Apa yang dimaksud dengan Sistem Biaya taksiran atau estimated cost?

Sistem biaya taksiran atau estimated cost adalah salah satu sistem biaya yang ditentukan di muka untuk mengolah produk atau jasa tertentu dengan jalan menentukan besarnya biaya bahan baku (raw material cost), biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) dan biaya overhead pabrik (factory overhead) yang diperlukan untuk mengolah produk atau jasa tersebut di waktu yang akan datang.

Apa yang dimaksud dengan Sistem Biaya taksiran atau estimated cost ?

Biaya taksiran (estimated cost) merupakan salah satu bentuk biaya yang ditentukan di muka sebelum produksi dilakukan atau penyerahan jasa dilaksanakan. Sistem biaya taksiran adalah sistem akuntansi biaya produksi yang menggunakan suatu bentuk biaya yang ditentukan di muka dalam menghitung harga pokok produk yang diproduksi.

Biaya taksiran berbeda dengan biaya standar yang juga merupakan biaya yang ditentukan di muka dalam hal metode yang dipakai dalam penentuan norma fisik atau kuantitas. Dalam sistem biaya standar norma fisik ditentukan berdasar suatu penyelidikan teknik dan gerak dan waktu (time and motion studies), yang biasanya didahului dengan analisis rinci tata letak pabrik dan jadwal produksi. Jika jumlah fisik yang sesungguhnya dipakai melebihi norma yang ditentukan, maka hal ini dipandang sebagai pemborosan dan dibebankan ke dalam periode terjadinya.

Dalam sistem biaya taksiran dasar yang dipakai untuk menentukan norma fisik terbatas kepada pengalaman produksi masa lalu. Jika terjadi penyimpangan dari norma fisik, masih perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut untuk menentukan sebab-sebabnya.

Tujuan penggunaan sistem biaya taksiran adalah :

  1. Untuk menjembatani menuju sistem biaya standar
  2. Untuk menghindari biaya yang relatif besar dalam pemakaian sistem biaya standar
  3. Untuk pengendalian dan analisis kegiatan
  4. Untuk mengurangi biaya akuntansi

Cara menentukan biaya taksiran adalah dengan memecah nya menjadi beberapa unsure biaya :

  1. Biaya bahan baku
  2. Biaya tenaga kerja langsung
  3. Biaya overhead pabrik

Biaya taksiran bisa ditentukan atas dasar data masa lalu, dari perhitungan, dari rumus kimia atau matematis, atau secara sederhana dengan taksiran. Biaya taksiran ditentukan untuk setiap jenis produk yang diproduksi, pada awal masa produksi atau pada awal tahun anggaran.

Dalam penentuan biaya taksiran, biaya bahan baku yang dipakai untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu, perlu dilakukan penaksiran kuantitas tiap-tiap bahan baku yang dibutuhkan dan taksiran harga masiang-masing.

Penaksiran kuantitas bahan baku yang akan dikonsumsi dalam setiap satuan produk didasarkan pada spesifikasi teknis, percobaan, atau data masa lalu. Penaksiran bahan baku yang dapat didasarkan kepada harga kontrak pembelian dalam jangka waktu tertentu atau jika bahan baku harus dibeli dari waktu ke waktu dan harganya tergantung kepada harga pasar maka penaksiran harga dapat didasarkan kepada daftar harga yang dipublikasikan.

Dalam penentuan taksiran biaya tenaga kerja, harus lebih dahulu diketahui semua jenis kegiatan untuk mengolah produk, karena jam tenaga kerja dipengaruhi oleh kecakapan tiap-tiap karyawan dan jenis pekerjaannya. Dalam menentukan jumlah jam tenaga kerja harus diperhitungkan juga waktu persiapan produksi, material handling, perbaikan mesin, dan lain-lain. Taksiran biaya tenaga kerja merupakan hasi lkali taksiran jumlah jam kerja untuk menghasilkan setiap satuan produk dengan tarif biaya tenaga kerja.

Taksiran biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk didasarkan kepada tarif yang ditentukan di muka. Di dalam menentukan tarif biaya verhead pabrik diperlukanpemisahan ke dalam unsur tetap dan variabel. Biaya overhead bariabel ditaksir dengan melihat hubungan biaya tersebut dengan produksi, dengan anggapan bahwa terdapat hubungan yang konstan diantara jumlah produksi dengan biaya yang dikeluarkan.

Biaya overhead pabrik ditaksir dengan cara memperhatikan masing-masing unsur biaya overhead pabrik tetap yang bersangkutan seperti biaya depresiasi mesin, ditaksir dengan memperhitungkan jumlah mesin yang dimiliki sekarang dengan memperhitungkan rencana investasi serta renvana pemberhentian pemakaian mesin yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Penaksiran jumlah asuransi tergantung kepada kemungkinan perubahan polis asuransi yang diperkirakan akan terjadi dalam periode pemakaian baya taksiran. Gaji pengawas pabrik dapat ditaksir dengan melihat rencana gaji yang akan dibayarkan kepada pengawas tersebut. Dengan demikian taksiran biaya overhead pabrik tetap merupakan jumlah taksiran masing-masing unsur biaya overhead pabrik tersebut.

Prosedur Akuntansi dalam Sistem Biaya Taksiran

Dalam sistem biaya taksiran rekening barang dalam proses didebit dengan biaya produksi yang sesungguhnya terjadi dan dikredit sebesar hasil kali jumlah produk selesai dan produk dalam proses dnegan biaya taksiran per satuan.

Karena harga pokok produk jadi yang masuk gudang dihargai dengan biaya taksiran, maka pada saat dijual, harga pokok penjualannya adalah sebesar hasil kali jumlah produk yang dijual dengan biaya taksiran per satuan. Selisih diantara biaya taksiran dengan biaya sesungguhnya dihitung dengan cara mencari saldo rekening barang dalam proses dan dipindahkan ke rekening Selisih.

A. Prosedur Pencatatan Biaya Bahan Baku

Untuk pencatatan biaya bahan baku semua peristiwa dicatat dengan menggunakan biaya sesungguhnya

  1. Pembelian
    image

  2. Pemakaian bahan baku (pembebanan biaya bahan ke produk)
    image

B. Prosedur Pencatatan Biaya Tenaga Kerja

Untuk pencatatan biaya tenaga kerja semua peristiwa dicatat dengan menggunakan biaya sesungguhnya

  1. Pembebanan biaya tenaga kerja langsung
    image

C. Prosedur Pencatatan Biaya Overhead Pabrik

  1. Pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya (dicatat dengan biaya yang sesungguhnya terjadi)
    image

  2. Pembebanan biaya overhead pabrik ke produk (dicatat dengan tarif yang telah ditentukan di muka)
    image

  3. Penutupan biaya overhad pabrik sesungguhnya
    image

D. Prosedur Pencatatan Persediaan Produk Jadi dan Persediaan Barang dalam Proses

  1. Pencatatan persediaan produk jadi (harga pokok produk jadi dihitung dengan mengalikan kuantitas produk jadi dengan biaya taksiran per satuan produk)
    image

  2. Persediaan barang dalam proses (harga pokok produk dalam proses dihitung dengan mengalikan unit ekuivalen kuantitasnya dengan biaya taksiran per satuan produk)
    image

E. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan
image

F. Prosedur Pencatatan Selisih Biaya Taksiran dengan Biaya Sesungguhnya
image

Selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya taksiran dapat diperlakukan sebagai berikut :

  1. Ditutup ke rekening Harga Pokok Penjualan atau rekening Rugi Laba
  2. Dibagikan secara adil kepada produk selesai dalam periode yang bersangkutan yaitu dibagikan ke rekening Produk Jadi dan Harga Pokok Penjualan
  3. Dibagikan secara adil ke rekening-rekening : Persediaan Barang dalam Proses, Persediaan Produk Jadi, dan Harga Pokok Penjualan
  4. Membiarkan selisih-selisih tersebut tetap dalam rekening Selisih sehingga rekening ini berfungsi sebagai deffered account. Hal ini dilakukan karena ada kemungkinan selisih-selisih yang terjadi diantara periode akuntansi akan saling menutup

Contoh penerapannya ;

PT Lobster Sejati memproduksi pembenihan udang windu dalam satu tahap pengolahan. Taksiran biaya produksi per kilogram adalah:

Biaya taksiran per kilogram produk Rp 82 Data kegiatan perusahaan dalam bulan Maret 2008 adalah:

  1. Persediaan pada awal bulan Maret 2008
    a. Harga pokok persediaan bahan baku sebesar Rp 20.000
    b. Jumlah persediaan produk dalam proses sebanyak 3000 kg dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut : biaya bahan baku 100%, biaya konversi 2/3. harga pokok taksiran persediaan produk dalam proses ini dihitung sebagai berikut :
    Biaya bahan baku 100% x 3000 x Rp 18 Rp 54000 Biaya tenaga ekrja 2/3 x 3000 x Rp 27 Rp 54000 Biaya overhead pabrik 2/3 x 3000 x Rp 37 Rp 74000
    Rp 182.000
    c. Persediaan produk jadi berjumlah 500 kg

  2. Kegiatan selama bulan Maret 2008
    a. pembelian bahan baku sebesar Rp 660.000
    b. jumlah jam tenaga kerja sesungguhnya sebesar 34500 jam dengan biaya tenaga kerja sebesar Rp 925000
    c. biaya overhead pabrik yang diebbankan kepada produk aas dasar tarif per jam kerja langsung sebesar Rp 37. Biaya overhead pabrik sesungguhnya yang terjadi dalam bulan November berjumlah Rp 1.262.000
    d. produk jadi yang ditransfer ke gudang selama bulan November berjumlah 35500 kg
    e. produk jadi dijual dengan harga jual Rp 110 per kg

  3. Persediaan pada akhir bulan Maret 2008
    a. harga pokok persediaan bahan baku yang ditentukan dengan metode masuk pertama keluar pertama sebesar Rp 40.000
    b. Jumlah persediaan produk dalam proses sebanyak 2500 kg dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut : Biaya bahan baku 100%; biaya konversi 20%
    c. persediaan produk jadi berjumlah 1000 kg
    Berdasarkan atas data tersebut maka jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut :

image

image

image

Sumber :
Sampurno Wibowo, S.E., MSi, Yani Meilani, Akuntansi biaya, Politeknik Telkom Bandung, 2009.