Apa yang dimaksud dengan sunk cost effect atau sunk cost fallacy?

Sunk cost effect

Sunk cost effect merupakan kecenderungan untuk memperhitungkan biaya-biaya yang sudah dikeluarkan dan tidak dapat diganti dengan cara apa pun (sunk cost) yang seharusnya diabaikan dalam pengambilan keputusan, sehingga keputusan menjadi tidak rasional (Kell Tan, Wei, Saarinen, Tuunainen, & Wassenaar, 2000; Arkes & Blumer, 1985; Garland, 1991; Soman & Cheema, 2001)

Sunk cost effect adalah salah satu jenis biaya yang di kenal dan diakui di dunia ekonomi. Menurut kamus akuntansi sunk cost adalah biaya yang timbul pada masa lalu yang tidak akan terpengaruh pengambilan keputusan pada saat ini. Di dalam konteks perusahaan, definisi sunk cost dapat menjadi sedikit berbeda, yaitu suatu biaya yang telah dikeluarkan, tetapi tidak memiliki hubungan langsung dengan proses produksi yang terjadi di dalam perusahaan tersebut. Misalnya, perusahaan mempekerjakan seorang manajer secara kontrak. Maka gaji manajer tersebut akan di anggap sebagai sunk cost karena sang manajer tidak terjun langsung di dalam proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan (Zulmi, Sondakh dan Pontoh, 2015).

Menurut Krismiaji & Aryani (2011), sunk cost adalah biaya yang terjadi di masa lalu dan
tidak dapat diubah sekarang maupun di masa mendatang. Oleh karena itu sunk cost dapat
dipergunakan untuk keperluan analisis untuk operasional dimasa mendatang. Salah satu contoh untuk menjelaskan tentang sunk cost misalnya adalah dalam menjalankan kegiatan usaha dalam mencapai efisiensi terkadang perusahaan berusaha untuk menciptakan penemuan atau teknologi baru dalam rangka meningkatkan faktor produksi sehingga menuju efisiensi. Untuk mewujudkannya, diperlukan adanya suatu riset dan pengembangan akan penemuan tersebut. Sehingga diperlukan adanya pembiayaan. Biaya ini adalah merupakan sunk cost. Biaya ini diharapkan akan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang profitable sesuai dengan yang diharapkan.

Sunk cost effect juga dapat mempengaruhi keputusan perusahaan dalam keputusan pembiayaan aktiva tetap yang dimiliki. Hal yang perlu diingat bahwa sunk cost effect dapat menyebabkan perusahaan untuk terus mengeluarkan biaya yang sia-sia tanpa menyadari keputusan tersebut hanya membuang uang perusahaan secara percuma.

Sunk-cost effect adalah fenomena yang lebih luas daripada yang diperkirakan sebelumnya, yang menggeneralisasi konteks investasi interpersonal.

Efek sunk-cost (Sunk Cost Effect) mengacu pada kecenderungan yang lebih besar bagi seseorang untuk mengejar opsi yang terkait dengan investasi dalam kondisi sulit (sunk), sedangkan sunk-cost fallacy terjadi ketika kecenderungan ini membuat mereka mengejar pilihan yang lebih rendah risikonya. Dengan demikian, yang terakhir merupakan jenis kasus khusus dari yang pertama, dimana kesejahteraan berkurang.

Seseorang telah melakukan sunk cost fallcy ketika dia melanjutkan perilaku atau usaha sebagai hasil dari sumber daya yang diinvestasikan sebelumnya (waktu, uang atau usaha) (Arkes & Blumer, 1985). Kekeliruan ini terkait dengan keengganan kerugian dan bias status quo, juga dapat dilihat sebagai bias yang dihasilkan dari komitmen yang berkelanjutan.

Referensi
  1. Arkes, H. R., & Blumer, C. (1985), The psychology of sunk costs. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 35, 124-140.
  2. Olivola, C Y. 2018. The Interpersonal Sunk-Cost Effect. Research Article of Psychological Science. Tepper School of Business, Carnegie Mellon University.