Apa yang dimaksud dengan Roman?

Roman

Roman adalah sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau gancaran yang isinya melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.

Apa yang dimaksud dengan Roman ?

Roman berasal dari kata “lingua romana” yaitu cerita yang awal mulanya disusun dalam bahasa Romawi. Roman telah berkembang semenjak abad ke-16 dan menjadi karya sastra yang sangat diminati. Peristiwa ini dapat terjadi karena pada saat itu kekaisaran Romawi mengalami puncak kejayaannya. Hal inilah yang menyebabkan roman menjadi sangat terkenal di masyarakat Eropa saat ini. Penjelasan ini selaras dengan kutipan teori di bawah ini:

„Pengertian roman secara etimologi berasal dari kata “lingua romana” (dalam bahasa Romawi), yakni tulisan yang ditulis atau dikarang oleh rakyat romawi dengan bahasa daerah. Penggambaran ini sebuah lawan dari makna teks tertulis „lingua latina“ yang sudah lazim berlaku sebelumnya. Dari pengertian „lingua romana“ kemudian timbul ungkapan „Roman“, yang berasal dari bahasa Prancis dan menjadi cap untuk pengertian hal yang romantis. (Sugiarti dkk, 2009)

Pengertian lain dari roman dijelaskan di bawah ini:

Roman mempunyai pandangan sendiri pada kepribadian suatu tokoh yang memiliki ciri khas atau kelompok tertentu yang memiliki perbedaan nasib dalam dunianya, yang telah kehilangan aturan-aturan dan rasa tenteram, terdapat permasalahan, perpecahan, bahaya, dan selalu berusaha menunjukkan eksistensinya serta adanya ketidakselarasan dari kesempurnaan dan kenyataan yang ada baik di dalam maupun luar dunia yang dibangunnya“. (von Wilpert, 1969).

Perkembangan roman dalam kesusasteraan Jerman mulai berkembang pada abad pertengahan. Pada masa ini roman masih berbentuk bait yang menceritakan kisah seorang tokoh atau suatu bangsa tertentu. Pada abad XVIII terjadi perubahan pada bentuk roman. Roman menjadi berbentuk prosa. Perubahan tidak hanya terjadi pada bentuknya saja, cerita dalam roman juga mengalami perubahan, seperti yang dikemukakan kutipan teori di bawah ini:

“Pengarang tidak lagi menceritakan kisah dari seorang tokoh atau suatu bangsa tertentu, tetapi menceritakan perkembangan kejiwaan dari manusia. Perkembangan kejiwaan ini terjadi dalam perselisihan dengan masyarakat; oleh sebab itu roman juga sering menggambarkan masa atau zaman tertentu”. (Haerkötter, 1971).

Istilah roman berkembang di Jerman, Belanda, Prancis dan di beberapa bagian Eropa daratan yang lain, karena itu masyarakat di Eropa lebih mengenal roman daripada novel. Teori lain yang mengemukakan bahwa roman muncul pada akhir abad ke-18.

Kesusastraan Indonesia membedakan pengertian antara roman dengan novel. Kata novel berasal dari bahasa Latin “novellus” yang diturunkan dari kata “novies” yang berarti baru. Ini berarti novel adalah cerita yang baru muncul setelah drama, puisi, dan karya sastra yang lainnya (Tarigan via Zulfahnur, dkk, 1966).

Roman mencakup waktu yang lebih kompleks dari masa kanak-kanak sampai usia dewasa. Sementara itu roman juga berarti sebagai cerita dalam bentuk prosa, yang terbagi atas beberapa bab atau bagian serta menceritakan tentang kehidupan sehari-hari seseorang ataupun sebuah keluarga yang meliputi kehidupan lahir dan batin (Nursito, 2000). Kesimpulan berdasarkan 2 teori tersebut yakni pengertian roman dalam konteks bahasa Indonesia adalah suatu cerita dalam bentuk prosa yang menceritakan kehidupan sehari-hari dan mencakup rentang waktu yang panjang.

Roman dalam kesusastraan Indonesia memiliki pengertian yang berbeda dengan roman dalam kesusastraan Jerman. Pengarang sebuah roman tidak lagi menceritakan nasib tokoh suatu bangsa yang sudah terplot, namun mengisahkan perkembangan jiwa seseorang, oleh karena itu roman juga menceritakan epoche atau zaman kesusastraan tertentu (Docherty, 1997).

Perbedaan pengertian roman dan novel dalam kesusastraan Indonesia disebabkan pengaruh pendidikan yang didapatkan dari penjajah. Berdasarkan penjelasan istilah mengenai roman dan novel dapat dilihat adanya perbedaan pada kedua karya sastra tersebut. Perbedaan yang nampak antara roman dengan novel yakni bentuk novel lebih pendek dibandingkan dengan roman, tetapi roman dan novel juga memiliki persamaan. Persamaan itu yakni isi cerita yang terkandung dalam roman dan novel sama-sama rumit.

Roman Sebagai Karya Sastra Fiksi

Roman adalah suatu karya sastra yang disebut fiksi. Kata fiksi di sini berarti sebuah karya khayalan atau rekaan. Dengan kaitannya roman sebagai karya yang fiksi:

„Roman (seharusnya) mengambarkan peristiwa yang mungkin terjadi dengan kondisi yang tidak memungkinkan atau hampir tidak memungkinkan sebagai sebuah kenyataan. Roman adalah sebuah cerita subjektif, di dalamnya pengarang berusaha menggambarkan dunia menurut pendapatnya sendiri”. (Goethe) .

Kita dapat menarik kesimpulan dari pengertian roman sebagai karya sastra fiksi yang telah disebutkan oleh Goethe, bahwa roman adalah sebuah karya gambaran dunia yang diciptakan oleh pengarangnya, yang di dalamnya menampilkan keseluruhan hidup suatu tokoh beserta permasalahannya, terutama dalam hubungan dengan kehidupan sosialnya.

Jenis Roman

Pengklasifikasian roman menurut kriteria tematis dan formal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (Hartoko, 1986):

  1. Secara tematis-struktural: roman dalam kriteria ini dibedakan menjadi roman-roman yang menceritakan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh seorang tokoh. Roman dalam kriteria ini mementingkan profil dan perkembangan psikologis tokoh-tokohnya dan menggambarkan suasana pada zaman tertentu di suatu daerah tertentu. Yang termasuk dalam kriteria ini antara lain roman sejarah dan roman sosial,

  2. Secara formal-struktural: penitikberatkan roman pada kriteria ini berkaitan dengan aspek- aspek menceritakan sesuatu (siapa yang menceritakan, point of view, bagaimana ruang dan waktu ditampilkan, roman dalam bentuk Aku dan Dia). Yang termasuk dalam kriteria ini antara lain roman dalam bentuk surat-menyurat, buku catatan harian, dan autobiografi.

Roman juga dapat didefinisikan menurut isinya. Berikut ini adalah penjelasan pembagian roman berdasarkan isinya (Zulfahnur dkk, 1996) :

  1. Roman kriminal dan detektif, sebuah roman kriminal menitikberatkan ceritanya kepada psikologi seorang penjahat, sedangkan dalam roman detektif lebih kepada teka-teki yang harus dipecahkan oleh detektif dengan kemampuan melacaknya;

  2. Roman petualangan, ada roman petualangan sang tokoh utama, baik sengaja maupun tidak sengaja terjebak dalam berbagai macam petualangan yang kebanyakan satu sama lain tidak berhubungan. Roman petualangan merupakan jenis sastra yang disukai pada segala zaman karena ceritanya yang menegangkan;

  3. Roman psikologi, roman psikologi adalah roman yang mengutamakan unsur psikologi, sehingga roman ini banyak menceritakan keadaan batin tokoh. Pengarang lebih tertarik pada penggambaran kejiwaan dan karakter seorang manusia;

  4. Roman percintaan, pembagian roman percintaan sebagai berikut (Von Wilpert, 1969) :

    • Bahwa dari segi bahan cerita, tema utama roman ini adalah percintaan zaman Romantik;
    • Dalam artian yang lebih sempit, roman percintaan adalah jenis roman picisan (Triviallroman) untuk pembaca wanita, yang kebanyakan menyangkut sisi kepahlawanan wanita yang klise dan idealis dengan gaya bahasa picisan sampai kepada akhir bahagia yang tidak dapat dihindarkan dan tidak realistis;
  5. Roman adat, roman adat adalah roman yang ceritanya diambil dari adat kehidupan suatu masyarakat;

  6. Roman sejarah, roman yang disusun berdasarkan cerita sejarah dikategorikan sebagai roman sejarah,

  7. Roman sosial atau roman masyarakat, tema dan isi cerita dalam roman ini berpusat mengenai kehidupan pada suatu bagian masyarakat;

  8. Roman bertendensi, roman bertendensi berarti roman yang dibuat untuk tujuan tertentu atau pengarang memang memiliki maksud yang ingin ia sampaikan pada masyarakat, misalnya memberikan kecaman terhadap suatu kebijakan, suatu adat dan sebagainya.

Roman adalah salah satu jenis karya sastra ragam prosa. Pengertian roman pada mulanya ialah cerita yang ditulis dalam bahasa Romana. Dalam perkembangannya kemudian, roman berupa cerita yang mengisahkan peristiwa atau pengalaman lahir dan batin sejumlah tokoh pada satu masa tertentu.

Hal ini terjadi pada akhir abad ke-17. Perkembangan roman mencapai puncaknya pada abad ke-18. Pada abad ke-19 muncullah penulis-penulis roman yang termasyhur, seperti Honore de Balzac, Gustave Flaubert, Emile Zola, Charles Dickens, Leo Tolstoy, F. Dostojevski. Pada abad ini roman menjadi sebuah karya sastra yang terkenal dan banyak digemari oleh masyarakat.

Roman masuk ke Indonesia lewat kesusastraan Belanda pada abad ke-19. Roman yang masuk ke Indonesia kabur pengertiannya dengan novel. Namun, pada dasarnya baik novel maupun roman menceritakan hal luar biasa yang terjadi dalam kehidupan manusia sehingga jalan hidup tokoh cerita yang ditampilkan dapat berubah.

Jassin (dalam Nurgiyantoro) berpendapat bahwa roman yakni cerita prosa yang melukiskan pengalaman batin dari beberapa orang yang berhubungan satu dengan yang lain dalam suatu keadaan. Pengertian itu mungkin ditambah lagi dengan “menceritakan tokoh sejak dari ayunan sampai ke kubur” dan “lebih banyak melukiskan seluruh kehidupan pelaku, mendalami sifat watak, dan melukiskan sekitar tempat hidup pelaku roman” (Nurgiantoro, 2005).

Pengertian roman yang hampir mirip dengan pengertian roman di atas diajukan oleh Surana (1983) yang mendefinisikan roman sebagai karangan yang menceritakan kehidupan manusia dengan suka dan duka. Biasanya menceritakan kehidupan-kehidupan pelakunya sejak kecil hingga meninggal.

Sedangkan menurut KBBI Pusat Bahasa, roman adalah karangan prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing, pengertian roman ini pun ditambahkan dengan 'lebih banyak membawa sifat-sifat zamannya daripada drama atau puisi."

Terdapat perbedaan tentang penafsiran antara roman Jerman dan roman Indonesia. Dilihat dari sudut isinya, roman Jerman dapat dipadankan dengan novel Indonesia karena isinya hanya memuat tentang peristiwa-peristiwa spesial atau penting dalam kehidupan tokohnya yang dialami dalam suatu waktu saja, sedangkan roman Indonesia berisikan tentang riwayat hidup seseorang (tokoh utama) dari masa kecil hingga ia dewasa atau sampai ia meninggal.