Apa yang dimaksud dengan Region dan Regionisme?

Region dan Regionisme

Apa yang dimaksud dengan Region dan Regionisme ?

Dalam Merriam-Webster Dictionary (1995), secara etimologi istilah region berasal dari bahasa latin Regio dari istilah regere yang berarti mengatur atau menata. Dengan demikian region mengandung arti tatanan seuatu, atau tata ruang, dan suatu aturan (hukum). Bila demikian istilah rencana tata ruang wilayah menjadi terlalu berlebihan, lebih tepat perencanaan region ( region al planning). Pengertian region sesungguhnya berkembang dari upaya pemahaman mengenai suatu cakupan suatu wadah, tempat atau region . Penelusuran konsep region sebenarnya telah dimulai sejak Plato mendiskusikan tentang konsep wadah atau Chora (disebut prime region dalam Casey, 1998, atau container , receptacle dalam Lee, 1977) yang bukan hanya bersifat sebagai tempat yang pasif tetapi juga memelihara yang ada (being) dan yang mengada ( becoming ) di dalamnya.

Region dapat berwujud apapun sesuai kepentingan kita (Guttenberg, 1993). Pandangan subyektif mendeskripsikan region berdasarkan kepentingan atau kriteria tertentu. Pandangan obyektif mengkaji suatu region berdasarkan aspek alam atau geografis, serta aspek fisik lainnya yang menentukan lingkungan manusia (Glasson, 1978). Dalam pengelolaan lingkungan hidup, suatu region lingkungan cenderung bersifat obyektif, yaitu bagian dari lingkungan hidup.

Dengan sifat lingkungan yang selalu berubah secara dinamis maka region lingkungan hidup bukan merupakan konsep yang bersifat statis tetapi perlu merupakan konsep tempat dan isi yang selalu berproses pula. Bila dibandingkan dengan Plato, pengertian region berkembang dari sekadar mendidentifikasikan suatu ruang atau tempat sebagai suatu selubung yang pasif dari suatu entitas atau region sebagai produk rencana tatanan ( plan ) yang statis, menjadi sebagai tatanan suatu sistem yang utuh termasuk wadah dan isi, yang bersifat dinamis, berproses, berinteraksi dan berfungsi secara menyeluruh (planning). Dalam konteks lingkungan hidup, pengertian region dapat merupakan eko region yang mencakup konsep ekosistem (Odum, 1971; 1983) secara utuh.

Penataaan suatu region lahir dari pendekatan perencanaan fasilitas kesehatan kota sebagai perhatian pertama terhadap lingkungan pada masa rrevolusi industri di Inggris (Hall, 1975). Masalah perkembangan region dalam perencanaan kota semakin kompleks, dari aspek fisik, sosial, ekonomi makro, hingga kebijakan perencanaan region al yang semakin bersifat antropogenik (Hall, 1975; Taylor, 1998; Isard, 1960; 1975). Di sisi lain, semakin disadari bahwa masa depan kehidupan di perkotaan dan region lain di bumi sangat dipengaruhi oleh aspek daya dukung lingkungan (Odum, 1983; Miller, 1993; Meadows, 1992; WCED, 1987) dan etika lingkungan manusia yang memanfaatkannya (Armstrong dan Botzler, 1993; ICPQL, 1996). Dari perkembangan permasalahan lingkungan hidup di perkotaan tersebut berkembang pendekatan berwawasan lingkungan berbasis pelestarian alam melalui perubahan budaya bermukim yang disebut bio region alisme (Berg, 1977; 2003; Hesse, 2005). Budaya mencakup aspek ekonomi, sosial, politik dan hukum.

Batasan suatu region selama ini diidentifikasikan secara berbeda dan berdasarkan kepentingan atau cara pandang yang berbeda pula. Secara teoritis setiap identifikasi suatu region memiliki dasar pemikiran atau paradigma tertentu. Walaupun demikian ternyata perhatian terhadap identifikasi region berkembang dari sekadar sebagai tempat disediakannya fasilitas kehidupan, menjadi kawasan atau zona dua dimensional, ruang tiga dimensional, hingga waktu-ruang kultural yang lima dimensional. Selain itu ternyata pula bahwa belum ada perhatian untuk mengidentifikasikan perbedaan dasar antara region daratan dengan region lautan serta kesatuan dari keduanya.

Salah satu konsep region yang mengutamakan pengidentifikasian ekosistem alam adalah eko region . Eko region adalah region yang diidentifikasi berdasarkan homogenitas ekosistemnya, yaitu sebagai bagian dari lingkungan hidup yang berupa lingkungan alami atau berbasis ekologi (Odum, 1971;1983; Bailey, 1976; McCloskey, 1995).

Dalam pendekatan ekologi, faktor manusia kurang bermakna karena hanya dilihat sebagai salah satu spesies yang hidup di alam, atau justru pendatang yang dapat mengganggu kelestarian alam (Berg dalam Hesse, 2005). Berdampingan dengan eko region terdapat satu jenis region lagi yang belum pernah disebutkan secara eksplisit, yaitu region yang batasnya bukan melalui identifikasi unsur alam atau fisikal, tetapi berdasarkan akibat pemikiran-pemikiran konseptual atau kepentingan manusia, yaitu region yang antropogenik.

Dalam ilmu region al (Isard, 1975: region al science), terdapat empat kategori region (wilayah dalam Budiharsono, 2001) yang dikenal selama ini, yaitu:

  1. Region administratif ( administrative region ), yaitu region yang diidentifikasi berdasarkan kepentingan administrasi pemerintah atau politik (Glasson, 1978).

  2. Region homogen ( homogenous region , dalam Richardson, 1978; Hoover, 1975; dan Glasson, 1978), yaitu region yang diidentifikasikan berdasarkan homogenitas unsur setempat

  3. Region berpusat (nodal region , dalam Hoover, 1975, dan Glasson, 1978), yaitu region yang diidentifikasi berdasarkan hubungan ketergantungan antara pusat pertumbuhan dengan daerah sekitarnya.

  4. Region perencanaan (planning region atau programming region , dalam Glasson, 1978), yaitu region yang diidentifikasi berdasarkan kepentingan perencanaan kebutuhan fungsionalnya, sesuai dengan kebutuhan yang cenderung bersifat sektoral ataupun spasial.

Dengan berkembangnya teknologi informasi virtual (Castells, 1996; 1997; 1998), antropo region tidak selalu berkaitan dengan prilaku dan keberadaan yang bersifat visual-fisikal namun juga dapat bersifat informasional dalam jarak jauh dalam waktu-ruang virtual-digital. Walaupun tidak hanya berdimensi fisikal, pengaruh antropo region terhadap keseimbangan dan keberlanjutan lingkungan hidup di bumi cukup mendasar, antara lain dalam region laut tercakup berbagai hak (Sutherland, 2000 dalam Ng’ang’a et al., 2001). Oleh karena itu, bio region adalah tempat hidup manusia dan spesies lainnya yang merupakan kesatuan yang utuh dan dinamis dari eko region kehidupan alami dan antropo region kehidupan dan penghidupan manusiawi di dalamnya.