Apa yang dimaksud dengan Rhizobakteri?

Bakteri

Rhizobakteri adalah sekelompok mikroorganisme yang hidup didalam sekitar perakaran tanaman. Interaksi mikroba dengan tanaman yang hidup di sekitar rizosfer bisa menguntungkan, netral, maupun menganggu pertumbuhan tanaman.

2 Likes

Rhizobakteri


Kloepper dan Schroth (1978) pertama kali mendefinisikan Rhizobakteri adalah sekumpulan bakteri yang hidup disekitar perakaran tanaman (rhizosfer). Rhizosfer adalah zona tanah sekitar akar tanaman yang paling banyak ditemukan berbagai mikroba. Bakteri di rhizosfer dapat menjadi simbiosis atau pun tidak bagi tanaman, dapat dilihat tindakan secara langsung bagi tanaman. (Kundan et al, 2015).

Sistem akar yang berfungsi sebagai tempat menyimpan dan pertukaran nutrisi bagi tanaman. Senyawa yang dilepaskan oleh akar tanaman berperan sebagai penarik kimia untuk sejumlah mikroba. Komposisi senyawa ini tergantung pada status fisiologis dan mikroorganisme (Kang et al , 2010). Kesehatan tanah dapat didefinisikan sebagai kapasitas tanah sebagai sistem kehidupan untuk mempertahankan produktivitas biologis, meningkatkan kualitas lingkungan (Doran dan Zeiss, 2000).

Produktivitas sistem pertanian yang konvensional bergantung pada kesehatan tanah dan proses fungsional oleh mikroba tanah (Girvan et al, 2003). Pentingnya mikroorganisme yang mampu melakukan proses dekomposisi bahan pencemar pada tanah, sedimen dan lingkungan perairan sudah banyak diteliti. Mikroba tersebut mampu menggunakan bahan pencemar untuk memenuhi kebutuhan energi, pertumbuhan dan reproduksi. Kemampuan mikroorganisme dalam mendegradasi

hidrokarbon dalam minyak bumi merupakan suatu proses adaptasi dan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan jenis spesies (Nkwelang et al , 2008).

Pertumbuhan mikroba tanah juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba yaitu suhu, konsentrasi substrat, enzim, pH tanah. Didalam metabolisme terjadi suatu rangkaian senyawa kimia, dimana kenaikan suhu pada batas tertentu, dapat mepercepat nilai metabolisme. Tetapi suhu yang maksimum akan menyebabkan denaturasi protein dan enzim sehingga mengakibatkan terhentinya metabolisme.

Jenis Rhizobakteri dan Keunggulannya

Kelompok bakteri Pseudomonas sp. Dan Bacillus sp. dapat mengeluarkan asam-asam organik, seperti asam formiat, asetat dan laktat yang bersifat melarutkan bentuk-bentuk fosfat yang sukar larut menjadi bentuk yang tersedia bagi tanaman (Kang et al, 2007; Chaiharn et al, 2008; Khan et al ., 2009; Park et al ., 2009; Mehrab et al ., 2010).

Beberapa peneliti melaporkan bahwa rhizobakteri dari kelompok Bacillus spp . dan Pseudomonas spp, mampu melarutkan fosfat (Sutariati, 2006), sedangkan kelompok Serratia spp, selain mampu meningkatkan ketersediaan P (Posfat) juga dapat memfiksasi nitrogen dan mampu menyintesis IAA (Gholami, A, A. Biari, S. Nezarat., 2008). Isolat Bacillus spp . dan P. Fluorescens juga dilaporkan mampu menyintesis hormon tumbuh IAA (Sutariati, 2006), sitokinin (Timmusk S, N. Grantcharova, E.G.H. Wagner., 2005), dan giberelin (Joo GJ, Kim YM, Kim JT, Rhee IK, Kim JH, Lee IJ., 2005).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ayu et al, (2014) kemampuan isolat Rhizobakteri yang diisolasi dari rizosfer padi sehat menunjukkan bahwa dari 40 isolat yang diuji terdapat 26 isolat yang dapat memfiksasi nitrogen. Mikroba yang berperan sebagai PGPR mampu berperan dalam fiksasi N secara biologis dari udara (Akhtar et al, 2009; Bhattacharyya dan Jha, 2012). Inokulasi rhizobakteri memberikan kontribusi mencapai 20-50% dari total kebutuhan Nitrogen tanaman dari proses fiksasi N2 (Mehrab et al ., 2010).
.

Rhizobakteri Sebagai Pemacu Pertumbuhan Tanaman

Rhizobakteri dapat berperan sebagai hormon pemacu pertumbuhan (PGPR). PGPR meningkatkan pertumbuhan tanaman karena sifat-sifat tertentu (Gupta et al 2015). PGPR meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui mekanisme langsung dan tidak langsung yang melibatkan fisiologi tanaman dan ketahanan terhadap fitopatogen yang berbeda. (Zakry et al 2012). PGPR dipengaruhi oleh sejumlah faktor abiotik seperti tanah itu sendiri, pengolahan tanah, dan kondisi iklim (Vacheron et al 2013).

PGPR secara langsung memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman melalui mekanisme seperti serapan hara atau meningkatkan ketersediaan nutrien dengan fiksasi nitrogen, mineralisasi senyawa organik, dan produksi fitohormon (Bhardwaj, 2014).

3 Likes

Rhizobakteri


Area akar tanaman merupakan tempat berkembangbiak yang baik bagi pertumbuhan mikroba terutama bagi rhizobakteri. Hubungan antara bakteri dan akar tanaman akan meningkatkan ketersediaan kebutuhan nutrisi bagi keduanya. Permukaan akar tanaman dapat disebut rhizoplane. Sedangkan rhizosfer adalah lapisan tanah yang menyelimuti permukaan akar tanaman yang masih dipengaruhi oleh aktivitas akar. Tebal dan tipisnya lapisan rhizosfer setiap tanaman berbeda- beda. Rhizosfer merupakan habitat yang sangat baik bagi pertumbuhan bakteri oleh karena itu, akar tanaman menyediakan berbagai bahan organik yang umumnya menjadi tempat pertumbuhan mikroba (Sumarsih, 2003).

Kualitas biologi (bahan orgaanik) tanah meningkat dengan adanya mikroorganisme tanah terutama pada area rhizosfer. Menurut Simatupang (2008), rhizosfer merupakan bagian tanah yang berada di area sekitar perakaran tanaman. Populasi mikroorganisme di area rhizosfer umumnya lebih banyak dan beragam dibandingkan pada tanah non rhizosfer. Aktivitas mikroorganisme rhizosfer dipengaruhi oleh nutrisi yang dihasilkan oleh perakaran tanaman budidaya. Beberapa mikroorganisme rhizosfer berperan dalam siklus hara, kualitas tanah, proses pembentukan tanah, memengaruhi aktivitas mikroorganisme, pertumbuhan tanaman, serta sebagai pengendali hayati terhadap penyakit pada akar. Berdasarkan biografinya, area rhizosfer dicirikan dengan aktivitas biologi yang paling tinggi pada tanah (Patkowska, 2002).
Lingkungan rhizosfer ditentukan oleh interaksi dari tanah, tanaman, dan organisme yang berhubungan dengan akar (Lynch, 1990). Hubungan antara organisme seperti rhizobakteri dan akar dapat menguntungkan, maupun merusak, atau tidak berdampak apapun tetapi seiring pengaruhya tergantung pada kondisi tanah.

Penelitian yang dilakukan Antaya dan Callahan (1997), menyatakan bahwa aktifitas rhizobakteri berperan penting dalam kesuburan tanah dan produktifitas tanaman, dimana aktifitasnya selalu berubah-ubah. Kemampuan tanah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman didasarkan pada keberadaan dan keseimbangan banyak senyawa seperti Fosfor ยง, Kalsium (K), Sulfur (S), dan Natrium (Na). Bakteri bermanfaat untuk merombak dan mendaur ulang senyawa- senyawa ini.

Jumlah bakteri di dalam tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhannya, seperti suhu, kelembapan, aerasi dan sumber energi atau nutrisi berupa bahan organik. Tetapi secara umum populasi bakteri yang terbesar terdapat di bagian permukaan atau 15 cm โ€“ 25 cm dari permukaan tanah. Mikroorganisme tanah lebih banyak ditemukan pada permukaan tanah karena banyak tersedia bahan organik. Oleh karena itu, mikroorganisme lebih banyak berada pada lapisan tanah yang paling atas (Alexander, 1977).

Jenis Rhizobateri dan Keunggulannya


Rhizosfer merupakan lingkungan di sekitar perakaran tanaman yang kaya akan nutrisi, eksudat yang dihasilkan oleh akar tanaman dan sangat diperlukan oleh mikroorganisme (Dobbelaere, S., I. Vanderleyden, and Y. Okon., 2003) . Sejumlah bakteri mengkolonisasi akar, hidup secara simbiosis dengan memanfaatkan eksudat akar tanaman (Akhtar, A., Hisamuddin, M.I. Robab, Abbasi, and R. Sharf., 2012).

Beneduzi, A., A. Ambrosi, and L.M.P. Passaglia., (2012) menyatakan bahwa kelompok bakteri ini dikenal dengan Rhizobakteri Pemacu Tumbuh Tanaman (RPTT). Group RPTT mampu mensekresikan senyawa-senyawa yang berguna bagi pertumbuhan tanaman, menghasilkan antibiotik, kompetisi makanan dan menginduksi ketahanan tanaman terhadap patogen penyakit dan hama.

Rhizobakteri Sebagai Pengurai


Mikroorganisme yang mampu mendegradasi senyawa hidrokarbon terdiri dari jenis bakteri dan jamur. Dari seluruh mikroba, bakteri memiliki jumlah yang paling banyak dan merupakan kumpulan yang aktif secara biokimia. Bakteri yang mampu menggunakan hidrokarbon sebagai sumber karbon adalah kelompok bakteri heterotrof, autotrof, dan bakteri belerang (Hadi, 2011).
Organisme yang telah diketahui memiliki kemampuan mendegradasi hidrokarbon terutama adalah mikroorganisme seperti jamur, ragi, dan bakteri (Zam and Wong P, 2010).
Genus bakteri yang paling sering ditemui sebagai pendegradasi adalah Achromobacter, Acinetobacter, Alcaligenes, Arthrobacter, Bacillus, Bacterium, Nocardia, Pseudomonas, Corynebacterium, Micrococcus dan Vibrio ( Leahy & Colwell, 1990) Hidrokarbon merupakan senyawa hidrofob. Bakteri hidrokarbonoklastik menggunakan hidrokarbon sebagai sumber energi dan sumber karbon (Martani dan Jutono, 1984). Kemampuan bakteri dalam memecahkan rantai hidrokarbon diawali dengan pelarutan hidrokarbon dalam fase cair oleh surfaktan yang dihasilkan mikroorganisme tersebut (Zam, 2010).

Pentingnya mikroorganisme yang mampu melakukan proses dekomposisi bahan pencemar pada tanah, sedimen dan lingkungan perairan sudah banyak diteliti. mikroba tersebut mampu menggunakan bahan pencemar untuk memenuhi kebutuhan energi, pertumbuhan dan reproduksi. Kemampuan mikroorganisme dalam mendegradasi hidrokarbon dalam minyak bumi merupakan suatu proses adaptasi dan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan jenis spesies (Nkwelang, et al , 2008).

2 Likes