Apa yang dimaksud dengan segitiga exposure pada fotografi?

Segitiga Eksposur atau Exposure Triangle merupakan suatu cara yang efektif untuk mendeskripsikan relasi antara tiga aspek atau elemen dari exposure itu sendiri, yaitu ISO, Aperture dan Shutter Speed. Apa yang dimaksud dengan segitiga exposure pada fotografi ?

2 Likes

Segitiga exposure yang dijabarkan ke dalam tiga komponen berikut ini:

1.ISO

Secara teknis dasar fotografi untuk pemula apabila keadan cahaya kurang intensitasnya maka yang perlu dilakukan adalah menaikkan ISO hingga hingga foto yang dihasilkan mencapai titik keseimbangan. Sebaliknya apabila intensitas cahaya cukup terang maka yang perlu dilakukan adalah menurunkan ISO ke titik yang lebih rendah. Ada efek pada saat anda menaikkan angka ISO yaitu foto akan terlihat banyak noise, sehingga banyak fotografer menyukai noise yang rendah.

2.Aperture

Komponen selanjutnya yang akan dibahas adalah diafragma (Aperture). Aperture ini berguna untuk mengatur bukaan cahaya yang masuk mengenai sensor /film. Bila bukaan besar otomatis akan banyak cahaya yang masuk dibandingkan dengan bukaan kecil. Bukaan aperture besar ditandai dengan angka f/1.2, f/1.8 f/2.8 dst. (lihat sendiri di kamera anda ya) semakin kecil angkanya berarti semakin besar bukaan aperture-nya begitu pula sebaliknya.

Aperture atau bukaan lensa saat tombol shutter ditekan. Bukaan diafragma lebar (f/2) sedang (f/8), dan sempit (f/22).

Lalu apa hubungannya dengan Depth of Field atau dalam bahasa Indonesia ruang tajam. Depth of field merupakan ukuran bidang fokus pada lensa kamera. Dengan bukaan aperture yang besar berarti mempersempit bidang fokus sebaliknya apabila bukaan aperture dipersempit maka bidang fokus akan melebar.

Ilustrasi DoF Bukaan diafragma.

Oke mari kita ambil sedikit kesimpulan ya, apabila anda ditempat yang intensitas cahayanya kurang menurut sensor kamera digital anda, maka yang perlu dilakukan adalah membuka bukaan aperture agar foto tidak terlihat gelap. Dampaknya apa pada Depth of field? Tentunya bidang fokusnya akan menjadi sempit. Depth of field juga sangat berpengaruh pada ketajaman foto, banyak teknik fotografi yang mengandalkan depth of field agar menghasilkan foto yang benar-benar tajam.

3.Shutter speed

Setelah sebelumnya dibahas tentang ISO, aperture, maka selanjutnya yang perlu dibahas adalah shutter speed yang merupakan durasi kamera membuka sensor untuk menyerap cahaya. Semakin lama durasi shutter speed terbuka maka semakin banyak cahaya yang masuk, sebaliknya semakin cepat durasi shutter speed maka semakin sedikit cahaya yang masuk.

Apabila shutter speed tinggi ambil saja 1/300 maka dapat seolah-olah membekukan gerakan sedangkan bila shutter speed lambat (1/10) membuat sensor dapat menangkap gerakan lambat objek. Dampak dari shutter speed yg ditingkatkan adalah berarti semakin sedikit cahaya yang masuk dan umumnya bila foto akan terlihat lebih gelap sebaliknya semakin lama durasi shutter speed cahaya yang masuk semakin banyak.

Salah satu teknik fotografi yang memanfaatkan shutter speed adalah long exposure. Long exposure sendiri bahkan dianggap aliran fotografi sendiri. Ada beberapa jenis foto yang memanfaatkan long exposure antara lain: night photography, light painting, water and long exposure, termasuk solargraphy.

Semoga bermanfaat mengenai jawaban yang saya berikan, terimakasih

Exposure (paparan) dalam fotografi berkaitan erat dengan cahaya. Eksposur adalah aspek paling penting dari fotografi, sehingga sulit mengambil gambar yang bagus tanpa memiliki pemahaman yang kuat tentang ISO, Shutter Speed, dan Aperture (Three Kings of Photography), juga dikenal sebagai “Segitiga Eksposur”.

  1. ISO
    tingkat sensitivitas kamera terhadap cahaya yang ada. Biasanya diukur dalam angka, angka yang lebih rendah mewakili sensitivitas yang lebih rendah terhadap cahaya yang tersedia, sementara angka yang lebih tinggi berarti sensitivitas yang lebih besar. Lebih banyak kepekaan muncul dengan biaya tinggi, karena ISO meningkat, demikian juga butiran / noise dalam gambar. Contoh ISO: 100, 200, 400, 800, 1600. Setiap nilai dari rating mewakili “penghentian” cahaya, dan setiap tambahan nomor ISO (atas atau bawah) mewakili penggandaan atau separuh dari sensitivitas sensor terhadap cahaya.

  2. Kecepatan Rana (shutter speed)
    Kecepatan rana biasanya diukur dalam sepersekian detik, ketika mereka di bawah satu detik. Kecepatan rana yang lambat memungkinkan lebih banyak cahaya masuk ke sensor kamera dan digunakan untuk fotografi kurang cahaya dan malam, sementara kecepatan rana cepat membantu membekukan gerakan. Contoh kecepatan rana: 1/15 (1/15 detik), 1/30, 1/60, 1/125. Setiap nilai kecepatan rana juga mewakili “penghentian” cahaya.

  3. Bukaan (aperture)
    sebuah lubang di dalam lensa yang menjadi tempat melaluinya cahaya masuk ke dalam tubuh kamera. Semakin besar lubangnya, semakin banyak cahaya yang melewati sensor kamera. Bukaan juga mengontrol kedalaman bidang, yang merupakan bagian dari pemandangan yang tampak tajam. Jika bukaan sangat kecil, kedalaman bidang besar, sedangkan jika bukaan besar, kedalaman bidang kecil. Dalam fotografi, bukaan biasanya dinyatakan dalam angka “f” (juga dikenal sebagai “rasio fokus”, karena bilangan f adalah rasio diameter bukaan lensa dengan panjang lensa). Contoh angka-f adalah: f / 1.4, f / 2.0, f / 2.8, f / 4.0, f / 5.6, f / 8.0. Setiap f-number mewakili “penghentian” cahaya.

Ketiga faktor ini semuanya bekerja secara proporsional untuk menghasilkan eksposur. Ketika ketiga elemen ini digabungkan, mereka mewakili nilai pencahayaan yang diberikan (EV) untuk pengaturan yang diberikan. Setiap perubahan dalam salah satu dari tiga elemen akan memiliki dampak terukur dan spesifik pada bagaimana dua elemen sisanya bereaksi untuk mengekspos sensor gambar dan bagaimana gambar akhirnya terlihat. Misalnya, jika meningkatkan f-stop (f-stop yang lebih tinggi), Anda mengurangi ukuran diafragma lensa sehingga mengurangi jumlah cahaya yang mengenai sensor gambar, tetapi juga meningkatkan DOF (kedalaman bidang) di final gambar. Mengurangi kecepatan rana memengaruhi cara gerakan ditangkap, karena ini dapat menyebabkan latar belakang atau subjek menjadi buram. Akan tetapi, mengurangi kecepatan rana (menjaga rana terbuka lebih lama) juga meningkatkan jumlah cahaya yang mengenai sensor gambar, sehingga semuanya lebih cerah. Meningkatkan ISO, memungkinkan untuk memotret dalam situasi dengan cahaya yang lebih rendah, tetapi Anda meningkatkan jumlah noise digital yang melekat pada foto. Tidak mungkin untuk membuat perubahan independen di salah satu elemen dan tidak mendapatkan efek yang berlawanan dalam bagaimana elemen-elemen lain mempengaruhi gambar, dan pada akhirnya mengubah nilai nada gambar.

Referensi

http://doccdn.simplesite.com/d/88/eb/283445305953676168/66f923e5-b3ae-4d17-b28b-92d9ed5dd08d/UNDERSTANDING%2BTHE%2BEXPOSURE%2BTRIANGLE.pdf