Six Sigma adalah suatu metodologi bisnis yang bertujuan untuk meningkatkan nilai-nilai kapabilitas dari aktivitas proses bisnis (Hidayat, 2007)
Terdapat dua proses kerja dalam konsep Six Sigma, yakni proses kerja internal dan eksternal. Proses kerja internal meliputi seluruh fungsi dan kegiatan yang ada dalam perusahaan, sedangkan proses eksternal adalah seluruh kegiatan yang dimulai dari pengelolaan produk jadi/promosi hingga distribusi ke konsumen.
Tujuan dari Six Sigma adalah meningkatkan kinerja bisnis dengan beberapa cara, seperti :
- mengurangi berbagai variasi proses yang merugikan
- mereduksi kegagalan produk/proses
- menekan cacat-cacat produk
- meningkatkan keuntungan
- meningkatkan moral/produktivitas karyawan
- meningkatkan kualitas produk pada tingkat yang maksimal
Six Sigma pertama kali dikembangkan oleh Motorola pada pertengahan tahun 1980 sebagai metode untuk mengukur kualitas produk dan jasa.Secara perspektif statistik istilah six sigma berasal dari ukuran statistik, dimana sigma adalah standar deviasi dalam distribusi normal dengan probabilitas ± 6 (enam) dengan efektivitas sebesar 99,9996 %.
Dalam proses produksi, standar Six Sigma dikenal dengan istilah “defect per million opportunity” (DPMO)
Sedangkan secara metodologi, Six Sigma merupakan pendekatan menyeluruh untuk menyelesaikan masalah dan peningkatan proses melalui fase DMAIC ( Define, Measure, Analyze, Improve, Control ).
DMAIC merupakan basis analisis Six Sigma yang menjamin voice of customer (suara pelanggan) berjalan dalam keseluruhan proses sehingga produk yang dihasilkan memuaskan harapan pelanggan. Fase ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Define
Define adalah penetapan sasaran dari aktivitas peningkatan kualitas Six sigma. Tahap ini untuk mendefinisikan rencana-rencana tindakan yang harus dilakukan untuk melaksanakan peningkatan dari setiap tahap proses bisnis kunci (Gaspersz, 2005). Yang termasuk di dalam definisi ini adalah menetapkan sasaran dari aktivitas peningkatan kualitas Six sigma tersebut.
Pada tahap ini perlu didefinisikan beberapa hal yang terkait dengan:
- Kriteria pemilihan proyek Six sigma.
- Peran dan tanggung jawab dari orang-orang yang terlibat dalam proyek Six sigma.
- Kebutuhan pelatihan untuk orang-orang yang terlibat dalam proyek Six sigma.
- Proses-proses kunci dalam proyek Six sigma beserta pelanggannya.
- Kebutuhan spesifik dari pelanggan.
- Pernyataan tujuan proyek Six sigma.
2. Measure
Measure merupakan langkah operasional kedua dalam program peningkatan kualitas Six sigma. Tahap ini merupakan salah satu pembeda Six sigma dengan metoda pengendalian kualitas lainnya. Pengukuran dilakukan untuk menilai kondisi proses yang ada saat ini.
Terdapat tiga hal pokok yang harus dilakukan dalam tahap ini, yaitu:
-
Memilih atau menentukan karakteristik kualitas kunci atau CTQ (Critical To Quality) yang berhubungan langsung dengan kebutuhan spesifik pelanggan.
-
Mengembangkan suatu rencana pengumpulan data melalui pemgukuran yang dapat dilakukan pada tingkat proses, output, atau outcome.
-
Mengukur kinerja sekarang (current performance) pada tingkat proses, output, atau outcome untuk ditetapkan sebagai baseline kinerja pada awal proyek Six sigma.
3. Analyze
Analyze merupakan langkah operasional ketiga dalam program peningkatan kualitas dengan metode Six sigma. Pada tahap ini perlu melakukan beberapa hal yakni :
- Menentukan stabilitas (stability) dan kapabilitas/kemampuan (capability) dari proses.
- Menetapkan target-target kinerja dari karakteristik kualitas kunci (CTQ) yang akan ditingkatkan pada proyek Six sigma.
- Mengidentifikasi sumber-sumber dan akar penyebab kecacatan atau kegagalan.
- Mengkonversi banyak kegagalan ke dalam biaya kegagalan kualitas (cost of poor quality).
4. Improve
Pada tahap ini dilakukan penetapan rencana tindakan (action plan) untuk peningkatan kualitas Six sigma.Pengembangan rencana tindakan merupakan salah satu aktivitas yang penting dalam program peningkatan kualitas Six sigma. Rencana tersebut mendeskripsikan tentang alokasi sumber daya serta prioritas atau alternatif yang harus dilakukan.
5. Control
Control merupakan tahap terakhir dalam proyek peningkatan kualitas Six sigma. Pada tahap ini hasil-hasil peningkatan kualitas didokumentasikan dan disebarluaskan, praktek-praktek terbaik yang sukses dalam peningkatan proses distandarisasikan dan disebarluaskan, prosedur-prosedur didokumentasikan dan dijadikan sebagai pedoman kerja standar, serta kepemilikan atau tanggung jawab ditransfer dari tim Six sigma kepada pemilik atau penanggung jawab proses.