Apa yang dimaksud dengan Tanah Inceptisol?

Tanah Inceptisol

Inceptisol adalah tanah yang belum matang dengan perkembangan profil yang lebih lemah dibanding dengan tanah yang matang dan masih memiliki sifat yang menyerupai sifat bahan induknya.

Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang dari pada entisol (inceptum, permulaan). Umumnya mempunyai horson kambik, karena tanah belum berkembang lanjut kebanyakan tanah ini cukup subur. Tanah ini dulu termasuk alluvial, regosol, gleihumus, latosol dan lain-lain.Penyebaran liat ke dalam tanah tidak dapat diukur. Kisaran kadar C-organik dan Kapasitas Tukar Kation (KTK) dalam inceptisol dapat terbentuk hampir disemua tempat, kecuali daerah kering, mulai dari kutub hingga tropika (Hardjowigeno, 2003).

Proses pedogenesis yang mempercepat proses pembentukan tanah Inceptisol adalah pemindahan, penghilangan karbonat, hidrolisis mineral primer menjadi formasi lempung, pelepasan sesquioksida, akumulasi bahan organik dan yang paling utama adalah proses pelapukan, sedangkan proses pedogenesis yang menghambat pembentukan tanah Inceptisol adalah pelapukan batuan dasar menjadi bahan induk (Smith et al, 1973).

Reaksi tanah ada yang masam sampai agak masam (pH 4,6 – 5,5) dan agak masam sampai netral (pH 5,6 – 6,8). Kandungan bahan organik sebagian rendah sampai sedang dan sebagian lagi sedang sampai tinggi. Kandungan bahan organik paling atas selalu lebih tinggi daripada lapisan bawah dengan ratio C/N tergolong rendah (5 - 10) sampai sedang (10 - 18). Kandungan P potensial rendah sampai tinggi dan K potensial sangat rendah sampai sedang. Kandungan P potensial umumnya lebih tinggi dari pada K potensial, baik lapisan atas maupun lapisan bawah (Damanik dkk, 2010).

Jumlah basa-basa dapat tukar diseluruh lapisan tergolong sedang sampai tinggi. Kompleks absorbs didominasi ion Mg dan Ca, dengan kandungan ion K relatif rendah. Tanah Inceptisol didominasi oleh kandungan liat yang relatif tinggi sehingga fiksasi kalium sangat kuat yang mengakibatkan konsentrasi kalium pada larutan tanah berkurang. Kapasitas tukar kation (KTK) sedang sampai tinggi disemua lapisan. Kejenuhan basa (KB) rendah sampai tinggi. Secara umum disimpulkan kesuburan alami Inceptisol bervariasi dari rendah sampai tinggi (Damanik dkk, 2010).

Inceptisols adalah tanah muda dan mulai berkembang. Profilnya mempunyai horizon yang pembentukannya agak lambat sebagai hasil alterasi bahan induk. Horizon-horizonnya tidak memperlihatkan hasil pelapukan yang intensif. Horizon akumulasi liat dan oksida-oksida besi & aluminium yang jelas tidak ada pada tanah ini.

Profil nya lebih berkembang dibandingkan dengan entisol. Tanah-tanah yang dulunya dikelaskan sebagai hutan coklat, andosol dan tanah coklat dapat dimasukkan ke dalam Inceptisols. Kebanyakan Inceptisols memiliki kambik. Horizon B yang mengalami prosesproses genesis tanah seperti fisik, biologi, kimia dan proses pelapukan mineral. Perubahan ini menghasilkan struktur kubus atau gumpal bersudut.

Karakteristik tanah inceptisol adalah :

  1. Memiliki solum tanah agak tebal, yaitu 1-2 meter
  2. Warnanya hitam atau kelabu hingga coklat tua
  3. Teksturnya debu, lempung berdebu, lempung
  4. Struktur tanahnya remah, konsistensinya gembur, pH 5,0 – 0,7
  5. Kandungan bahan organik cukup tinggi, 10%-30%
  6. Kandungan unsur hara : sedang hingga tinggi
  7. Produktivitas tanah: sedang hingga tinggi.

Tanah yang termasuk ordo inceptisol secara rinci dicirikan sebagai berikut (Soil Taxonomy, 2010)

  1. Satu atau lebih memiliki ciri berikut:

    • Horizon kambik yang batas atasnya di dalam 100 cm dari permukaan tanah mineral dan batas bawahnya pada kedalaman 25 cm atau lebih di bawah permukaan tanah mineral; atau

    • Horizon kalsik, petrokalsik, gipsik, petrogipsik, atau placik, atau duripan, yang batas atasnya di dalam kedalaman 100 cm dari permukaan tanah mineral; atau

    • Fragipan, atau horizon oksik, sombrik, atau spodic, yangbatas atasnya di dalam 200 cm dari permukaan tanah mineral; atau

    • Horizon sulfurik yang mempunyai batas atas di dalam 150 cm dari permukaan tanah mineral; atau

    • Rejim suhu cryik atau gelik dan horizon kambik; atau

  2. Tidak terdapat bahan sulfidik di dalam 50 cm dari permukaan tanah mineral; dan kedua sifat berikut:

    • Satu horizon atau lebih di antara kedalaman 20 dan 50 cm di bawah permukaan tanah mineral, baik memiliki nilai n 0,7 atau kurang, atau kandungan liat dalam fraksi tanah-halus kurang dari 8 persen; dan

    • Satu atau lebih sifat berikut:

      1. Terdapat epipedon folistik, histik, molik, plagen, atau umbrik; atau

      2. Horizon salik, atau

      3. Pada 50 persen atau lebih lapisan-lapisan yang terletak di antara permukaan tanah mineral dan kedalaman 50 cm, persentase natrium dapat tukar sebesar 15 persen atau lebih (atau rasio adsorpsi natrium 13 atau lebih), yang berkurang seiring bertambahnya kedalaman di bawah 50 cm, dan juga terdapat air tanah di dalam 100 cm dari permukaan tanah mineral pada sebagian waktu selama setahun ketika tanah tidak membeku di beberapa bagiannya.

Kondisi Lingkungan


Inceptisols berkembang pada beragam kondisi iklim, kecuali kondisi ARIDIK. Rezim lengas-tanah juga beragam, mulai dari tanah-tanah yg drainagenya buruk hingga tanah-tanah yg drainagenya bagus pada lereng-lereng curam.

Inceptisols ditemukan pada ekosistem hutan, padang rumput dan lahan pertanian. Kebanyakan Inceptisols ditemukan pada kondisi ekosistem hutan. Beberapa Inceptisols (Umbrepts) mungkin berkembang pada vegetasi prairie.

Penggunaan tanah pada saat sekarang mungkin dibatasi oleh solum yang tipis (mis. Pada lereng-lereng curam) atau oleh drainage yang buruk (mis. Di daerah depresi). Inceptisols cocok untuk kehutanan atau cagar alam.

Kebanyakan Inceptisols berkembang pada lereng-lerang curam, dimana erosi tanah telah mengangkut sebagian topsoil secara kontinyu.

Inceptisols banyak ditemukan di daerah-daerah depositglasial atau pada deposit muda di lembah-lembagh atau delta. Kebanyakan inceptisol memperlihatkan sedimen geologi muda (e.g. alluvium, colluvium, loess).

Bahan induk yang berkapur atau resisten terhadap pelapukan dapat menghambat perkembangan tanah, tetapi kondisi ini cocok bagi perkembangan Inceptisols.

Kebanyakan Inceptisols berkembang pada lanskap muda (< Holocene), dimana waktu membatasi perkembangan penciri tanah.

Di daerah tropis, laju perkembangan Inceptisols menjadi ordo tanah lainnya , lebih cepat dibandingkan dengan di daerah temperate dan dingin, proses perkembangan tanah ini juga dihambat oleh lambatnya pelapukan batuan resisten.

Subordo Inceptisols


Beberapa subordo dari tanah inceptisols adalah :

  • Anthrepts adalah inceptisols yang drainagenya bagus, yang mempunyai epipedon anthropik atau plaggen.

  • Aquepts adalah Inceptisols yang basah. Drainase alamiahnya jelek atau sangat jelek, dan ,kalau tanah tidak mengalami drainage buatan, groundwater berada dekat permukaan selama periode tertentu selama setahun, tetapi tidak sepanjang musim. Banyak tanah ini berkembang pada vegetasi hutan, tetapi juga ditemukan pada beragam vegetasi. Aquepts digunakan untuk lahan pertanian, pasture, hutan atau cagar alam.

  • Cryepts adalah Inceptisols yang berada di pegunungan tinggi atau garis lintang tinggi. Vegetasi sebagian besar adalah tumbuhan runjung atau campuran tumbuhan runjung dan kayu keras. Sebagian besar digunakan sebagai hutan atau habitat satwa liar. Beberapa tanah, sebagian besar di Alaska, digunakan sebagai lahan pertanian.

  • Udepts adalah Inceptisols yang telah dikeringkan dan memiliki sistem kelembaban udik atau perudik. Vegetasinya kebanyakan hutan konifer dan hutan campuran kayu-keras. Kebanyakan tanah ini dikelola sebagai hutan atau telah dibuka untuk lahan pertanian atau pasture.

  • Ustepts adalah inceptisols yang drainagenya bagus mempunyai rezim air tanah Ustik. Vegetasi alamiahnya biasanya berupa rumput, tetapi beberapa tanah didukung oleh vegetasi pohon. Kebanyakan Ustepts dikelola sebagai lahan pertanian atau pasture.

  • Xerepts adalah Inceptisols yang dikeringkan dengan bebas yang memiliki sistem kelembaban xeric. Vegetasi asli umumnya adalah hutan jenis konifera. Sebagian besar Xerept digunakan sebagai hutan, lahan pertanian, atau padang rumput. Beberapa digunakan sebagai habitat satwa liar.

Proses Genesis


Inceptisols berkembang pada material colluvium di bagian bawah dari lereng lereng yang curam. Proses-proses yang membentuk material koluvium adalah pergerakan massa, soil creep (pergerakan massa tanah), dan deposisi. Karena proses-proses “hillslope” dan pelapukan, ciri-ciri morfologis terbentuk dan rusak secara terus-menerus.

Erosi tanah pada lereng curam dapat mengubah top soil secara ekstrim. Apabila erosi telah meratakan lereng, laju erosi menjadi lambat dan ciri pedogenik lebih tampak seperti horison argilik. Biasanya Inceptisols berkembang pada bahan induk yang ada di bagian bawahnya, karena erosi telah mengikis bentang lahan dan mengangkut material tanah. Periode waktu yang panjang dan laju erosi yang intensif diperlukan bagi perkembangan Inceptisols pada lereng yg curam (tanah tipis, horison AC) untuk berkembang lebih lanjut.

Pada zone depresi atau dasar-dasar lembah ditemukan inceptisols yang drainasenya buruk dimana proses gleizasi menghasilkan ciri redoximorphic. Di lokasi-lokasi yang pencucian lebih intensif, tetapi proses lessivage dan perkembangan horison argilik agak terhambat, mungkin karena tanah tidak sering mengalami pengeringan. Di daerah batuan masam, tanah-tanah yg berkembang pada depresi lanskap cenderung lebih tercuci dan kandungan basanya lebih rendah dibandingkan dnegan tanah-tanah di sekitarnya.

Bila mengalami oksidasi, biasanya oleh adanya drainage buatan, terbentuklah asam sulfat. Tanah-tanah Inceptisols yang PROSES unik ini lazim dikenal sebagai ‘cat-clays’.

Sifat Kimia, Fisika, dan Biologi Inceptisols


Sifat kimia

pH mendekati netral atau lebih (pH < 4 tanah bermasalah) Kejenuhan basa kurang dari 50 pada kedalaman 1,8 m COLE antara 0,07 dan 0,09 BO tingi (1,64 -7,78%) ( Kandungan P potensial rendah sampai tinggi dan K potensial sangat rendah sampai sedang. Kandungan P potensial umumnya lebih tinggi daripada K potensial, baik lapisan atas maupun lapisan bawah.

Kapasitas Tukar Kation (KTK) sedang sampai tinggi disemua lapisan. Kejenuhan basa (KB) rendah sampai tinggi. Secara umum disimpulkan kesuburan alami Inceptisol bervariasi dari rendah sampai tinggi (Damanik, dkk, 2010).

Sifat Fisika

Sebagian besar inceptisol menunjukkan kelas tekstur berliat dengan kandungan liat cukup tinggi (35-78%) tetapi sebagian termasuk berlempung halus dengan kandungan liat lebih rendah (18 – 35 %) (Damanik, dkk, 2010).

Sifat Biologi

Masih terdapat bahan induk sehingga masih banyak mikroorganisme pendekomposisi sisa tumbuhan Tanah yang masih banyak terdapat bahan induk termasuk serasah tumbuhan. Masih terdapat bahan induk sehingga masih banyak mikroorganisme pendekomposisi sisa tumbuhan (Hardjowigeno,1989)

Persebaran Inceptisol


Inceptisol dijumpai di Indonesia, umpamanya disekitar daerah Gambut Martapura (Kalimantan Selatan) yang disebut Aquept atau dibeberapa tempat disebelah kanankiri sungai Kahayan (Kalimantan Tengah).

Inceptisol juga terdapat di kaki sebelah utara Gunung Salak tidak jauh dari Bogor, di daerah Lembang (sangat baik untuk sayuran) di Sumatera Barat (kelapa tumbuh sangat subur), di daerah Kerinci (kopi), dan Sumatera Utara.

Inceptisol di Indonesia terutama di Pulau Jawa (vertic) Tropa queptis dijumpai disebelah selatan Gunung Muria (Jawa Tengah), sedangkan (Oxid) Dystropepts dijumpai dipantai barat Sumatera, Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan. Di Irian Jaya dijumpai dibagian tengah sekitar pegunungan Jaya Wijaya, di Nusa Tenggara Timur dijumpai di Pulau Seram dan Obi

Pada umumnya Inceptisol di Indonesia digunakan untuk pertanaman padi sawah, tetapi pada tanah lereng cocok untuk tanaman tahunan atau tanaman permanen untuk menjaga kelestarian tanah. Selain itu inceptisol cocok untuk tanaman palawija salah satunya ubi jalar.