Apa yang dimaksud dengan sistem Just in Time (JIT)?

Just In Time

Just-in-Time merupakan Filosofi manufaktur (dan strategis) yang bertujuan untuk menghilangkan pemborosan dengan memasok barang ketika organisasi yang meminta membutuhkannya dan bukan sebelumnya.

Komponen penting JIT adalah TQM dan keterlibatan karyawan.

Referensi : Louise Kelly & Chris Booth, 2004, Dictionary of Strategy: Strategic Management, SAGE Publications, Inc.

Just in Time merupakan filosofi yang berpusat pada pengurangan biaya melalui peniadaan persediaan.

Ide dasar just in time sangat sederhana yaitu membeli bahan jika persediaan habis atau ada order dan berproduksi apabila ada permintaan. Seluruh bahan baku dan komponen-komponen harus tersedia di tempat kerja saat dibutuhkan. Produk juga harus selesai dan tersedia bagi pelanggan saat dibutuhkan, dalam arti tidak terlalu cepat dan tidak terlambat.

Dengan demikian tidak ada storage cost dan carrying cost. Prinsip dasar just in time adalah meningkatnya kemampuan perusahaan secara terus menerus untuk merespon perubahan dengan meminimalkan pemborosan (wastes). Dalam menghilangkan pemborosan diperlukan continuous improvement. Untuk itu dibutuhkan high quality dan balanced workloads yaitu Total Quality Management (TQM).

Just In Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu.

Untuk mencapai sasaran dari sistem ini, perusahaan memproduksi hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan/diminta konsumen dan pada saat dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan maupun menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat menimbun barang.

Empat aspek pokok dalam konsep just in time adalah:

  1. Mengeliminasi semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau jasa. Aktivitas yang tidak bernilai tambah akan meningkatkan biaya (pemakaian sumber-sumber ekonomi) yang tidak perlu.

  2. Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan kualitas yang lebih tinggi.

  3. Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkesinambungan dalam meningkatkan efisiensi kegiatan.

  4. Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan meningkatkan pemahaman terhadap aktivitas yang bernilai tambah.

Manfaat just in time adalah:

  • Ongkos penyimpanan persediaan menjadi rendah.
  • Ongkos sisa bahan menjadi berkurang karena kecacatan dapat dideteksi lebih awal (karena frekuensi penyerahan bahan baku lebih sering).
  • Kualitas bahan baku yang dibeli lebih tinggi karena pemasok bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan kualitas.
  • Tindakan korektif bisa lebih cepat dilakukan.

Just in time merupakan kasus khusus dari sebagian kecil Economic Order Quantity (EOQ). Agar just in time berjalan seharusnya maka set up time harus singkat dan alur produksi melalui beberapa work stations harus seragam.

Konsentrasi just in time adalah stockless production/ lean production/ zero inventory production. Tujuan pengurangan persediaan menjadi nol hanya tercapai jika:

  • Low or insignificant set-up (or order) times and costs.
  • Lot sizes equal to one.
  • Minimum and almost instantaneous lead times.
  • Balanced and level workloads.
  • No interruptions due to stock-outs, poor quality, unscheduled equipment downtimes, engineering changes or other unplanned changes.

Pengurangan tingkat persediaan juga mempengaruhi kecepatan proses atau kecepatan dimana suatu unit dapat melalui sistem. Banyak perusahaan menggunakan just in time hanya untuk menangani pembelian dalam persentase yang kecil, alasannya:

  • The time and effort required to convert many suppliers to a just in time shipping pattern.
  • The difficulty of obtaining shipping at a cost low enough to justify many small deliveries.
  • The likelihood of occasional shipping delays if suppliers are hundreds of miles away.
  • The frustrating tendency for a low-cost, allegedly noncritical part to become critical when it does not arrive on time and an important customer’s order cannot be finished because there is no safety stock.

JUST IN TIME DAN VELOCITY


Velocity adalah kecepatan proses dari unit-unit atau tugas-tugas yang diproses dalam suatu sistem, yang akan berhubungan terbalik dengan throughtput time (waktu pemrosesan). Velocity naik maka throughput time turun, begitu juga sebaliknya.

Keuntungan strategis dari meningkatkan kecepatan adalah untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan dalam memenuhi pesanan-pesanan produksi. Keuntungan dari pengurangan barang dalam proses adalah total investasi dapat dikurangi dan menghemat carrying costs.

Velocity improvement dapat diperluas ke depan (forward) untuk persediaan barang jadi dan pengirimannya. Velocity improvement juga dapat diperluas ke belakang (backward) untuk persediaan bahan baku, pembelian, desain produk, pengembangan dan penelitian.

Tujuan just in time adalah mengurangi total cycle time karena satu-satunya waktu yang memberikan nilai tambah yang dapat ditambahkan ke produk adalah pada saat diproses sedangkan moving time, waiting time dan inspection time tidak memberikan nilai tambah melainkan hanya menambah cost, tidak seperti process time yang memberikan nilai tambah. Dengan mengurangi total cycle time berarti mengurangi biaya dan meningkatkan kompetisi.

JUST IN TIME DAN PRODUCTION LOSSES


Pengurangan barang dalam proses berdampak penting pada production losses, walaupun hubungan antara losses dan tingkat barang dalam proses-nya belum jelas. Just in time dapat mengurangi production losses sehingga memberikan kontribusi pada quality improvement. Keuntungan mengurangi persediaan bahan baku adalah memperkecil tempat penyimpanan yang dibutuhkan, memperkecil risiko usang dan kerusakan.

Dalam penerapan just in time yang harus diperhatikan adalah:

  • Very small and very frequent material receipts.
  • Close coordination and frequent communication with vendors and freight carriers.
  • Highly reliable material quality.
  • An error free transportation system.

JUST IN TIME DAN PURCHASING


Tujuannya adalah membuat persediaan bahan baku dan barang dalam proses seminimum mungkin, memindahkan bahan baku langsung dari supplier ke pabrik dengan atau tanpa inspeksi dan mengeliminasi tempat penyimpanan. Pemasok diseleksi dengan mempertimbangkan ketepatan waktu pengiriman (timely deliveries), kualitas bahan (quality of materials) dan kompetisi harga (price competitiveness).

Blanket purchase orders yaitu perjanjian dengan pemasok yang mencantumkan jumlah kuantitas yang diperkirakan dibutuhkan selama tiga atau enam bulan. Kuantitas yang pasti dan tanggal tiap pengiriman ditetapkan nanti melalui telepon atau dengan Electronic Data Interchange melalui sambungan komputer langsung antara pembeli dan penjual. Tujuannya untuk mengurangi routine purchase requisitions, purchase orders, receiving reports dan materials requisitions.

JUST IN TIME DAN FACTORY ORGANIZATION

Salah satu pendekatan just in time adalah merubah dari traditional factory layout menjadi cells (work cells) dimana setiap pekerja dalam cells dilatih untuk dapat mengerjakan beberapa tugas sehingga dapat dengan mudah ditempatkan di cells dimana dibutuhkan. Seluruh pekerja yang dievaluasi sebagai satu tim ini bertanggungjawab terhadap kualitas produk, karena pekerja melakukan semuanya mulai dari memesan bahan dari pemasok sampai inspeksi hasil output. Jadi, tiap pekerja menjadi seorang inspector. Ini yang disebut pemberdayaan atau empowerment.

Jika seluruh pabrik diorganisir ke dalam just in time cells maka akan meniadakan departemen produksi dan departemen jasa berarti mengurangi facilities costs.

Sumber :
Sofia Prima Dewi, Septian Bayu Kristanto, Akuntansi Biaya, In Media