Apa yang dimaksud dengan Sugesti?

image
Dalam ilmu Sosiologi terdapat istilah sugesti.

Apa yang dimaksud dengan sugesti dalam ilmu sosiologi?

Sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan/ sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya dengan interaksi sosial hampir sama. Bedanya, dalam imitasi itu orang yang satu mengikuti sesuatu di luar dirinya. Sedangkan, pada sugesti, seseorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya yang lalu diterima oleh orang lain di luarnya.

Sugesti dalam ilmu jiwa sosial dapat dirumuskan sebagai suatu proses ketika seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu.

Secara garis besar, terdapat beberapa keadaan tertentu serta syarat-syarat yang memudahkan sugesti terjadi, yaitu:

  • Sugesti karena hambatan berpikir. Dalam proses sugesti , terjadi gejala bahwa orang yang dikenainya mengambil alih pandangan-pandangan dari orang lain tanpa memberinya pertimbangan-pertimbangan kritik terlebih dahulu. Orang yang terkena sugesti itu menelan apa saja yang dianjurkan orang lain. Hal ini tentu lebih mudah terjadi apabila ia—ketika terkena sugesti—berada dalam keadaan ketika cara-cara berpikir kritis itu sudah agak terkendala. Hal ini juga dapat terjadi, misalnya apabila orang itu sudah lelah berpikir, tetapi juga apabila proses berpikir secara itu dikurangi dayanya karena sedang mengalami rangsanganrangsangan emosional. Misalnya, rapat-rapat Partai Nazi atau rapat-rapat raksasa sering diadakan pada malam hari ketika orang sudah lelah dari pekerjaannya. Selanjutnya, mereka pun senantiasa memasukkan dalam acara rapat-rapat itu hal-hal yang menarik perhatian, merangsang emosi dan kekaguman sehingga mudah terjadi sugesti kepada orang banyak itu;

  • Sugesti karena keadaan pikiran terpecah-pecah (disosiasi). Dalam hal ini, apabila pikiran orang terpecah-pecah, misalnya karena kesulitan hidup yang tak mampu dijelaskannya secara utuh (terutama saat menghadapi masalah besar), orang tersebut mudah disugesti. Pada saat bingung, ia lebih mudah terkena sugesti orang lain yang mengetahui jalan keluar dari kesulitankesulitan yang dihadapinya itu. Dari logika semacam itu, tak begitu mengherankan jika dalam zaman modern ini orang-orang yang terkena penyakit mendatangi dukun untuk memperoleh sugestinya yang dapat membantu orang yang bersangkutan mengatasi kesulitan-kesulitan jiwanya;

  • Sugesti karena otoritas atau prestise. Artinya, orang-orang yang dianggap memiliki kewenangan (mungkin karena keahlian maupun kemampuan) pandangan-pandangannya cenderung diterima;

  • Sugesti karena mayoritas. Menurut teori psikologi, individu cenderung konformis pada umum. Artinya, pandangan masyarakat banyak akan mampu memberikan sugesti . Orang akan cenderung menerima pendapat orang banyak kecuali dia benar-benar melihat bahwa pandangan umum itu menurutnya benar-benar salah dengan bukti-bukti yang ditemukannya; dan

  • Sugesti karena “will to believe”. Terdapat pendapat bahwa sugesti justru membuat sadar akan adanya sikap-sikap dan pandanganpandangan tertentu pada orang-orang. Dengan demikian, yang terjadi dalam sugesti itu adalah diterimanya suatu sikap dan pandangan tertentu karena sikap dan pandangan itu sebenarnya sudah terdapat padanya, tetapi dalam keadaan terpendam. Dalam hal ini, isi sugesti akan diterima tanpa pertimbangan lebih lanjut karena pada diri pribadi orang yang bersangkutan sudah terdapat suatu kesediaan untuk lebih sadar dan yakin akan hal-hal disugesti itu yang sebenarnya sudah terdapat padanya.

Sugesti adalah pengaruh terhadap jiwa atau laku seseorang dengan maksud tertentu, sehingga pikiran dan kemauan terpengaruh olehnya. Pada intinya, sugesti adalah memberikan sesuatu pengaruh dengan tujuan tertentu, berarti mensugesti adalah memberikan pengaruh kepada seseorang untuk mengikuti dengan maksud dan tujan tertentu, karena besarnya pengaruh penasaran dan kemauan sendiri banyak dikesampingkan, pikiran sendiri tidak dipergunakan.

Menurut Abu Ahmadi, sugesti adalah pengaruh atas jiwa atau perbuatan seseorang sehingga pikiran, perasaan dan kemauannya terpengaruh dan dengan begitu orang mengakui atau meyakini apa yang dikehendaki dari padanya. Inti dari sugesti adalah didesaknya suatu keyakinan kepada seseorang untuk menerima pendapat atau nasehat orang secara mentah-mentah, yaitu pihak yang mempengaruhi, yang mendesak suatu keyakinan pendapat atau anggapan kepada orang lain dan pihak yang dipengaruhi, yang didesak untuk menutur dan menerima pendapat atau tanggapan yang di kehendaki kepadanya. Kondisi tersebut menunjukan bahwas sugesti adalah pengaruh yang dikehendaki pihak lain, yaitu yang disugesti.

Menurut Harwantiyoko, sugesti adalah suatu proses mempengaruhi dari individu terhadap individu lain, sehingga ia dapat menerima norma atau pedoman tingkah laku tertentu tanpa melalaui pertimbangan terlebih dahulu”.

Pengaruh sugesti tidak selau berlaku untuk pihak lain, tetapi dapat dipergunakan untuk diri sendiri.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sugesti


Menurut Harwantiyoko faktor-faktor yang dapat memungkinkan terjadi sugesti adalah sebagai berikut:

  1. Faktor hambatan daya kemampuan berfikir.
    Misalnya: kondisi fisik dan psikis kita mengalami gangguan tertentu sehingga lemah, pada umumnya individu mudah menerima sesuatu yang dianggap dapat meringankan kondisi yang lemah itu. Untuk memudahkan terjadinya proses sugesti kita harus pandai memperhatikan kondisi-kondisi kelemahan orang yang akan disugesti. Orang yang mudah di sugesti, biasanya orang yang berada ketidak mampuan menggunakan daya pikirannya.

  2. Faktor daya pikir yang terpecah-pecah.
    Maksudnya dari pada faktor daya pikir yang terpecah-pecah, bahwa dalam hal ini kondisi seseorang yang dalam keadaan banyak sekali yang sedang dipikirkan. Biasanya dalam kondisi yang demikian proses sugesti lebih mudah berlangsung, karena seseorang lebih cepat menerima pedoman tingkah laku dari orang lain. Yang segaja melakukan usaha untuk mempengaruhinya.

  3. Faktor penggunaan kewibawaan.
    Maksud dari faktor penggunaan kewibawaan yaitu misalnya seseorang mempunyai pengalaman dimasa lampau yang telah diakui wibawaannya oleh orang-orang yang akan di sugesti Misalnya : orang yang memberi sugesti adalah mantan kepala sekolah yang dikenal sama orang yang akan disugesti ini yaitu tentang kewibawaanya, disiplinnya yang kuat dan disegani murid-murid bahkan guru-guru yang lain. Dengan adanya hal ini sugesti akan cepat sekali berlangsung.

  4. Faktor pengukuran keyakinan diri.
    Maksunya pada diri seseorang kadang-kadang telah memiliki suatu gambaran keyakinan dan sikap terhadap suatu norama atau pedoman-pedoman tingkah laku tertentu. Proses sugesti ini diarahkan kepada aspek gambaran pedoman tingkah laku yang demikian, dimana hal ini akan lebih mudah diterimah oleh individu yang bersangkutan sbab dengan adanya sugesti diarahkan kepada aspek gambaran pedoman tingkah laku adalah merupakan suatu pendukung terhadap nilai- nilai yang telah samar dimiliki seseorang.

  5. Faktor pendapat mayoritas
    Maksudnya, adanya suatu pengaruh dari luar berkenaan dengan normanorma atau pedoman tingkah laku tertentu. Hal ini akan mudah diterima oleh individu, apabila sebagian besar dari kelompoknya telah menyatakan persetujuan. Contoh: budaya barat break dance, masuk ke desa. Apapun budaya barat yang namanya break dance ini, kalau sebagian kelompok (masyarakat desa) tersebut telah menyatakan persetujuan, maka tidak ada alasan untuk menolaknya.

Cara Melakukan Sugesti


Cara-cara dalam pemberian sugesti, terutama pada anak, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  1. Gunakan kata-kata positif. Hindari penggunaan kata-kata “tidak”, “jangan”
    dan sejenisnya, kecuali tidak ada lagi padanan kata yang tepat,
  2. Berikan pengulangan kalimat seperlunya saja,
  3. Gunakan kalimat yang menunjukkan waktu sekarang dan hindari kata “akan”,
  4. Tambahkan sentuhan emosional dan imajinasi
  5. Bentuk kalimat sugesti secara progresif (bertahap-jika diperlukan),
  6. Berikan kalimat yang bernuansa pribadi sehingga pikiran subjek dapat menerima sugesti itu seutuhnya,
  7. Gunakan kata-kata yang sesuai dengan pemahaman subjek.