Apa yang dimaksud dengan Radang atau Inflamasi Akut ?

Inflamasi akut adalah respon awal tubuh oleh benda berbahaya dengan meningkatnya. pergerakkan plasma dan leukosit dari darah ke jaringan luka.

Apa yang dimaksud dengan Radang atau Inflamasi Akut ?

Inflamasi akut adalah inflamasi dengan onset cepat dan durasinya pendek, berakhir dalam hitungan menit atau paling lambat beberapa hari, dan ditandai dengan cairan dan protein plasma eksudasi serta didominasi oleh akumulasi leukosit neutrofil.

Manifestasi eksternal dari inflamasi antara lain adalah tanda cardinal, hasil dari perubahan pembuluh darah dan sel-sel yang keluar, antara lain: panas (kalor), kemerahan (rubor), dan pembengkakan (tumor). Tanda kardinal lain yang kadang muncul antara lain: sakit (dolor), dan berkurangnya fungsi (functio laesa), yang terjadi akibat elaborasi mediator dan kerusakan yang disebabkan oleh leukosit.

Inflamasi akut memiliki 2 komponen utama antara lain

  • Perubahan pembuluh darah
    Perubahan pembuluh darah mengakibatkan meningkatnya peredaran darah dan perubahan struktur yang menyebabkan protein plasma meninggalkan sirkulasi

  • Aktifitas Sel
    Perpindahan leukosit dari dalam pembuluh darah mikro dan berakumulasi pada fokus kerusakan (penarikan sel dan aktifasi). Sel utama yang berperan adalah neutrofil.

Ketika di tubuh manusia terdapat agen perusak atau sel yang mati, fagosit yang berada di sisi luar jaringan akan mengeliminasinya. Pada saat yang sama fagosit dan sel-sel tubuh akan bereaksi terhadap substansi asing atau abnormal dengan melepaskan molekul protein dan lemak yang berfungsi sebagai mediator kimia dari inflamasi. Mediator-mediator juga dihasilkan oleh protein plasma yang bereaksi dengan mikroba atau jaringan yang rusak.

Stimulus-stimulus yang berperan menimbulkan inflamasi akut adalah:

  1. Infeksi (bakteri, virus, jamur, parasit)
    Secara medis hal ini paling utama yang dapat menyebabkan inflamasi
  2. Trauma baik fisik maupun kimia
  3. Nekrosis jaringan termasuk iskemik
  4. Benda asing (serpihan, kotoran, dan jahitan)
  5. Reaksi imun karena proses ini respon inflamasi tidak dapat dieliminasi dan dapat berubah menjadi inflamasi kronik, serta sangat penting karena dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas.

Beberapa aksi mediator-mediator yang berada di sekitar pembuluh darah kecil juga menarik plasma dan leukosit dari dalam pembuluh darah untuk keluar menuju agen tersebut berada. Leukosit yang sudah keluar tersebut diaktifkan aoleh agen perusak dan secara lokal oleh produk mediator- mediator untuk menghilangkan agentersebut dengan fagositosis. Efek samping dari aktivasi leukosit adalah rusaknya beberapa jaringan normal tubuh.

Setelah agen perusak hilang, mekanisme anti inflamasi aktif. Setelah proses ini berakhir, maka tubuh akan menjadi kembali normal. Jika agen perusak tidak dapat dihilangkan maka proses ini akan berubah menjadi kronik.

Cohnheim (1889) mengobservasi dengan mikroskop perubahan pada jaringan transparan yang hidup pada lidah katak dan jaring kaki selama inflamasi yang disebabkan oleh luka mekanik atau iritasi kimia. Penelitian hebatnya ini kemudian di konfirmasi pada jaringan mamalia lain yang juga diberi luka suhu atau kimia. Hasilnya antara lain :

  • Hiperaemia

    Segera setelah terjadi cedera suhu atau kimia, jaringan akan melunak sementara yang disebabkan oleh kontraksi arteriolar. Relaksasi arteriole di dalam dan di sekitar jaringan yang mengalami cedera, sehingga jaringan kapiler di sekitar dan di post-kapiler venula menjadi membesar dengan aliran pembuluh darah yang cepat. Kondisi ini membuat jaringan menjadi memerah dan terasa hangat oleh karena meningkatnya aliran darah yang kemudian dijadikan dasar terjadinya heat inflamasi.

    Hiperemia
    Gambar Hiperemia Sumber : Robin Reid

  • Eksudasi

    Setelah terjadi hiperemi, cairan yang kaya akan protein keluar dari pembuluh darah ke dalam jaringan sekitar dan ini yang menyebabkan terjadinya udem.
    Rasa sakit yang dirasakan ditimbulkan oleh adanya tekanan pada jaringan oleh akibat jaringan yang udem, immobilitas relatif, meningkatkan rigiditas jaringan, dan pergerakan yang lebih lanjut akan memberikan rasa sakit.

  • Peredaran darah yang melambat

    Mikrosirkulasi melebar tetapi aliran darah pada awal nya cepat kemudian secara progresif melambat dan aliran pada beberapa pembuluh darah kecil berhenti.

  • Emigrasi leukosit.

    Neutrofil polimorfisme adalah fagosit yang pertama keluar, setelah itu diikuti oleh monosit. Pada awalnya mereka menempel pada endotel venula dan kemudian bermigrasi melalui dinding pembuluh darah menuju jaringan sekitar.

    image
    Gambar Emigrasi leukosit Sumber : Robin Red

Efek Inflamasi Akut

Terdapat efek menguntungkan dan efek merugikan pada inflamasi akut

Efek menguntungkan

Efek yang menguntungkan diberikan oleh eksudat inflamasi dan fagositik serta efek mikrobisidal dari emigrasi leukosit

Eksudat inflamasi

  1. Pengenceran Toksin
    Inflamasi yang disebabkan oleh kimia, termasuk diantaranya bakteri toksin, eksudat ini akan mengurangi cedera lokal dengan mengencerkannya dan membawanya ke sistem limfatik

  2. Perlindungan Antibodi
    Protein di dalam eksudat termasuk antibodi yang berkembang seiring dengan infeksi atau imunisasi dan terdapat pada plasma tubuh. Pada inflamasi akut yang disebabkan oleh infeksi, eksudat dapat terdiri dari antibodi yang bereaksi dan mendestruksi mikroorganisme, atau menetralkan toksin. Antibodi mendorong pemberantasan mikroorganisme dengan memberikan kerentanan untuk lisis oleh komplemen dan destruksi fagosit.

  3. Pembentukan fibrin
    Fibrinogen dalam eksudate dikonversi menjadi fibrin padat oleh aksi tromboplastin jaringan. Jaringan yang terdeposit fibrin umumnya terlihat pada jaringan inflamasi dan terbentuk barier mekanial terhadap perubahan dan persebaran bakteri. Hal tersebut dapat membantu proses fagositosis leukosit

  4. Imunitas
    Mikroorganisme dan toksin pada lesi inflamasi dibawa oleh eksudat, baik yang masih bebas atau berada dalam fagosit, ke nodus limfe lokal dimana mereka akan menstimulasi respon imun. Proses ini akan bertahan selama beberapa hari dan mungkin beberapa tahun.

  5. Nutrisi Sel
    Aliran eksudat dari inflamasi membewa serta glukosa, oksigen, dan lainnya, sehingga membantu suplai sel yang sangat meningkat. Selain itu juga membawa hasil metabolisme.

Fagositosis

Neutrofil polimorfisme dalam lesi inflamasi adalah fagositik aktif. Emigrasi monosit tidak seaktif saat pertama, tetapi mereka cepat berubah menjadi lebih besar, makrofag yang lebih aktif. Proses fagositosis polimorfisme dan makrofag sama dan seperti amuba.

Polimorf dan makrofag memainkan peran vital dalam infeksi mikroba. Kebanyakan infeksi bakterial, bakteri-bakteri tersebut dieliminas dengan cepat oleh fagositosis dan mekanisme proteksi.

Neutrofil polimorf bergerak aktif, kaya akan enzim lisosom, dan merespon pada relatif sitmulis kemotaktk pada reaksi inflamasi. Mereka kaya akan glikogen, dan sistem enzim sistem enzim yang memberikan energi untuk motilitasnya dan fagositosis oleh glikolisis. Pada kondisi rendah oksigen, poliform ini memnggunakan eksudat inflamasi untuk melakukan fungsinya.

Monosit, motilitas dan fagositiknya kurang aktif dibanding polimorf. Setelah keluar ke lesi inflamasi, monosit ini akan berubah menjadi makrofag dan melibatkan pada kenaikan enzim lisosom, aktifitas metabolik, motilitas, dan fagositik dan kapasitas mikrobisidal. Seperti polimorf, mereka memiliki sistem enzim yang menyuplai energi untuk peningkatan aktifitas oleh glikolisis anaerob, tetapi perbedaannya hanya memiliki penyimpanan glikogen yang kecil dan harus menggunakan glikogen yang dihasilkan oleh polimof atau glukosa yang berada pada eksudat untuk dijadikan sebagai sumber energi. Makrofag dapat menelan dan menghancuran debris inflamasi dan dapat membungkus dan membentuk squester pada material seperti benda asing dan mikroorganisme dalam waktu yang lama yang kemudian dapat mensintesis membran plasma, enzim lisosom, dan lisosom.

Fagositosis
Gambar Fagositosis Sumber: Robin Reid

Efek Merugikan

Inflamasi akut pada jaringan yang terbatas dan tidak dapat meluas, menghasilkan peningkatan tekanan jeringan yang dapat merusak fungsi secara langsung atau dapat mempengaruhi peredaran darah dan menyebabkan cedera iskemik.