Apa yang dimaksud dengan Taharah?

Taharah diartikan mengerjakan pekerjaan yang membolehkan shalat, berupa wudhu, mandi, tayamum dan menghilangkan najis (Anwar, 1987).

Apa yang dimaksud dengan taharah menurut Islam?

Taharah artinya bersuci dari najis dan hadas. Najis adalah kotoran yang menjadi sebab terhalangnya seseorang untuk beribadah kepada Allah SWT sedangkan hadas adalah keadaan tidak suci pada diri seorang muslim yang menyebabkan ia tidak boleh sholat, tawaf, dan lain sebagainya.
Taharah meliputi dua hal yaitu : taharah dari najis dan taharah dari hadas. Taharah dari najis maksudnya adalah membersihkan sesuatu dari najis. Ada tiga macam najis, yaitu najis mukhaffafah (najis ringan), najis mutawassitoh (najis pertengahan), dan najis mugholadah (najis berat).

Hadas ada dua macam, yaitu hadas kecil dan hadas besar. Hadas kecil meliputi 4 macam yaitu keluarnya sesuatu dari qubul (kemaluan) dan dubur, hilang akal (misalnya tidur), bersentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim, dan menyentuh qubul (kemaluan) dan dubur dengan telapak tangan. Cara menyucikan hadas kecil adalah dengan berwudhu. Apabila tidak ada air atau karena sesuatu hal, maka bisa dengan tayamum.

Sedangkan hadas besar meliputi empat hal yaitu berhubungan suami istri (bersetubuh), keluar mani, menstruasi, melahirkan, nifas, dan yang terakhir adalah meninggal dunia. Cara menyucikan hadas besar adalah dengan mandi wajib, yaitu membasahi seluruh tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Apabila tidak ada air atau karena sesuatu hal, maka bisa dengan tayamum.
Tata cara taharah dari hadas meliputi mandi wajib, wudhu, dan tayamum. Adapuun sarana yang dapat digunakan untuk taharah antara lain dengan air, debu, dan batu.

Mandi Wajib
Mandi wajib adalah mandi untuk menghilangkan hadas besar. Sering juga disebut mandi janabat/junub. Adapaun cara mandi wajib adalah sebagai berikut.

  1. Niat mandi untuk menghilangkan hadas besar.
  2. Menghilangkan najis apabila terdapat di badannya seperti bekas tetesan darah.
  3. Membasahi seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Pada saat mandi wajib, kita juga disunnahkan untuk membaca basmalah, mencuci kedua tangan sebelum dimasukkan ke dalam bejana, ber-wudhu terlebih dahulu, mendahulukan yang kanan dari yang kiri, menggosok tubuh, dan sebagainya.

Wudhu
Wudhu adalah cara bersuci untuk menghilangkan hadas kecil. Adapun tata cara wudhu adalah sebagai berikut.

  1. Niat dalam hati
  2. Disunnahkan mencuci kedua telapak tangan. Berkumur-kumur dan membersihkan lubang hidung.
  3. Membaasuh muka.
  4. Membasuh kedua tangan sampai siku.
  5. Mengusap kepala.
  6. Disunnahkan membasuh telinga.
  7. Membasuh kaki sampai mata kaki.
  8. Tertib (dilakukan secara berurutan).
  9. Berdoa setelah wudhu.

Tayamum
Tayamum adalah pengganti dushu atau mandi wajib. Hal ini dilakukan sebagai rukhsah (keringanan) untuk orang yang tidak dapat memakai air karena beberapa halangan. Tayamum dilakukan dengan menggunakan sarana debu yang suci. Debu ini digunakan sebagai pengganti air. Tayamum boleh dlakukan jika tidak ada air dan telah berusaha mencarinya, berhalangan menggunakan air (misalnya karena sakit), atau pun telah masuk waktu sholat.

Tata cara ber-tayamum adalah sebagai berikut.

  1. Niat (untuk dibolehkan mengerjakan sholat).
  2. Mengusap muka dengan debu.
  3. Mengusap tangan kanan hingga siku-siku dengan debu.
  4. Mengusap tangan kiri hingga siku-siku dengan debu.

Thaharah menurut bahasa artinya “bersih” Sedangkan menurut istilah syara’ thaharah adalah bersih dari hadas dan najis. Selain itu thaharah dapat juga diartikan mengerjakan pekerjaan yang membolehkan shalat, berupa wudhu, mandi, tayamum dan menghilangkan najis (Anwar, 1987).

Thaharah secara umum. Dapat dilakukan dengan empat cara berikut.

  • Membersihkan lahir dari hadas, najis, dan kelebihan-kelebihan yang ada dalam badan.
  • Membersihkan anggota badan dari dosa-dosa.
  • Membersihkan hati dari akhlak tercela.
  • Membersihkan hati dari selain Allah.

Cara yang harus dipakai dalam membersihkan kotoran hadas dan najis tergantung kepada kuat dan lemahnya najis atau hadas pada tubuh seseorang. Bila najis atau hadas itu tergolong ringan atau kecil maka cukup dengan membersihkan dirinya dengan berwudhu. Tetapi jika hadas atau najis itu tergolong besar atau berat maka ia harus membersihkannya dengan cara mandi janabat, atau bahkan harus membersihkannya dengan tujuh kali dan satu di antaranya dengan debu. Kebersihan dan kesucian merupakan kunci penting untuk beribadah, karena kesucian atau kebersihan lahiriah merupakan wasilah (sarana) untuk meraih kesucian batin.

Hakikat Tharah


Hakikat thaharah adalah memakai air atau tanah atau salah satunya menurut sifat yang disyari’atkan untuk menghilangkan najis dan hadats. thaharah secara garis besar ada tiga macam yaitu:

  • Thaharah dari hadats, dilakukan karena dasar-dasar kebajikan.pokok pegangannya bahwa perasaan halus dan jiwa yang mendapat cahaya kemalaikatan,serta perasaan yang meminta kita menjauhkan diri dari keadaan yang tidak menyenangkan perasaan (hadats), dan jiwa yang merasa tentram dan senang dengan keadaan suci.thaharah dapat meliputi seluruh tubuh seperti jima’, keluar mani, haid dan nifas atau bagian tertentu dari tubuh seperti kencing, kemih, buang air besar dan yang disamakan dengannya.dapat diambil kesimpulan bahwa thaharah yang lengkap dibebankan bagi orang yang hadats lengkap, dan thaharah tidak lengkap dibebankan bagi orang yang berhadats tidak lengkap pula.

  • Thaharah dari najis yang terdapat di badan, kain dan tempat baik tempat ibadah maupun tempat umum. Thaharah dari najis digerakkan oleh kehajatan hidup manusia yang secara kodratnya manusia tidak menyukai dirinya kotor.

  • Thaharah dari kotoran yang bersifat fitrah, seperti bulu ketiak, bulu hidung dan bulu kemaluan.

Ruang lingkup materi thaharah


  1. Alat-alat thaharah
    Thaharah dari najis merupakan usaha untuk mensucikan dan menghilangkan najis ataupun hadats agar dapat melakukan ibadah dalam keadaan suci, karena pentingnya thaharah dalam pelaksanaan ibadah. Dan agar najis dapat hilang dan menjadi suci maka diperlukan alat ataupun media yang dapat digunakan.

Adapun alat yang dapat digunakan dalam thaharah yaitu:

  • Air, yakni yang suci dan mensucikan, macammacam air yang suci dan mensucikan adalah:
    • Air yang turun dari langit, yaitu air hujan, atau air embun yang masih sifat, rasa dan baunya.
    • Air yang keluar dari bumi yaitu mata air. Adapun air susu dan air kelapa tidak termasuk dalam golongan tersebut, hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-anfal:11 yakni

“(ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripadaNya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki (mu)”

  • Tanah atau debu yang suci sebagai pengganti mandi atau wudhu apabila dalam keadaan darurat yaitu dengan cara tayamum.

  • Batu atau benda keras yang suci yang disamakan hukumnya dengan batu, kecuali benda keras yang asalnya dari kotoran binatang atau manusia untuk istinjak atau mensucikan kotoran atau najis.

Pengertian thaharah

Thaharah menurut bahasa berarti bersih, thahura, thuhran, dan thaharatan, artinya suci dari kotoran dan najis. Sedangkan menurut istilah, thaharah adalah mengerjakan sesuatu yang dengannya kita boleh mengerjakan shalat, seperti wudhu,mandi, tayamun, dan menghilangkan najis.

Menurut syara‟, thaharah adalah suci dari hadats atau najis, dengan cara yang telah ditentukan oleh syara‟ atau menghilangkan najis, yang dapat dilakukan dengaN mandi dan tayamum. Dari beberapa pengertian tentang thaharah tersebut, secara garis besar thaharah berarti mensucikan dan membersihkan diri dari najis dan hadats sebagai salah satu syarat melakukan ibadah yang dapat dilakukan dengan wudhu, mandi dan tayamum dengan alat yang digunakan yaitu air, debu, dan atau batu.

Hakikat thaharah adalah memakai air atau tanah atau salah satunya menurut sifat yang disyari‟atkan untuk menghilangkan najis dan hadats. thaharah secara garis besar ada tiga macam yaitu:

  • Thaharah dari hadats, dilakukan karena dasar-dasar kebajikan.pokok pegangannya bahwa perasaan halus dan jiwa yang mendapat cahaya kemalaikatan,serta perasaan yang meminta kita menjauhkan diri dari keadaan yang tidak menyenangkan perasaan (hadats), dan jiwa yang merasa tentram dan senang dengan keadaan suci. thaharah dapat meliputi seluruh tubuh seperti jima’ , keluar mani, haid dan nifas atau bagian tertentu dari tubuh seperti kencing, kemih, buang air besar dan yang disamakan dengannya.dapat diambil kesimpulan bahwa thaharah yang lengkap dibebankan bagi orang yang hadats lengkap, dan thaharah tidak lengkap dibebankan bagi orang yang berhadats tidak lengkap pula.

  • Thaharah dari najis yang terdapat di badan,kain dan tempat baik tempat ibadah maupun tempat umum. Thaharah dari najis digerakkan oleh kehajatan hidup manusia yang secara kodratnya manusia tidak menyukai dirinya kotor.

  • Thaharah dari kotoran yang bersifat fitrah, seperti bulu ketiak, bulu hidung dan bulu kemaluan.

Alat-alat Thahara

Thaharah dari najis merupakan usaha untuk mensucikan dan menghilangkan najis ataupun hadats agar dapat melakukan ibadah dalam keadaan suci, karena pentingnya thaharah dalam pelaksanaan ibadah. Dan agar najis dapat hilang dan menjadi suci maka diperlukan alat ataupun media yang dapat digunakan. Adapun alat yang dapat digunakan dalam thaharah yaitu:

  • Air, yakni yang suci dan mensucikan, macam- macam air yang suci dan mensucikan adalah:

    • Air yang turun dari langit, yaitu air hujan, atau air embun yang masih sifat, rasa dan baunya.

    • Air yang keluar dari bumi yaitu mata air. Adapun air susu dan air kelapa tidak termasuk dalam golongan tersebut, hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-anfal:11 yakni:

“(ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada- Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu)”

Dari ayat tersebut Allah menjelaskan kepada kaum muslim bahwa di samping memberikan bantuan yang lain berupa malaikat yang datang secara berturut –turut, juga memberikan bantuan yang lain berupa situasi dan kondisi yang menguntungkan bagi kaum muslimin. Seperti pertolongan Allah pada saat kaum muslim berada dalam ketakutan menghadapi musuh, mereka diselimuti rasa ngantuk, sehingga mereka melihat jumlah bala tentara musuh yang banyak dan persiapannya yang lengkap. Maka
dengan adanya rasa takut tidak lagi mereka rasakan dan mereka kembali menjadi tentram.

Tata cara thaharah

Thaharah dalam islam sangat dianjurkan dan diatur tata caranya secara detail dan lengkap. Dan mengenai tata cara thaharah dari najis terdapat

perbedaan pendapat antara imam yang satu dengan yang lain, dan perbedaannyapun sangat komplek, tetapi pada dasarnya tidak jauh berbeda hanya saja masing- masing imam mempunyai dasar tersendiri dalam menentukan hukum khususnya di dalam fiqh.

Menurut madzhab Abu Hanifah, najis dapat di hilangkan dengan benda yang cair yang dapat meghilangkan najis dan juga dapat dihilangkan dengan benda- benda padat. Sedangkan asy-Syafi‟i hanya membolehkan kita membersihkan najis dengar air, bahwa tidak dapat menghilangkan najis melainkan dengan air, telapak sepatu yang terkena najis harus dibersihkan dengan air dan najis yang mengenai tanah juga harus dibersihkan dengan air(dengan menuangkan air ke atasnya).

Dan pendapat ahmad dalam hal ini berada di tengah keduanya, bahwa semua yang telah diterangkan sunnah cara membersihkannya, hendaknya kita pegang sunah tersebut, karenanya hendaklah kita membersihkan telapak sepatu yang terkena najis dengan jalan menggosokkannya ke tanah, karena yang demikian diperintahkan hadits. Juga boleh kita beristinja dengan menyapunya saja, karena dubur dan qubul disamakan dengan anggota-anggota lain, sama dengan telapak sepatu dibandingkan dengan kain dalam arti selalu berulang-ulang terkena najis.

Tata cara thaharah secara umum adalah sebagai berikut:

  • Membersihkan lahir dari hadats, najis, dan kelebihan-kelebihan ( fudhulat ) yang ada dalam badan.

  • Membersihkan anggota badan dari dosa-dosa.

  • Membersihkan hati dari akhlak tercela.

  • Membersihkan hati dari selain Allah

Hikmah dan manfaat thaharah

Hikmah dan manfaat thaharah sangatlah banyak, tidak hanya berhubungan dengan masalah ritual ibadah semata, tetapi mengandung banyak hikmah dan manfaat yang lebih mendalam dan luas. Secara garis besar manfaat thaharah mencakup manfaat jasmani dan manfaat ukhrawi bagi thaharah fisik. Yang masing- masing dapat diuraikan sebagai berikut:

Manfaat jasmani

  • Pertama , membasuh seluruh tubuh dan seluruh ruas yang ada dapat menambah kesegarandan semangat, menghilangkan keletihan dan kelesuan sehingga ia dapat mengerjakan shalat secara sempurna, khusyuk dan merasa diawasi Allah SWT.

  • Kedua , bersuci merupakan rukun sehat jasmani karena kotoran biasanya membawa banyak penyakit dan wabah. Kaum muslimin sangat layak untuk menjadi orang yang paling sehat fisiknya, jauh dari penyakit karena agama islam telah mengajarkan mereka untuk menjaga kebersihan tubuh, pakaian dan tempat tinggal.

  • Ketiga . Bersuci berarti memuliakan diri seorang muslim, keluarga dan masyarakatnya.

Manfaat ukhrawi bagi thaharah fisik

  • Pertama, semua orang yang memiliki ghirah agama sepakat dapat melakukan tugas ini, tidak memandang kaya atau miskin, orang desa atau kota.

  • kedua , thaharah dapat mengingatkan mereka akan nikmat Allah yang telah menghilangkan kotoran dari diri mereka.

  • ketiga , dengan melihat seorang mukmin melaksanakan perintah Allah, beramal shaleh mencari keridhaan, mengerjakan perintah secara sempurna sesuai dengan syari‟at yang ada, akan memupuk keimanan, melahirkan rasa diawasi Allah sehingga setiap kali ia melakukan thaharah dengan niat mencari keridhaan Allah SWT.

  • Keempat, kesepakatan seluruh kaum muslimin untuk melakukan thaharah dengan cara dan sebab yang sama dimanapun mereka berada dan berapapun jumlahnya, serta kesepakatan umat dalam beramal adalah sebab terjalinnya keterpautan antar hati, semakin kompak dalam beramal akan semakin kuat persatuan mereka.

Esensi thaharah yang lengkap bagi seluruh tubuh, ialah:

  • Menghilangkan semua bau busuk yang menjadikan tidak nyaman, selain tidak disenangi malaikat dan orang shalat bersama dalam jama‟ah, dan menyebabkan mereka benci kepada orang yang berbau busuk.contohnya pada disyari‟atkan mandi pada hari raya dan mandi jumat.

  • Supaya tubuh segar dan jiwa bersemangat, tidak dapat diragukan lagi bahwa hubungan antara kebersihan tubuh dan ketentraman jiwa sangat erat. Contohnya apabila tubuh dibersihkan setelah mubasyarah (berhubungan intim), maka kembalilah ruh kepada kesegaran dan hilanglah kemalasan dari tubuh.

  • Memalingkan jiwa dari keadaan bahimiyah kepada malakiyah , keseimbangan jiwa dengan syahwat jima‟, menarik jiwa pada sifat ke- bahimiyah -an, apabila terjadi demikian kita segera mandi( thaharah ), maka jiwa kita akan kembali pada sifat malakiyyah.

  • Mensucikan diri dari hadats dan najis memberi isyarat supaya kita senantiasa mensucikan jiwa dari dosa dan segala perangai yang keji.

Hikmah dan manfaat dilakukannya thaharah tersebut memberikan pengetahuan kepada kita bahwa betapa pentingnya thaharah tidak hanya sekedar ibadah semata tetapi lebih dari itu yaitu maksud-maksud tersendiri.