Apa yang DImaksud dengan Sosiologi Agama?

image
Salah satu interdispliner dari sosiologi adalah sosiologi agama.

Apa yang dimaksud dengan sosiologi agama?

Sosiologi agama menyelidiki terjadinya praktik-praktik keberagamaan, latar belakang historis, perkembangan, tema-tema universal, dan peran agama dalam masyarakat. Hal yang perlu dipahami adalah bahwa sosiologi agama tak terlibat untuk menilai pada klaim-klaim kebenaran (truth-claims) yang ada pada agama meskipun proses membandingkan berbagai macam dogma yang saling bertentangan membutuhkan apa yang digambarkan sebagai “ateisme metodologis” yang melekat di dalamnya.

Sosiologi agama tidak memberikan pandangan normatif apakah suatu agama atau kepercayaan salah atau tidak. Akan tetapi, memberikan analisis objektif mengenai hubungan antara manusia atau kelompok dalam kaitannya dengan kehidupan keberagamaan, bagaimana agama memengaruhi interaksi sosial dan membangun pola-pola interaksi antara sesama manusia atau antara kelompok.

Para sosiolog yang menyelidiki agama berusaha menjelaskan efek-efek sosial agama dan efek agama dari masyarakat—dengan kata lain, hubungan dialektisnya. Dapat dikatakan bahwa disiplin resmi sosiologi dimulai dengan analisis terhadap agama yang dilakukan oleh Durkheim pada 1897, yang merupakan penyelidikan tentang gejala bunuh diri di kalangan penganut agama Katolik dan Protestan. Max Weber memublikasikan teks-teks utama tentang sosiologi ekonomi dan tesis rasionalisasinya, “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism” (1905), “The Religion of China: Confucianism and Taoism” (1915), dan “Ancient Judaism” (1920). Sedangkan, kajian sosiologi agama di era sekarang didominasi oleh topik-topik, seperti sekularisasi, agama sipil (civil religion), dan peran agama dalam konteks globalisasi dan multikulturalisme.