Apa Yang Dimaksud Dengan Street Photograpy?
Menurut Soedjono (2006) dalam buku Pot-Pourri Fotografi menyebutkan jika penamaan istilah “fotografi jalanan” lebih pada istilah yang mengacupada objek fotografi yang ada contohnya manusia yang sedang melakukan aktifitas. Dalam hal ini maka dari sisi sejarah fotografi ditemukan dan berkembang pada abad XIX dengan mengabadikan berbagai objek yang ada di dalam kota, serta konteks ‘jalanan’ yang dimaksud juga berorientasi pada lokasi setiap objek ‘jalanan’ di dalam kota. Maksud dari Kota tersebut adalah wadah yang berisikan berbagai aspek kehidupan manusia urban dengan segala interaksinya dengan lingkungan tempat seseorang berada dalam suatu masyarakat dan pada waktu tertentu.
Street Photograpy juga termasuk dalam salah satu genre fotografi yang mengambil sebuah gambar kehidupan masyarakat urban yang berada di jalan dan sekitarnya dengan memotret apa adanya tanpa mengarahkan. di indonesia, pelopor Street Photograpy adalah Erik Prasetya. Erik Prasetya dulunya bekerja menjadi petambang lalu menjadi seorang wartawan. Erik kemudian mengembangkan hobi memotretnya menjadi sebuah pekerjaan di majalah tempo.
Street photography adalah pengambilan foto dengan candid atau tidak terarah yang dilakukan di jalanan atau ruang publik, natural, apa adanya dengan menggunakan teknik pengambilan gambar agar terlihat lebih indah.
5 tips street photography :
- Go simple: use wide angle lens
Sesederhana mungkin dalam memotret agar memudahkan dalam mengcapture street photography. Contohnya dalam hal peralatan bawalah 1 kamera saja, pilih 1 lensa yang cukup all around - Shoot in auto mode
Hal ini dikarenakan cepat berubahnya cahaya matahari, sehingga agar tidak keilangan momen, setlah dengan auto mode. - Use wide aperture
Hal ini dikarenakan street photography melibatkan shooting people, what happening on the street, sehingga hasilnya akan terlihat lebih indah. - Composition
Gunakan konsep-konsep fotografi seperti rule of thirds, leading lines, patterns, symmetry, dll. - Keep on shooting, practice makes perfect
Jangan pernah takut untuk salah. Cari referensi dan aplikasikan.
referensi:
Kusrini. 2016. Fotografi Jalanan: Membingkai Kota dalam Cerita. Jurnal Fotografi, Volume 3 Nomor 2.
Menjadi fotografi jalanan adalah salah satu hal yang paling menantang, tetapi pada saat yang sama merupakan salah satu genre fotografi yang paling memuaskan. Mendokumentasikan orang di lingkungan sehari-hari mereka tidak mudah dikarenakan membutuhkan kesabaran, kerja keras dan kadang-kadang bahkan keberanian untuk dapat mendekati dan memotret orang asing.
Street fotography dapat dilakukan dalam keseharian dengan memotret kehidupan liar, perjalanan, pemandangan alam dan bahkan beberapa olahraga. Namun, bagi saya, fotografi jalanan adalah genre yang paling menantang dan memuaskan. Fotografi jalanan sering kali menangkap suasana secara langsung di tempat umum. Dan bertentangan dengan namanya, fotografi jalanan tidak harus dilakukan di jalanan. Anda dapat melakukan fotografi jalanan di mana saja.
Misalnya, ketika tinggal di kota kecil dekat pantai, menghabiskan banyak waktu di pantai untuk melakukan foto. Foto dapat diambil pada saat hujan, mengunjungi museum, kedai kopi atau bahkan mal. Salah satu tempat favorit untuk mengambil foto adalah dengan transportasi umum. Anda selalu dapat menemukan subjek yang bagus di bus dan kereta api.
Saat ini, media sosial dibanjiri fotografi jalanan yang biasa-biasa saja dan di bawah standar. Mengarahkan lensa ke arah seseorang di jalan tidak memenuhi syarat sebagai fotografi jalanan. Seperti dalam semua fotografi, bagaimana Anda menyusun gambar Anda akan membuat atau menghancurkan foto Anda.
Foto jalanan yang baik membutuhkan subjek yang jelas. Semua aturan (dan menggunakan kata itu secara longgar) komposisi, seperti aturan pertiga, garis depan, penggunaan ruang negatif, simetri, bingkai, dll. Masih berlaku. Coba dan ceritakan sebuah kisah dengan gambar Anda. Buat foto di mana pengunjung berhenti dan mengajukan pertanyaan.