Apa yang dimaksud dengan Strategi Problem Focused Coping?

Strategi Problem Focused Coping

Problem Focused Coping (PFC) adalah merupakan bentuk koping yang lebih diarahkan kepada upaya untuk mengurangi tuntutan dengan memilih untuk mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapinya dari situasi yang penuh tekanan.

Apa yang dimaksud dengan Strategi Problem Focused Coping?

Strategi Problem Focused Coping


Problem Focused Coping (PFC) adalah merupakan bentuk koping yang lebih diarahkan kepada upaya untuk mengurangi tuntutan dengan memilih untuk mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapinya dari situasi yang penuh tekanan. artinya koping yang muncul terfokus pada masalah individu yang akan mengatasi stres dengan menyelesaikan masalah, menyusun langkah dan mempelajari cara-cara keterampilan yang baru. Individu yang mempercayai bahwa tuntutan dari situasi berubah biasanya cenderung menggunakan strategi ini (Lazarus & Folkman dalam Sarafino, 2006).

Menurut Folkman dan Lazarus (dalam Baqutayan, 2015) mengidentifikasikan beberapa aspek Problem-focused coping yang didapat dari penelitian-penelitiannya. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Seeking social support , adalah suatu cara yang dilakukan individu dalam menghadapi masalahnya dengan cara mencari dukungan social pada keluarga atau lingkungan sekitar, bias berupa simpati dan perhatian.

  2. Confrontive coping , usaha yang dilakukan dalam mengubah keadaan ataupun situasi yang dianggap menekan dengan cara yang agresif, tingkat kemarahan yang cukup tinggi, dan pengambilan resiko.

  3. Planful Problem-solving , usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan cara yang hati-hati, bertahap, dan analitis.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Problem focused coping yang memiliki aspek Seeking social support, Confrontive coping, Planful Problem-solving .

Carver 1989 menyebutkan. Problem focused coping adalah koping yang difokuskan untuk memecahkan masalah atau melakukan sesuatu untuk mengubah sumber stres. Menurut Carver (1989) mengidentifikasikan beberapa aspek Problem focused coping yang didapat dari penelitian-penelitiannya. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Active coping , suatu proses mengambil langkah-langkah aktif untuk mencoba menghapus atau menghindari stressor untuk memperbaiki pengaruhnya. Penanganan aktif mencakup tindakan langsung, meningkatkan kemampuan seseorang usaha, dan mencoba melakukan upaya mengatasi secara bertahap.

  2. Planning , proses menemukan cara bagaimana mengatasi stressor. Perencanaan melibatkan datang dengan strategi aksi, memikirkan langkah apa yang harus diambil dan cara terbaik untuk menangani masalah.

  3. Suppression of competing activitie , berarti mencoba untuk menghindari hal yang membuat terganggu dan bahkan jika perlu mengabaikan hal-hal lain yang menjadi stressor.

  4. Restraint coping , merupakan bentuk koping dimana individu lebih memilih untuk menunggu sampai ada kesempatan yang tepat untuk bertindak.

  5. Seeking social support for instrumental reasons , adalah suatu cara yang dilakukan individu untuk mendapatkan dan mencari nasehat, bantuan, atau informasi.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Problem focused coping yang memiliki aspek Active coping, Planning, Suppression of competing activitie, Restraint coping, Seeking social support for instrumental reasons.

Faktor yang mempengaruhi strategi koping


Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strategi Koping, Menurut Mutadin (2002) cara individu menangani situasi yang mekanan ditentukan oleh sumber daya individu yang meliputi :

  • Kesehatan Fisik
    Kesehatan merupakan hal yang penting, karena dalam usaha individu untuk mengatasi stres, individu diharuskan untuk mengerahkan tenaga yang cukup besar.

  • Keyakinan atau pandangan positif.
    Keyakinan menjadi hal yang sangat penting serta menjadi sumber daya psikologis yang berharga,

  • Keterampilan memecahkan masalah
    Keterampilan ini meliputi kemampuan untuk mendapatkan informasi, menganalisis situasi yang terjadi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk mencari tindakan dalam menemukan solusi untuk memecahkan masalah.

  • Keterampilan sosial.
    Keterampilan ini meliputi kemampuan dalam berkomunikasi dan bgaimana dalam bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku dimasyarakat

Lazarus dan Folkman (1984) menyatakan bahwa problem focused coping merupakan strategi yang digunakan dalam menyelesaikan masalah, seperti mendefinisikan suatu masalah, menghasilkan solusi alternatif, mempertimbangkan alternatif secara efisien, memilih alternatif dan bertindak, strategi problem focused coping berorientasi pada penyelesaian masalah.

Sementara itu Smet (1994) mengungkapkan bahwa problem focused coping adalah usaha individu untuk mengurangi stressor dengan mempelajari cara-cara atau keterampilan yang baru. Individu akan cenderung mengunakan strategi ini jika dirinya yakin akan dapat mengubah situasi.

Pada problem focused coping individu berusaha menjaga jarak antara diri mereka dengan dengan stres melalui penyangkalan atau penghindaran yang mana coping yang berfokus pada masalah membantu individu menghadapi sumber stres (Nevid, Rathus & Greene, 2003).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Problem Focused Coping

Menurut Lazarus & Folkman (1984), faktor-faktor yang mempengaruhi problem focused coping adalah:

1. Kesehatan dan Energi ( health and energy )

Kesehatan dan energi mempengaruhi berbagai macam bentuk strategi coping pada individu dan juga stres. Apabila individu dalam keadaan rapuh, sakit, lelah, lemah, tidak mampu melakukan coping dengan baik. Sehingga kesehatan fisik menjadi faktor penting dalam menentukan strategi coping pada individu.

2. Keyakinan yang positif ( positive beliefs )

Penilaian diri secara positif dianggap sebagai sumber psikologis yang mempengaruhi strategi coping pada individu. Setiap individu memiliki keyakinan tertentu yang menjadi harapan dan upaya dalam melakukan strategi coping pada kondisi apapun. Sehingga penilaian mengenai keyakinan yang positif merupakan sumber strategi coping.

3. Kemampuan Pemecahan Masalah ( problem solving skill )

Kemampuan pemecahan masalah pada individu meliputi kemampuan mencari informasi, menganalisis situasi yang bertujuan mengidentifikasi masalah untuk menghasilkan alternatif yang akan digunakan pada individu, mempertimbangkan alternatif yang akan digunakan, mempertimbangkan alternatif dengan baik agar dapat mengantisipasi kemungkinan yang terburuk, memilih dan menerapkan sesuai dengan tujuan pada masing-masing individu.

4. Keterampilan sosial ( social skills )

Keterampilan sosial merupakan faktor yang penting dalam strategi coping karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, sehingga individu membutuhkan untuk bersosialisasi.

5. Dukungan sosial ( social support )

Setiap individu memiliki teman yang dekat secara emosional, pengetahuan, dan dukungan perhatian yang merupakan faktor yang mempengaruhi strategi coping pada individu dalam mengatasi stres, terapi perilaku, epidemologi sosial. f. Sumber material (material resources) Sumber material salah satunya adalah keuangan, keadaan keuangan yang baik dapat menjadi sumber strategi coping pada individu.

Jenis-jenis Problem Focused Coping

Menurut Parker dan Endler (dalam Elfida & Nesfvi, 2009) ada lima jenis dalam problem focused coping, yaitu:

  1. Perilaku aktif mengatasi stres ( active coping ), adalah suatu proses pengambilan langkah aktif untuk mencoba memindahkan atau menghilangkan sumber stres atau mengurangi akibatnya.

  2. Perencanaan ( planning ), adalah suatu usaha individu untuk menghilangkan sumber stres dengan cara memikirkan bagaimana cara untuk mengatasi sumber stres tersebut.

  3. Penekanan kegiatan lain ( suppression of competing ), adalah usaha individu untuk membatasi ruang gerak atau aktivitas dirinya yang tidak berhubungan dengan masalah untuk berkonsentrasi penuh pada tantangan maupun ancaman yang sedang dialaminya.

  4. Pengendalian perilaku mengatasi stres ( restrain coping ), adalah latihan mengontrol atau mengendalikan tindakan langsung sampai ada kesempatan yang tepat untuk bertindak.

  5. Mencari dukungan sosial berupa bantuan ( seeking support for instrumental reasons ), adalah usaha individu untuk mencari informasi, nasehat atau pendapat orang lain mengenai apa yang harus dilakukan.

Aspek-aspek Problem Focused Coping

Aldwin dan Revenson (1987), mengemukakan tiga aspek yang berorientasi pada problem focused coping yaitu:

  1. Controlles (kehati-hatian) yaitu individu memikirkan dan mempertimbangkan secara matang beberapa alternatif pemecahan masalah yang mungkin dilakukan, meminta pendapat dan pandangan orang lain tentang masalah yang dihadapinya, bersikap kehati-hatian sebelum melakukan sesuatu.

  2. Instrumental Action (tindakan instrumental), yaitu meliputi tindakan individu yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah secara langsung serta menyusun langkah-langkah apa yang harus dilakukan.

  3. Negotiation (negosiasi) yaitu usaha-usaha yang ditujukan kepada orang lain yang terlibat atau menjadi penyebab masalah yang dihadapinya untuk ikut serta memikirkannya atau menyelesaikan masalahnya.

Strategi Problem Focused Coping

Coping merupakan suatu proses yang dilakukan setiap waktu dalam lingkungan keluarga, lingkungan kerja, sekolah maupun masyarakat. Coping digunakan seseorang untuk mengatasi stress dan hambatan–hambatan yang dialami.

Dalam kamus psikologi (Chaplin, 2002 ; 112), coping behavior diartikan sebagai sembarang perbuatan, dalam mana individu melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya, dengan tujuan menyelesaikan sesuatu (tugas atau masalah). Lazarus dan Folkman (dalam Sarafino ; 1997) mengartikan coping adalah suatu proses dimana individu mencoba untuk mengatur kesenjangan persepsi antara tuntutan situasi yang menekan dengan kemampuan mereka dalam memenuhi tuntutan tersebut.

Sedangkan (dalam Smet 1994 ; 143) Lazarus dan Folkman mendefinisikan coping sebagai sesuatu proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan, baik itu tuntutan yang berasal dari individu maupun yang berasal dari lingkungan dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi stress.

Rasmun mengatakan bahwa coping adalah dimana seseorang yang mengalami stres atau ketegangan psikologik dalam menghadapi masalah kehidupan sehari-hari yang memerlukan kemampuan pribadi maupun dukungan dari lingkungan, agar dapat mengurangi stres yang dihadapinya. Dengan kata lain, coping adalah proses yang dilalui oleh individu dalam menyelesaikan situasi stressful. Coping tersebut adalah merupakan respon individu terhadap situasi yang mengancam dirinya baik fisik maupun psikologik.

Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa coping adalah segala usaha individu untuk mengatur tuntutan lingkungan dan segala konflik yang muncul, mengurangi ketidaksesuaian/kesenjangan persepsi antara tuntutan situasi baik yang berasal dari individu maupun lingkungan dengan sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi stress.

Bentuk - Bentuk Coping

Lazarus dan Folkman (dalam Sarafino ; 1997) secara umum membedakan bentuk dan fungsi coping dalam dua klasifikasi yaitu sebagai berikut:

a. Coping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping)

Strategi untuk penanganan stress atau coping yang berpusat pada sumber masalah, individu berusaha langsung menghadapi sumber masalah, mencari sumber masalah, mengubah lingkungan yang menyebabkan stress dan berusaha menyelesaikannya sehingga pada akhirnya stress berkurang atau hilang.

Untuk mengurangi stressor individu akan mengatasi dengan mempelajari cara-cara atau keterampilan-keterampilan yang baru. Individu akan cenderung menggunakan strategi ini bila dirinya yakin akan dapat mengubah situasi karena individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stress. Strategi ini akan cenderung digunakan seseorang jika dia merasa dalam menghadapi masalah dia mampu mengontrol permasalahan itu.

b. Coping yang berfokus pada emosi (emotion-focused coping)

Strategi penanganan stress dimana individu memberi respon terhadap situasi stress dengan cara emosional. Digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stress. Pengaturan ini melalui perilaku individu bagaimana meniadakan faktafakta yang tidak menyenangkan. Bila individu tidak mampu mengubah kondisi yang menekan individu akan cenderung untuk mengatur emosinya dalam rangka penyesuaian diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang penuh tekanan. Individu akan cenderung menggunakan strategi ini jika dia merasa tidak bisa mengontrol masalah yang ada.

Berawal dari pendapat yang dikemukakan Lazarus mengenai tipe coping stres, suatu studi lanjutan dilakukan oleh Folkman, dkk (dalam Smet, 1994 ; 145) mengenai variasi dari kedua strategi terdahulu, yaitu problem-focused coping dan emotion focused coping.

Referensi

http://etheses.uin-malang.ac.id/1826/6/09410068_Bab_2.pdf