Apa yang dimaksud dengan Strategi Komunikasi?

Strategi komunikasi

Dalam suatu proses komunikasi diperlukan sebuah strategi agar komunikasi yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan berhasil sesuai dengan tujuan komunikasi.

Strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi”.

Menurut Onong Uchjana Effendi, strategi komunikasi terdiri dari dua aspek, yaitu :

  • Secara makro (Planned multi-media strategy)
  • Secara mikro (Single communication medium strategy)

Kedua aspek tersebut mempunyai fungsi ganda, yaitu menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal. Menjembatani “cultural gap”, misalnya suatu program yang berasal dari suatu produk kebudayaan lain yang dianggap baik untuk diterapkan dan dijadikan milik kebudayaan sendiri sangat tergantung bagaimana strategi mengemas informasi itu dalam dikomunikasikannya (1981).

Selain itu Schermerhorn, Jr dalam buku Basic Organizational Behaviour mengatakan bahwa

Organizational strategy is the process of positioning the organization in its competitive environment and implementing actions to compete successfully ”.

Dengan demikian strategi dalam sebuah organisasi merupakan salah satu aspek penting agar sebuah organisasi dapat tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat.

Menurut Argenti (1998), terdapat tiga hal penting yang dibutuhkan untuk menentukan strategi komunikasi.

  • Pertama adalah menentukan apa yang menjadi sasaran atau tujuan dari komunikasi yang terbentuk.

  • Kedua yaitu menentukan sumber-sumber yang bisa digunakan untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai.

  • Ketiga adalah menganalisa kredibilitas kesan organisasi yang ingin ditampilkan.

Dalam buku The Essence of Organizational Behavior , Tyson and Jackson (1992) menguraikan bahwa strategi dan struktur organisasi bersifat dinamis tidak statis. Perubahan-perubahan yang terjadi akan menimbulkan reaksi dari strategi dan struktur organisasi yang ada.

Pendapat yang agak berbeda disampaikan oleh Weick yang dikutip dari Alvesson (2002) yang mengatakan bahwa

“Culture as well as strategy guide expression and interpretation; they concern acts of judging, creating, justifying, affirming and sanctioning; they provide direction direction, suggest a way of ordering the world, and they provide continuity and identity”.

Menurut Weick, budaya dan strategi kurang lebih memiliki arti yang sama. Namun di dalam sebuah organisasi formal, pendapat Weick kuranglah tepat karena di dalam organisasi formal, sebuah strategi yang tepat jelas dibutuhkan untuk bisa mencapai tujuan walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa untuk menerapkan strategi yang telah ditetapkan dibutuhkan unsur-unsur yang disampaikan oleh Weick seperti penilaian, pembenaran, pernyataan bahkan sanksi bagi yang melanggar.

Strategi dalam komunikasi adalah cara mengatur pelaksanaan oprasi komunikasi agar berhasil. Strategi komunikasi pada hakikatnya adalah perencanaan ( planning ) dan manajemen ( magement ) untuk mencapai satu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah, tetapi juga harus menunjukkan taktik oprasionalnya. Oleh karenanya dari paparan secara teori diatas, agar komunikator Pada saat berkomunikasi harus bisa membuat strategi komunikasi terlebih dahulu agar pesan yang kita sampaikan bisa mencapai target komunikasi yang diinginkan. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk simbol atau kode dari dari satu pihak kepada yang lain dengan efek untuk mengubah sikap, atau tindakan.

Menurut Effendy Uchjana komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh satu orang ke orang lain untuk menginformasikan, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) maupun tidak langsung (melalui media).Strategi komunikasi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan. Strategi komunikasi adalah tahapan konkret dalam rangkaian aktifitas komunikasi yang berbasis pada satuan teknik bagi pengimplemintasian tujuan komuniasi, adapun teknik adalah satu pilihan tindakan komunikasi tertentu berdasarkan strategi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Rencana yang meliputi metode, teknik, dan tata hubungan fungsional antara unsur-unsur dan faktor-faktor dari proses komunikasi guna kegiatan operasional dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran. Pada hakekatnya adalah sebuah perencanaan dan manajemen untuk mencapai sebuah tujuan.

Seorang pakar perencanaan komunikasi Middleton membuat definisi dengan menyatakan strategi komunikasi adalah kombinasi terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media) penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal.

Strategi merupakan keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Dalam merumuskan strategi komunikasi selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak atau sasaran.

R. Wayne Pace, Brent D. Paterson, dan M. Dallas Burnet dalam bukunya, Techniques for Effective Communication, menyatakan bahwa tujuan sentral dari strategi komunikasi terdiri atas tiga, yaitu :

  1. to secure understanding

  2. to establish aceptance

  3. to motivate action

To secure understanding artinya memastikan bahwa komunikan mengerti dengan pesan yang diterimanya. Ketika komunikan telah mengerti dan menerima, penerimanya itu harus dibina ( to establish acceptance ). Pada akhirnya, kegiatan komunikasi dimotivasikan ( to motivate action ).

Dengan demikian, strategi komunikasi merupakan keseluruan perencanaan, taktik dan cara yang dipergunakan untuk melancarkan komunikasi dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam rangka menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan penghambat. Akan lebih baik apabila dalam strategi komunikasi diperhatikan komponen-komponen komunikasi dan faktor pendukung atau penghambat pada setiap komponen, diantaranya faktor kerangka refrensi, faktor situasi dan kondisi, pemilihan media komunikasi, tujuan pesan komunikasi, dan peranan komunikator dalam komunikasi.

Menurut Anwar Arifin untuk dapat membuat rencana dengan baik maka ada beberapa langkah yang harus diikuti untuk menyusun strategi komunikasi, yaitu :

  1. Mengenal Khalayak

Merupakan langkah pertama bagi komunikator agar komunikasi yang dilakukan berjalan dengan efektif.

  1. Menyusun Pesan

Merupakan langkah kedua setelah mengenal khlayak dan situasi, maka langkah selanjutnya adalah menyusun pesan yang mampu menarik perhatian para khalayak. Pesan dapat terbentuk dengan menentukan tema atau materi. Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari komponen pesan adalah mampu membangkitkan perhatian khalayak. Perhatian merupakan pengamatan yang terpusat. Awal dari suatu efektivitas dalam komunikasi adalah bangkitnya perhatian dari khalayak terhadap pesan – pesan yang disampaikan.

  1. Menetapkan Metode

Dalam dunia komunikasi, metode penyampaian dapat dilihatdari 2 aspek: (1) menurut cara pelaksanaannya, yaitu semata – mata melihat komunikasi dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya. (2) menurut bentuk isi yaitu melihat komunikasi dari segi pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang dikandung. Menurut cara pelaksanaannya metode komunikasi diwujudkan dalam bentuk :

a. Metode redudancy, yaitu cara mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang pesan kepada khalayak. Pesan yang diulang akan menarik perhatian. Selain itu khalayak akan lebih mengingat pesan yang telah disampaikan secara berulang. Komunikator dapat memperoleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dalam penyampaian sebelumnya.

b. Metode Canalizing, pada metode ini, komunikator terlebih dahulu mengenal khalayaknya dan mulai menyampaikan ide sesuai dengan kepribadian, sikapsikap dan motif khalayak.

Sedangkan Menurut bentuk isinya metode komunikasi diwujudkan dalam bentuk :

a. Metode Informatif, dalam dunia publisistik atau komunikasi massa dikenal salah satu bentuk pesan yang bersifat informative, yaitu suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan mempengaruhi khalayak dengan jalan memberikan penerangan. Penerangan berarti menyampaikan sesuatu apa adanya, apa sesungguhnya, diatas fakta-fakta dan data-data yang benar serta pendapat-pendapat yang benar pula.

b. Metode Edukatif, diwujudkan dalam bentuk pesan yang berisi pendapat, fakta dan pengalaman yang merupakan kebenaran dan dapat dipertanggungjawabkan. Penyampaian isi pesan disusun secara teratur dan berencana dengan tujuan mengubah perilaku khalayak.

c. Metode Koersif, yaitu mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa, dalam hal ini khalayak dipaksa untuk menerima gagasan atau ide oleh karena itu pesan dari komunikasi ini selain berisi pendapat juga berisi ancaman.

d. Metode Persuasif, merupakan suatu cara untuk mempengaruhi komunikan, dengan tidak terlalu banyak berpikir kritis, bahkan kalau dapat khalayak itu dapat terpengaruh secara tidak sadar.

Wilbur Scharamm mengatakan dalam syarat-syarat berhasilnya pesan adalah sebagai berikut :

a. Pesan harus direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga pesan itu dapat menarik perhatian sasaran yang dituju.

b. Pesan haruslah menggunakan tanda-tanda yang didasarkan pada kedua pengertian itu bertemu.

c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi dari sasaran dan menyarankan cara-cara mencapai kebutuhan itu.

d. Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok dimana kesadaran pada saat digerakan untuk memperoleh jawaban yang dikehendaki.

Strategi Komunikasi Samovar dan Porter Penggunaan kode verbal dan non verbal yang diketahui bersama.

a. Tidak tergesa-gesa membuat kesimpulan tentang orang lain.
b. Mempertimbangkan kondisi fisik dan lingkungan.
c. Memberikan|kesempatan|pada|pihak|lain|untuk memberikan feedback.
d. |Mengembangkan|empati|atas|dasar|asumsi|adanya perbedaan.|

Uchjana Effendi dalam buku berjudul “Dimensi-dimensi Komunikasi” menyatakan bahwa “strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi”.

Selanjutnya menurut Onong Uchjana Effendi bahwa strategi komunikasi terdiri dari dua aspek, yaitu :

  1. Secara makro (Planned multi-media strategy)
  2. Secara mikro (single communication medium strategy)

Kedua aspek tersebut mempunyai fungsi ganda, yaitu menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal. Menjembatani “cultural gap”, misalnya suatu program yang berasal dari suatu produk kebudayaan lain yang dianggap baik untuk diterapkan dan dijadikan milik kebudayaan sendiri sangat tergantung bagaimana strategi mengemas informasi itu dalam dikomunikasikannya (1981).

Selain itu Schermerhorn, Jr dalam buku Basic Organizational Behaviour mengatakan bahwa “ Organizational strategy is the process of positioning the organization in its competitive environment and implementing actions to compete successfully ”. Dengan demikian strategi dalam sebuah organisasi merupakan salah satu aspek penting agar sebuah organisasi dapat tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat.

Menurut Argenti (1998), ada tiga hal penting yang dibutuhkan untuk menentukan strategi komunikasi. Yang pertama adalah menentukan apa yang menjadi sasaran atau tujuan dari komunikasi yang terbentuk. Kedua yaitu menentukan sumber-sumber yang bisa digunakan untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai. Dan yang ketiga adalah menganalisa kredibilitas kesan organisasi yang ingin ditampilkan.