Apa yang dimaksud dengan resistensi antibiotik?

resistensi antibiotik

Bakteri bisa menjadi resisten terhadap antibiotik melalui beberapa cara. Misalnya karena gen bakteri mengalami perubahan atau bakteri mendapat gen yang resisten terhadap obat dari bakteri lain. Kondisi ini lambat laun dapat mengancam kemampuan tubuh dalam melawat penyakit infeksi. Jadi, semakin lama dan semakin sering antibiotik digunakan, maka antibiotik semakin tidak efektif dalam melawan bakteri.

Resistensi antibiotik


Resistensi antibiotik adalah kemampuan mikroorganisme untuk bertahan dari pengaruh suatu antibiotik. Resistensi antibiotik merupakan tipe spesifik dari resistensi obat. Ketika sebuah gen berubah, maka bakteri dapat mengirimkan informasi genetik secara horisontal ke bakteri lainnya melalui pertukaran plasmid. Bakteri yang membawa beberapa gen resistensi disebut multiresistant atau superbug (Biantoro, 2008).

Pemberian atibiotik diberikan sesuai dengan indikasi dan spektrumnya berdasarkan jenis mikroorganismenya. Tidak selayaknya memberikan antimikroba spektrum luas tanpa mengetahui pasti kausanya. Pemeriksaan kultur dan sensitivitas masih menjadi gold standar. Pola bakteri di bagian- bagian tubuh manusia juga diperlukan untuk dasar pertimbangan pemberian antibiotik.

Tahun Kejadian
1940 Penicillin diperkenalkan
1942 Muncul S. aureus resisten penicillin
1959 Metisilin diperkenalkan, sebagian besar strain S. aureus di rumah sakit dan masyarakat resisten penicillin
1961 Muncul MRSA
1963 Muncul wabah MRSA di rumah sakit yang pertama
1968 Ditemukan strain MRSA yang pertama di rumah sakit Amerika
1970-an Penyebaran klonal MRSA secara global, kejadian MRSA yang sangat tinggi di Eropa Utara
1980-an Penurunan kejadian MRSA yang dramatis dengan adanya program “ search and destroy ” di Eropa Utara
1996 VRSA dilaporkan di Jepang
1997 Muncul VISA, dilaporkan adanya infeksi CA-MRSA yang serius
2002 Terjadi infeksi VRSA yang pertama di Amerika
2003 Peningkatan kejadian MRSA hampir 60% di ICU, wabah CA- MRSA dilaporkan terjadi di banyak tempat dan berimplikasi pada wabah di rumah sakit
2006 >50% infeksi kulit Staphylococcus muncut di bagian gawat darurat yang disebabkan CA-MRSA, peningkatan HA-MRSA, perbedaan keduanya secara epidemiologi semakin sulit
2007 “The Year of MRSA”

Metisilin merupakan penicillinase-resistant semisynthetic penicillin , pertama kali diperkenalkan pada tahun 1959. Metisilin digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh S. aureus resisten terhadap penisilin. Namun, di Inggris pada tahun 1961 telah dilaporkan adanya isolat S. aureus yang resisten terhadap Metisilin. Kemudian infeksi MRSA secara cepat menyebar di seluruh negara-negara Eropa, Jepang, Australia, Amerika Serikat, dan seluruh dunia selama berpuluh-puluh tahun serta menjadi infeksi yang multidrug-resistant (Biantoro, 2008).

Kelas Resistensi Staphylococcus


Staphylococcus memiliki sensitivitas yang berbeda-beda terhadap obat antimikroba. Resistansi Staphylococcus dibagi menjadi beberapa kelas (Jawetz et al , 2008):

  1. Sering memproduksi β-laktamase, dikendalikan oleh plasmid, dan membuat organisme ini resisten terhadap berbagai penisilin (penisilin G, ampicillin, tikarsilin, piperasilin, dan obat yang serupa). Plasmid ditransmisikan melalui transduksi dan mungkin juga melalui konjugasi.

  2. Resistansi terhadap nafsilin (dan terhadap metisilin, oksasilin) tidak tergantung pada produksi β-laktamase. Gen mecA yang resistan terhadap nafsilin terletak di dalam kromosom. Mekanisme resistansi nafsilin dikaitkan dengan kekurangan atau tidak tersedianya protein pengikat penisilin ( penicillin- binding protein : PBP) pada organisme tersebut.

  3. Di Amerika Serikat, S. aureus dianggap sensitif terhadap vankomisin jika konsentrasi penghambat minimumnya ( minimum inhibitory concentration; MIC) kurang atau sama dengan 4 µg/mL; kerentanan intermediate jika MIC 8-16 µg/mL; dan resistan jika MIC ≥ 16 µg/mL. Mekanisme resistensi berhubungan dengan peningkatan sintesis dinding sel serta perubahan dinding sel dan bukan sebagai akibat gen van yang ditemukan pada enterokokus. Strain S. aureus dengan kerentanan intermediate terhadap vankomisin biasaya resisten terhadap nafsilin tetapi umumnya sensitif terhadap oksazolidinon dan quinupristin/dalfopristin.

  4. Pada tahun 2002, strain vancomycin-resistant S. aureus (VRSA) diisolasi dari pasien di Amerika Serikat. Isolat mengandung gen vanA resistan vankomisin dan enterokokus, dan gen mecA resistan nafsilin.

  5. Resistansi yang diperantarai plasmid ( plasmid-mediated resistance ) terhadap tetrasiklin, eritromisin, aminoglikosida, dan obat-obatan lain sering terjadi pada Staphylococcus.

  6. Toleransi menunjukkan bahwa Staphylococcus dihambat oleh suatu obat tetapi tidak dibunuh, yaitu terdapat perbedaan besar antara konsentrasi penghambat minimal dan konsentrasi letal minimal obat antimikroba

2 Likes