Apa yang dimaksud dengan Realistic group conflict theory?

Dalam teori realistic group conflict, Sherif mengatakan bahwa prasangka merupakan hasil atau akibat dari kompetisi langsung terhadap sesuatu yang berharga tetapi jumlahnya terbatas.

Jadi menurut teori realistic group conflict segala yang dianggap berharga dalam hidup, misalkan pekerjaan yang bagus, lingkungan yang aman dan nyaman serta standar kehidupan yang baik, merupakan hal yang terbatas, dan individu harus bersaing dengan individu lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Menurut Simpson & Yinger 1985 dalam situasi kompetitif tersebut apabila individu menganggap individu yang berasal dari kelompok lain (minoritas) dapat menggagalkan usaha mereka mendapatkan sesuatu yang berharga, maka individu akan bersikap negatif dan berprasangka terhadap kelompok minoritas (Simpson & Vinger, 1985: Lang Ford & Ponting, 1992: Huddy & Sears, 1993: dalam Feldman 1998).

Sebagai contoh persaingan mendapatkan pekerjaan antara penduduk asli dan pendatang mengakibatkan timbulnya prasangka dari penduduk asli terhadap pendatang dan sebaliknya, apabila tidak dapat tertangani dengan baik dapat menyebabkan konflik.

Salah satu sumber konflik yang paling menonjol atas konflik dan prasangka adalah kompetisi untuk sumber daya langka, politik kekuasaan, dan status sosial. Masalah sesederhana apapun dalam fenomena ingroup vs outgroup, akan diperbesar oleh persaingan ekonomi, politik, atau status.

Realistic Conflict Theory menyatakan bahwa sumber daya yang terbatas menyebabkan konflik antara kelompok-kelompok dan menghasilkan prasangka dan diskriminasi (Jackson, 1993; Sherif, 1966; White, 1977).

Realistic Conflict Theory: Paham bahwa sumber daya yang terbatas akan berujung pada konflik antar kelompok dan meningkatkan prasangka dan diskriminasi.

Dengan demikian sikap berprasangka cenderung meningkat saat-saat tegang dan konflik ada atas tujuan mutually.exclusive.

Misalnya, Prasangka sangat tinggi di antara orang-orang Palestina dan Israel yang memperebutkan daerah teritorial. Individu mempunyai kecenderungan untuk menyalahkan anggota out-group yang berkompetisi dengannya atas kelangkaan sumber daya.

Dalam keadaan sumberdaya yang terbatas , terdapat risiko terjadinya frustasi dan ketidakbahagiaan, diikuti kecenderungan menyerang kelompok yang tidak disukai.

Hal ini disebut scapegoating (mengambinghitamkan).

Mengambinghitamkan (Scapegoating): kecenderungan individu-individu, bila frustrasi atau tidak bahagia,mengarahkan agresi kepada kelompok yang tidak disukai dan relative lemah.