Apa yang dimaksud dengan Saponifikasi?

Saponifikasi

Saponifikasi yaitu hidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa Pembuat kondisi basa yang biasanya digunakan adalah NaOH dan KOH.

Apa yang dimaksud dengan Saponifikasi?

Kata saponifikasi atau saponify berarti membuat sabun (latin sapon, = sabun dan –fy adalah akhiran yang berarti membuat). Bangsa romawi kuno mulai membuat sabun sejak 2300 tahun yang lalu dengan memanaskan lemak hewan dengan abu kayu. Pada abad ke-16 dan ke-17 di Eropa sabun hanya digunakan dalam pengobatan . penggunaan sabun meluas menjelang abad ke-19 (Rohman, 2009).

Trigliserida akan direaksikan dengan alkali (sodium hidroksida), maka ikatan antara atom oksigen pada gugus karboksilat dan atom karbon pada gliserol akan terpisah. Proses ini disebut “saponifikasi”. Atom oksigen mengikat sodium yang berasal dari sodium hidroksida sehingga ujung dari rantai asam karboksilat akan larut dalam air. Garam sodium dari asam lemak inilah yang kemudian disebut sabun. Sedangkan gugus OH dalam hidroksida akan berkaitan dengan molekul gliserol, apabila ketiga gugus asam lemak tersebut lepas maka reaksi saponifikasi dinyatakan selesai. Reaksi penyabunan adalah sebagai berikut :

image

Mekanisme reaksi pembuatan sabun adalah sebagai berikut:

  1. Tahap 1
    image

  2. Tahap 2
    image

  3. Tahap 3
    image

  4. Hasil Reaksi
    image

Faktor faktor yang mempengaruhi proses saponifikasi :


  1. Konsentrasi larutan KOH/NaOH
    Konsentrasi basa yang digunakan dihitung berdasarkan stoikiometri reaksinya, dimana penambahan basa harus sedikit berlebih dari minyak agar tersabunnya sempurna. Jika basa yang digunakan terlalu pekat akan menyebabkan terpecahnya emulsi pada larutan sehingga fasenyya tidak homogen , sedangkan jika basanya terlalu encer , maka reaksi akan membutuhkan waktu yang lama.

  2. Dengan adanya kenaikan suhu akan mempercepat reaksi, yang artinya menaikkan hasil dalam waktu yang lebih cepet. Tetapi jika kenaikan suhu telah melibihi suhu optimumnya maka akan menyebabkan pengurangan hasil karena harga konstanta keseimbangan reaksi K akan turun yang berarti reaksi bergeser ke arah pereaksi aau dengan kata lain hasilnya akan menurun. Turunnya harga konstanta keseimbangan reaksi oleh naiknya suhu merupakan akibat dari reaksi oleh naiknya suhu merupakan akibat dari reaksi penyabuanan yang bersifat eksotermis

  3. Pengadukan
    Pengadukan dilakukan untuk memperbesar probabilitas tumbukan molekul molekul reaktan yang bereaksi. Jika tumbukan antar molekul reaktan semakin besar , maka kemungkinan terjadinya reaksi semakin besar pula. hal ini sesuai dengan persamaan Arhenius dimana konstanta kecepatan reaksi k akan semakin besar dengan semakin sering terjadinya tumbukan yang disimbolkan dengan konstanta A

  4. Semakin lama waktu reaksi menyebabkan semakin banyak pula minyak yang dapat tersabunkan, berarti hasil yang didapat juga semakin tinggi, tetapi jika reaksi telah mencapai kondisi setimabngnya , penambahan waktu tidak akan meningkatakan jumlah minyak yang tersabunkan (Perdana & Hakim, 2008).

Metode pembuatan sabun


  1. Proses pendidihan penuh
    Proses pendidihan penuh pada dasarnya sama dengan proses batch yaitu minyak/lemak dipanaskan di dalam ketel dengan menambahkan NaOH yang telah dipanaskan, selanjutnya campuran tersebut dipanaskan sampai terbentuk pasta kira kira setelah 4 jam pemanasan . setelah terbentuk pasta ditambahkan NaCL (10-12%) untuk mengendapkan sabun. Endapan sabun dipisahkan dengan menggunakan air panas dan terbentuklah produk utama sabun dan produk samping gliserin.

  2. Proses semi pendidihan
    Pada proses semi pendidihan , semua bahan yaitu minyak/ lemak dan
    alkali langsung dicampur kemudian dipanaskan secara bersamaan . terjadilah reaksi saponifikasi . setelah reaksi sempurna ditambah sodium silikat dan sabun yang dihasilkan berwarna gelap.

  3. Proses Dingin
    Pada proses dingin semua bahan yaitu minyak, alkali, dan alkohol
    dibiarkan didalam suatu tempat/bejana tanpa dipanaskan (temperatur kamar 25OC ) . reaksi antara NaOH pada uap air H2O merupakan reaksi eksoterm sehingga dapat mengahasiklan panas. Panas tersebut kemudian digunakan untuk mereaksikan minyak/lemak dan NaOH alkohol proses ini memerlukan waktu untuk reaksi sempurna selama 24 jam dan dihasilkan sabun berkualitan tinggi.

    Adapun syarat syarat terjadinya proses dingin adalah sebagai berikut :

    • Minyak/ lemak yang digunakan harus murni.
    • Konsentrasi NaOH harus terukur dengan teliti
    • Temperatur harus tekontrol dengan baik.
  4. Reaksi kimia proses netralisasi asam lemak adalah sebagai pada gambar 6 berikut :
    image

    Sabun yang dihasilakan tidak bersifat netral sehingga tidak dapat mengahsilkan busa yang banyak. Oleh karena itu , perlu dilakukan penetralan dengan menambahkan Na2CO3. Reaksi penyabunan mula-mula berjalan lambat karena minyak dan larutan alkali merupakan larutan yang tidak saling larut (immiscible). Setelah terbentuk sabun maka kecepatan reaksi akan meningkat, sehingga reaksi penyabunan bersifat sebagai reaksi autokatalitik, yaitu pada akhirnya kecepatan reaksi akan kembali menurun karena jumlah minyak yang sudah berkurang (Alexander etal., 1964 ). Reaksi penyabunan merupakan reaksi eksotermis sehingga harus diperhatikan pada saat penambahan minyak dan alkali agar tidak terjadi panas yang berlebihan. Pada proses penyabunan, penambahan larutan alkali (KOH/NaOH) dilakukan sedikit demi sedikit sambil diaduk dan dipanasi (apabila untuk menghasilkan sabun cair) (Perdana & Hakim, 2008).

1 Like