Apa yang dimaksud dengan Substitusi Impor atau Import Substitution?

Import Substitution

Substitusi Impor atau Import Substitution adalah sebuah strategi untuk industrialisasi negara-negara kurang berkembang, dengan berkonsentrasi pada penggantian impor dengan barang pengganti yang diproduksi di dalam negeri. Strategi ini mendorong manufaktur dalam negeri untuk mengurangi impor manufaktur, menghemat devisa, menyediakan lapangan kerja, dan mengurangi ketergantungan.

Referensi

Black, John. (1997). Dictionary of Economics-Oxford University Press. New York: Oxford University Press

Definisi Substitusi Impor
Substitusi impor merupakan salah satu strategi yang dilakukan untuk pengendalian eskpor. Substitusi impor dan arus investasi yang diharapkan dapat berguna untuk meningkatkan kapasitas produksi industri dalam negeri untuk mencukupi kebutuhan domestik dan orientasi ekspor tidak dapat diserap oleh produsen dalam negeri.

Substitusi impor adalah teori ekonomi yang biasanya dianut oleh negara berkembang atau negara pasar berkembang yang berusaha mengurangi ketergantungan mereka pada negara maju. Pendekatan tersebut menargetkan perlindungan dan inkubasi industri dalam negeri yang baru terbentuk untuk sepenuhnya mengembangkan sektor-sektor agar barang yang diproduksi dapat bersaing dengan barang impor.

Mengapa Substitusi Impor Penting?
Substitusi impor penting dilakukan oleh negara berkembang karena memiliki keuntungan-keuntungan. Kementerian Perdagangan (2014) menyebutkan keuntungan yang didapat oleh negara yang melakukan substitusi impor adalah sebagai berikut.

  1. Menghemat penggunaan devisa impor
  2. Menciptakan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat
  3. Transfer technology (alih teknologi)
  4. Menjamin stabilitas harga/menstabilkan harga jual
  5. Menjamin ketersediaan barang-barang hasil substitusi impor di pasar,
  6. Perluasan pasar
  7. Membuka pasa-pasar kecil
  8. Dunia perbankan semakin berkembang
  9. Transportasi/pengangkutan berkembang.

Untuk melindungi pasar dalam negeri dari serbuan produk impor, maka pemerintah perlu memiliki instrumen kebijakan perdagangan internasional yang efektif, transparan dan akuntabel dalam mengendalikan impor, baik berupa kebijakan hambatan perdagangan tarif maupun kebijakan hambatan perdagangan non-tarif. Kebijakan pengendalian impor tersebut secara umum diharapkan dapat berperan dalam melindungi perekonomian dalam negeri, mengamankan neraca perdagangan, melindungi produsen dari persaingan impor yang tidak wajar atas produk sejenis, mengembangkan produktivitas dan daya saing, dan melindungi kepentingan masyarakat luas sebagai konsumen sesuai dengan ketentuan keamanan, kesehatan, keselamatan dan lingkungan (K3L).

Strategi Substitusi Impor
Dalam kegiatan Industrialisasi, terdapat dua strategi untuk melakukan pengendalian ekspor, yaitu substitusi impor dan promosi eksor. Substitusi impor menekankan pada pengembangan industri yang berorientasi kepada pasar domestik yang memproduksi barang-barang pengganti barang impor. Sedangkan promosi ekspor lebih berorientasi ke pasar internasional dalam usaha pengembangan industri dalam negeri. Dalam promosi ekspor, tidak ada diskriminasi dalam pemberian insentif dan fasilitas-fasilitas kemudahan lainnya dari pemerintah. Strategi substitusi impor ini paling banyak direkomendasikan meskipun banyak perdebatan karena tujuan utamanya adalah penghematan devisa.

Agar industri substitusi impor bisa bertahan lama, maka strategi yang dapat dialkukan adalah sebagai berikut.

  1. Hasil produksi tersebut haruslah sama dengan produk impor sehingga dapat bersaing dalam harga dan mutu.
  2. Industri substitusi impor harus mencari pasar diluar negeri apabila pasar didalam negeri sudah penuh.
Sumber

Kementerian Perdagangan. (2014). LAPORAN AKHIR KAJIAN PENYUSUNAN STRATEGI PENGENDALIAN IMPOR INDONESIA 2015-2019. Jakarta: Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri