Apa yang dimaksud dengan Rantai Suplai atau Supply Chain?

Supply Chain

Istilah Supply chain meliputi sebuah proses perubahan barang, misalnya dari barang mentah dijadikan sebagai barang jadi.

Apa yang dimaksud dengan Supply Chain ?

Supply chain atau dapat diterjemahkan sebagai “Rantai Pasok” adalah sebuah rangkaian kegiatan atau aktivitas yang membuat barang dan jasa melalui masukan input kemudian di keluarkan menjadi output, kegiatan tersebut terjadi di semua sector kegiatan organisasi . Supply chain ini juga disebut sebagai suatu jaringan di semua kegiatan organisasi yang saling berhubungan atau berkaitan yang mana hal tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin dapat menyelenggarakan pengadaan atau barang tersebut.

Istilah Supply chain meliputi sebuah proses perubahan barang, misalnya dari barang mentah dijadikan sebagai barang jadi. Dalam konsep supply chain , merupakan konsep yang baru dalam melihat hal tentang logistik. Dalm konsep lama Supply chain , kegiatan logistik sebagai persoalan yang intern, karena hal tersebut memiliki masing-masing perusahaan dan pemecahannya berada di titik beratkan secara intern di perusahaan masing-masing.

Sedangkan dalam konsep Supply chain yang baru, masalah logistik dapat dilihat sebagai masalah yang lebih luas dan terbentag sangat panjang untuk dijadikan bahan baku hingga bahan atau produk jadi yang dapat digunakan oleh konsumen akhir.

Supply chain dapat menyangkut hubungan yang terus menerus antar perusahaan atau aktivitas logistik yang dapat melaksanakan penyaluran ketersediaan barang atau jasa dari tempat asal ke tempat pembeli atau yang disebut dengan pelanggan .

Rantai Pasok jika dilihat dari secara horizontal, terdapat lima komponen utama atau pelaku utama dalam Supply chain (rantai pasok), yaitu: supplier (pemasok), manufacture (pabrikpembuat barnag), distributor (pedagang besar), retailer (pengecer), dan customer (pelanggan. Jika dilihat dari segi vertika, terdapat lima komponen utama supply chain , yaitu: buyer (pembeli), transpoter (pengangkut), warehouse (penyimpan), seller (penjual), dan sebagainya .

Rantai pasokan merupakan hubungan keterkaitan antara aliran material atau jasa, aliran uang ( return/recycle ) dan aliran informasi mulai dari pemasok, produsen, distributor, gudang, pengecer sampai ke pelanggan akhir ( upstream ↔ downstream ). Dengan kata lain, supply chain merupakan suatu jaringan perusahaan yang secara bersama-sama bekerjasama untuk menciptakan dan mengantarkan produk sampai ke tangan konsumen akhir.

Bagian-Bagian Supply chain

Supply chain mencangkup tiga bagian (Anatan, 2008):

  1. Upstream Supply Chain : bagian ini mencangkup supplier first-tier dari organisasi dan supplier yang didalamnya telah terbina suatu hubungan.

  2. Internal Supply Chain : bagian ini mencangkup semua proses yang digunakan oleh organisasi dalam mengubah input yang dikirim oleh supplier menjadi output, mulai dari waktu material tersebut masuk pada perusahaan sampai pada produk tersebut didistribusikan diluar perusahaan tersebut.

  3. Downstream Supply Chain : bagian ini mencangkup semua proses yang terlibat dalam pengiriman produk pada customer akhir.

Hal yang Harus Dikelola Supply chain

Terdapat tiga macam hal yang harus dikelola dalam supply chain yaitu:

  1. Aliran produk atau barang dari hulu ke hilir contohnya bahan baku yang dikirim dari suplier ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim ke distributor, pengecer, kemudian ke pemakai akhir.

  2. Aliran finansial dan sejenisnya yang mengalir dari hulu ke hilir.

  3. Aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya.

Pengukuran Kinerja Supply chain

Menurut Pudjawan (2005), salah satu aspek fundamental dalam manajemen rantai pasokan adalah manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan. Untuk menciptakan manajemen kinerja yang efektif diperlukan system pengukuran yang mampu mengevaluasi kinerja supply chain secara holistik. Sistem pengukuran kinerja diperlukan untuk:

1). Melakukan monitoring dan pengendalian terhadap supply chain ;

2). Mengkomunikasikan tujuan organisasi kepada fungsi-fungsi pada supply chain ;

3). Mengetahui dimana posisi suatu organisasi relatif terhadap pesaing maupun tujuan yang hendak dicapai, dan

4). Menentukan arah perbaikan untuk menciptakan keunggulan dalam bersaing.

Pendekatan proses dalam merancang sistem pengukuran kinerja supply chain memungkinkan kita untuk mengidentifikasi masalah pada suatu proses sehingga bisa mengambil tindakan koreksi sebelum masalah tersebut meluas. Contoh pendekatan proses yang sudah lumrah kita lihat dalam dunia manufaktur adalah statistical process control. Dengan mengamati kinerja proses dari waktu ke waktu kita bisa melakukan pencegahan dini apabila ada tanda-tanda proses berjalan di luar batas kendali. Banyak hal sejenis yang bisa kita jumpai dalam proses supply chain.