Apa yang dimaksud dengan root planning?

Selain skeling, root planning merupakan prosedur yang penting dalam fase terapi periodontal.
Apa yang dimaksud dengan root planning?

Root Planing adalah teknik untuk menghilangkan sementum atau dentin permukaan yang berubah karena adanya penyakit. Istilah lain dari root planing adalah ‘detoksifikasi akar’, yang lebih menggambarkan perawatan yang dimaksud karena istilah root planing sering disalah artikan.

Detoksifikasi akar adalah prosedur untuk membuat permukaan akar yang berpenyakit menjadi bebas plak sehingga sementum dan permukaan dentin bebas dari toksin atau mikroorganisme.

Indikasi dan Kontraindikasi


Indikasi :

  • Nekrosis jaringan sementum
  • Kedalaman poket periodontal lebih dari 4mm

Kontraindikasi :

  • Pasien yang mengalami penyakit atau kondisi keradangan dan adanya abses
  • Kalkulus yang meluas hingga ke apical dan mucogingival junction

Alat


Kuret adalah alat berbentuk seperti sendok dan digunakan untuk mengambil kalkulus yang berada didaerah subgingiva atau dibawahnya, serta membuang sementum yang tercemar toksin dan nekrosis pada permukaan subgingival dari akar gigi. Selain itu, desain kuret juga memungkinkan kuret untuk beradaptasi pada bagian subgingiva dengan lebih sedikit kemungkinan untuk merusak jaringan atau terambilnya permukaan akar dibandingkan dengan instrumen lainnya.

image
Gambar Permukaan Mata Pisau Kuret

Umumnya kuret lebih kecil dan lebih tipis dari alat scalling dan root planning lainnya sehingga memungkinkan untuk tes tactile. Ukurannya yang kecil dan tepinya yang membulat membuat kuret lebih mudah dimasukkan ke dalam jaringan fibrotic dan poket yang dalam dan sempit. Sisi pemotong yang cembung beradaptasi lebih baik pada permukaan cembung gigi daripada sisi pemotong yang lurus pada sickle, hoe dan file. Selain itu, toe yang membulat memberikan keamanan selama prosedur. Sickle, hoe dan file memiliki kekurangan dalam hal mengakses sudut dan titik yang tajam karena dapat merusak jaringan lunak.

image
Gambar Posisi Toe di Dalam Sulkus Gingiva

image
Gambar Angulasi sisi potong skaler. A: 0 derajat, angulasi yang benar untuk memasukkan sisi potong, B: 45 sampai 90 derajat, angulasi yang tepat untuk skeling dan root planning. C: Angulasi kurang dari 45 derajat, angulasi kurang tepat untuk skeling dan root planning. D: Angulasi lebih dari 90 derajat, tidak tepat untuk skelling dan root planning, tepat untuk kuretase gusi.

Pada saat membersihkan kalkulus, setiap sisi pemotong tidak dapat digunakan bersamaan pada permukaan gigi karena toe dan sisi pemotong lainnya akan berfungsi membantu beradaptasi selama root planning guna mencegah luka pada jaringan lunak.

image
Gambar Bagian-Bagian Blade Dan Toe

Gambar di atas menunjukkan bahwa blade memiliki dua sisi pemotong, yang bila bertemu akan membentuk ujung yang membulat yang disebut toe. Sisi-sisi pemotong ini dibentuk oleh pertemuan dari permukaan datar dan permukaan lateral atau permukaan bengkok dari blade. Permukaan lateral meluas dari tiap-tiap sisi pemotong dan bertemu untuk membentuk sisi cembung dari blade. Ketika blade dimasukkan ke subgingiva, permukaan blade beradaptasi pada gigi agar hanya sisi cembung dan permukaan lateral saja yang berkontak dengan jaringan. Hal ini dapat meminimalisasikan terjadinya luka atau rasa tidak nyaman pada pasien. Hal ini juga memungkinkan sisi pemotong yang sedang bekerja dapat mencapai bagian terdalam poket tanpa merusak jaringan.

Kuret yang digunakan untuk prosedur root planning :

  • Kuret Gracey
  • Kuret Universal

Perbedaan antara kuret universal dengan kuret khusus/Gracey adalah:

  • Kuret universal dapat digunakan pada semua daerah dan sisi/permukaan sedangkan kuretkhusus hanya pada daerah dan sisi tertentu.
  • Sisi pemotong pada kuret universal ganda, sedangkan pada kuret khusus tunggal.
  • Kuret universal melengkung ke arah atas saja, sedangkan kuret khusus melengkung ke arah atas dan samping.
  • Kuret universal melengkung ke arah atas saja, sedangkan kuret khusus melengkung ke arah atas dan samping.
  • Permukaan mata pisau kuret universal tegak lurus (90o) terhadap leher alat, sedangkan mata pisau kuret khusus membentuk sudut 70° terhadap leher alat.

image
Gambar Perbedaan Permukaan Mata Pisau (Blade) pada Kuret Gracey dan Kuret Universal

Kuret Gracey memiliki 14 ukuran yang digunakan spesifik untuk tiap gigi dan permukaannya. Kuret nomor 1-4 digunakan untuk gigi anterior, kuret nomor 5-6 digunakan untuk gigi anterior dan premolar, kuret nomor 7-10 digunakan untuk bagian fasial dan lingual gigi posterior, kuret nomor 11-12 digunakan untuk bagian mesial gigi posterior, serta kuret nomor 13-14 digunakan untuk bagian distal gigi posterior.

Kuret Gracey
Gambar Kuret Gracey

Teknik Root Planning


Teknik root planning dapat dilakukan dengan kuret melalui cara berikut:

  1. Kuret dipegang dengan menggunakan teknik modified pen grasp.
  2. Dibutuhkan tumpuan yang tepat untuk kestabilan alat.
  3. Blade diadaptasikan secara ringan pada permukaan gigi.
  4. Blade dimasukkan dengan pelan ke dalam ephitelium junction.
  5. Sudut kerja harus lebih dari 45 derajat dan kurang dari 90 derajat.
  6. Exploratory strokes dilakukan hingga kalkulus atau kekasaran pada permukaan ditemukan.
  7. Jika kalkulus telah ditemukan, dilakukan scalling strokes dengan tekanan lateral yang kuat, pendek, terkontrol dan berulang hingga semua kalkulus terangkat.
  8. Jika bekerja pada permukaan akar, root planning strokes dengan tekanan lateral yang kuat dan dilanjutkan dengan strokes yang panjang, berulang dan mengikis hingga permukaan akar halus dan keras.
  9. Lalu kita lakukan pengecekan dengan menjalankan eksplorer atau sonde ke semua permukaan gigi dan akar gigi.
  10. Poles permukaan gigi dengan menggunakan rubber cups dan pasta poles.

Skaling subgingiva dan root planing dilakukan baik dengan kuret universal maupun dengan kuret gracey. Cutting edge diadaptasikan dengan ringan pada gigi dimana shank (tangkai instrumen) bagian bawah dibuat sejajar dengan permukaan gigi. Shank bagian bawah digerakkan menghadap kegigi sehingga dengan demikian bagian depan dari blade berada dekat dengan permukaan gigi. Blade (mata pisau instrumen) kemudian diinsersikan di bawah gingival sampai dasar poket dengan gerakan eksplorasi ringan. Bila cutting edge telah mencapai dasar poket, angulasi 45° dan 90° harus dipertahankan.

Pada tahap pertama prosedur root planning didahului dengan eksplorasi atau pencarian jejak kalkulus di permukaan gigi dan akar. Eksplorasi strokes dilakukan dengan menggunakan eksplorer (sonde) ke area permukaan gigi dan akar hingga dapat dirasakan kekasaran permukaan. Eksplorasi dilakukan dengan cara pemegangan alat yang ringan namun stabil. Ini memberikan sensitivitas perabaan yang maksimal untuk mendeteksi kalkulus subgingival dan kekasaran permukaan lainnya.

Bantalan dari ibu jari dan jari-jari lain, terutama jari tengah, harus bisa merasakan sedikit getaran melalui gagang instrumen sebagai kekasaran dari permukaan gigi yangditemui. Setelah posisi istirahat jari stabil, ujung dari instrumen dimasukkan secara subgingival hingga kedasar dari pocket. Eksplorasi ringan dilakukan secara vertikal pada permukaan akar. Ketika kalkukus ditemukan, ujung dari instrumen harus dimajukan ke arah apikal, ini dilakukan untuk menemukan batas akhir dari kalkulus yang melekat pada permukaan akar. Biasanya jarak dari apikal kalkulus terhadap bagian bawah poket berkisar antara 0,2 hingga 1 mm.

Tahap selanjutnya setelah dilakukan pemeriksaan dan perabaan posisi kalkulus, lakukan prosedur penghilangan kalkulus dengan skalling strokes dengan tekanan lateral yang kuat, pendek, terkontrol dan berulang hingga semua kalkulus terangkat. Ketika stroke digunakan untuk menghilangkan kalkulus, kekuatan bisa dimaksimalkan dengan memusatkan tekanan lateral ke sepertiga bagian bawah mata pisau.

Di bagian ini, beberapa milimeter dari terminal pisau, diposisikan sedikit apikal ke tepi lateral kalkulus, dan stroke vertikal atau miring digunakan untuk membagi kalkulus dari permukaan gigi. Tanpa menarik instrumen dari saku, blade maju ke lateral untuk mengenai bagian berikutnya dari kalkulus yang tersisa. Stroke vertikal atau miring lainnya dibuat, sedikit tumpang tindih dengan stroke sebelumnya. Jika bekerja pada permukaan akar, root planning strokes dengan tekanan lateral yang kuat dan dilanjutkan dengan strokes yang panjang, berulang dan mengikis hingga permukaan akar halus dan keras. Tekanan lebih ke lateral diperlukan untuk menghilangkan seluruh kalkulus di satu stroke. Proses ini diulang sampai kalkulus hilang.

Meskipun beberapa dokter mungkin bisa menghilangkan seluruh kalkulus. Dalam hal ini kekuatan yang lebih tepat diperlukan untuk mengurangi jaringan trauma. Sebuah stroke tunggal biasanya tidak cukup untuk menghapus kalkulus seluruhnya. Stroke dibuat dengan ujung yang cenderung mengambil deposit kalkulus di bagian bawah lapis demi lapis. Setelah prosedur root planing selesai, lakukan pengecekan dengan melakukan strokes di sekitar line angle, sisi-sisi yang cembung dan sisi-sisi yang cekung, sehingga dirasakan permukaan akar yang halus, keras dan bersih dari sisa-sisa kalkulus.

Teknik root planing dan scalling subgingiva jauh lebih kompleks dan sulit dilakukan dibanding scaling supragingival karena beberapa alasan berikut:

  • Kalkulus subgingiva berkonsistensi lebih keras dibanding kalkulus supragingiva.
  • Kalkulus serta deposit lainnya terperangkap di bagian lebih dalam dan sulit terjangkau, apalagi pada akar gigi dengan morfologi yang irreguler.
  • Dinding poket yang terbatas, namun kalkulus yang lebih dalam masih ada.
  • Lapang pandang operator minimal akibat perdarahan saat instrumentasi.

Oleh karena kesulitan-kesulitan tersebut, maka operator harus memperhatikan instrumentasi yang tepat, baik pemilihan alat, posisi dan cara memegang instrumen, serta keterampilan operator. Sickle, hoe, file dan alat ultrasonik digunakan untuk scaling supragingiva tapi tidak dianjurkan untuk root planing. Meskipun beberapa jenis file dapat menghancurkan deposit yang keras tetapi file, hoe, dan alat ultrasonik yang besar sulit diinsersikan ke dalam poket yang dalam. Hoe dan file tidak bisa digunakan untuk mendapatkan permukaan yang halus seperti kuret, kuret sangat baik digunakan untuk menghilangkan sementum nekrosis subgingiva.

Sebuah kesalahan umum instrumentasi pada permukaan proksimal adalah kegagalan untuk mencapai wilayah midproximal apikal ke titik kontak gigi. Daerah ini relatif tidak dapat diakses, dan membutuhkan tehnik keterampilan lebih dari instrumentasi bukal atau permukaan lingual. Hal ini sangat penting untuk memperluas stroke di seluruh permukaan proksimal sehingga tidak ada kalkulus di daerah interproksimal. Dengan kuret yang baik, hal ini dapat dicapai dengan menjaga tangkai bawah kuret tetap paralel dengan sumbu panjang gigi. Dengan paralel tangkai yang lebih rendah dengan sumbu panjang gigi, pisau dari kuret akan mencapai dasar soket dan melampaui garis tengah di permukaan proksimal

image
Gambar Posisi shank pada saat pembersihan kalkulus di daerah proksimal ; A. posisi yang benar, shank paralel dengan sumbu gigi, B. posisi yang salah, shank dimiringkan dan jauh dari gigi, C. Posisi yang salah, shank miring dekat ke arah gigi

Hubungan antara letak jari dan daerah kerja penting untuk dua alasan. Pertama, sisa jari atau titik tumpu harus diposisikan untuk memungkinkan tangkai yang lebih rendah dari instrumen yang akan paralel atau hampir sejajar dengan permukaan gigi yang sedang dirawat. Paralelisme merupakan persyaratan mendasar untuk optimalisasi sudut kerja. Kedua, sisa jari harus diposisikan untuk memungkinkan operator menggunakan gerak pergelangan tangan (lengan). Pada rahang atas posterior, persyaratan ini dapat dipenuhi hanya dengan menggunakan tumpuan ekstraoral atau sebaliknya. Ketika jari terletak intraoral digunakan di daerah lain mulut, sisa jari harus cukup dekat dengan daerah kerja sebagai titik tumpu dalam penggunaan instrumen.

Sebagai prosedur instrumentasi ke gigi selanjutnya, posisi tubuh operator dan lokasi dari sisa jari harus sering disesuaikan atau diubah untuk memungkinkan paralelisme dan gerak pergelangan tangan. Untuk cara lain yang mungkin dan dapat diterima jika cara tersebut memberikan efisiensi yang sama dan memberikan kenyamanan. Berikut salah satu contoh pendekatan yang dapat digunakan:

image
Gambar Pendekatan Sekstan Posterior Kanan Maksila: Aspek Fasial (Bukal)
Sekstan posterior kanan maksila: aspek fasial (bukal). Posisi Operator : posisi samping. Iluminasi : Langsung. Visibilitas: langsung (tidak langsung untuk permukaandistal molar)

Evaluasi Tindakan Root Planning


Ketepatan prosedur root planning dievaluasi selama prosedur dilakukan maupun sesudahnya setelah terjadi penyembuhan jaringan lunak. Perabaan harus dilakukan segera setelah instrumentasi juga dengan cara visual dengan pencahayaan yang optimal dengan bantuan kaca mulut setelah dibersihkan dengan aliran air. Perabaan dilakukan dengan eksplorer (sonde).

Permukaan gigi di bawah gingival harus keras dan licin, karena jika dibersihkan secara menyeluruh, sementum yang bersih akan menjadi tempat perlekatan serat-serat baru antara sementum dan jaringan lunak yang berdekatan.