Apa yang dimaksud dengan pupuk atau Fertiliser?

Pupuk

Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara atau nutrisi bagi tanaman untuk menopang tumbuh dan berkembangnya tanaman.

Pupuk adalah hara tanaman yang ada dalam tanah, atmosfer, dan dalam kotoran hewan secara alami. Namun, hara yang ada itu tidak selalu tersedia dalam bentuk siap digunakan tanaman atau jumlahnya tidak mencukupi. Jadi, harus ditambahkan dengan penggunaan pupuk, untuk membantu tanaman tumbuh mencapai potensi maksimum.

Pupuk didefenisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman, dan arang kayu.

Pupuk adalah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik maupun yang anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan faktor keliling atau lingkungan yang baik.

Pupuk bagi tanaman sama seperti makanan pada manusia. Oleh tanaman, pupuk digunakan untuk hidup, tumbuh, dan berkembang. Jika dalam makanan manusia dikenal ada istilah gizi maka dalam pupuk yang beredar saat ini terdiri dari bermacam-macam jenis, bentuk, warna, dan merek. Namun, berdasarkan cara aplikasinya hanya ada dua jenis pupuk akar dan pupuk daun. Manfaat pupuk adalah menyediakan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia di tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Namun, secara lebih terinci manfaat pupuk ini dapat dibagi dalam dua macam, yaitu yang berkaitan dengan perbaikan sifat fisik dan kimia tanah.

Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Pupuk mengenal istilah makro dan mikro. Meskipun belakangan ini jumlah pupuk cenderung makin beragam dengan aneka merek, kita tidak akan terkecoh dan tetap berpedoman kepada kandungan antara unsur makro dan mikro yang digunakan.

Pupuk dapat digolongkan ke dalam dua kategori, organik dan anorganik.

  • Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan- bahan mahkluk hidup atau mahkluk hidup yang telah mati, meliputi kotoran hewan, seresah, sampah, kompos, dan berbagai berbagai produk antara organik hidup.

  • Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara mencampurkan berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase, misalnya, pupuk urea berkadar nitrogen 45-46%, (setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg hara nitrogen).

Pupuk Organik


Pupuk organik sangat penting karena sebagai berikut dapat memperbaiki struktur tanah. Pada waktu penguraian bahan organik oleh mikroorganisme di dalam tanah dibentuk produk yang mempunyai sifat perekat, yang mengikat butir-butir tanah menjadi butiran yang lebih besar. Di dalam terdapat tanah sistem tali-temali yang terdiri dari benang-benang jamur yang mengikat bagian tanah menjadi kesatuan. Hal yang sama berlangsung juga dimana akar halus tanaman pupuk hijau berfungsi sebagai pengikat. Agar tanah tidak begitu mudah terhambur dibawa oleh angin, maka pada tanah yang ringan perlu diberi pupuk organik.

Pada tanah yang berat produk penguraian bahan organik akan mengurangi ikatan bagian dari tanah liat antara satu sama lainnya. Akibatnya struktur gumpalan tanah menjadi kurang kuat, sehingga ia mudah lepas pada waktu pengolahan tanah. Pada saat ini banyak digunakan alat berat, yang berpengaruh negatif terhadap struktur tanah untuk memperbaiki kerusakan tanah perlu dilakukan pemupukan yang teratur dengan pupuk organik.

Pupuk organik mempunyai manfaat sebagai berikut:

  1. Menaikkan daya serap tanah terhadap air. Bahan organik memiliki daya serap yang besar terhadap air tanah.

  2. Mengandung zat makanan tanaman dalam pupuk organik. Kebutuhan akan pupuk buatan menjadi berkurang dengan makin bertambahnya pupuk organik yang diberikan. Pupuk organik mengandung zat makanan yang lengkap meskipun kadarnya tidak setinggi pupuk anorganik.

  1. Memperbaiki struktur tanah, terjadi karena organisme tanah pada saat penguraian bahan organik dalam pupuk bersifat sebagai perekat dan dapat mengikat butir-butir tanah menjadi butiran yang lebih besar.

1. Pupuk Organik Cair


Sampah organik bisa digunakan sebagai bahan baku pupuk organik, misalnya bokashi padat dan bokashi cair. Kedua produk tersebut diperoleh dengan menggunakan bantuan bakteri yang terdapat dalam pupuk cair organik sehingga proses pembuatannya menjadi lebih cepat dibandingkan pembuatan pupuk kompos secara konvensional.

Bahan baku pupuk cair yang bagus yaitu bahan organik basah atau bahan organik yang mempunyai kandungan air tinggi seperti sisa buah-buahan dan sisa-sisa sayuran. Semakin besar kandungan selulosa dari bahan organik (C/N rasio) maka proses penguraian oleh bakteri akan semakin lama. Bahan organik mempunyai C/N rasio besar di antaranya kayu, daun, jerami, atau cabang pohon. Bahan yang paling bagus untuk dijadikan pupuk cair yaitu sisa sayuran dan buah-buahan. Selain mudah terdekomposisi, bahan ini juga kaya nutrisi yang dibutuhkan tanaman.

2. Kompos


Kompos diperoleh dari hasil pelapukan bahan-bahan tanaman atau limbah organik seperti jerami, sekam, daun-daunan, rumput-rumputan, limbah organik pengolahan pabrik, dan sampah organik yang terjadi karena perlakuan manusia.

Pengomposan adalah suatu proses dekomposisi bahan organik secara aerobik dengan bantuan mikroorganisme yang hasilnya adalah bahan-bahan organik stabil dan mempunyai manfaat bagi masyarakat untuk digunakan sebagai pupuk organik.(Yuliprianto, 2010).

Bahan-bahan kompos yang masih segar masih tinggi C/N rasionya. Untuk itu, proses penguraian perlu dilakukan untuk menurunkan C/N rasio. Aplikasi kompos dengan C/N rasio yang masih tinggi ke tanah akan mengganggu pertumbuhan tanaman. Saat proses penguraian oleh mikroorganisme berlangsung, akan dihasilkan zat karbondioksida dan panas yang tinggi. Kompos siap pakai biasanya memiliki C/N rasio mendekati C/N rasio tanah, yaitu 12-15 dengan suhu hampir sama dengan suhu lingkungan. C/N Rasio beberapa bagian tanaman dan bahan organik dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel C/N Rasio beberapa bagian tanaman dan bahan organik.

Bahan kompos C/N Rasio
Kayu 200 – 400
Serbuk gergaji (umumnya) 400
Jerami gandum 40 -125
Jerami padi 50 – 70
Jerami jagung 100
Daun segar (tergantung jenisnya) 10 – 20
Daun kering (tergantung jenisnya) 50
Kulit kopi 15 – 20
Bahan pangkasan, cabang (tergantung jenisnya) 15 – 60
Daun dadap muda 11
Daun tephosia muda 11
Bungkil biji kapuk 10 – 12
Bungkil kacang tanah 7

Sumber : Buchman, Harry O., dan Nyle C. Brady et Effi Ismawati Musnamar, 2009.

3. Vermikomposting


Secara sederhana, vermikomposting didefinisikan sebagai pengubahan limbah organik menjadi bahan organik stabil dalam bentuk vermikompos atau casting melalui bantuan cacing tanah. Cacing tanah dapat menetralisir berbagai racun dalam bahan organik yang digunakan kembali, menghemat biaya transportasi, koleksi dan terpusat, menciptakan lapangan kerja baru, polusi air, dan udara berkurang, mengurangi buruknya kesehatan lingkungan.

Cacing tanah yang digunakan untuk vermikomposting bermacam-macam tergantung keadaan lokasi dan tujuan yang ingin dicapai, sebab keberadaan cacing tanah spesies vermikomposting di belahan bumi ini sangat terbatas. Sebagian besar spesies cacing tanah untuk vermikomposting berada di iklim sedang.

Beberapa contoh cacing tanah vermikomposting yang sudah dikenal yaitu Lumbricus rubellus, Eisenia foetida, Perionyx excavatus.

Beberapa contoh cacing tanah yang digunakan untuk pengomposan sebagai berikut :

  1. Cacing tanah merah (red worm). Terdiri dari spesies-spesies Lumbricus rubellus, Eisenia foetida (brandling worms). Cacing tanah ini mempunyai ciri-ciri tidak tahan hidup di kebun dan daerah pertanian dalam jangka waktu lama, cepat berkembang biak pada tumpukan bahan kompos maupun limbah kandang tetapi beberapa diantaranya ada yang mati apabila bahan organic mulai panas karena aktivitas bakteri yang meningkat.

  2. Cacing Allolobophora dan Lumbricus terrestris (nightclaver). Cacing tanah ini akan menyerang tumpukan bahan kompos dan limbah kandang dari bawah. Cacing tanah ini tidak dapat berkembang dengan cepat pada tumpukan bahan kompos yang temperaturnya tinggi karena akan mudah terbunuh pada proses pemanasan. Cacing tanah spesies ini dapat juga digunakan dalam pengelolaan limbah organic, diantaranya : Eudrillus eugeniae.

4. Pupuk kandang


Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik berupa kotoran padat (feses) yang tercampur sisa makanan maupun air kencing (urine). Kadar hara kotoran ternak berbeda-beda karena masing- masing ternak mempunyai sifat khas tersendiri.

5. Pupuk hijau


Disebut pupuk hijau karena yang dimanfaatkan sebagi pupuk adalah hijauan, yaitu bagian-bagian seperti daun, tangkai, dan batang tanaman tertentu yang masih muda. Tujuannya, untuk menambah bahan organik dan unsur-unsur lainnya ke dalam tanah, terutama nitrogen (Sutejo, 2002).

6. Pupuk Bokashi


Bokashi adalah pupuk kompos yang dibuat dengan proses peragian bahan organik dengan teknologi EM4 (Effective Microorganisme 4) atau disebut dengan hasil fermentasi. Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah pupuk organik dapat dihasilkan dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan cara konvensial.

EM4 (Effective Microorganisme 4) mengandung ragi, bakteri fotosintetik, jamur pengurai, selulosa azotobacter sp. Dan Lactobacillus sp. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan pertanian seperti jerami, sekam (kulit padi), dan seterusnya. Tetapi yang paling baik digunakan sebagai bahan pokok adalah dedak (bekatul) karena kandungan zat gizinya sangat baik untuk mikro-organisme.

Ada beberapa jenis pupuk bokashi yaitu :

  1. Bokashi Jerami dan Bokashi Pupuk Kandang
    Bokashi jerami sangat baik digunakan untuk melanjutkan proses pelapukan mulsa dan bahan organik lainnya di lahan pertanian. Bokashi jerami juga sesuai untuk diaplikasikan di lahan sawah. Sedangkan penggunaan bokashi pupuk kandang baik digunakan dalam pembibitan tanaman. Dan dapat diaplikasikan dengan tanah pada perbandingan 1:1.

  2. Bokashi Pupuk Kandang Ditambah Arang
    Pembuatan Bokashi model ini sangat mudah dilakukan di lingkungan pertanian dan peternakan. Jadi, mudah untuk mendapatkan bahan yaitu kotoran hewan (pupuk kandang) dan sekam (kulit gabah beras), dimana untuk sekam diarangkan terlebih dahulu. Beberapa cara untuk membuat Arang sekam diantaranya yaitu :

    • Pembuatan Arang Sekam dengan cara di bakar dalam tong

    • Pembuatan Arang Sekam dengan cara disarangi

  3. Bokashi Pupuk Kandang Ditambah Tanah

    Bokashi pupuk kandang tanah dipergunakan di dalam pembuatan tanaman. Dalam hal ini tersebut bokashi pupuk kandang cukup dicampur dengan tanah pada perbandingan 1:1.

Pupuk Bio-Slurry


Biogas didefinisikan sebagai gas yang dilepaskan jika bahan-bahan organik (seperti kotoran ternak, jerami, sekam dan daun-daun hasil sortiran) difermentasi atau mengalami proses metanisasi (Hambali dan Eliza, 2007).

Limbah biogas merupakan limbah bagian padat dari hasil pengolahan biogas. Pemanfaatan limbah biogas sebagai pupuk dapat memberikan keuntungan yang hampir sama dengan penggunaan pupuk kompos. Sisa keluaran biogas ini telah mengalami fermentasi anaerob sehingga bisa langsung digunakan untuk memupuk tanaman. Salah satu dari hasil olahan limbah biogas ini yaitu pupuk bio-slurry.

Pupuk bio- slurry adalah produk akhir pengolahan limbah yang berbentuk lumpur yang sangat bermanfaat sebagai sumber nutrisi untuk tanaman. Pupuk bio-slurry merupakan limbah dari biogas sehingga pupuk bio-slurry merupakan pupuk organik berkualitas tinggi yang kaya kandungan humus (Karki et al ., 2009).

Tak hanya memiliki kandungan nutrisi yang baik, pupuk bio- slurry mengandung mikroba probiotik yang bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan dan kesehatan lahan pertanian, sehingga akan berdampak pada peningkatan kualitas dan kuantitas hasil panen. Teknologi biogas pada dasarnya adalah proses fermentasi (pembusukan) secara alami dari sampah organik secara anaerobik (tanpa oksigen) oleh bakteri metan (bakteri metanogenik) sehingga dihasilkan gas metan (Nandiyanto dan Rumi, 2006).

Menurut Haryati (2006), proses pencernaan anaerobik merupakan dasar dari reaktor biogas yaitu proses pemecahan bahan organik oleh aktivitas bakteri metanogenik dan bakteri asidogenik pada kondisi tanpa oksigen. Pengolahan limbah kotoran hewan menjadi biogas memberikan manfaat yang sangat banyak. Selain menghasilkan sumber energi, produk lain yang tak kalah bermanfaat adalah ampas biogas ( bio-slurry).

Bio-slurry mengandung nutrisi yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Nutrisi makro yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak seperti nitrogen (N), phosphor §, kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S), serta nutrisi mikro yang hanya diperlukan dalam jumlah sedikit seperti besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), dan seng (Zn). Bio-slurry juga mengandung asam amino, nutrisi mikro, vitamin B, macam-macam enzim hidrolase , asam organik, hormon tanaman, antibiotik dan asam humat. Produk-produk yang terdapat di dalam bio-slurry yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah nutrisi mikro, vitamin B, asam organik hormon pertumbuhan dan asam humat.

Salah satu produk bio-slurry yang bermanfaat bagi keremahan tanah, menjaga nutrisi tidak mudah tercuci atau hilang adalah asam humat, dimana kandungan asam humat di dalam bio-slurry berkisar dari 10 – 20% (Yunnan Normal University, 2010). Kajian yang sama dilakukan oleh Sharma (2012) dimana kandungan asam humat di dalam bio-slurry berkisar 8,81 – 21,61%.

Selain kaya bahan organik bernutrisi lengkap, bio-slurry juga mengandung mikroba probiotik yang membantu menyuburkan lahan dan menambah nutrisi serta mengendalikan penyakit pada tanah. Tanah menjadi lebih subur dan sehat sehingga produktivitas tanaman lebih baik. Mikroba yang terkandung di dalam bio-slurry antara lain; 1) mikroba selulitik yang bermanfaat untuk pengomposan; 2) mikroba penambat nitrogen yang bermanfaat untuk menangkap dan menyediakan nitrogen; 3) mikroba pelarut phosphat yang bermanfaat untuk melarutkan dan menyediakan phosphor yang siap serap.

Pupuk bio-slurry memiliki dua sifat yaitu;

  1. Bio-slurry cair
    bio-slurry cair memiliki pH di kisaran 7,5 - 8 dan karenanya cenderung bersifat basa. Kandungan (efektivitas) nitrogen bio-slurry akan tergantung pada pengelolaannya pada saat di lubang penampung (slurry-pit) dan penggunaannya di lapang;

  2. Bio-slurry kering
    bio-slurry kering memiliki tampilan lengket, liat, dan tidak mengkilat. Biasanya berwarna lebih gelap dibandingkan warna kotoran segar dan berukuran tidak seragam. Bio-slurry kering memiliki kemampuan mengikat air yang baik dan memiliki kualitas lebih baik dari pupuk kandang.

Pupuk bio−slurry ini juga memiliki beberapa ciri-ciri dan keunggulan dibandingkan dengan kotoran hewan segar atau pupuk kandang biasa diantaranya:

  1. bio-slurry bermanfaat menyuburkan tanah pertanian karena dapat menetralkan tanah yang asam dengan baik, menambahkan humus sebanyak 10-12% (Yunnan Normal University, 2010) sehingga tanah lebih bernutrisi dan mampu menyimpan air, mendukung aktivitas perkembangan cacing dan mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman;

  2. kandungan nutrisi bio-slurry terutama nitrogen lebih baik dibanding pupuk kandang/kompos atau kotoran segar, dimana nitrogen dalam bio-slurry lebih banyak dan mudah diserap oleh tanaman;

  3. bio-slurry bebas bakteri pembawa penyakit pada tanaman, dimana dalam proses fermentasi kohe (kotoran hewan) di reaktor biogas dapat membunuh organisme yang menyebabkan penyakit pada tanaman dan;

  4. berlawanan dengan kotoran hewan segar (pupuk kandang), bio-slurry justru dapat mengusir rayap perusak tanaman, karena itu para petani bisa menggunakan bio-slurry untuk melapisi lantai lumbung.

Penggunaan pupuk bio-slurry terhadap produksi tanaman beragam tergantung kepada jenis tanah, kondisi tanah, kualitas bibit, dan iklim. Pemakaian bio-slurry pada dasarnya akan memberi manfaat sebagai berikut: memperbaiki struktur fisik tanah sehingga tanah menjadi lebih gembur, meningkatkan kemampuan tanah mengikat atau menahan air lebih lama yang bermanfaat saat musim kemarau, meningkatkan kesuburan tanah, tanah menjadi lebih bernutrisi dan lengkap kandungannya, meningkatkan aktivitas cacing dan mikroorganisme probiotik tanah yang bermanfaat untuk tanah dan tanaman.

Penyimpanan dan penggunaan yang benar terhadap pupuk bio-slurry dapat memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan produksi tanaman rata-rata sebesar 10 - 30% lebih tinggi dibanding dengan pupuk kandang. Penelitian di Indonesia pada lahan pertanian dengan penggunaan pupuk bio-slurry juga memperoleh rata-rata kenaikan hasil yang sama.

Bio-slurry sebagai pupuk organik telah banyak digunakan di areal pertanian di Indonesia untuk komoditi sayur-sayuran daun dan buah (tomat, cabai, labu siam, timun), umbi (seperti wortel, kentang), pohon buah-buahan (buah naga, mangga, kelengkeng, jeruk, pepaya, pisang), tanaman pangan (padi, jagung, singkong) dan tanaman lain (kopi, coklat dan kelapa). Penelitian di luar negeri memperlihatkan bahwa pemakaian bio-slurry pada padi, gandum, dan jagung dapat meningkatkan produksi masing- masing sebesar 10%, 17%, dan 19% (Yunnan Normal University, 2010). Pemakaian pupuk bio-slurry , dapat meningkatkan produksi sebesar 21% pada kembang kol, 19% pada tomat, dan 70% pada buncis (Tim Biogas Rumah, 2012)…

Aplikasi pupuk bio-slurry ke tanaman berbeda-beda tergantung jenis pupuknya, pupuk bio-slurry basah (cair) diantaranya:

  1. dikucurkan langsung di sekeliling tanaman atau di samping dalam 1 barisan tanaman;

  2. disemprotkan ke tanaman atau ke lahan dengan alat semprot;

  3. dilarutkan bersama air irigasi saat membasahi atau mengairi lahan,

  4. bio-slurry kering (padat) disebarkan secara langsung ke lahan atau ke sekililing tanaman dan selanjutnya dibajak (Yunnan Normal University, 2010)

Pupuk Anorganik


Jenis-jenis pupuk anorganik menurut unsur hara yang dikandungnya dapat dibagi menjadi dua yaitu, pupuk tunggal dan pupuk majemuk.

  • Pupuk tunggal
    Dikatakan pupuk tunggal karena hara yang dikandungnya hanya satu. Ke dalam kelompok pupuk tunggal ini ada tiga macam pupuk yang dikenal dan banyak beredar di pasaran, yaitu pupuk yang berisi hara utama nitrogen (N), hara utama fosfor §, dan hara utama kalium (K). Selain itu, ada pula pupuk yang berisi hara utama magnesium (Mg).

  • Pupuk Majemuk
    Pupuk majemuk merupakan pupuk campuran yang sengaja dibuat oleh pabrik dengan cara mencampurkan dua atau lebih unsur hara. Misalnya, pupuk Nitrogen dicampurkan dengan phospat menjadi pupuk NP, dan di campur lagi dengan kalium menjadi pupuk NPK. Kandungan hara dari pupuk ini lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk tunggal.

Pupuk Sumber Nitrogen


Nitrogen merupakan unsur hara terutama bagi pertumbuhan tanaman, yaitu untuk pembentukan asam amino yang akan diubah menjadi protein. Kekurangan nitrogen akan mengurangi efisiensi pemanfaatan sinar matahari dan ketidakseimbangan serapan unsur hara. Tanaman yang kekurangan nitrogen ditandai oleh daun-daun tua berwarna hijau pucat kekuning-kuningan dan kecepatan produksi daun menurun. Sebaliknya kelebihan nitrogen menghasilkan daun yang lebih besar, batang menjadi lunak dan berair sehingga mudah rebah dan mudah diserang penyakit, serta pematangan buah juga terhambat.

Fungsi nitrogen bagi tanaman adalah sebagai berikut :

  • Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman

  • Dapat menyehatkan pertumbuhan daun

  • Meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman

  • Meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan

  • Meningkatkan berkembangbiaknya mikro-organisme di dalam tanah Gejala kekurangan unsur hara nitrogen :

  • Daun tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan

  • Daun tua berwarna kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun

  • Dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari daun bagian bawah terus ke bagian atas dan Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil

  • Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik

Ammonium nitrat

Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok untuk daerah dingin dan daerah panas. Amonium nitrat bersifat hidroskopis sehingga tidak dapat di simpan terlalu lama.

Ammonium sulfat (NH4)2SO4

Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA. Mengandung 21% nitrogen dan 26% sulfur (S), berbentuk kristal dan bersifat kurang higroskopis.

Kalsium nitrat

Pupuk ini berbentuk butiran, berwarna putih, sangat cepat larut dalam air, dan sebagai sumber kalsium yang baik karena mengandung 19% Ca. Sifat lainnya adalah bereaksi basa dan hidroskopis.

Urea (CO(NH2)2)

Sifat-sifat Pupuk Urea adalah :

  • Berat jenis 1, 33 × 103 kg/m3
  • Kelarutan di dalam air 108 g/ 100 ml (20 derajat C)
  • Titik lebur 132, 7 0C (406 K)
  • Keasaman (Pka) 0, 18
  • Kebasaan (Pkb) 13, 82
  • Kelembaban 81% (20 derajat C)

Pupuk urea mengandung 45-46% nitrogen (N). Karena kandungan N yang tinggi menyebabkan pupuk ini menjadi sangat higroskopis. Urea dibuat dari gas amoniak dan gas asam arang. Sifat lainnya adalah mudah tercuci oleh air, mudah terbakar oleh sinar matahari dan bereaksi secara endoterm. Keuntungan menggunakan pupuk urea adalah mudah diserap tanaman. Selain itu, kandungan N yang tinggi pada urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman.

Kekurangannya bila diberikan ke dalam tanah yang miskin hara akan berubah ke wujud atau bahan awalnya, yakni amonia dan karbondioksida yang mudah menguap. N urea secara teori adalah 46,666 dapat dihitung dengan cara mengalikan 2 x Ar N/ Mr Urea x 100%. Pupuk Urea bukan hanya untuk pertanian, tapi bisa untuk tambak, industri, makanan dan masih banyak lainnya.
Kemurnian pupuk Urea dapat diketahui dengan cara N secara praktek / N secara teori x 100%.

Berdasarkan bentuk fisiknya maka urea dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu urea prill dan urea nonprill.

  • Urea prill
    Urea prill merupakan urea yang berbentuk butiran halus berwarna putih. Dibandingkan dengan bentuk lainnya, urea prill mempunyai beberapa kelebihan yakni:

    • Dikenal luas di kalangan petani sehingga menjadi prioritas utama pemupukan

    • Mudah didapatkan di Koperasi Unit Desa(KUD), pengecer pupuk dan kios petani

    • Harga terjangkau petani

    • Mudah diaplikasikan, yaitu dengan disebar atau dilarutkan

    • Kandungan N cukup tinggi, yaitu sekitar 46%

    • Dapat digunakan untuk keperluan lain, seperti memupuk tambak, untuk campuran ransum atau pakan ternak

    Selain kelebihan yang dimilikinya, urea bentuk prill mempunyai kekurangan sebagai berikut:

    • Sangat higroskopis sehingga unsur hara mudah hilang

    • Sangat mudah larut sehingga unsur hara mudah dicuci

    • Mudah basah dan hancur sehingga butuh perlakuan khusus dalam penyimpanan dan packing

    • Unsur hara yang termanfaatkan hanya 30-50% saja

  • Urea nonprill
    Urea nonprill terdiri dari beberapa jenis, diantaranya ialah urea ball fertilizer, urea super granule, urea briket, dan urea tablet.

    • Urea ball fertilizer
      Pupuk urea dengan bentuk bola-bola kecil ini memiliki daya respon cukup tinggi terhadap pertumbuhan tanaman unsur N-nya dapat dilepas secara lambat dan diikat kuat oleh partikel tanah dan kemudian akan diserap akar tanaman.

    • Urea super granule (USG)
      Bentuk USG hampir sama dengan urea prill hanya ukuran butirannya sedikit lebih besar. USG mampu meningkatkan produksi tanaman (padi) 3,4-20,4% lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan urea prill.

    • Urea briket
      Urea briket dihasilkan dari proses pemadatan urea prill dan penyempurnaan urea granule. Bentuknya pipih seperti cakram, bersifat rapuh, mudah ecah, dan cepat lengket. Kelebihan urea briket, yaitu mudah larut dan unsur hara cepat tersedia. Sementara kekurangan urea ini diantaranya rapuh, lengket, dan harganya relatif mahal.

    • Urea tablet
      Urea tablet juga berbahan dasar urea prill. Dengan proses pengempaan bertekanan tinggi, urea prill berubah bentuk mejadi tablet. Bila dibandingkan dengan urea prill, urea tablet lebih banyak memiliki keunggulan seperti efisien, gulma, mengurangi terjadinya pencemaran mikro, dan menciptakan usha baru bagi usahawan pupuk.

Urea padat lebih stabil pada temperatur kamar dan juga pada tekanan atmosfer. Bila urea padat ini dipanaskan dengan mengalirkan gas ammonia pada tekanan dan suhu tertentu maka urea akan mengalami sublimasi dan terurai sebagian menjadi asam sianida dan amonium sianat. Bila urea padat dilarutkan di dalam ammonia cair akan membentuk senyawa urea-amonia yang tidak stabil dan akan terurai pada suhu di atas 450C. (Kirk-Othmer, 1970)

Pupuk Sumber Fosfor


SP36

Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P2O5. Pupuk ini terbuat dari fosfat alam dan sulfat. Berbentuk btiran dan berwarna abu-abu. Sifatnya agak sulit larut di dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis, dan tidak bersifat membakar.

Amonium phosphat

Pupuk ini umumnya digunakan untuk merangsang pertumbuhan awal tanaman (starter fertilizer). Bentuknya berupa butiran berwarna coklat kekuningan. Reaksinya termasuk alkalis dan mudah larut di dalam air.

Pupuk Sumber Kalium


Kalium klorida (KCL)

Mengandung 45% K2O dan khlor, bereaksi agak asam, dan bersifat higroskopis. Khlor berpengaruh negatif pada tanaman yang tidak membutuhkannya, misalnya kentang, wortel , dan tembakau.

Kalium sulfat (K2SO4)

Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K2O-nya sekitar 48- 52%.Bentuknya berupa tepung putih yang larut di dalam air, sifatnya agak mengasamkan tanah. Dapat digunakan untuk pupuk dasar sesudah tanam.

Kalium nitrat (KNO3)

Mengandung 13% N dan 44% K2O. Berbentuk butiran berwarna putih yang tidak bersifat higroskopis dengan reaksi yang netral.

Pupuk Sumber Unsur Hara Makro Sekunder


Kapur dolomit

Rumus kimianya adalah CaCO3.MgCO3. berasal dari hasil penambangan bahan galian batuan dolomit. Kelarutannya dalam air cukup baik. Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan. Bersifat basa sehingga kalau rutin digunakan dapat meningkatkan pH tanah. Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg(19%) yang cukup baik. Semakin halus butirannya akan semakin baik kualitasnya.

Magnesium-sulfat (kiserit)

Rumus kimianya adalah MgSO4.H2O. Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan pupuk ini adalah Mg(OH)2 yang disebut brucit dan MgCO3 yang disebut magnesit. Kandungan kiserit murni terdiri dari 29% MgO dan 23% S. Kiserit berbentuk hablur berwarna putih keabu- abuan dan agak sukar larut dalam air.

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Dalam pengertian yang khusus, pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman.

Pupuk menurut Mulyani (1999) adalah bahan yang diberikan kedalam tanah baik yang organik maupun anorganik dengan maksud mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah yang bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan lingkungan yang baik.

Pemupukan telah dikenal oleh masyarakat sejak akhir abad ke 19, hasil demi hasil dari tiap percobaan telah dikemukakan sehingga kini terdapat pengetahuan bahwa tanaman itu sangat membutuhkan bahan makanan (unsur hara).

Berdasarkan bentuk fisiknya, pupuk dibedakan menjadi pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk padat diperdagangkan dalam bentuk onggokan, remahan, butiran, atau kristal. Pupuk cair diperdagangkan dalam bentuk konsentrat atau cairan. Pupuk padatan biasanya diaplikan ke tanah/media tanam, sementara pupuk cair diberikan secara disemprot ke tubuh tanaman.

Berdasarkan proses terjadinya, pupuk dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu:

  1. Pupuk alam (organik)
    Pupuk organik atau pupuk alam merupakan hasil-hasil akhir dari perubahan atau penguraian bagian-bagian tanaman dan binatang, misalnya pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, bungkil, guani, tepung tulang dan sebagainya.

    Dalam Permentan No.2 tahun 2006, pupuk organik didefinisikan sebagai pupuk yang sebagian atau seluruhnya berasal dari dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

    Pupuk organik mempunyai beragam jenis dan varian. Jenis-jenis pupuk organik dibedakan dari bahan baku, metode pembuatan dan wujudnya. Dari sisi bahan baku ada yang terbuat dari kotoran hewan, hijauan atau campuran keduanya.

    Dari metode pembuatan ada banyak ragam seperti kompos aerob, bokashi, dan lain sebagainya. Sedangakan dar sisi wujud ada yang berwujud serbuk, cair maupun granul atau tablet.

  2. Pupuk buatan (anorganik)
    Pupuk buatan merupakan pupuk yang dibuat dari pabrik. Bahannya berasal dari bahan anorganik dan dibentuk dengan proses kimia. Salah satu jenis pupuk ini adalah pupuk ZK atau yang disebut pupuk kalium sulfat. Beberapa sifat kimia pupuk anorganik yaitu :

  • Kadar unsur hara
    Nilai pupuk ditentukan oleh banyaknya unsur hara yang terkandung didalamnya, makin tinggi kadar unsur haranya berarti pupuk semakin baik.

  • Higroskopisitas
    Higroskopisitas adalah tingkat kemudahan pupuk menyerap air dari udara. Pupuk yang memiliki higroskopisitas kurang baik akan mudah menjadi basah dan mencair bila terkena udara langsung. Bila udara kering pupuk akan menjadi bongkahan keras.

  • Kelarutan
    Semakin tinggi kelarutan suatu pupuk maka semakin mudah pula pupuk diserap oleh tanaman. Pupuk N dan K umumnya mudah sekalii diserap oleh tanaman.

  • Keasaman
    Pupuk buatan ada yang bersifat atau bereaksi asam dan ada juga yang bersifat netral dan alkalis. Pupuk yang bersifat asam dapat menurunkan pH tanah menjadi lebih asam dan dapat menyebabkan tanah menjadi cepat mengeras. Pada tanah asam, sebaiknya menggunakan pupuk yang kadar keasamannya rendah seperti Pupuk ZK.

  • Kecepatan bekerja pupuk
    Kecepatan bekerja suatu pupuk adalah kecepatan pupuk dalam memberikan reaksi setelah diaplikasikan.

Berdasarkan bahan pembuatannya, pupuk organik memiliki beberapa jenis yaitu pupuk kandang, pupuk hijau, kompos dan pupuk organik lainnya.

  1. Pupuk kandang terbuat dari kotoran hewan yang bercambur dengan urin dan sisa makanan yang ada di kandang.
  2. Pupuk hijau adalah pupuk yang dibuat dari tanaman yang masih muda yang dibenamkan ke dalam tanah.
  3. Kompos merupakan hasil akhir proses fermentasi tumpukan sampah, serasah tanaman, maupun bangkai binatang.
  4. Sedangkan pupuk organik lainnya dapat berupa nightsoil, pupuk unggas, dan pupuk bungkil (Yuliarti, 2009).