggung atau diperhatikan oleh teman-temanya.

Teman sebaya adalah orang dengan tingkat umur dan kedewasaan yang kira-kira sama (Santrock 2007). Teman sebaya atau peers adalah anak-anak dengan tingkat kematangan atau usia yang kurang lebih sama. Salah satu fungsi terpenting dari kelompok teman sebaya adalah untuk memberikan sumber informasi dan komparasi tentang dunia di luar keluarga.

Melalui kelompok teman sebaya anak-anak menerima umpan balik dari teman-teman mereka tentang kemampuan mereka. Anak-anak menilai apa-apa yang mereka lakukan, apakah dia lebih baik dari pada teman-temannya, sama, ataukah lebih buruk dari apa yang anak-anak lain kerjakan. Hal demikian akan sulit dilakukan dalam keluarga karena saudara-saudara kandung biasanya lebih tua atau lebih muda (bukan sebaya) (Santrock, 2004).

Latar belakang timbulnya kelompok teman sebaya menurut Havinghurst (Santosa, 2006).

Anak berkembang di dalam dua dunia sosial:

  • Dunia orang dewasa, yaitu orang tuanya, guru-gurunya dan sebagainya.
  • Dunia teman sebaya, yaitu sahabat- sahabatnya, kelompok bermain, perkumpulan- perkumpulan.

Bagi anak, kelompok sebaya ialah kelompok anak-anak tertentu yang saling berinteraksi. Setiap kelompok memiliki peraturan- peraturanya sendiri, tersurat maupun tersirat, memiliki tata sosialnya sendiri, mempunyai harapan- harapannya sendiri bagi para anggotanya.

Setiap kelompok sebaya juga mempunyai kebiasaan-kebiasaan, tradisi-tradisi, perilaku, bahkan bahasa sendiri. Kelompok sebaya merupakan lembaga sosialisasi yang penting disamping keluarga, sebab kelompok sebaya juga turut serta mengajarkan cara- cara hidup bermasyarakat. Biasanya anatar umur empat dan tujuh tahun dunia sosial anak mengalami perubahan secara radikal, dari dunia kecil yang berpusat di dalam keluarga ke dunia yang lebih luas yang berpusat pada kelompok sebaya. Anak cenderung merasa nyaman berada bersama- sama teman- teman sebayanya daripada berada bersama orang- orang dewasa, meskipun orang- orang dewasa tersebut bersikap menerima dan penuh pengertian.

Pengertian teman sebaya adalah teman yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama atau dapat diartikan juga teman sebaya adalah kelompok yang baru dimana didalamnya anak memiliki ciri, norma dan kebiasaan yang jauh berbeda dengan apa yang ada.

Kebutuhan teman sebaya bagi remaja adalah penting. Remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diterima kawan sebaya atau kelompok. Sebagai akibatnya mereka akan senang apabila diterima dan sebaliknya akan merasa tertekan dan cemas apabila dikeluarkan dan diremehan oleh kawan-kawan sebayanya. Bagi banyak remaja, pandangan kawan-kawan pada dirinya merupakan hal yang paling lebih penting. Bahkan kadang lebih penting daripada orangtuanya sendiri, mereka lebih mengutamakan kawan-kawannya supaya mereka bisa diterima di komunitas teman sebaya. Karena remaja merasa sudah besar serta sudah mandiri.

Sebagaimana orang dewasa, seorang remaja hidup di dua lingkungan: di rumah dan di luar rumah. Di rumah, remaja belajar tentang norma-norma berperilaku yang diterapkan orang tua. Tatapi remaja kadang ingin melepaskan diri dari norma-norma tersebut kalau sudah keluar dari rumah misalanya pada saat pergi ke sekolah, mereka mengikuti cara berpakaian, kebiasaan bahasa, dan peraturan teman sebaya mereka kalau tidak ingin ditertawakan atau dikucilkan apabila tidak mengikuti aturan kelompok teman sebaya mereka.

Remaja akan taat hukum disaat kelas lima Sekolah Dasar (SD), mungkin mau melanggar hukum di Sekolah Menengah Atas (SMA) jika itu diperluakan atau yang mereka pikir diperlukan untuk mendapatkan rasa hormat dari rekan-rekan mereka.

Memang sulit untuk memisahkan efek orang tua dan teman sebaya karena orang tua biasanya mencoba untuk mengatur berbagai hal sehingga lingkungan anak mereka meniru nilai dan kebiasaan yang diatur oleh orang tua sendiri. Oleh karena itu, untuk melihat faktor yang lebih kuat mempengaruhi kepribadian dan perilaku anak remaja, kita harus melihat situasi dimana nilai yang dijunjung kelompok teman sebaya, apakah bertentangan dengan nilai yang dijunjung orang tua apa tidak.

Ketika orang tua menghargai prestasi akademik dan teman sebaya si anak menganggap prestasi disekolah hanya diperuntukkan bagi pengkhianat atau kutu buku, maka pandangan siapa yang paling menang? Jawabannya, pandangan teman sebayalah yang biasanya menang. Sebaliknya anak yang orang tuanya tidak memberikan dorongan atau motivasi untuk sukses mungkin akan mendapati diri mereka bergaul dengan teman sebaya yang berusaha sangat keras untuk masuk ke perguruan tinggi maka mereka juga mulai ikut termotivasi untuk belajar keras seperti yang dilakukan oleh teman kelompoknya.

Bagi beberapa remaja dalam pergaulan, pengalaman ditolak atau diabaikan dapat membuat mereka merasa kesepian dan menimbulkan sikap bermusuhan. Dibutuhkan kemampuan baru dalam menyesuaikan diri yang dapat dijadikan dasar dalam interaksi sosial yang lebih besar. Tekanan untuk mengikuti teman sebaya atau yang disebut konformitas (conformity) pada masa remaja sangat kuat. Konformitas muncul ketika individu meniru sikap, atau tingkah laku orang lain dikarenakan ada tekanan nyata maupun yang dibayangkan oleh mereka.

Konformitas dengan tekanan teman-teman sebaya pada masa remaja dapat bersifat positif maupun negatif. Umumnya remaja terlibat dalam semua bentuk perilaku konformitas yang negatif, seperti menggunakan bahasa yang kasar, mencuri, merusak, dan mengolok-olok orangtua dan guru. Akan tetapi banyak sekali konfomitas teman sebaya yang tidak negatif dan terdiri atas keinginana untuk dilibatkan di dunia teman sebaya, seperti berpakaian seperti teman-teman dan keinginan untuk meluangkan waktu dengan anggota suatu klik… Banyak dari remaja yang membuat kegiatan- kegiatan prososial seperti mengumpulkan uang untuk tujuan-tujuan yang bermakna.

Berhadapan dengan remaja tentunya berbeda dengan berhadapan dengan anak kecil. Anak-anak kecil harus diasuh dengan cara yang berifat melindungi dan agak otoriter. Mengapa hal itu dilakukan? karena pengetahuan dan pengalaman mereka tentang dunia jauh lebih sedikit, demikian juga dengan ruang lingkup mereka. Karena itu mereka harus dilindungi dan dibantu. Sedang anak remaja yang proses berfikirnya lebih logis, kritis tentunya berbeda perlakuannya. Termasuk remaja dalam pemilihan teman harus lebih selektif agar tidak terpengaruh dalam peilaku konformitas negatif yang dapat merugikan diri sendiri.

Klik dan Kelompok


Kebanyakan relasi dengan kelompok teman sebaya pada masa remaja dapat dikategorikan dalam salah satu dari tiga bentuk: Kelompok, klik, atau persahabatan individual. Klik (cliques) ialah kelompok-kelompok yang lebih kecil, memiliki kedekatan yang lebih besar diantara anggota-anggota, dan lebih kohesif terhadap kelompok. Sedangkan arti kelompok (crowd) adalah kelompok-kelompok remaja yang terbesar dan kurang bersifat pribadi.

Kesetiaan kepada klik, klub, organisasi dan tim memiliki kendali yang kuat terhadap kehidupan banyak remaja. Identitas kelompok seringkali mengalahkan identitas pribadi. Pemimpin suatu kelompok dapat menempatkan seorang anggota dalam suatu posisi yang mengandung konflik moral dengan menanyakan, “mana yang lebih penting, aturan kami atau orangtua kamu? atau “Apakah kamu menjaga diri kamu sendiri atau anggota-anggota kelompok? Di sinilah dilema remaja satu sisi mereka harus tetap menjaga nilai-nilai moral, etika dan lain sebagainya baik itu berasal dari orangtua, guru ataupun masyarakatnya akan tetapi di sisi lain gejolak remaja dimana mereka ingin diterima di suatu komunitas atau kelompok yang kadang-kadang bertentangan nilai nilai moral dan etika maka remaja dalam keadan seperti ini harus bisa memilah dan memilih.

Persahabatan


Sahabat bagi remaja sangatlah penting karena dengan sahabat remaja dapat bercerita kepadanya dan mengetahui segala rahasia-rahasia yang tidak mungkin diceritakan kepada teman yang lain. Mereka ingin berbagi persoalan, minat, informasi dan rahasia sesama mereka. Mereka juga saling menenggang perasaan dan tidak inigin saling menyakiti. Persahabatan memainkan peran penting dalam membentuk pemikiran dan sikap remaja, dan juga dapat mempengaruhi kesejahteraan moral dan spiritual. Persahabatan dapat membuat lebih berani (atau nekad, tergantung bagaimana melihatnya), atau lebih ramah, atau lebih egois dan agresif daripada sifat remaja biasanya.

Dalam persahabatan memiliki enam fungsi: kawan, pendorong, dukungan fisik, dukungan ego, perbandingan sosial, dan keakraban atau afeksi. Berikut penjelasannya :

  • Berkaitan dengan kawan, persahabatan memberi anak-anak seorang teman bermain yang akrab, seseorang yang mau meluangkan waktu bermain bersama mereka.

  • Berkaitan dengan pendorong, persahabatan memberi anak-anak informasi, kegembiraan, dan hiburan yang menarik.

  • Berkaiatan dengan dukungan fisik, persahabatan memberi waktu, sumber-sumber dan bantuan.

  • Berkaitan dengan dukungan ego, persahabatan memberi harapan dukungan, dorongan semangat, dan umpan balik yang menolong anak- anak mempertahankan suatu kesan yang tentang diri sendiri sebagai orang yang bekompeten, menarik dan berharga.

  • Berkaitan dengan perbandingan sosial, persahabatan memberikan informasi tentang posisi seorang anak berhadapan dengan anak lain dan apakah anak melakukan sesuatu dengan baik.

  • Berkaitan dengan keakraban dan afeksi, memberi anak-anak suatu hubungan yang hangat, erat, saling mempercayai dengan orang lain dimana penyingkapan diri berlangsung.